Part. 4 Beban Hutang Keluarga

Di ruang kerja staff Divisi Co & Creative

Jam menunjukkan pukul 11.50, tiba - tiba Nia mendapat pesan di ponselnya.

Sudah Jatuh Tempo

Begitulah bunyi pesan yang baru saja masuk pada ponselnya.

Nia menghela napas berat.

Ya, ketika orang tuanya kecelakaan, ibunya meninggal seketika. Namun ayah Nia, sempat mengalami koma dan harus mendapat beberapa prosedur operasi yang menelan biaya tidak sedikit. Hidup tanpa keluarga dan saudara lagi di dunia ini memaksa Nia yang saat itu baru saja lulus kuliah mengajukan pinjaman kepada beberapa jasa pinjaman. Ia yang belum memiliki pekerjaan saat itu terpaksa menjaminkan rumah tempat Ia tinggal dan ateez, mobil tua peninggalan ayahnya. Belum tau seluk beluk kehidupan nyata tentang dunia pinjam meminjam membuat Nia terjebak dalam dunia pinjaman dengan bunga sangat tinggi.

Nia membuka aplikasi mobile bankingnya. Memeriksa nilai saldo dalam rekeningnya. Lagi - lagi Ia menghela napas berat. Ia baru saja mengeluarkan uang lagi untuk memperbaiki ateez. Tidak banyak uang tersisa dalam rekeningnya.

Apakah aku harus mengajukan pinjaman lagi? Tapi aku belum satu tahun bekerja di sini. Apakah mereka akan mau membantuku? Atau haruskah aku pinjam kepada Sarah? Hhh... Rumah dan mobilku terancam disita jika begini. Batin Nia sambil memijat pelipisnya.

" Hayo! Ngelamun aja! Ayo cari makan! Aku pengen makan sphagetti di depan lagi. Aku yang bayar. " ceriwis Sarah membuyarkan lamunan Nia.

Nia tersenyum dan mengangguk. Nia yang hanya merespon begitu membuat Sarah bingung. Tumben sekali dia tidak bersemangat, batin Sarah.

🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️

- di cafe seberang perusahaan -

" Kenapa kau tidak makan? Apakah tidak enak? " tanya Sarah.

Nia yang sedari tadi hanya mengaduk - aduk makanan di depannya terkejut. " Tidak. Enak kok seperti biasanya. " jawab Nia sambil tersenyum.

Apakah aku harus menemui pihak pinjaman dan meminta keringanan lagi? Atau haruskah aku nembayar dengan seluruh sisa uangku? Tapi itu pun tidak cukup. Apa yang harus aku lakukan ya Tuhan. Nia berpikir sangat dalam sambil terus mengaduk - aduk makanannya.

" Apakah ada yang ingin kau ceritakan? " tanya Sarah, lagi - lagi membuyarkan lamunan Nia.

" Tidak. Memangnya kenapa? " Nia berbalik tanya.

" Aku perhatikan, hari ini kamu banyak melamun. Apakah ada masalah? Ceritakanlah kepadaku. " ucap Sarah sambil menatap serius ke arah Nia.

Nia hanya menduduk, berusaha tersenyum. Ia merasa tidak enak kepada Sarah. Sarah adalah sahabatnya dari kuliah. Ia yang selalu ada dan membantu Nia dalam segala hal, Sarah pula lah yang memberikan informasi pekerjaan dan mengajak Nia untuk bekerja di perusahaan ini. Sebetulnya Sarah adalah anak orang yang sangat kaya, Ia adalah anak dari salah satu konglomerat di kota ini. Tapi Sarah lebih memilih bekerja di perusahaan tempat mereka bekerja saat ini karena Ia ingin mengeksplore passion dan bakatnya tanpa ikut campur tangan kedua orang tuanya. Sarah sudah banyak membantu Nia. Ia membantu Nia dalam proses pemakaman kedua orang tua Nia dan selalu menemani Nia ketika Nia merasa terpuruk.

" Hei, aku sedang bertanya padamu. Apa kau ada masalah? Berbagilah denganku. " ucap Sarah sambil menggenggam tangan Nia.

