Bab 4 Mulai meneror

Di dalam sebuah ruangan yang gelap, terlihat seseorang dengan pakaian misterius duduk di sebuah kursi. Stelah itu laki laki itu bangun dari duduknya. Ia mengeluarkan beberapa pisau dari sakunya.

"Satu persatu dari kalian akan mati!" jawab orang misterius itu dengan bangun dari duduknya dan berdiri di sebuah papan pernah yang sudah berisi foto foto keluarganya.

Ia kemudian mengambil salah satu pisau kecil yang sudah ia keluarkan dari kantungnya. Lalu, laki laki misterius itu melemparkan salah satu pisaunya ke arah foto keluarganya. Pisau itu melayang di udara dan mendarat tepat di foto Sista.

"Kamu yang akan menjadi target pertama ku!. Aku akan menjadi neraka di hidup kamu," ucap orang misterius itu dengan nada serius dan tegas. Beberapa saat kemudian terlihat Sista berada di kampusnya, hari itu hari sudah terlihat larut malam namun Sista masih terlihat tengah berada di tempat kuliahnya karena ada tugas yang harus di selesaikan oleh Sista. Di dalam rungan kelasnya terlihat tidak ada seorang pun dan hanya dirinya sendiri, dengan perasaan sedikit takut ia masuk ke dalam kelasnya dan duduk di salah satu kursinya.

"Ini yang tidak aku suka, kalau aku ada tugas malam, sendiri jadinya!" ucap Sista dengan kesal namun beberapa saat kemudian tiba tiba lampu mati. Kekesalan Sista semakin jadi setelah lampu kelasnya tiba tiba mati. Ia kemudian mencari ponselnya yang ia letakkan di dalam tasnya, setelah ia menemukan ponsel nya ia menghidupkan lampu ponselnya dan mulai mencari tahu keberadaan saklar lampu yang mati dengan teriak teriak memanggil manggil penjaga kampus namun saat itu kampus sangat sunyi dan seperti tidak ada satu orang pun. Saat Sista mencari tahu saklar kampus, tiba tiba terdengar suara langkah kaki di belakangnya dengan derikan sebuah suara kapak yang di seret oleh seseorang.

Mendengar suara itu, dengan lampu di ponselnya ia membalikkan tubuhnya namun ia tidak menemukan siapapun di ruang itu. Wajah Sista seketika langung berubah, dirinya terlihat sangat ketakutan. Tubuhnya panas dingin, saat Sista berjalan dengan cepat dan kemudian berlari dengan sekuat tenaga justru suara itu semakin keras dan seperti mendekati Sista.

Tiba tiba, saat Sista menjauh lampu hidup dan ia langsung menghentikan langkahnya. Di saat bersamaan langkah yang mengikuti dirinya juga berhenti di dekat, terlihat Juli dengan tubuh di penuhi luka berdiri di belakang Sista dengan tatapan mata serius, marah dan di penuhi emosi menjadi satu dalam tatapan mata Juli. Merasa ada seseorang di belakang nya Sista terlihat semakin ketakutan ia hanya diam dengan keringat sebiji jagung jatuh mengalir membasahi wajah Sista. Nafas Sista terdengar naik turun tidak beraturan, ia kemudian mengumpulkan keberaniannya untuk melihat orang yang ada di belakang nya. Dengan perlahan ia mulai memutar kakinya kanannya sebesar seperempat lingkaran beberapa saat kemudian di susul kaki kirinya dan tubuhnya yang berputar hampir setengah lingkaran. Saat ia sudah memutar tubuhnya, ia terlihat terus menutup matanya kalau dengan perlahan ia membuka matanya. Namun, betapa terkejutnya ia karena tidak ada seorang pun di belakang nya.

"Apa apaan sih ini? Kenapa aku merasa aneh?" tanya Sista dengan dirinya sendiri dengan menenangkan dirinya yang ketakutan. Saat ia sudah mulai tenang, tiba tiba sebuah tangan memegangi salah satu bahunya menyadari hal itu Sista yang mengira kalau tangan itu adalah tangan setan dengan sejadi jadinya ia langsung teriak dengan menyebut setan.

"Non, ini saya Pak Budi bukan setan!" ucap Pak Budi salah satu satpam yang menjaga kampus Sista untuk menyadarkan Sista kalau dirinya bukan setan. Setelah, tahu kalau yang memegang bahunya adalah Pak Budi Sista pun berbalik dan memarahi Pak Budi karena ia sudah mengagetkan dirinya. Merasa dirinya bersalah Pak Budi pun akhirnya memilih untuk meminta maaf kepada Sista. Setalah mendapatkan maaf dari Sista, Pak Budi pun mengantarkan Sista ke kelasnya.

