Bagai disambar petir di siang bolong. Nia terkejut ketika ada serombongan orang dengan badan kekar di depan pintu rumahnya.
" Cepat keluar! Rumah dan isinya ini kami sita! " Teriak salah satu dari mereka.
Dengan menahan tangis dan menjaga agar suaranya tidak bergetar, Nia menjawab lantang. " Punya hak apa kalian mengusirku! " Nia berusaha mendorong salah satu dari gerombolan itu hang berusaha menerobos masuk ke dalam rumahnya. " Aku sudah membayar tagihan bulan ini! Dan aku sudah bertemu pimpinan kalian untuk memberi jeda waktu lagi! " teriaknya lagi.
" Hahaha! Wanita bodoh! Selama ini kau hanha membayar bunganya saja! Dan kemarin kau juga telat 1 minggu dari tenggat pembayaran bulananmu! Cepat keluar! " pria itu menarik lengan Nia dan mendorongnya hingga kepalanya terpentuk salah satu tiang rumahnya. Darah segar mengalir melalui pelipisnya. Nia tidak menghiraukannya.
" Manusia - manusia tidak punya hati ! Pergi kalian! Aku akan membayar secepatnya ! " Nia berusaha menerobos masuk ke rumahnya namun langkahnya tertahan ketika salah satu dari pria kekar itu mencengkeram lehernya.
" Sudah kukatakan! Kau selama ini hanya membayar bunganya saja! Cepat kau ambil barangmu secukupnya! Rumah ini akan kami segel! " gertak pria itu dengan jarak wajah yang sangat dekat dengan wajah Nia.
Tangis Nia akhirnya tidak dapat ditahan lagi. Ia akhirnya masuk ke dalam kamarnya, mengambil barang keperluan secukupnya dan keluar dari rumahnya.
" Tunggu saja kalian! Aku akan segera mengambil kembali rumah dan mobil ayahku! " kata Nia sambil melangkah pergi.
Sambil sesenggukan dia berjalan dan akhirnya berhenti di sebuah warung yang sedang tutup. Ia menangis sejadi - jadinya setelah memastikan tidak ada satu orang pun di sana. Ia merogoh ponsel di dalam tas ranselnya. Ia menghubungi satu nomor. Nomor Sarah.
🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️
15 menit kemudian Sarah datang dan menjemput Nia. Nia segera menghambur dan memeluk Sarah sambil menangis. Sarah, yang sudah menganggap Nia bukan hanya sekedar sahabat, tapi juga adiknya pun memeluk Nia dan berusaha menenangkan Nia.
Sarah memang teman kuliah Nia, tetapi sebetulnya umur Nia lebih muda 2 tahun dari Sarah. Hal ini terjadi karena Nia menjalani kelas akselerasi selama masa sekolah SMP dan SMA nya, sehingga Ia lulus lebih awal.
Di dalam mobil Sarah, suasana hening. " Nia, kita harus ke rumah sakit. Lihat pelipismu, sepertinya robek. " ucap Sarah dengan nada khawatir.
Nia menggeleng, Ia masih menangis. Tapi kali ini Ia menangis tanpa suara. Ia merasa gagal menjaga peninggalan kedua orang tuanya. Rumah tempat di mana Ia dibesarkan. Mobil tua yang merupakan mobil kesayangan ayahnya, yang mana mobil itu adalah penginggalan kakek Nia. Ia benar - benar merasa gagal dan tidak becus.
Mengabaikan jawaban Nia, Sarah melajukan mobilnya ke sebuah rumah sakit. Nia yang kebingungan kenapa saat ini sarah justru mengajaknya ke rumah sakit hanya diam saja.
Sarah menarik tangan Nia untuk keluar dari mobil. " Ayo obati dulu luka di pelipismu. Jangan sampai jadi infeksi. Kau mau wajah cantikmu jadi jelek karena ada infeksi menakutkan di mukamu? "
Nia mengangguk dan turun dari mobil.
Ia masuk ke dalam ruang UGD. Ia mendapat 3 jahitan di pelipisnya. Tidak disangka, Ia mendapat jahitan sebanyak itu hanya karena kepalanya terpentuk tiang rumahnya. Setelah dirawat lukanya, Nia masih duduk termenung di atas bed pasien di UGD. Sedangkan Sarah bertemu dengan dokter jaga di UGD.