Nia masih diam dan tidak menjawab. Ia hanya tersenyum simpul dan menatap ke arah luar cafe. Memperhatikan lalu lalang orang - orang di sana.

" Ceritakan padaku. Bukankah aku, bestie-mu? " goda Sarah.

Nia tertawa mendengar Sarah menyebutkan "bestie-mu" dengan nada yang lucu.

Akhirnya Nia menceritakan masalah yang sedang dia hadapi. Bagaimana setiap bulan dia harus berurusan dengan penagih - penagih jasa pinjaman itu. Bagaimana dia kesulitan untuk mengatur hidup dan keuangannya sejak kedua orang tuanya meninggal. Bagaimana Ia harus mempertahankan rumah sederhana dan mobil tua kesayangannya itu agar tidak disita karena hanya mereka yang tersisa dari masa kejayaan kedua orang tuanya. Sesuatu yang penuh dengan kenangan bersama kedua orang tuanya.

Tanpa terasa, air bening menetes pada salah satu sudut matanya. Sarah dengan sigap segera mengambil tissue dan menyerahkannya kepada Nia. Nia menyeka air matanya dan berusaha tetap tersenyum setelah menceritakan permasalahan yang sedang Ia hadapi.

" Mengapa kau diam saja selama ini? Mengapa tidak menceritakan padaku? Aku bisa membantumu, setidaknya aku bisa meminta ayahku untuk membantumu. " kata Sarah dengan wajah prihatin.

" Jangan Sarah, aku sudah sangat sering merepotkanmu. Kau sudah sangat membantu dalam hal biaya dan proses pemakaman kedua orang tuaku. Ini terlalu berat dan besar. " sahut Nia.

" Lalu, apa rencanamu sekarang? Bagaimana jika mereka datang dan mengambil paksa mobil atau rumahmu? " tanya Sarah.

" Aku.... Aku.... Aku tidak tahu. " jawab Nia tertunduk lesu. " Mungkin aku akan mengajukan pinjaman ke perusahaan atau menemui mereka dan meminta keringanan. " imbuhnya.

" Jika maumu begitu, yasudah. Aku tidak akan memaksamu. Tapi ingat, aku akan selalu ada ketika kamu memerlukan bantuan. Datang padaku, tidak perlu sungkan. " kata Sarah. " Kau sudah seperti adik bagiku. " lanjutnya.

Sarah menggenggam tangan Nia, dan Nia membalas genggaman tangan Sarah. Sungguh hangat, Nia bersyukur memiliki Sarah sebagai sahabat. Ia tidak pernah memaksakan untuk membantu Nia atau mencampuri kehidupan Nia.

Bukannya tidak mau membantu, Sarah hanya berusaha untuk selalu menghormati segala keputusan Nia. Sarah pun ingi Nia belajar tegar dan siap menghadapi segala macam konsekwensi atau tindakan yg diambil oleh Nia.

Setelah menyelesaikan makan siangnya, Nia dan sarah berjalan kembali ke perusahaan. Sesekali Sarah mengajak Nia bercanda supaya sahabatnya itu tidak melamun terus. Saat akan memasuki perusahaan, tiba - tiba..

Brug!

" Aww!! " pekik Nia dan seseorang secara bersamaan.

" Kau tidak punya mata?! Berjalanlah denga benar! " ujar wanita itu dengan nada ketus.

Nia menggosok - gosok lengannya yang terasa agak ngilu karena tertabrak wanita itu. " Maaf Nona, " sahut Nia tidak ingin memperpanjang masalah.

" Hanya maaf? Kau lihat! Tanganku terasa sakit setelah kau tabrak tadi. " wanita itu mulai memancing keributan. Orang - orang mulai menghampiri mereka.

Nia dan Sarah menatap sekeliling. " Maafkan teman saya Nona, dia tidak sengaja. " Ucap Sarah.

" Makanya lain kali gunakan matamu dengan benar! Jangan berjalan sambil menghayal! " ucap wanita itu masih dengan nada ketusnya kemudian pergi meninggalkan Sarah dan Nia.

" Idih, dia juga seharusnya pakai matanya dengan benar. Dan mulutnya dengan benar. " Ucap Sarah geram.

" Sudah sudah, biarkan saja. " sahut Nia. Ia menarik tangan Sarah, mengajak Sarah untuk masuk kembali ke kantor.