"Non Sista kenapa masih ada di sini, ini kan sudah malam?" tanya Pak Budi dengan mengantarkan Sista ke kelasnya.

"Ada tugas yang harus aku selesaikan pak, makanya aku harus lembur di sekolahan biar besok tidak banyak tugas."

Sista dan Pak Budi pun akhirnya sampai di ruang kelas Sista, saat berada di ruang kelas tanpa di sengaja Pak Budi melihat bayang bayang seseorang di balik jendela namun ia tidak ingin memberi tahu Sista, ia mengira kalau bayangan itu hanya lah sebuah ilusi karena ia kecapekan. Pak Budi pun akhirnya keluar dari kelas Sista dan meninggalkan Sista di dalam kelasnya.

"Akhirnya bisa melanjutkan mengerjakan tugas, dengan di dampingi oleh uang uang ini!" ucap Sista dengan perasaan tidak takut sedikit pun. Tiba tiba, Sista mendengar suara yang sangat mirip dengan suara Juli.

"Kak," suara Juli terdengar di ruangan kelas mendengar suara itu, Sista pun langsung melihat ke sana kemari seakan mencari sesuatu dengan ketakutkan yang kembali muncul di dalam dirinya.

"Apa apaan sih ini?" ucap Sista karena ia masih mengira kalau ini adalah candaan yang di lakukan oleh Pak Budi namun saat ia melihat ke arah jendela Pak Budi sudah berada di bawah dan menjaga di bawah.

Melihat hal itu, matanya langsung terbelalak, ia pun langung mematung dan tidak bisa berkata kata. Ia kemudian menelan ludahnya sendiri dan berjalan mundur menjauhi jendela, saat ia menjauhi jendela suara derikan kapak yang di seret pun kembali terdengar di depan kelas Sista mendengar hal itu ia pun langsung berbalik dan melihat ke arah pintu kelas dengan tatapan penuh takut. Tiba tiba lampu kelasnya mati dan tak berselang lama suara barang jatuh terdengar di hadapan Sista, Sista terlihat sangat ketakutan namun ia tidak berdaya. Setalah terdengar suara barang jatuh, lampu pun tiba tiba hidup kembali. Saat lampu sudah hidup ia terlihat sangat terkejut karena Juli, ada di hadapannya dengan posisi seperti saat ia jatuh dari gedung tinggi.

Melihat hal itu, ia semakin terpaku dan terlihat sangat ketakutkan.

"Kenapa kakak melakukan itu? Kenapa Kak? Kenapa?" tanya Juli dengan perlahan bangun dari posisi nya.

Melihat hal itu Sista benar benar sangat ketakutan, ia berusaha menghindari Juli yang terus berusaha mengejar dirinya.

Melihat hal itu, dengan kebingungan, ketakutan, panik dan yang lainnya, Sista berusaha menghindar dari Juli. Saat ia sudah bisa pergi dari ruangan kelas ia langung keluar dari kelasnya dengan terburu buru, keringat yang terus mengalir deras dan kepala yang terus menunduk dari pandangan sekitar tempatnya.

Saat Sista sudah bangun pergi, Juli pun kembali menjadi seseorang yang normal dan berdiri di dengan melihat ke arah Sista yang sangat ketakutan melihat dirinya.

"Aku bersumpah kepada diri ku sendiri, aku akan buat kamu mati di tangan kamu sendiri Kak Sista tersayang," ucap Juli dengan berjalan perlahan mendekati jendela.

Saat di luar kampus, Pak Budi langsung menghampiri Sista yang terlihat ketakutan setelah berada di dalam kelas.

"Ada apa Non?" tanya Pak Budi dengan baik namun saat itu Sista hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan dari Pak Budi. Melihat hal itu, ia melihat ke arah kelas Sista. Saat melihat ke arah kelas Sista, betapa terkejutnya ia kerena melihat Juli dengan penuh luka di kelas Sista.

Menyadari kalau Pak Budi juga melihat dirinya Juli pun melihat ke arah Pak Budi dengan senyum kecil di bibirnya dan tatapan mata yang sangat menakutkan. Mengingat kalau Juli sudah meninggal Pak Budi pun langsung menundukkan kepalanya dan mengajak Sista pergi dari kampus itu. Saat Sista sudah keluar dari kampus ia mulai pun tersadar dan langsung bergegas pergi dari kampus itu dengan ketakutan dan panik. Ia meninggalkan Pak Budi yang berniat mengantarkan Sista.

