Sudah tiga minggu sejak kejadian kecelakaan di depan rumahnya. Nia menganggap orang asing itu baik - baik saja dan sudah tentu tidak mengingatnya lagi. Nia pun menjalani hidupnya seperti biasa. Ia pergi bekerja, dan melaksanakan aktivitasnya seperti biasa walau masih sering Ia teringat ucapan pria asing itu. Bahwa Ia akan mencari Nia.
Sambil menatap gelang berwarna hitam pemberian orang asing itu, Ia bergegas berjalan menuju ateez dan menyalakan mesinnya.
Hari ini hari minggu, entah mengapa Nia ingin mengunjungi makam kedua orang tuanya. Seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju pemakaman umum tempat kedua orang tuanya dimakamkan. Tak lupa Ia mampir ke salah satu pasar untuk membeli bunga untuk ditaburkan di atas makam kedua orang tuanya.
Setelah tiba di area pemakaman, Nia berjalan dengan tatapan lurus ke arah nisan kedua orang tuanya. Ia duduk, menaburkan bunga di atas makam ayah dan ibunya yang bersebalahan. Tak terasa air matanya menetes, mengingat seluruh kenangannya bersama kedua orang tuanya semasa hidup. Tanpa Ia sadari, seorang laki - laki mengamatinya dari jauh.
" Siapa orang itu? Mengapa Ia mendatangi makam sahabat orang tuaku? " tanya laki - laki itu kepada seseorang di sebelahnya.
" Mungkin itu adalah keluarga dari sahabat Tuan dan Nyonya besar. " jawab Andreas.
" Coba kau cari tahu, seingatku Ayahku dulu pernah memintaku untuk menikahi anak dari sahabatnya. Siapa wanita itu. " lanjutnya.
" Baik Tuan, " sahut Andreas.
🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️
Hari Senin. Hujan deras mengguyur kota tempat Nia tinggal. Ia menghela napas panjang, cuaca yang seperti ini entah mengapa sedikit banyak membuatnya teringat akan kejadian yang menimpa kedua orang tuanya. Ia merasa tidak bersemangat.
Ah, tidak ada waktu untuk menjadi tidak bersemangat. Aku harus selalu bersinar seperti kata ibu. Karena aku adalah karunia. Nia bermonolog sambil merapikan rambut dan poninya.
Ia mengambil tas selempang yang biasa Ia gunakan kerja dan mengendarai ateez ke tempat kerjanya. Namun di tengah jalan, tiba - tiba ateez berhenti tanpa sebab.
" Kamu ngambek lagi? Jangan sekarang dooong. Jangan dooong.... " Nia mulai panik. Ia mencoba menyalakan mesin mobilnya berulang kali tetapi tetap tidak mau menyala.
Ah, mau tidak mau aku terpaksa meninggalkanmu di sini dulu. Aku ada rapat dengan divisi lain hari ini. Batin Nia.
Ia segera memesan ojek online. Ketika ojek online pesanannya datang, Ia segera keluar dari mobil dan menggunakan hoodie yang sengaja ia simpan di dalam mobilnya dan memasangkan penutup kepala hoodie pada kepalanya.
15 menit kemudian
Nia sudah sampai di perusahaan tempat Ia bekerja. Ia berlari berusaha mengejar pintu lift yang terbuka. Tanpa Ia sadari, ada orang lain yang sudah berada dalam lift tersebut.
" Maaf, maaf. Terima kasih sudah mau menunggu saya. " ucap Nia sambil sedikit menganggukkan kepalanya.
Tidak ada jawaban dari dua pria yang sudah terlebih dahulu berada di dalam lift.
Nia merapikan rambutnya dengan memanfaatkan pantulan bayangannya pada pintu lift sambil bernyanyi dengan suara volume terkecil yang bisa ia hasilkan. Sesekali Ia menepuk - nepuk roknya berharap dapat mengurangi butiran2 air hujan yang melekat pada roknya.
Salah satu pria yang ada di dalam lift itu mengamati Nia. Bagaimana bisa dia melakukan itu ketika ada orang lain juga berada dalam lift yang sama dengannya. Apa dia tidak punya rasa sungkan? Batin pria itu. Tatapannya terhenti ketika Ia melihat sebuah benda yang terpasang pada tali selempang tas Nia. Sebuah gelang hitam yang tidak asing baginya. Sebuah gelang hitam, dengan ukiran inisial KN.
🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️
" Hachi! Hachi! "
Nia terus - terusan bersin dan sesekali mengelap hidungnya dengan tissue. Kulitnya yang putih berubah menjadi kemerahan pada bagian hidung akibat bersin - bersin.
" Nia, ateeznya dibawa ke bengkel dong. Macet terus deh. " kata Sarah sambil menyodorkan segelas susu coklat hangat ke Nia.
" Wah, terima kasiih. " ucap Nia sambil menerima segelas coklat hangat dari Sarah. " Aku tidak ada waktu, mang Kusen yang suka aku panggil pun akhir - akhir ini sibuk. Sepertinya sedang banyak pekerjaan di bengkelnya. " lanjutnya.
" Tapi nanti, misal kamu lagi pergi malam - malam, terus dia macet, ga bisa dinyalain. Kemudian kamu lagi ngga ada pulsa, ngga ada sinyal. bagaimana? Ateez lagi macet di tengah hutan misalnya. " Sarah mengomel dengan menaikkan 1 oktaf nada bicaranya.
" Iya iya, Ibun Nyai.. Nanti aku bawa ke bengkel deh. " jawab Nia menghentikan omelan Sarah yang entah kapan akan berhenti jika tidak segera dihentikan.
" Yuk, ke ruang rapat lantai 5. Nanti telat kena sindir nyi roro jonggrang. " ajak Sarah.
Setelah menghabiskan susu coklat hangat, Nia berdiri dan menyiapkan berkas yang harus Ia bawa untuk rapat. " Kuy! " sahut Nia.
Kemudian Nia dan Sarah berjalan bersama ke arah lift. Sarah menekan tombol angka 5 dan tsk lama pintu lift terbuka.
" Oh maaf Tuan Narendra. Silakan. Kami tunggu yang selanjutnya saja. " kata Sarah membuat Nia terkejut.
Tetapi pria bernama Narendra itu menekan tombol agar pintu lift tetap terbuka. " Masuk saja. " titahnya kepada Sarah dan Nia.
Nia tidak terlalu memperhatikan laki - laki itu. Ia sibuk menatap ponselnya. Mengirim pesan kepada mang Kusen untuk menengok ateez agar tidak makin sering ngambek. Sesekali Ia menggoyang - goyangkan hidungnya dengan tangannya karena terasa gatal.
Apa dia tidak mengenaliku? Bagaimana bisa dia bisa acuh begitu saja bahkan tidak menyapaku. Batin Rendra.
Setelah sampai di lantai 5 Nia dan Sarah segera keluar dari lift dan sempat menganggukan kepala kepada Rendra tanda pamit untuk mendahului keluar dari lift. Rendra hanya melirik singkat dan menghadap kembali ke atas. Sedangkan Andreas? Manusia setengah kulkas itu hanya menatap lurus ke depan tanpa berkedip.
Bagaimana bisa dia tidak mengenaliku? Rendra bermonolog.
" Andreas. " Rendra memanggil Andreas dengan wajah yang tetap mengarah ke depan.
" Ya Tuan, " jawab Andreas.
" Bisakah kau cari tahu tentang dua staff wanita tadi. Salah satu di antara mereka memakai gelang dengan inisial namaku sebagai hiasan tasnya. " perintah Rendra.
" Baik Tuan. " jawab Andreas lagi.
Bagaimana bisa staff biasa memiliki gelang tangan dengan inisial nama Tuan? Apakah di dunia hanya ada satu gelang yang seperti itu? Batin Andreas.
🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️
Baiklah, sekarang saatnya untu memberikan gambaran visual karakter dalam novel ini. Siap? Siap? Siap tidak siap yaaah, hihi
...Karunia Orchida - Nia...
Berambut pendek dengan wajah sedikut jutek tapi tetep mempesona dong,
...King Narendra Hartawan - Rendra...
Sekalipun dari samping, tetap terlihat ganteng dan aura dinginnya yess... Kok ganteng amat siiih... ❤
.
.
.
Mau tau visual Sarah atau Andreas juga ? sabar yess. Akan tervisualisasikan dengan indah pada waktunya. Hihi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Nur Hayati
bagus 👍👍
2022-06-28
1
Delta Prayoga
lumayan.....😁😁😉
2022-06-16
1
Lisa Aulia
cucok deh.....
2022-06-16
1