Beberapa hari berikutnya, terlihat Sista hanya duduk terdiam dengan memandang ke arah jendela yang memancarkan cahaya dari sela sela jendela. Beberapa saat Ibu Juli datang, ia mengira kalau Sista belum bangun dari tidurnya. Saat ia sudah melihat kalau Sista sudah terbangun dari tidurnya, ia menghampiri Sista dan memegangi bahu Sista dengan perlahan. Menyadari kalau bahunya di pegang oleh seseorang Sista pun langsung melihat ke arah orang yang memegang bahunya.
"Mama," ucap Sista dengan lembut dan mata yang terlihat bengkak.
"Ada apa dengan kamu?" tanya Ibu Juli saat melihat keadaan Sista yang tampak sangat berbeda dari biasanya. Mendengar ucapan dari ibunya Sista melihat ke arah ibunya dengan tatapan mata yang memerah, dan seperti menyimpan kesedihan yang amat sangat dalam.
"Ma, kenapa aku merasa Juli kembali? Dan dia... Dia ingin menghancurkan hidup ku!."
Ucap Sista dengan tatapan mata yang perlahan mulai memerah dan perlahan mulai berkaca kaca dengan tatapan mata melihat ke arah ibunya.
Mendengar ucapan Sista yang mengatakan hal itu, ibunya pun langsung melihat ke arah Sista dan memegangi kedua lengan Sista dengan penuh kasih sayang.
"Kenapa kamu bicara seperti itu? Ibu yakin, Juli tidak akan mungkin kembali. Mungkin, apa yang kamu rasakan hanya lah sebuah perasaan menyesal karena sudah menyakiti Juli," jawab Ibu Juli dengan mata yang juga berkaca kaca melihat anaknya.
Sista yang mendengar ucapan dari ibunya pun hanya bisa diam dengan air mata yang terus menetes karena hatinya seakan terus berkata Juli kembali dan membalas dendam.
"Sekarang kita pergi makan ya, kamu pasti lapar," ucap Ibu Juli untuk menenangkan hati Sista yang masih terlihat sedih. Sista pun hanya diam mendengarkan ucapan itu dan ia terlihat terus menuruti perintah ibunya dengan baik. Saat Sista pergi dari kamarnya dan menuju ke rumah makan, Ibu Juli terlihat diam melamun selama beberapa saat dengan melihat ke arah Sista. Setelah beberapa saat melamun, Ibu Juli tiba tiba terngiang dengan tindakan Verdi, Sista, dirinya dan di supir itu. Saat ia teringat dengan kejahatannya yang ia lakukan kepada Juli, tiba tiba ia di kejutkan oleh suara hantaman dari luar jendela. Nafasnya naik turun tidak beraturan, tubuhnya mulai bergetar. Ia perlahan lahan mendekati jendela, saat ia berada di dekat gorden dan membuka gordennya ia tidak melihat siapapun di dekat jendela. Menyadari hal itu Ibu Juli pun langsung bergegas pergi meninggalkan kamar Sista. Saat Ibu Juli, beberapa saat kemudian Juli keluar dari persembunyiannya dan berdiri di dekat jendela dengan tatapan mata yang serius dan tajam.
Beberapa saat kemudian ia melihat telapak tangan kirinya. Tak berselang lama, terlihat sebilah pisau ia pegang di tangan kanannya dengan sangat erat. Ia kemudian memberi sayatan ke tangan kirinya tanpa mempedulikan rasa sakit yang ia rasakan nantinya. Daerah pun terlihat menetes dari telapak tangan kiri Juli, ia kemudian menjatuhkan pisaunya dan mengerakkan jari telunjuknya ke arah luka itu untuk ia ambil darahnya. Saat di telunjuknya terdapat bercak darah, ia menuliskan sebuah sebuah kata yang menyeramkan di kaca jendela.
"Aku kembali, untuk menghabisi kalian semua!" tulis Juli dengan bibir yang mengatakan lirih dan serius. Setelah itu ia pergi dari tempat itu dengan meninggalkan pisau yang ia gunakan untuk menyayat tangannya.
Beberapa saat kemudian, Sista kembali masuk ke dalam kamarnya setelah makan sarapan. Saat itu ia masih belum mengetahui tulisan yang ada di jendela. Ia masih terlihat mempersiapkan diri untuk berangkat kuliah.
Ia menyadari saat matanya memandang ke arah cermin yang memantulkan tulisan itu. Melihat hal itu, Sista yang saat itu biasa saja tiba tiba langsung diam dengan mata terbuka lebar. Tubuhnya sangat ketakutan, ia hanya melihat ke arah cermin itu dengan tubuh gemetar dan menutup mulutnya. Saat itu ia masih diam, ia mulai teriak saat ia melihat seseorang yang misterius dengan luka di telapak tangan kirinya.
"Maaaaaaaaaa" teriak Sista, Ibu Juli dan keluarga yang lainnya pun langsung bergegas menuju ke kamar Sista saat mendengar teriakan Sista. Ia terlihat sangat ketakutan dan terkejut dengan hal itu.