Melihat hal itu, Pak Budi pun mengejar Sista dan mengantarkannya. Hal itu ia lakukan karena ia khawatir dengan Sista dan ia takut kalau terjadi sesuatu dengan Sista. Ia juga takut dengan sesosok yang berada di dalam ruang kelas Sista.

Saat Sista sampai di rumahnya, Pak Budi pun langsung kembali ke kampus dengan perasaan takut dan panik Pak Budi berusaha memberanikan diri untuk kembali ke kampus. Saat sesampainya di kampus dan memeriksa keadaan di kelas Sista, Pak Budi tidak melihat apa pun ia hanya melihat kelas yang di tempati oleh Sista sangat berantakan karena ulah Sista saat melihat Juli. Ia kemudian merapikan kelas nya dan kemudian ia pergi dari dalam kelas dengan bulu kuduk yang berdiri.

Episodes
1 Bab 1 konflik harta warisan
2 Bab 2 pembunuhan Ayah Juli
3 Bab 3 Pembunuhan Juli dan Reinkarnasi
4 Bab 4 Mulai meneror
5 Bab 5 Teror Sista 1
6 Part 6 Teror Sista2
7 Part 7 Juli dan Sista
8 Part 8 Kematian Sista
9 Part 9 Pemakaman
10 Part 10 Mimpi
11 Part 11 Hadir
12 Part 12 Mulai meneror 2
13 Part 13 Kasar
14 Part 14 Meneror Verdi
15 Part 15 Meneror Supir
16 Part 16 Polisi datang
17 Part 17 Ke kantor polisi
18 Part 18 Juli terluka
19 Part 19 Juli masuk ke rumah sakit
20 Part 20 Mengetahui kabar si supir
21 Part 21 Keberadaan Si Supir
22 Part 22 Ketakutan Verdi
23 Part 23 Kebingungan Verdi
24 Part 24 Keadaan kedua sisi
25 Part 25 Kemarahan Ibu Verdi kepada Verdi
26 Part 26 Sesosok misterius yang sebenarnya
27 Part 27 Kemarahan dan Kepedihan
28 Part 28 Kasih Sayang Verdi ke ibunya
29 Part 29 Orang misterius kedua
30 Part 30 Berita
31 Part 31 Jihan
32 Part 32 kasih sayang Juli kepada Jihan
33 Part 33 Kasih sayang adik kakak
34 Part 34 Kasih Sayang Jihan kepada Juli
35 Part 35 Mimpi Ibu Juli
36 Part 36 Penyelamatan dan kesempatan
37 Part 37 Juli kembali terluka parah
38 Part 38 Juli kritis dan penangkapan Verdi
39 Part 39 mengintrogasi Verdi
40 Part 40 mengintrogasi Verdi 2
41 Part 41 Keadaan Juli, Keadaan Jihan dan perasaan Verdi
42 Part 42 Jihan salah arah
43 Part 43 Kemarahan Juli
44 Part 44 Juli sadar
45 Part 45 Menemui Jihan
46 Part 46 Juli masuk ke rumah sakit 2
47 Part 47 penyekapan dan pencarian donor darah
48 part 48 Juli sadar 2
49 part 49 Kesedihan Ibu Juli
50 Part 50 Pertemuan Polisi dan Jihan
51 Part 51 Rahasia Juli dan peringatan dari polisi
52 Part 52 Penasaran
53 Part 53 Penasaran 2
54 Part 54 Perselisihan rahasia
55 Part 55 Penasaran 3
56 Part 56 Kekhawatiran
57 Part 57 Kasih sayang Jihan kepada Juli
58 Part 58 Trauma Jihan
59 Part 59 Penggantian Juli dan Jihan
60 part 60 Rencana Ibu Juli
61 Part 61 Terbalik
62 Part 62 Mengingat kembali
63 Part 63 Di kantor polisi
64 Part 64 Berita
65 Part 65 Kedua polisi bertemu
66 Part 66 Pertukaran 2
67 Part 67 Jihan Celaka
68 part 68 Orang Misterius
69 part 69 Keadaan Jihan
70 Part 70 Jihan ketemu
71 Part 71 Rencana
72 Part 72 pencarian
73 Part 73 Pertemuan Dokter Ziya
74 Part 74 Dokter Ziya
75 Part 75 Pemberitahuan Dokter Ziya
76 Part 76 Pencarian
77 Part 77 Flashback dan Flashdisk
78 Part 78 Flashback
79 Part 79 Titik Awal
80 Part 80 Cerita
81 Part 81 Dokter Ziya 2
82 Part 82 Juli dan Jihan Sadar