" Bagaimana bisa public figure seperti itu. Tuan Rendra juga pasti terkena pelet dari wanita itu. " ucap Sarah masih dengan nada kesal.

" Public figure? Tuan Rendra? Apa hubungannya? " Nia tidak mengerti apa yang diucapkan Sarah.

" Ya, public figure. Jangan bilang kamu ngga tau siapa wanita itu tadi. " ucap Sarah.

" Tidak. " jawab Nia singkat.

" Astaga Nia, apakah kamu tidak pernah menonton televisi? Atau baca berita? Atau lihat di sosmed? " tanya Sarah tidak percaya.

" Hahaha, apakah kau lupa, aku tidak punya televisi di rumah. Lagian, aku tidak terlalu suka bermain sosmed. " jawab Nia

" Nia, sini kujelaskan. " sahut Sarah sambil mendekatkan posisinya ke arah Nia. " Dia itu Lucyana Oong, model blesteran Indo-Korea yang sedang naik daun. Dia adalah tunangan Tuan Rendra. " jelas Sarah.

" Tuan Rendra? " tanya Nia masih tidak mengerti.

" Iya, Tuan rendra. King Narendra Hartawan. CEO muda kita. " jawab Sarah. " Apa kau lupa? " tanya Sarah mulai gemas ke Nia.

" Ooh, iya iya. Aku tidak tau jika dia bisa dipanggil rendra. Wajahnya saja aku lupa. hahaha. " Nia tertawa sambil menggaruk kepalanya.

" Astaga Niaaaaa " Sarah semakin gemas ke sahabatnya itu.

Nia memang sedikit kesulitan dalam menghapalkan wajah dan nama seseorang. Lebih tepatnya, jika orang tersebut tidak memiliki pernana sangat penting atau sering bersinggungan dengan kehidupan Nia, Nia tidak akan mengingat wajah dan nama orang itu.

" Tapi aku seperti tidak asing dengan nada dan suara wanita itu tadi. " ucap Nia. " Wajahnya juga. tapi aku samar - samar. " lanjutnya.

" Kau pernah bertemu dengannya? " tanya Sarah.

" Sepertinya. Tapi entahlah, " jawab Nia. " Sudahlah, lanjutkan pekerjaan kita. " lanjut Nia

🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️

Ada yang penasaran sama visual Sarah? Mau tau visual Sarah? Baiklah baiklah....

...Sarah Valencia...

Cakep - cakep gimana gitu yaaa, si Sarah Nih. Oh ya, di perusahaan mereka bekerja tidak terikat ketentuan penampilan yah. Tidak ada ketentuan rambut tidak boleh diwarna dll. Dan Sarah ini adalah orang yang sering merubah - ubah penampilannya. Jadi jangan kaget, kok staff biasa berani ngewarna rambut. okayy

Mau tau sekalian visual Lucya Oong? Okelah, kita kasih.

...Lucya Oong...

