Di ruang kerja staff Divisi Co & Creative
Jam menunjukkan pukul 11.50, tiba - tiba Nia mendapat pesan di ponselnya.
Sudah Jatuh Tempo
Begitulah bunyi pesan yang baru saja masuk pada ponselnya.
Nia menghela napas berat.
Ya, ketika orang tuanya kecelakaan, ibunya meninggal seketika. Namun ayah Nia, sempat mengalami koma dan harus mendapat beberapa prosedur operasi yang menelan biaya tidak sedikit. Hidup tanpa keluarga dan saudara lagi di dunia ini memaksa Nia yang saat itu baru saja lulus kuliah mengajukan pinjaman kepada beberapa jasa pinjaman. Ia yang belum memiliki pekerjaan saat itu terpaksa menjaminkan rumah tempat Ia tinggal dan ateez, mobil tua peninggalan ayahnya. Belum tau seluk beluk kehidupan nyata tentang dunia pinjam meminjam membuat Nia terjebak dalam dunia pinjaman dengan bunga sangat tinggi.
Nia membuka aplikasi mobile bankingnya. Memeriksa nilai saldo dalam rekeningnya. Lagi - lagi Ia menghela napas berat. Ia baru saja mengeluarkan uang lagi untuk memperbaiki ateez. Tidak banyak uang tersisa dalam rekeningnya.
Apakah aku harus mengajukan pinjaman lagi? Tapi aku belum satu tahun bekerja di sini. Apakah mereka akan mau membantuku? Atau haruskah aku pinjam kepada Sarah? Hhh... Rumah dan mobilku terancam disita jika begini. Batin Nia sambil memijat pelipisnya.
" Hayo! Ngelamun aja! Ayo cari makan! Aku pengen makan sphagetti di depan lagi. Aku yang bayar. " ceriwis Sarah membuyarkan lamunan Nia.
Nia tersenyum dan mengangguk. Nia yang hanya merespon begitu membuat Sarah bingung. Tumben sekali dia tidak bersemangat, batin Sarah.
🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️
- di cafe seberang perusahaan -
" Kenapa kau tidak makan? Apakah tidak enak? " tanya Sarah.
Nia yang sedari tadi hanya mengaduk - aduk makanan di depannya terkejut. " Tidak. Enak kok seperti biasanya. " jawab Nia sambil tersenyum.
Apakah aku harus menemui pihak pinjaman dan meminta keringanan lagi? Atau haruskah aku nembayar dengan seluruh sisa uangku? Tapi itu pun tidak cukup. Apa yang harus aku lakukan ya Tuhan. Nia berpikir sangat dalam sambil terus mengaduk - aduk makanannya.
" Apakah ada yang ingin kau ceritakan? " tanya Sarah, lagi - lagi membuyarkan lamunan Nia.
" Tidak. Memangnya kenapa? " Nia berbalik tanya.
" Aku perhatikan, hari ini kamu banyak melamun. Apakah ada masalah? Ceritakanlah kepadaku. " ucap Sarah sambil menatap serius ke arah Nia.
Nia hanya menduduk, berusaha tersenyum. Ia merasa tidak enak kepada Sarah. Sarah adalah sahabatnya dari kuliah. Ia yang selalu ada dan membantu Nia dalam segala hal, Sarah pula lah yang memberikan informasi pekerjaan dan mengajak Nia untuk bekerja di perusahaan ini. Sebetulnya Sarah adalah anak orang yang sangat kaya, Ia adalah anak dari salah satu konglomerat di kota ini. Tapi Sarah lebih memilih bekerja di perusahaan tempat mereka bekerja saat ini karena Ia ingin mengeksplore passion dan bakatnya tanpa ikut campur tangan kedua orang tuanya. Sarah sudah banyak membantu Nia. Ia membantu Nia dalam proses pemakaman kedua orang tua Nia dan selalu menemani Nia ketika Nia merasa terpuruk.
" Hei, aku sedang bertanya padamu. Apa kau ada masalah? Berbagilah denganku. " ucap Sarah sambil menggenggam tangan Nia.
Nia masih diam dan tidak menjawab. Ia hanya tersenyum simpul dan menatap ke arah luar cafe. Memperhatikan lalu lalang orang - orang di sana.
" Ceritakan padaku. Bukankah aku, bestie-mu? " goda Sarah.
Nia tertawa mendengar Sarah menyebutkan "bestie-mu" dengan nada yang lucu.
Akhirnya Nia menceritakan masalah yang sedang dia hadapi. Bagaimana setiap bulan dia harus berurusan dengan penagih - penagih jasa pinjaman itu. Bagaimana dia kesulitan untuk mengatur hidup dan keuangannya sejak kedua orang tuanya meninggal. Bagaimana Ia harus mempertahankan rumah sederhana dan mobil tua kesayangannya itu agar tidak disita karena hanya mereka yang tersisa dari masa kejayaan kedua orang tuanya. Sesuatu yang penuh dengan kenangan bersama kedua orang tuanya.
Tanpa terasa, air bening menetes pada salah satu sudut matanya. Sarah dengan sigap segera mengambil tissue dan menyerahkannya kepada Nia. Nia menyeka air matanya dan berusaha tetap tersenyum setelah menceritakan permasalahan yang sedang Ia hadapi.
" Mengapa kau diam saja selama ini? Mengapa tidak menceritakan padaku? Aku bisa membantumu, setidaknya aku bisa meminta ayahku untuk membantumu. " kata Sarah dengan wajah prihatin.
" Jangan Sarah, aku sudah sangat sering merepotkanmu. Kau sudah sangat membantu dalam hal biaya dan proses pemakaman kedua orang tuaku. Ini terlalu berat dan besar. " sahut Nia.
