Me And My Cold Hearted Boss
"tap tap tap"
Karunia berjalan setengah berlari sambil berusaha membenahi pakaian yang ia kenakan. Hari ini ia harus mempresentasikan inovasi produk baru yang ditugaskan oleh kepala divisinya di depan direksi. Sesekali Ia menyempatkan mengamati penampilannya di kaca-kaca bangunan tinggi untuk memastikan bahwa pakaiannya tidak terbalik dan sudah Ia pakai sebagai mana mestinya.
Kenapa sih, selalu aja kalau lagi buru-buru pake acara ngga bisa dinyalain lagi si ateez! Gerutunya dalam hati. Ateez adalah nama yang ia berikan untuk mobil peninggalan orang tuanya, mobil yang suduh cukup tua namun ia sangat menyayanginya karena mobil itu adalah saksi kenangan hidupnya yang pernah indah ketika kedua orang tuanya masih hidup.
"ting"
Pintu lift terbuka dan Ia pun segera berjalan menuju kantor divisinya. Divisi Co & Creative.
Gara-gara ateez mogok kan harus naik ojol! mana si mamangnya malah ngga hapal jalan kan malah hampir telat ini! Duh, 5 menit lagi! Karunia mempercepat langkah kakinya menuju meja kerjanya.
" Nia! Tumben telat? Ateez ngambek lagi? " Sarah menghampirinya dengan tatapan prihatin.
" Iya nih, ngga bisa dinyalain lagi. Padahal kemarin bisa loh. " sahut Karunia sambil meletakkan tas dan membuka laci meja kerjanya dan mengambil flash disk dari situ.
" Ready? " tanya Sarah lagi,
" Yess, Bismillah. Yuk!! " Karunia nampak bersemangat. Karunia menghentikan langkahnya setelah berjalan beberapa langkah, " Wait, how do I look?" tanyanya lagi sambil berusaha merapikan rambut sebahunya,
" Yeah, pretty as always " jawab Sarah sambil tersenyum. Mendengar jawaban Sarah membuat Nia tersenyum dan merasa kembali bersemangat.
Kemudian mereka berdua berjalan bersama menuju ruang rapat sambil ngobrol dan sesekali tertawa.
Sarah adalah sahabat Karunia. Ia adalah satu-satunya tempat Nia menceritakan seluruh keluh kesah hidupnya, Sarah pula yang mendampingi Nia ketika Nia dalam keadaan sangat terpuruk ketika kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan beberapa bulan silam. Kedua gadis itu terkenal sebagai sahabat dan memiliki penampilan paling cantik dan menarik di perusahaan tempat mereka bekerja.
🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️
Di ruang rapat
" Mohon perhatiannya, selamat pagi. Pada pagi hari ini, CEO kita, Tuan King Narendra juga hadir dalam pemaparan inovasi produk yang akan disampaikan oleh divisi Co & Creative. Kami ucapkan, selamat pagi Tuan King Narendra" ucap Ratna, Kepala divisi Co & Creative, yang tidak lain adalah atasan Nia dan Sarah.
" Pagi. " jawab Rendra sambil tersenyum simpul.
King Narendra. Laki - laki berusia 27 Tahun itu adalah penerus tahta kerajaan bisnis kedua orang tuanya. Laki - laki lulusan S3 Business and Management Harvard University itu terkenal sebagai pria dingin dan sangat cerdas. Wajahnya yang tampan, alis tegas, dan postur tubuhnya yang tinggi tegap selalu menjadi bahan pembicaraan staff wanita di perusahaan.
" Baik, silakan kepada tim dari Co & Creative untuk memaparkan apa saja yang ingin disampaikan" Ratna mempersilakan staffnya untuk memulai pemaparan.
" Selamat pagi, terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Saya akan memaparkan..... " Nia memulai pemaparan dengan percaya diri.
Setelah memaparkan semua ide - idenya, kini gikiran Rendra menyampaikan pendapatnya.
" Terima kasih. Pemaparan cukup baik. Ide cukup kreatif. Silakan dirapatkan lebih lanjut dengan divisi lain untuk pengembangan selanjutnya. " Ucap Rendra. " Saya rasa cukup, terima kasih" kemudian Rendra berdiri dan melangkah pergi keluar dari ruang rapat diikuti oleh Andreas, Asisten sekaligus sekretarisnya.
" Terima kasih Nia dan Sarah, kerja bagus. secepatnya kita akan melanjutkan project ini dan melaksanakan rapat dengan divisi desain dan juga produksi pengembangan " ucap Ratna
" Baik Bu Ratna " jawab Sarah dan Nia bersamaan.
Kemudian Ratna pun keluar dari ruang rapat.
" Nia, laper nih. tadi belum sempet sarapan. Mau makan siang apaaaa? " rengek Sarah sambil memasang wajah memelas.
" Iya nih, aku juga. ke cafe seberang yuk. Pengen sandwichnya. " jawab Nia.
" Asik, hayuk hayuk!! Aku mau sphagetti aah. Enak kayanya, sama jus jeruknya enak tuh. " sahut Sarah sambil melingkarkan lengannya ke lengan Nia.
🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️
- Di Cafe -
Sarah dan Nia duduk di meja di pinggir ruangan. Di meja mereka sudah tersaji sadwich tuna ekstra keju dan Matcha Latte favorit Nia, dan sphagetti bolognese dan jus jeruk favorit Sarah.
Dari kejauhan tampak Rendra memasuki mobilbya kemudian mobilnya melaju keluar dari area perusahaan.