Kentara juteknya gimana gitu yaaaa

Terpopuler

Comments

Oktamashiro

Oktamashiro

author fandom itzy nih kayaknya 🤭🤭

2022-11-02

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Karunia dan Narendra
2 Part. 2 Lucy
3 Part 3. Seperti Biasa
4 Part. 4 Beban Hutang Keluarga
5 Part. 5 Disita
6 Part. 6 Rasa Simpati
7 part. 7 dr. Ardian
8 Part. 8 Makan bersama Ardian
9 part 9. Si Dingin dan Menyebalkan
10 Part 10. Pindah
11 part 11. Laporan Terus
12 Part 12. Tampilan Baru
13 Part 13. Kejadian Tidak Terduga
14 Part 14. Apa yang Terjadi?
15 Part 15. Bimbang
16 Part 16. Ketakutan Kolega
17 Part 17. Sarah Pamit
18 18. Dilema
19 Part 19. Perkenalan Ardian dan Narendra
20 Part 20. Kejutan Tidak Menyenangkan (1)
21 Part 21. Kejutan Tidak Menyenangkan (2)
22 Part 22. Firasat Sarah
23 Part 23. Another Mister Ice
24 Part 24. Sasaran Pergunjingan
25 Part 25. Bertemu Ardian Lagi
26 Part 26. Di Sisi Lain
27 Part 27. Rencana Jason
28 Part 28. Cerita Masa Lalu
29 Part 29. Hari yang Sibuk
30 Part 30. Serangan Pertama
31 Part 31. Kekhawatiran Rendra
32 Part 32. Mencoba
33 Part 33. Laporan Andreas
34 Paet 34. Perlakuan Teman Kerja
35 Part 35. Sepeninggal Rendra
36 Part 36. Membungkam
37 Part 37. Memperhatikan
38 Part 38. Peneguran
39 Part 39. Kenapa Diam?
40 Part 40. Selanjutnya
41 Part 41. Jason dan Walikota
42 Part 42. Pertemuan Jason dengan Nia
43 Part 43. Usaha Pendekatan Jason
44 Part 44. Lepas Kangen
45 Part. 45 Penyelidikan dimulai
46 Part 46. Skandal
47 Part 47. Pengertian
48 Part 48. Tidak Goyah
49 Part. 49 Seperti Medan Perang
50 Part. 50 Kenapa dengan Mereka?
51 Part 51. Thomas Alfredo? (1)
52 Part 52. Thomas Alfredo? (2)
53 Part 53. Thomas Alfredo? (3)
54 Part 54. Mengekor
55 Part 55. Cemburu
56 Part 56. Will You?
57 Part 57. I Will
58 Part 58. Laporan Anton
59 Part. 59 Felix Adam
60 Part 60. Jauhi Karuniaku!
61 Part 61. Berhenti Bekerja
62 Part 62. Hukuman Andra dan Jessie
63 Part 63. Seru Juga
64 Part 64. Informasi penting (1)
65 Part 65. Informasi Penting (2)
66 Part 66. Informasi Penting (3)
67 Part 67. Memulai Pergerakan
68 Part 68. Bertemu Ben Walker
69 69. Pesan Bi Habsya
70 Part 70. Langkah Awal Ben
71 Part 71. Kena Kau!
72 Part 72. Kunjungan Ben
73 Pengumuman Nih Tsaaaay
74 Part 74. Kejutan Rendra
75 Part 75. Jadi, Kapan?
76 Part 76. Cerita Andreas dan sarah (1)
77 Part 77. Cerita Andreas dan Sarah (2)
78 Part 78. Cerita Andreas dan Sarah (3)
79 Part 79. Cerita Andreas dan Sarah (4)
80 Part 80. Peresmian
81 Part 81. Sergapan Thomas
82 Part 82. Melumpuhkan Thomas
83 Part 83. Hak Suaka
84 Part 84. Persidangan yang Ditunggu
85 Part 85. Peresmian
86 Part 86. Hari Pernikahan
87 Part 87. Masih Hari Pernikahan
88 Part 88. Bonus
89 Part 89. Ke Nusa Penida
90 Part 89. Melanjutkan
91 Part 90. Dua Satu Plus
92 Part 92. Candle Light Dinner
93 Part 93. Another Dua Satu Plus
94 Part 94. Bulan Madu
95 Part 95. Dendam Jason
96 Part 96. Pergerakan Tommy
97 Part 97. Hamil?
98 Part 98. Bertemu Tommy
99 Part 99. Hanya Masuk Angin
100 Part 100. Sakit?
101 Part 101. Berita Bahagia (?)
102 Part 102. Morning Sickness
103 Part 103. Terpaksa
104 Part 104. Snacking Time
105 Part 105. Memulai
106 Part 106. Kevin
107 Part 107. Ban Bocor
108 Part 108. Sarah Ke Mana?
109 Part 109. Panggilan Misterius
110 Part 110. Mengikuti Intruksi
111 Part 111. Panik
112 Part. 112. Bertemu Sarah
113 Part 113. Di Mana Ini?
114 Part 114. Anak Perempuan
115 Part 115. Ditelpon Pak Abdul
116 Part. 116 Bertemu Pak Abdul
117 Part 117. Pesan Tersembunyi
118 Part. 118 Mulai Menemukan Titik Terang
119 Part 119. Menyusun Rencana
120 Part 120. POV Anton
121 Part 121. Phnom Penh
122 Part 122. Rudi Hanggono
123 Part 123. Syarat
124 Part 124. Penyelamatan
125 Part 125. Dibantu Orang Asing
126 Part 126. Amarah Jason
127 Promosi
128 Part 127. Kevin dan Rania
129 Part. 128 Salah Sasaran
130 Part. 129 Bantuan Bu Aisyah
131 part. 130 Mencoba Menghubungi Narendra
132 Part. 131 Bertemu Bu Aisyah
133 Part. 132 Mulai menemukan
134 Part. 133 Keberangkatan Narendra
135 Part. 134 Zonk
136 Part. 135 Sangat Licin
137 Part. 136 Bantuan Rania
138 Part. 137 Menyusun Siasat Lagi
139 Part. 138 Harus Berhasil
140 Part. 139 Penyerangan
141 Part.140 Haruskah Gagal Lagi?
142 Part. 141 Ternyata
143 Part. 142 Melumpuhkan Jason
144 Part. 143 Sebuah Trauma
145 Part. 144 Kehilangan
146 Part. 145 Pilu (1)
147 Part. 147 Pilu (2)
148 Part. 148 Membaik
149 Part.149 Persidangan
150 Part. 150 Proses Persidangan
151 Part. 151 Putusan Hakim
152 Part. 152 Inilah Keadilan
153 Part. 153 Kehidupan yang Berlanjut
154 Part 154. Berpikir Ulang
155 Part. 155 Keluh Kesah Sarah
156 Part. 156 Rencana di Belakangnya
157 Part. 157 Akhirnya Bertemu
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Part 1. Karunia dan Narendra
2
Part. 2 Lucy
3
Part 3. Seperti Biasa
4
Part. 4 Beban Hutang Keluarga
5
Part. 5 Disita
6
Part. 6 Rasa Simpati
7
part. 7 dr. Ardian
8
Part. 8 Makan bersama Ardian
9
part 9. Si Dingin dan Menyebalkan
10
Part 10. Pindah
11
part 11. Laporan Terus
12
Part 12. Tampilan Baru
13
Part 13. Kejadian Tidak Terduga
14
Part 14. Apa yang Terjadi?
15
Part 15. Bimbang
16
Part 16. Ketakutan Kolega
17
Part 17. Sarah Pamit
18
18. Dilema
19
Part 19. Perkenalan Ardian dan Narendra
20
Part 20. Kejutan Tidak Menyenangkan (1)
21
Part 21. Kejutan Tidak Menyenangkan (2)
22
Part 22. Firasat Sarah
23
Part 23. Another Mister Ice
24
Part 24. Sasaran Pergunjingan
25
Part 25. Bertemu Ardian Lagi
26
Part 26. Di Sisi Lain
27
Part 27. Rencana Jason
28
Part 28. Cerita Masa Lalu
29
Part 29. Hari yang Sibuk
30
Part 30. Serangan Pertama
31
Part 31. Kekhawatiran Rendra
32
Part 32. Mencoba
33
Part 33. Laporan Andreas
34
Paet 34. Perlakuan Teman Kerja
35
Part 35. Sepeninggal Rendra
36
Part 36. Membungkam
37
Part 37. Memperhatikan
38
Part 38. Peneguran
39
Part 39. Kenapa Diam?
40
Part 40. Selanjutnya
41
Part 41. Jason dan Walikota
42
Part 42. Pertemuan Jason dengan Nia
43
Part 43. Usaha Pendekatan Jason
44
Part 44. Lepas Kangen
45
Part. 45 Penyelidikan dimulai
46
Part 46. Skandal
47
Part 47. Pengertian
48
Part 48. Tidak Goyah
49
Part. 49 Seperti Medan Perang
50
Part. 50 Kenapa dengan Mereka?
51
Part 51. Thomas Alfredo? (1)
52