" Siapa dia? Temanmu? " tanya dokter itu.
" Dia sahabatku. Adikku. " jawab Sarah. " Kenapa? Naksir? " tanya Sarah.
" Hahaha. Dia cukup cantik. Wajah bengongnya saja sangat cantik. " jawab dokter itu.
" Dasar kau dokter playboy! Cepat kemarikan resep itu. Nia harus segera minum obatnya. " ujar Sarah tak sabar.
" Hahaha. Nih! Sana kau tebus obatnya. Aku akan mengajaknya bicara. " kata dokter itu.
Sarah meraih kertas resep itu dan berjalan menuju apotek. Dokter jaga UGD itu berjalan menghampiri Nia yang masih duduk termenung.
" Jangan banyak melamun, nanti kesambet loh. " kata dokter itu.
Nia hanya tersenyum.
" Aku Ardian. " kata dokter itu sambil menyodorkan tangannya mengajak Nia bersalaman.
" Nia. " Nia menjabat tangan dokter itu dan tersenyum simpul.
" Pastikan lukamu tetap bersih. Rajin bersihkan dan rawat lukamu. Kau bisa ke sini lagi untuk kontrol jahitan lusa. " kata Ardian.
" Iya Dok, terima kasih. " sahut Nia.
" Aku meresepkanmu antibiotik dan pereda nyeri. Minum antibiotikmu sampai habis. Jika kau tak merasa nyeri, obat pereda nyerinya tidak perlu kau minum. " jelas Ardian pada Nia. " Ada gel untuk membantu mengurangi memar di lehermu. Semoga besok memarnya sudah tidak terlalu nampak. " tambahnya.
" Iya Dok. " jawab Nia lagi.
Tak lama Sarah datang sambil membawa bungkusan obat dan mengajak Nia pulang. Kemudian Nia dan Sarah meninggalkan rumah sakit itu menuju apartemen Sarah.
Perempuan unik. wajahnya terlihat seperti sedikit.... Garang? Jutek? Tapi cantik. Kesedihan bisa dilihat dari raut wajahnya, tapi tidak dapat menutupi kecantikannya. Batin Ardian.
🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️
Hari ini Sarah dan Nia berangkat kerja bersama. Setelah memastikan Nia menghabiskan sarapan dan meminum obatnya, Sarah mengajak Nia berangkat kerja.
" Bawa obatmu, nanti setelah makan siang kau harus minum obatmu lagi. " kata Sarah.
" Iya, terima kasih Sarah. Maafkan aku selalu merepotkanmu. " kata Nia.
" Kau ini. Selalu begitu. Aku adalah temanmu, wajar bagiku menolongmu. " ucap Sarah.
" Maaf. " ucap Nia lagi.
" Sudah sudah. Ayo kita berangkat. " Sarah berjalan ke arah pintu apartemennya. Nia mengikuti dari belakang.
Sesampainya di area parkir perusahaan, Sarah memberikan seperti sebuah scarf kepada Nia.
" Pakai ini, untuk menutupi memar di lehermu. Kau terlihat seperti korban KDRT. " ucap Sarah, " Padahal kau belum berkeluarga. Lagi. " goda Sarah.
Nia tersenyum dan menerima scarf itu. Ia memakainya sehingga memar di lehernya tidak tertutup sempurna. Kemudian mereka berdua berjalan ke ruangan divisi mereka.
" Nia Nia! " teriak seseorang yang suaranya tidak asing.
Nia menoleh ke belakang. " Iya, ada apa Bu Ratna? " ternyata Bu Ratna yang memanggil Nia.
" Tolong gantikan aku rapat bersama divisi produksi. Aku ada urusan mendadak. " ucap Ratna sambil tergesa - gesa berjalan ke arah area parkir perusahaan.
" Yaelah, padahal belum dijawab iya. Udah ngeloyor cabut aja. " ujar Sarah.
" Tidak apa - apa, biarkan saja. Aku langsung ke ruang rapat yah. " ucap Nia dibalas anggukan Sarah.
Nia berjalan kembali ke arah lift dan menekan tombol lift itu. 1 menit kemudian pintu lift terbuka dan dia masuk ke dalam lift itu. Tidak menyadari ada tiga orang lain di dalam lift itu. Salah satu dari mereka memperhatikan Nia, merasa curiga, ada yang aneh dengan penampilan Nia.