83 Part 83 Tertangkap
84 Part 84 Terkepung
85 Part 85 Permasalahan lagi
86 Part 86 Terungkap
87 Part 87 Terungkap 2
88 Part 88 Jihan meninggal
89 Part 89 Sampai Di rumah
90 Part 90 Di rumah
91 Part 91 Setelah kematian Jihan
92 Part 92 Depresi
93 part 93 Perubahan
94 Part 94. Akhir dari masalah
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1 konflik harta warisan
2
Bab 2 pembunuhan Ayah Juli
3
Bab 3 Pembunuhan Juli dan Reinkarnasi
4
Bab 4 Mulai meneror
5
Bab 5 Teror Sista 1
6
Part 6 Teror Sista2
7
Part 7 Juli dan Sista
8
Part 8 Kematian Sista
9
Part 9 Pemakaman
10
Part 10 Mimpi
11
Part 11 Hadir
12
Part 12 Mulai meneror 2
13
Part 13 Kasar
14
Part 14 Meneror Verdi
15
Part 15 Meneror Supir
16
Part 16 Polisi datang
17
Part 17 Ke kantor polisi
18
Part 18 Juli terluka
19
Part 19 Juli masuk ke rumah sakit
20
Part 20 Mengetahui kabar si supir
21
Part 21 Keberadaan Si Supir
22
Part 22 Ketakutan Verdi
23
Part 23 Kebingungan Verdi
24
Part 24 Keadaan kedua sisi
25
Part 25 Kemarahan Ibu Verdi kepada Verdi
26
Part 26 Sesosok misterius yang sebenarnya
27
Part 27 Kemarahan dan Kepedihan
28
Part 28 Kasih Sayang Verdi ke ibunya
29
Part 29 Orang misterius kedua
30
Part 30 Berita
31
Part 31 Jihan
32
Part 32 kasih sayang Juli kepada Jihan
33
Part 33 Kasih sayang adik kakak
34
Part 34 Kasih Sayang Jihan kepada Juli
35
Part 35 Mimpi Ibu Juli
36
Part 36 Penyelamatan dan kesempatan
37
Part 37 Juli kembali terluka parah
38
Part 38 Juli kritis dan penangkapan Verdi
39
Part 39 mengintrogasi Verdi
40
Part 40 mengintrogasi Verdi 2
41
Part 41 Keadaan Juli, Keadaan Jihan dan perasaan Verdi
42
Part 42 Jihan salah arah
43
Part 43 Kemarahan Juli
44
Part 44 Juli sadar
45
Part 45 Menemui Jihan
46
Part 46 Juli masuk ke rumah sakit 2
47
Part 47 penyekapan dan pencarian donor darah
48
part 48 Juli sadar 2
49
part 49 Kesedihan Ibu Juli
50
Part 50 Pertemuan Polisi dan Jihan
51
Part 51 Rahasia Juli dan peringatan dari polisi
52
Part 52 Penasaran
53
Part 53 Penasaran 2
54
Part 54 Perselisihan rahasia
55
Part 55 Penasaran 3
56
Part 56 Kekhawatiran
57
Part 57 Kasih sayang Jihan kepada Juli
58
Part 58 Trauma Jihan
59
Part 59 Penggantian Juli dan Jihan
60
part 60 Rencana Ibu Juli
61
Part 61 Terbalik
62
Part 62 Mengingat kembali
63
Part 63 Di kantor polisi
64
Part 64 Berita
65
Part 65 Kedua polisi bertemu
66
Part 66 Pertukaran 2
67
Part 67 Jihan Celaka
68
part 68 Orang Misterius
69
part 69 Keadaan Jihan
70
Part 70 Jihan ketemu
71
Part 71 Rencana
72
Part 72 pencarian
73
Part 73 Pertemuan Dokter Ziya
74
Part 74 Dokter Ziya
75
Part 75 Pemberitahuan Dokter Ziya
76
Part 76 Pencarian
77
Part 77 Flashback dan Flashdisk
78
Part 78 Flashback
79
Part 79 Titik Awal
80
Part 80 Cerita
81
Part 81 Dokter Ziya 2
82
Part 82 Juli dan Jihan Sadar
83
Part 83 Tertangkap
84
Part 84 Terkepung
85
Part 85 Permasalahan lagi
86
Part 86 Terungkap
87
Part 87 Terungkap 2
88
Part 88 Jihan meninggal
89
Part 89 Sampai Di rumah
90
Part 90 Di rumah
91
Part 91 Setelah kematian Jihan
92
Part 92 Depresi
93
part 93 Perubahan
94
Part 94. Akhir dari masalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!