Part 52. Thomas Alfredo? (2)
53
Part 53. Thomas Alfredo? (3)
54
Part 54. Mengekor
55
Part 55. Cemburu
56
Part 56. Will You?
57
Part 57. I Will
58
Part 58. Laporan Anton
59
Part. 59 Felix Adam
60
Part 60. Jauhi Karuniaku!
61
Part 61. Berhenti Bekerja
62
Part 62. Hukuman Andra dan Jessie
63
Part 63. Seru Juga
64
Part 64. Informasi penting (1)
65
Part 65. Informasi Penting (2)
66
Part 66. Informasi Penting (3)
67
Part 67. Memulai Pergerakan
68
Part 68. Bertemu Ben Walker
69
69. Pesan Bi Habsya
70
Part 70. Langkah Awal Ben
71
Part 71. Kena Kau!
72
Part 72. Kunjungan Ben
73
Pengumuman Nih Tsaaaay
74
Part 74. Kejutan Rendra
75
Part 75. Jadi, Kapan?
76
Part 76. Cerita Andreas dan sarah (1)
77
Part 77. Cerita Andreas dan Sarah (2)
78
Part 78. Cerita Andreas dan Sarah (3)
79
Part 79. Cerita Andreas dan Sarah (4)
80
Part 80. Peresmian
81
Part 81. Sergapan Thomas
82
Part 82. Melumpuhkan Thomas
83
Part 83. Hak Suaka
84
Part 84. Persidangan yang Ditunggu
85
Part 85. Peresmian
86
Part 86. Hari Pernikahan
87
Part 87. Masih Hari Pernikahan
88
Part 88. Bonus
89
Part 89. Ke Nusa Penida
90
Part 89. Melanjutkan
91
Part 90. Dua Satu Plus
92
Part 92. Candle Light Dinner
93
Part 93. Another Dua Satu Plus
94
Part 94. Bulan Madu
95
Part 95. Dendam Jason
96
Part 96. Pergerakan Tommy
97
Part 97. Hamil?
98
Part 98. Bertemu Tommy
99
Part 99. Hanya Masuk Angin
100
Part 100. Sakit?
101
Part 101. Berita Bahagia (?)
102
Part 102. Morning Sickness
103
Part 103. Terpaksa
104
Part 104. Snacking Time
105
Part 105. Memulai
106
Part 106. Kevin
107
Part 107. Ban Bocor
108
Part 108. Sarah Ke Mana?
109
Part 109. Panggilan Misterius
110
Part 110. Mengikuti Intruksi
111
Part 111. Panik
112
Part. 112. Bertemu Sarah
113
Part 113. Di Mana Ini?
114
Part 114. Anak Perempuan
115
Part 115. Ditelpon Pak Abdul
116
Part. 116 Bertemu Pak Abdul
117
Part 117. Pesan Tersembunyi
118
Part. 118 Mulai Menemukan Titik Terang
119
Part 119. Menyusun Rencana
120
Part 120. POV Anton
121
Part 121. Phnom Penh
122
Part 122. Rudi Hanggono
123
Part 123. Syarat
124
Part 124. Penyelamatan
125
Part 125. Dibantu Orang Asing
126
Part 126. Amarah Jason
127
Promosi
128
Part 127. Kevin dan Rania
129
Part. 128 Salah Sasaran
130
Part. 129 Bantuan Bu Aisyah
131
part. 130 Mencoba Menghubungi Narendra
132
Part. 131 Bertemu Bu Aisyah
133
Part. 132 Mulai menemukan
134
Part. 133 Keberangkatan Narendra
135
Part. 134 Zonk
136
Part. 135 Sangat Licin
137
Part. 136 Bantuan Rania
138
Part. 137 Menyusun Siasat Lagi
139
Part. 138 Harus Berhasil
140
Part. 139 Penyerangan
141
Part.140 Haruskah Gagal Lagi?
142
Part. 141 Ternyata
143
Part. 142 Melumpuhkan Jason
144
Part. 143 Sebuah Trauma
145
Part. 144 Kehilangan
146
Part. 145 Pilu (1)
147
Part. 147 Pilu (2)
148
Part. 148 Membaik
149
Part.149 Persidangan
150
Part. 150 Proses Persidangan
151
Part. 151 Putusan Hakim
152
Part. 152 Inilah Keadilan
153
Part. 153 Kehidupan yang Berlanjut
154
Part 154. Berpikir Ulang
155
Part. 155 Keluh Kesah Sarah
156
Part. 156 Rencana di Belakangnya
157
Part. 157 Akhirnya Bertemu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!