Suasana hening di dalam lift mereka abaikan. Lift berjalan naik dan 2 lantai kemudian salah satu dari tiga orang itu keluar dari lift. Scarf Nia tidak sengaja tertarik dan akhirnya terlepas dari leher Nia.
Nia panik segera mengambil scarf yang jatuh dan berusaha segera menutup kembali lehernya dengan scarf itu. Ia tak menyadari bayangannya pada pintu lift menunjukkan memar pada lehernya. Seseorang dalam lift itu terhenyak melihat ada bekas memar pada leher Nia.
Tepat di lantai 12, ketiga orang dalam lift itu turun bersamaan dan berjalan bersama ke arah ruang rapat. Nia masih tidak menyadari bahwa Ia tidak berjalan sendirian ke arah ruang rapat. Ia juga bahkan tidak menyadari ada sepasang mata tajam yang sedang mengamatinya.
Di dalam ruang rapat, Nia banyak diam dan hanya menundukkan kepalanya. Sesekali dia merapikan scarf yang Ia kenakan, memastikan lehernya masih terbaluk scarf agar memarnya tidak dilihat orang lain.
Sepasang mata tajam masih tetap mengamatinya dari ujung. Sepasang mata tajam milik King Narendra Hartawan.
Ketika Nia mengangkat kepalanya, Rendra semakin terkejut ketika melihat ada jahitan di pelipisnya. Ia gusar. Ingin menanyai Nia secara langsung namun Ia sadar itu tidak mungkin.
Rendra memberi kode agar Andreas mendekat ke arahnya.
" Ya, ada apa Tuan? " tanya Andreas.
" Apa kau sudah menyelidiki wanita itu? " tanya Rendra.
" Ya Tuan, " jawab Andreas.
" Bagus. Setelah rapat ini, sampaikan semua hasil penyelidikanmu. " ucap Rendra.
" Baik Tuan. "
🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️
- Di Ruangan CEO Narendra -
" Cepat sampaikan hasil penyelidikanmu. " ucap Rendra tidak sabar.
" Baik Tuan, wanita itu bernama Karunia Orchida. Dia adalah staff divisi co & creative. Dia adalah lulusan terbaik dari universitas A. Kedua orang tuanya sudah meninggal akibat kecelakaan 10 bulan yang lalu. Ibunya meninggal di tempat kejadian, sedangkan ayahnya sempat koma dna menjalani berbagai macam tindakan operasi namun akhirnya meninggal beberapa hari kemudian. Ia hidup sendirian. " Jelas Andreas.
" Lalu? " tanya Rendra lagi tidak sabaran.
" Sepertinya Karunia sedang dalam masalah, Ia sepertinya terjerat.... " belum selesai Andreas menjelaskan tiba - tiba pintu ruangan Rendra terbuka.
" Rendra sayaaaang.... " teriak manja seorang wanita dari arah pintu masuk. Lucyana Oong.
Rendra menahan nafasnya kesal karena Ia sedang fokus mendengarkan penjelasan Andreas namun terganggu oleh kehadiran Lucy.
" Berhenti memanggilku dengan sebutan itu. " ucap Rendra dengan dingin.
" Suka - suka aku laaaah mau memanggilmu apa. Kau kan memang sayangku. " sahut Lucy.
Andreas yang mengerti, melangkah mundur namun tetap berada di ruangan Rendra.
" Untuk apa kau kemari? " tanya Rendra lagi tetap dengan nada acuh.
" Aku.. kangen. Emangnya tidak boleh aku menemui kekasihku? jawab Lucy masih tetap dengan nada manja.
" Sejak kapan aku menjadi kekasihmu. Jaga sikapmu. Ini di kantor. " ujar Rendra mulai kesal. Ia beranjak dari kursinya dan berjalan menuju pintu ruangannya. Andreas mengikutinya dari belakang.
" Kau mau ke mana? Ada aku, kenapa kau pergi? " Lucy kebingungan melihat Rendra tetap berjalan meninggalkan Ia sendirian di dalam ruangan.
🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️
Hayooo, ada yang penasaran sama visual dr. Ardian? mau dibagi ngga sama akkuuh? Nih nih, aku kasih visual dr. Ardian
...dr. Ardian ...
Kelihatan muka playboy ngga sih? Tapi ganteng kan yaaaaah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Delta Prayoga
woow...
nyomot cogan di mana thor
2022-06-16
1