" Itu Pak Rendra. Keren yah, umur segitu, ganteng, sekolah tinggi, pinter, CEO. " kata Sarah kemudian memasukkan sesuap sphagetti ke dalam mulutnya.
" Dia ganteng banget kan Nia? " tanya Sarah
" Aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya tadi. Jadi aku ngga tau, dia ganteng atau engga. " jawab Nia asal.
" Ah, dia juga dari keluarga terpandang. " lanjutnya sambil mengunyah makanannya.
" Yaah begitulah, dia punya semuanya. Terutama kesempatan. " sahut Nia.
Yah, memang benar. Semua karena kesempatan. Nia berasal dari keluarga sederhana, alamarhum ibunya adalah seorang ibu rumah tangga dan ayahnya dulunya memiliki sebuah usaha dalam bidang travel. Namun akibat krisis moneter yang pernah terjadi, ayahnya mengalami kebangkrutan dan kehidupan Nia yang dulunya serba berkecukupan bahkan lebih, menjadi berubah 180°.
Nia menerawang ke arah luar jendela sambil memasukkan sandwich lagi ke dalam mulutnya. Ia mengingat-ingat kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya ketika mereka akan menghadiri wisuda Nia 8 bulan yang lalu. Ya, kedua orang tua Nia tewas dalam kecelakaan ketika kedua orang tuanya sedang dalam perjalanan menghadiri wisuda Nia di kampus Nia. Rasa bahagia yang seharusnya dirasakan menjadi rasa duka mendalam bagi Nia saat itu.
Mendapati Nia yang sudah mulai berkaca-kaca, Sarah menggenggam tangan Nia untuk mengalihkan pikiran Nia, " Yuk makan lagi. keburu habis lagi waktu makan siangnya. "
Nia mengangguk sambil tersenyum.
Mereka menikmati makan siang sambil bercanda hingga waktu makan siang selesai.
" Yah, mulai gerimis nih. Sarah hayuk! Jajan apa lagi sih! " panggil Nia yang melihat Sarah mampir lagi ke mamang siomay depan cafe.
" Bentar, lumayan dikunyah2 di ruangan nih. " sahut Sarah.
Setelah selesai membeli siomay Sarah menghampiri Nia dan mereka berlari kecil menuju kantor karena hujan mulai turun sedikit lebih deras.
🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️
- Rumah Nia -
Hujan masih mengguyur bumi dengan sangat deras. Nia duduk di ruang tamu sambil menatap ke arah luar, memperhatikan rintikan hujan yang deras. Ia menyuapkan sesuap Mie rebus ke dalam mulutnya. Hujan, mie rebus dengan potongan cabai dan sosis sangat menyempurnakan suasana malam ini.
Jalanan sangat sepi malam ini, mungkin karena hujan. Batin Nia.
Setelah menghabiskan mie rebusnya, Ia beranjak berjalan menuhu dapur ketika ada suara...
BRRAAAKKKK!!!!! BRRAAAAAAAKKKKK!!!!
Nia tersentak. Ia meletakkan mangkuk kosong bekas mie yang Ia makan dan berlari ke arah jendela rumahnya. Ia sangat kaget ketika melihat ada mobil yang sudah penyok bagian depannya karena menabrak pohon besar di dekat rumahnya.
Ia segera keluar tanpa menggunakan payung, tidak menghiraukan hujan deras yang mengguyur dan membuat pakaiannya basah.
Ia berusaha mencari pertolongan namun tidak ada orang yang lewat, Ia berusaha membuka pintu sopir dan menemukan pengemudi yang terluka pada bagian kepalanya. Keadaan jalanan dengan lampu yang tidak cukup terang namun tampak jelas orang ini terluka parah.
" Aduh, gimana ini. Ngga ada orang lewat. Oh, 119. Telpon 119 " Nia berdiri berniat mengambil handphonenya untuk menelepon 119. Baru akan berlari, Ia merasakan tangannya ditarik dan digenggam keras oleh korban kecelakaan itu.
" Tolong aku. " ucap orang itu lirih,
Mendapati orang itu masih sadar, Nia segera menundukkan badannya lagi. " Aku akan menyelamatkanmu. Tunggu. aku akan membawamu ke rumah sakit. "
Nia berlari ke dalam rumah, mengambil kunci mobilnya dan menutup pintu rumahnya asal tanpa menguncinya. Ia mengeluarkan mobilnya, untung saja tadi Ia sudah meminta montir panggilan langganannya untuk memperbaiki mobilnya.
Setelah mengeluarkan mobilnya Ia menghampiri orang itu dan berusaha memapahnya ke dalam mobilnya. Kemudian tanpa pikir panjang Ia memacu mobilnya dengan kecepatan agak tinggi ke arah rumah sakit. Bayangan akan kematian kedua orang tuanya akibat kecelakaan muncul lagi, teringat kedua orang tuanya bersimbah darah di ruang jenazah ketika Ia wisuda benar - benar membuat hatinya terluka lagi.
Ia mengendarai mobilnya sambil menangis karena ingatan tentang kedua orang tuanya muncul lagi. " Aku akan membawamu ke rumah sakit. Bertahanlah. Jangan mati. " ucap Nia di tengah tangisannya
🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘
Bismillah, ini adalah cerita pertama yang aku tulis melalui Noveltoon. Semoga kalian suka yaah, yuk dukung aku. Supaya aku makin semangat untuk menulis lagiii.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Masani Cell
assalamualaikum slm kenal aku mampir ya....
2022-07-22
1
Nur Hayati
salam kenal AQ mampir kaka
2022-06-27
2
Delta Prayoga
hai....
aku mampir
salam kenal ya....😉😉
2022-06-16
1