Setelah mengendarai mobil selama 20 menit, Nia dan orang asing yang sedang terluka itu sampai di Rumah Sakit. Rumah Nia yang memang tidak berada di pusat kota menyebabkan waktu tempuh menjadi lebih lama sekalipun Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi.
Setibanya di rumah sakit, Nia segera turun dari mobil dan berlari ke Unit Gawat Darurat (UGD) dan meminta pertolongan.
" Tolong! Tolong! Saya membawa korban kecelakaan!" teriaknya panik, terdapat bercak darah pada kaos kuning bergambar bebek yang Ia kenakan. Matanya masih mengalirkan air mata.
Petugas RS segera menghampirinya dan mengikutinya ke arah mobilnya. Setelah memastikan korban tidak bisa berjalan, salah satu petugas dibantu temannya yang lain mengambil brankar dan membawa ke arah mobil Nia. Orang asing tersebut kini sudah di atas brankar dan dibawa ke dalam salah satu space di UGD.
Setelah memindahkan posisi mobilnya agar tidak menghalangi jika ada ambulance datang, Nia segera berlari kembali ke UGD. Ia menunggu dengan cemas sambil terus menangis.
" Maaf, apakah anda keluarga pasien tersebut? " salah satu perawat bertanya ke Nia.
" Ah, bukan. Aku tidak mengenalnya. " jawab Nia sambil menyeka air matanya.
" Lali, anda siapa? " tanya perawat itu lagi.
" Aku, aku... Orang itu mengalami kecelakaan di depan rumahku. Karena tidak ada orang lewat, aku membawanya kemari sendiri. "
" Apakah anda membawa identitas pasien atau semacamnya? " tanya perawat itu lagi. " Atau, bisakah kami meminta identitas anda untuk kami data sebagai penanggung jawab atau pihak keluarga pasien? "
" Oh iya, sebentar. " kata Nia berusah mencari sesuatu dalam saku celana tidurnya.
Ah, aku lupa. aku tadi hanya mengambil kunci mobil dan tidak membawa apapun. Bahkan pintu rumah sepertinya aku lupa menguncinya.
" Maaf, saya tidka membawa identitas. Tadi saya terburu - buru. " jawab Nia lagi.
" Ponsel pasien berbunyi! " seru salah satu perawat lain sambil mengangkat ponsel orang asing itu.
Nia menghampiri perawat itu dan mengambil ponsel orang asing tersebut. Ia membaca nama yang tertera di ponsel itu. Lucy.
Ah, mungkin ini adalah kerabat atau kekasihnya. Aku akan mengangkatnya.
" Halo, selamat malam. " ucap Nia.
" Halo. Siapa Kau? Kenapa kau angkat telponku?! Mana tunanganku?! " teriak seseorang di seberang sana.
Oh, jadi orang ini sudah bertunangan. Batin Nia lagi.
" Tunangan anda mengalami kecelakaan, saat ini sedang berada di UGD RS XX, " jawab Nia.
" Aku segera ke sana. " jawab orang di seberang sana. Kemudian telepon terputus.
Nia menurunkan ponsel itu dari telinganya. Ia mengamati wajah orang asing yang sedang terluka itu. Kenapa tidak asing? Seperti pernah lihat. Tapi di mana ya? Batin Nia.
Ketika Nia akan beranjak dan pergi meninggalkan orang asing itu, lagi - lagi tangannya ditahan oleh orang asing itu.
" Kau mau ke mana? " tanyanya dengan suara seperti sedang menahan sakit.
" Ke depan. Tunangan anda akan segera datang. " jawab Nia.
" Tolong kau bawa ini, " kata orang itu sambil berusaha melepaskan gelang berwarna hitam dari tangannya. " Aku akan mencarimu. Jaga gelang ini. " lanjutnya.
Nia hanya menurut, membantu melepaskan gelang itu kemudian menggenggamnya.
15 menit kemudian.
" Di mana tunanganku?! " terdengar suara teriakan wanita dari arah pintu UGD.
" Kau! Kau apakan tunanganku?! " teriak wanita itu setelah menemukan tunangannya dan mendapati Nia duduk di samping bed pasien.
" Aku tidak apa2kan tunanganmu. Dia mengalami kecelakaan di depan rumahku dan aku hanya membawanya kemari. " jawab Nia dengan nada dingin.
" Baiklah, ambil ini. " ucap wanita itu sambil meletakkan kasar segenggam uang di atas meja di samping bed. " Kau bisa pergi sekarang. " imbuhnya.
Merasa tersinggung dengan ucapan wanita itu, Nia berdiri dan menatap dingin wanita itu. " Saya membantu atas dasar kemanusiaan. Saya tidak akan menerima uang anda. " Jawab Nia.
Hatinya bergemuruh, menahan amarah. Bagaimana ada manusia tidak berperasaan seperti itu. Menganggap semua selalu dinilai dengan uang. Ia berbalik melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ruang UGD RS itu dan berjalan ke arah mobilnya terparkir.
Di dalam mobil yang masih terparkir di halaman parkir RS, Nia termenung. Masih tidak habis pikir kenapa ada orang seperti itu. Kemudian Ia tersadar, gelang berwarna hitam milik orang asing itu masih ada dalam genggamannya.
Apakah aku serahkan saja ke wanita itu? Bukankah Ia tunangannya? Tapi aku sungguh malas jika harus bertemu lagi dengannya. Lagipula, pria itu meminta aku untuk menjaga gelang ini dan akan mencariku. Mungkin ini barang penting. Baiklah, aku simpan saja. Batin Nia.
Kemudian Ia menyalakan mobilnya dan mengendarai ateez ke arah rumahnya.
Sesampainya di rumah, mobil milik orang asing itu sudah tidak ada. Ah, mungkin sudah diambil oleh polisi atau semacamnya. Biarlah, tugasku hanya mengantar Ia ke RS. Batin Nia.
Setelah mengganti pakaian dan membersihkan diri, Nia merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Pikirannya masih terbayang wajah pria asing itu.
Seperti pernah bertemu. Tapi di mana, siapa yah? Batin Nia sambil menatap gelang berwarna hitam pria asing itu. Ada inisial berhuruf K.N pada bagian dalam gelang berwarna hitam itu.
Tak lama Nia pun tertidur setelah lelah berusaha mengingat siapakah kira - kira pria asing yang Ia tolong tadi.
🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘🔘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Delta Prayoga
semangat ya...💪💪
udah cukup bagus ceritanya
2022-06-16
1
Lisa Aulia
awal pertemuan yg mendebarkan....ketemu pas kecelakaan...
2022-06-16
1