" Lalu, apa rencanamu sekarang? Bagaimana jika mereka datang dan mengambil paksa mobil atau rumahmu? " tanya Sarah.
" Aku.... Aku.... Aku tidak tahu. " jawab Nia tertunduk lesu. " Mungkin aku akan mengajukan pinjaman ke perusahaan atau menemui mereka dan meminta keringanan. " imbuhnya.
" Jika maumu begitu, yasudah. Aku tidak akan memaksamu. Tapi ingat, aku akan selalu ada ketika kamu memerlukan bantuan. Datang padaku, tidak perlu sungkan. " kata Sarah. " Kau sudah seperti adik bagiku. " lanjutnya.
Sarah menggenggam tangan Nia, dan Nia membalas genggaman tangan Sarah. Sungguh hangat, Nia bersyukur memiliki Sarah sebagai sahabat. Ia tidak pernah memaksakan untuk membantu Nia atau mencampuri kehidupan Nia.
Bukannya tidak mau membantu, Sarah hanya berusaha untuk selalu menghormati segala keputusan Nia. Sarah pun ingi Nia belajar tegar dan siap menghadapi segala macam konsekwensi atau tindakan yg diambil oleh Nia.
Setelah menyelesaikan makan siangnya, Nia dan sarah berjalan kembali ke perusahaan. Sesekali Sarah mengajak Nia bercanda supaya sahabatnya itu tidak melamun terus. Saat akan memasuki perusahaan, tiba - tiba..
Brug!
" Aww!! " pekik Nia dan seseorang secara bersamaan.
" Kau tidak punya mata?! Berjalanlah denga benar! " ujar wanita itu dengan nada ketus.
Nia menggosok - gosok lengannya yang terasa agak ngilu karena tertabrak wanita itu. " Maaf Nona, " sahut Nia tidak ingin memperpanjang masalah.
" Hanya maaf? Kau lihat! Tanganku terasa sakit setelah kau tabrak tadi. " wanita itu mulai memancing keributan. Orang - orang mulai menghampiri mereka.
Nia dan Sarah menatap sekeliling. " Maafkan teman saya Nona, dia tidak sengaja. " Ucap Sarah.
" Makanya lain kali gunakan matamu dengan benar! Jangan berjalan sambil menghayal! " ucap wanita itu masih dengan nada ketusnya kemudian pergi meninggalkan Sarah dan Nia.
" Idih, dia juga seharusnya pakai matanya dengan benar. Dan mulutnya dengan benar. " Ucap Sarah geram.
" Sudah sudah, biarkan saja. " sahut Nia. Ia menarik tangan Sarah, mengajak Sarah untuk masuk kembali ke kantor.
" Bagaimana bisa public figure seperti itu. Tuan Rendra juga pasti terkena pelet dari wanita itu. " ucap Sarah masih dengan nada kesal.
" Public figure? Tuan Rendra? Apa hubungannya? " Nia tidak mengerti apa yang diucapkan Sarah.
" Ya, public figure. Jangan bilang kamu ngga tau siapa wanita itu tadi. " ucap Sarah.
" Tidak. " jawab Nia singkat.
" Astaga Nia, apakah kamu tidak pernah menonton televisi? Atau baca berita? Atau lihat di sosmed? " tanya Sarah tidak percaya.
" Hahaha, apakah kau lupa, aku tidak punya televisi di rumah. Lagian, aku tidak terlalu suka bermain sosmed. " jawab Nia
" Nia, sini kujelaskan. " sahut Sarah sambil mendekatkan posisinya ke arah Nia. " Dia itu Lucyana Oong, model blesteran Indo-Korea yang sedang naik daun. Dia adalah tunangan Tuan Rendra. " jelas Sarah.
" Tuan Rendra? " tanya Nia masih tidak mengerti.
" Iya, Tuan rendra. King Narendra Hartawan. CEO muda kita. " jawab Sarah. " Apa kau lupa? " tanya Sarah mulai gemas ke Nia.
" Ooh, iya iya. Aku tidak tau jika dia bisa dipanggil rendra. Wajahnya saja aku lupa. hahaha. " Nia tertawa sambil menggaruk kepalanya.
" Astaga Niaaaaa " Sarah semakin gemas ke sahabatnya itu.
Nia memang sedikit kesulitan dalam menghapalkan wajah dan nama seseorang. Lebih tepatnya, jika orang tersebut tidak memiliki pernana sangat penting atau sering bersinggungan dengan kehidupan Nia, Nia tidak akan mengingat wajah dan nama orang itu.
" Tapi aku seperti tidak asing dengan nada dan suara wanita itu tadi. " ucap Nia. " Wajahnya juga. tapi aku samar - samar. " lanjutnya.
" Kau pernah bertemu dengannya? " tanya Sarah.
" Sepertinya. Tapi entahlah, " jawab Nia. " Sudahlah, lanjutkan pekerjaan kita. " lanjut Nia
🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️
Ada yang penasaran sama visual Sarah? Mau tau visual Sarah? Baiklah baiklah....
...Sarah Valencia...
Cakep - cakep gimana gitu yaaa, si Sarah Nih. Oh ya, di perusahaan mereka bekerja tidak terikat ketentuan penampilan yah. Tidak ada ketentuan rambut tidak boleh diwarna dll. Dan Sarah ini adalah orang yang sering merubah - ubah penampilannya. Jadi jangan kaget, kok staff biasa berani ngewarna rambut. okayy
Mau tau sekalian visual Lucya Oong? Okelah, kita kasih.
...Lucya Oong...
Kentara juteknya gimana gitu yaaaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Oktamashiro
author fandom itzy nih kayaknya 🤭🤭
2022-11-02
1