Tak berselang lama, Ibu Juli dan yang lainnya datang.
"Ada apa Sista?" tanya Ibu Juli saat melihat Sista duduk di pojok ruangan dengan ketakutan dan menangis. Saat itu ia tidak menjawab sepatah katapun. Ia hanya menunjuk ke arah kaca jendela yang terdapat tulisan itu. Melihat Sista menunjuk ke jendela dengan ketakutan, Verdi dan supir itu langsung melihat ke arah kaca. Mereka juga terlihat sangat terkejut dengan apa yang sebenarnya terjadi. Melihat hal itu Verdi pun langsung bergegas pergi dari kamar Sista dan keluar menghampiri jendela itu.
Saat Verdi pergi, Ibu Juli terlihat menenangkan Sista yang terlihat masih ketakutan dan khawatir dengan tulisan darah itu.
"Tenang Sista, tenang. Mungkin ini hanya perbuatan anak anak yang ingin membuat kamu takut!" ucap Ibu Juli untuk menenangkan Sista.
Mendengar ucapan itu Sista pun langsung menjawab ucapan ibunya dengan sedih dan takut dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
"Tidak Mama, ini bukan perbuatan anak kecil. Ini perbuatan Juli, dia kembali. Dan dia Ingin balas dendam dengan kita!."
"Juli itu sudah meninggal, tidak mungkin dia itu kembali lagi!" ucap Ibu Juli untuk membuat Sista lebih tenang.
Mendengar ucapan ibunya yang tidak percaya dengan dirinya Sista pun terlihat sangat marah dan kecewa dengan ibunya tentang semua yang terjadi.
"Kenapa sih? Kenapa Ibu tidak percaya dengan aku? Juli itu sudah kembali dan dia ingin kita mati semua!."
Saat itu Ibu Juli kasih belum mempercayai apa yang di ucapkan oleh Sista namun ia terlihat berpura pura percaya dengan Sista.
Beberapa saat kemudian, Verdi terlihat berada di luar jendela dengan membawa semper air ia menghapus tulisan itu. Saat Verdi sampai di jendela, ia terlihat kebingungan karena melihat jejak kaki dan tetesan darah di lantai. Namun, saat itu Verdi tidak curiga dan mengira kalau darah yang di gunakan untuk menulis di kaca adalah darah hewan biasa.
Saat Verdi membersihkan kaca, di balik pohon dengan pakaian serba hitam, berdiri menatap ke arah Verdi.
"Percuma kamu menghapus tulisan itu, karena tulisan itu tidak akan mungkin bisa terhapus sebelum kalian semua mati!" ucap Juli dengan pakaian misterius lalu ia pergi.
Saat kaca jendela sudah bersih dari noda darah itu, Verdi pergi ke kamar Sista dan memberi tahu Sista. Ia kemudian menenangkan Sista yang saat itu masih ketakutan dengan uang terjadi di kamarnya. Saat Sista sudah tenang, Verdi menidurkan Sista di kamarnya dan meminta ibu dan supir nya keluar dari kamar Sista.
Saat mereka sudah keluar dari kamar Sista, Ibu Juli menjelaskan kepada Verdi tentang apa yang di jelaskan oleh Sista. Mendengar ucapan itu Verdi terlihat hanya diam dan ia terlihat beberapa saat terngiang dengan jejak kaki dan tetasan darah yang berada di lantai. Saat itu, Verdi tidak memberi tahu tentang jejak langkah itu.
Saat setelah ia mengetahui cerita dari ibunya, Verdi pergi meninggalkan ibunya dan supir itu ke kamarnya. Saat ia berada di dalam kamarnya, ia terlihat terus memikirkan cerita dari ibunya dan jejak kaki itu.
"Tidak mungkin, tidak mungkin kalau Juli kembali lagi. Aku yakin, dia benar benar sudah mati. Mana mungkin dia tidak mati, aku kan sudah menusuk dia beberapa kali. Lalu, supir itu juga sudah menancapkan kapak ke perut Juli. Kita juga menjatuhkan dia dari atas gedung tinggi. Tidak mungkin dia bisa hidup lagi," ucap Verdi dengan memikirkan ucapan ibunya dan sesekali ia mengingat kejadian saat membunuh Juli.
"Kalau aku terus terusan memikirkan ucapan Ibu dan Sista, yang ada aku yang gila. Tidak mungkin, orang yang sudah mati dia hidup lagi!" ucap Verdi dengan kesal dan marah lalu ia membaringkan tubuhnya ke atas tempat tidur.
Ia kemudian mengambil ponselnya yang berada tidak jauh dari dirinya. Dia terlihat mulai mengetik sebuah nomor di ponselnya dan menelepon nomor itu untuk memberi tahu kalau dirinya tidak bekerja.
Setelah memberi tahu orang itu, ia hanya pun langsung terlelap dalam tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments