Part. 5 Disita

Bagai disambar petir di siang bolong. Nia terkejut ketika ada serombongan orang dengan badan kekar di depan pintu rumahnya.

" Cepat keluar! Rumah dan isinya ini kami sita! " Teriak salah satu dari mereka.

Dengan menahan tangis dan menjaga agar suaranya tidak bergetar, Nia menjawab lantang. " Punya hak apa kalian mengusirku! " Nia berusaha mendorong salah satu dari gerombolan itu hang berusaha menerobos masuk ke dalam rumahnya. " Aku sudah membayar tagihan bulan ini! Dan aku sudah bertemu pimpinan kalian untuk memberi jeda waktu lagi! " teriaknya lagi.

" Hahaha! Wanita bodoh! Selama ini kau hanha membayar bunganya saja! Dan kemarin kau juga telat 1 minggu dari tenggat pembayaran bulananmu! Cepat keluar! " pria itu menarik lengan Nia dan mendorongnya hingga kepalanya terpentuk salah satu tiang rumahnya. Darah segar mengalir melalui pelipisnya. Nia tidak menghiraukannya.

" Manusia - manusia tidak punya hati ! Pergi kalian! Aku akan membayar secepatnya ! " Nia berusaha menerobos masuk ke rumahnya namun langkahnya tertahan ketika salah satu dari pria kekar itu mencengkeram lehernya.

" Sudah kukatakan! Kau selama ini hanya membayar bunganya saja! Cepat kau ambil barangmu secukupnya! Rumah ini akan kami segel! " gertak pria itu dengan jarak wajah yang sangat dekat dengan wajah Nia.

Tangis Nia akhirnya tidak dapat ditahan lagi. Ia akhirnya masuk ke dalam kamarnya, mengambil barang keperluan secukupnya dan keluar dari rumahnya.

" Tunggu saja kalian! Aku akan segera mengambil kembali rumah dan mobil ayahku! " kata Nia sambil melangkah pergi.

Sambil sesenggukan dia berjalan dan akhirnya berhenti di sebuah warung yang sedang tutup. Ia menangis sejadi - jadinya setelah memastikan tidak ada satu orang pun di sana. Ia merogoh ponsel di dalam tas ranselnya. Ia menghubungi satu nomor. Nomor Sarah.

🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️

15 menit kemudian Sarah datang dan menjemput Nia. Nia segera menghambur dan memeluk Sarah sambil menangis. Sarah, yang sudah menganggap Nia bukan hanya sekedar sahabat, tapi juga adiknya pun memeluk Nia dan berusaha menenangkan Nia.

Sarah memang teman kuliah Nia, tetapi sebetulnya umur Nia lebih muda 2 tahun dari Sarah. Hal ini terjadi karena Nia menjalani kelas akselerasi selama masa sekolah SMP dan SMA nya, sehingga Ia lulus lebih awal.

Di dalam mobil Sarah, suasana hening. " Nia, kita harus ke rumah sakit. Lihat pelipismu, sepertinya robek. " ucap Sarah dengan nada khawatir.

Nia menggeleng, Ia masih menangis. Tapi kali ini Ia menangis tanpa suara. Ia merasa gagal menjaga peninggalan kedua orang tuanya. Rumah tempat di mana Ia dibesarkan. Mobil tua yang merupakan mobil kesayangan ayahnya, yang mana mobil itu adalah penginggalan kakek Nia. Ia benar - benar merasa gagal dan tidak becus.

Mengabaikan jawaban Nia, Sarah melajukan mobilnya ke sebuah rumah sakit. Nia yang kebingungan kenapa saat ini sarah justru mengajaknya ke rumah sakit hanya diam saja.

Sarah menarik tangan Nia untuk keluar dari mobil. " Ayo obati dulu luka di pelipismu. Jangan sampai jadi infeksi. Kau mau wajah cantikmu jadi jelek karena ada infeksi menakutkan di mukamu? "

Nia mengangguk dan turun dari mobil.

Ia masuk ke dalam ruang UGD. Ia mendapat 3 jahitan di pelipisnya. Tidak disangka, Ia mendapat jahitan sebanyak itu hanya karena kepalanya terpentuk tiang rumahnya. Setelah dirawat lukanya, Nia masih duduk termenung di atas bed pasien di UGD. Sedangkan Sarah bertemu dengan dokter jaga di UGD.

" Siapa dia? Temanmu? " tanya dokter itu.

" Dia sahabatku. Adikku. " jawab Sarah. " Kenapa? Naksir? " tanya Sarah.

" Hahaha. Dia cukup cantik. Wajah bengongnya saja sangat cantik. " jawab dokter itu.

" Dasar kau dokter playboy! Cepat kemarikan resep itu. Nia harus segera minum obatnya. " ujar Sarah tak sabar.

" Hahaha. Nih! Sana kau tebus obatnya. Aku akan mengajaknya bicara. " kata dokter itu.

Sarah meraih kertas resep itu dan berjalan menuju apotek. Dokter jaga UGD itu berjalan menghampiri Nia yang masih duduk termenung.

" Jangan banyak melamun, nanti kesambet loh. " kata dokter itu.

Nia hanya tersenyum.

" Aku Ardian. " kata dokter itu sambil menyodorkan tangannya mengajak Nia bersalaman.

" Nia. " Nia menjabat tangan dokter itu dan tersenyum simpul.

" Pastikan lukamu tetap bersih. Rajin bersihkan dan rawat lukamu. Kau bisa ke sini lagi untuk kontrol jahitan lusa. " kata Ardian.

" Iya Dok, terima kasih. " sahut Nia.

" Aku meresepkanmu antibiotik dan pereda nyeri. Minum antibiotikmu sampai habis. Jika kau tak merasa nyeri, obat pereda nyerinya tidak perlu kau minum. " jelas Ardian pada Nia. " Ada gel untuk membantu mengurangi memar di lehermu. Semoga besok memarnya sudah tidak terlalu nampak. " tambahnya.

" Iya Dok. " jawab Nia lagi.

Tak lama Sarah datang sambil membawa bungkusan obat dan mengajak Nia pulang. Kemudian Nia dan Sarah meninggalkan rumah sakit itu menuju apartemen Sarah.

Perempuan unik. wajahnya terlihat seperti sedikit.... Garang? Jutek? Tapi cantik. Kesedihan bisa dilihat dari raut wajahnya, tapi tidak dapat menutupi kecantikannya. Batin Ardian.

🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️

Hari ini Sarah dan Nia berangkat kerja bersama. Setelah memastikan Nia menghabiskan sarapan dan meminum obatnya, Sarah mengajak Nia berangkat kerja.

" Bawa obatmu, nanti setelah makan siang kau harus minum obatmu lagi. " kata Sarah.

" Iya, terima kasih Sarah. Maafkan aku selalu merepotkanmu. " kata Nia.

" Kau ini. Selalu begitu. Aku adalah temanmu, wajar bagiku menolongmu. " ucap Sarah.

" Maaf. " ucap Nia lagi.

" Sudah sudah. Ayo kita berangkat. " Sarah berjalan ke arah pintu apartemennya. Nia mengikuti dari belakang.

Sesampainya di area parkir perusahaan, Sarah memberikan seperti sebuah scarf kepada Nia.

" Pakai ini, untuk menutupi memar di lehermu. Kau terlihat seperti korban KDRT. " ucap Sarah, " Padahal kau belum berkeluarga. Lagi. " goda Sarah.

Nia tersenyum dan menerima scarf itu. Ia memakainya sehingga memar di lehernya tidak tertutup sempurna. Kemudian mereka berdua berjalan ke ruangan divisi mereka.

" Nia Nia! " teriak seseorang yang suaranya tidak asing.

Nia menoleh ke belakang. " Iya, ada apa Bu Ratna? " ternyata Bu Ratna yang memanggil Nia.

" Tolong gantikan aku rapat bersama divisi produksi. Aku ada urusan mendadak. " ucap Ratna sambil tergesa - gesa berjalan ke arah area parkir perusahaan.

" Yaelah, padahal belum dijawab iya. Udah ngeloyor cabut aja. " ujar Sarah.

" Tidak apa - apa, biarkan saja. Aku langsung ke ruang rapat yah. " ucap Nia dibalas anggukan Sarah.

Nia berjalan kembali ke arah lift dan menekan tombol lift itu. 1 menit kemudian pintu lift terbuka dan dia masuk ke dalam lift itu. Tidak menyadari ada tiga orang lain di dalam lift itu. Salah satu dari mereka memperhatikan Nia, merasa curiga, ada yang aneh dengan penampilan Nia.

Suasana hening di dalam lift mereka abaikan. Lift berjalan naik dan 2 lantai kemudian salah satu dari tiga orang itu keluar dari lift. Scarf Nia tidak sengaja tertarik dan akhirnya terlepas dari leher Nia.

Nia panik segera mengambil scarf yang jatuh dan berusaha segera menutup kembali lehernya dengan scarf itu. Ia tak menyadari bayangannya pada pintu lift menunjukkan memar pada lehernya. Seseorang dalam lift itu terhenyak melihat ada bekas memar pada leher Nia.

Tepat di lantai 12, ketiga orang dalam lift itu turun bersamaan dan berjalan bersama ke arah ruang rapat. Nia masih tidak menyadari bahwa Ia tidak berjalan sendirian ke arah ruang rapat. Ia juga bahkan tidak menyadari ada sepasang mata tajam yang sedang mengamatinya.

Di dalam ruang rapat, Nia banyak diam dan hanya menundukkan kepalanya. Sesekali dia merapikan scarf yang Ia kenakan, memastikan lehernya masih terbaluk scarf agar memarnya tidak dilihat orang lain.

Sepasang mata tajam masih tetap mengamatinya dari ujung. Sepasang mata tajam milik King Narendra Hartawan.

Ketika Nia mengangkat kepalanya, Rendra semakin terkejut ketika melihat ada jahitan di pelipisnya. Ia gusar. Ingin menanyai Nia secara langsung namun Ia sadar itu tidak mungkin.

Rendra memberi kode agar Andreas mendekat ke arahnya.

" Ya, ada apa Tuan? " tanya Andreas.

" Apa kau sudah menyelidiki wanita itu? " tanya Rendra.

" Ya Tuan, " jawab Andreas.

" Bagus. Setelah rapat ini, sampaikan semua hasil penyelidikanmu. " ucap Rendra.

" Baik Tuan. "

🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️

- Di Ruangan CEO Narendra -

" Cepat sampaikan hasil penyelidikanmu. " ucap Rendra tidak sabar.

" Baik Tuan, wanita itu bernama Karunia Orchida. Dia adalah staff divisi co & creative. Dia adalah lulusan terbaik dari universitas A. Kedua orang tuanya sudah meninggal akibat kecelakaan 10 bulan yang lalu. Ibunya meninggal di tempat kejadian, sedangkan ayahnya sempat koma dna menjalani berbagai macam tindakan operasi namun akhirnya meninggal beberapa hari kemudian. Ia hidup sendirian. " Jelas Andreas.

" Lalu? " tanya Rendra lagi tidak sabaran.

" Sepertinya Karunia sedang dalam masalah, Ia sepertinya terjerat.... " belum selesai Andreas menjelaskan tiba - tiba pintu ruangan Rendra terbuka.

" Rendra sayaaaang.... " teriak manja seorang wanita dari arah pintu masuk. Lucyana Oong.

Rendra menahan nafasnya kesal karena Ia sedang fokus mendengarkan penjelasan Andreas namun terganggu oleh kehadiran Lucy.

" Berhenti memanggilku dengan sebutan itu. " ucap Rendra dengan dingin.

" Suka - suka aku laaaah mau memanggilmu apa. Kau kan memang sayangku. " sahut Lucy.

Andreas yang mengerti, melangkah mundur namun tetap berada di ruangan Rendra.

" Untuk apa kau kemari? " tanya Rendra lagi tetap dengan nada acuh.

" Aku.. kangen. Emangnya tidak boleh aku menemui kekasihku? jawab Lucy masih tetap dengan nada manja.

" Sejak kapan aku menjadi kekasihmu. Jaga sikapmu. Ini di kantor. " ujar Rendra mulai kesal. Ia beranjak dari kursinya dan berjalan menuju pintu ruangannya. Andreas mengikutinya dari belakang.

" Kau mau ke mana? Ada aku, kenapa kau pergi? " Lucy kebingungan melihat Rendra tetap berjalan meninggalkan Ia sendirian di dalam ruangan.

🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️🔹️🔸️

Hayooo, ada yang penasaran sama visual dr. Ardian? mau dibagi ngga sama akkuuh? Nih nih, aku kasih visual dr. Ardian

...dr. Ardian ...

Kelihatan muka playboy ngga sih? Tapi ganteng kan yaaaaah

Terpopuler

Comments

Delta Prayoga

Delta Prayoga

woow...
nyomot cogan di mana thor

2022-06-16

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Karunia dan Narendra
2 Part. 2 Lucy
3 Part 3. Seperti Biasa
4 Part. 4 Beban Hutang Keluarga
5 Part. 5 Disita
6 Part. 6 Rasa Simpati
7 part. 7 dr. Ardian
8 Part. 8 Makan bersama Ardian
9 part 9. Si Dingin dan Menyebalkan
10 Part 10. Pindah
11 part 11. Laporan Terus
12 Part 12. Tampilan Baru
13 Part 13. Kejadian Tidak Terduga
14 Part 14. Apa yang Terjadi?
15 Part 15. Bimbang
16 Part 16. Ketakutan Kolega
17 Part 17. Sarah Pamit
18 18. Dilema
19 Part 19. Perkenalan Ardian dan Narendra
20 Part 20. Kejutan Tidak Menyenangkan (1)
21 Part 21. Kejutan Tidak Menyenangkan (2)
22 Part 22. Firasat Sarah
23 Part 23. Another Mister Ice
24 Part 24. Sasaran Pergunjingan
25 Part 25. Bertemu Ardian Lagi
26 Part 26. Di Sisi Lain
27 Part 27. Rencana Jason
28 Part 28. Cerita Masa Lalu
29 Part 29. Hari yang Sibuk
30 Part 30. Serangan Pertama
31 Part 31. Kekhawatiran Rendra
32 Part 32. Mencoba
33 Part 33. Laporan Andreas
34 Paet 34. Perlakuan Teman Kerja
35 Part 35. Sepeninggal Rendra
36 Part 36. Membungkam
37 Part 37. Memperhatikan
38 Part 38. Peneguran
39 Part 39. Kenapa Diam?
40 Part 40. Selanjutnya
41 Part 41. Jason dan Walikota
42 Part 42. Pertemuan Jason dengan Nia
43 Part 43. Usaha Pendekatan Jason
44 Part 44. Lepas Kangen
45 Part. 45 Penyelidikan dimulai
46 Part 46. Skandal
47 Part 47. Pengertian
48 Part 48. Tidak Goyah
49 Part. 49 Seperti Medan Perang
50 Part. 50 Kenapa dengan Mereka?
51 Part 51. Thomas Alfredo? (1)
52 Part 52. Thomas Alfredo? (2)
53 Part 53. Thomas Alfredo? (3)
54 Part 54. Mengekor
55 Part 55. Cemburu
56 Part 56. Will You?
57 Part 57. I Will
58 Part 58. Laporan Anton
59 Part. 59 Felix Adam
60 Part 60. Jauhi Karuniaku!
61 Part 61. Berhenti Bekerja
62 Part 62. Hukuman Andra dan Jessie
63 Part 63. Seru Juga
64 Part 64. Informasi penting (1)
65 Part 65. Informasi Penting (2)
66 Part 66. Informasi Penting (3)
67 Part 67. Memulai Pergerakan
68 Part 68. Bertemu Ben Walker
69 69. Pesan Bi Habsya
70 Part 70. Langkah Awal Ben
71 Part 71. Kena Kau!
72 Part 72. Kunjungan Ben
73 Pengumuman Nih Tsaaaay
74 Part 74. Kejutan Rendra
75 Part 75. Jadi, Kapan?
76 Part 76. Cerita Andreas dan sarah (1)
77 Part 77. Cerita Andreas dan Sarah (2)
78 Part 78. Cerita Andreas dan Sarah (3)
79 Part 79. Cerita Andreas dan Sarah (4)
80 Part 80. Peresmian
81 Part 81. Sergapan Thomas
82 Part 82. Melumpuhkan Thomas
83 Part 83. Hak Suaka
84 Part 84. Persidangan yang Ditunggu
85 Part 85. Peresmian
86 Part 86. Hari Pernikahan
87 Part 87. Masih Hari Pernikahan
88 Part 88. Bonus
89 Part 89. Ke Nusa Penida
90 Part 89. Melanjutkan
91 Part 90. Dua Satu Plus
92 Part 92. Candle Light Dinner
93 Part 93. Another Dua Satu Plus
94 Part 94. Bulan Madu
95 Part 95. Dendam Jason
96 Part 96. Pergerakan Tommy
97 Part 97. Hamil?
98 Part 98. Bertemu Tommy
99 Part 99. Hanya Masuk Angin
100 Part 100. Sakit?
101 Part 101. Berita Bahagia (?)
102 Part 102. Morning Sickness
103 Part 103. Terpaksa
104 Part 104. Snacking Time
105 Part 105. Memulai
106 Part 106. Kevin
107 Part 107. Ban Bocor
108 Part 108. Sarah Ke Mana?
109 Part 109. Panggilan Misterius
110 Part 110. Mengikuti Intruksi
111 Part 111. Panik
112 Part. 112. Bertemu Sarah
113 Part 113. Di Mana Ini?
114 Part 114. Anak Perempuan
115 Part 115. Ditelpon Pak Abdul
116 Part. 116 Bertemu Pak Abdul
117 Part 117. Pesan Tersembunyi
118 Part. 118 Mulai Menemukan Titik Terang
119 Part 119. Menyusun Rencana
120 Part 120. POV Anton
121 Part 121. Phnom Penh
122 Part 122. Rudi Hanggono
123 Part 123. Syarat
124 Part 124. Penyelamatan
125 Part 125. Dibantu Orang Asing
126 Part 126. Amarah Jason
127 Promosi
128 Part 127. Kevin dan Rania
129 Part. 128 Salah Sasaran
130 Part. 129 Bantuan Bu Aisyah
131 part. 130 Mencoba Menghubungi Narendra
132 Part. 131 Bertemu Bu Aisyah
133 Part. 132 Mulai menemukan
134 Part. 133 Keberangkatan Narendra
135 Part. 134 Zonk
136 Part. 135 Sangat Licin
137 Part. 136 Bantuan Rania
138 Part. 137 Menyusun Siasat Lagi
139 Part. 138 Harus Berhasil
140 Part. 139 Penyerangan
141 Part.140 Haruskah Gagal Lagi?
142 Part. 141 Ternyata
143 Part. 142 Melumpuhkan Jason
144 Part. 143 Sebuah Trauma
145 Part. 144 Kehilangan
146 Part. 145 Pilu (1)
147 Part. 147 Pilu (2)
148 Part. 148 Membaik
149 Part.149 Persidangan
150 Part. 150 Proses Persidangan
151 Part. 151 Putusan Hakim
152 Part. 152 Inilah Keadilan
153 Part. 153 Kehidupan yang Berlanjut
154 Part 154. Berpikir Ulang
155 Part. 155 Keluh Kesah Sarah
156 Part. 156 Rencana di Belakangnya
157 Part. 157 Akhirnya Bertemu
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Part 1. Karunia dan Narendra
2
Part. 2 Lucy
3
Part 3. Seperti Biasa
4
Part. 4 Beban Hutang Keluarga
5
Part. 5 Disita
6
Part. 6 Rasa Simpati
7
part. 7 dr. Ardian
8
Part. 8 Makan bersama Ardian
9
part 9. Si Dingin dan Menyebalkan
10
Part 10. Pindah
11
part 11. Laporan Terus
12
Part 12. Tampilan Baru
13
Part 13. Kejadian Tidak Terduga
14
Part 14. Apa yang Terjadi?
15
Part 15. Bimbang
16
Part 16. Ketakutan Kolega
17
Part 17. Sarah Pamit
18
18. Dilema
19
Part 19. Perkenalan Ardian dan Narendra
20
Part 20. Kejutan Tidak Menyenangkan (1)
21
Part 21. Kejutan Tidak Menyenangkan (2)
22
Part 22. Firasat Sarah
23
Part 23. Another Mister Ice
24
Part 24. Sasaran Pergunjingan
25
Part 25. Bertemu Ardian Lagi
26
Part 26. Di Sisi Lain
27
Part 27. Rencana Jason
28
Part 28. Cerita Masa Lalu
29
Part 29. Hari yang Sibuk
30
Part 30. Serangan Pertama
31
Part 31. Kekhawatiran Rendra
32
Part 32. Mencoba
33
Part 33. Laporan Andreas
34
Paet 34. Perlakuan Teman Kerja
35
Part 35. Sepeninggal Rendra
36
Part 36. Membungkam
37
Part 37. Memperhatikan
38
Part 38. Peneguran
39
Part 39. Kenapa Diam?
40
Part 40. Selanjutnya
41
Part 41. Jason dan Walikota
42
Part 42. Pertemuan Jason dengan Nia
43
Part 43. Usaha Pendekatan Jason
44
Part 44. Lepas Kangen
45
Part. 45 Penyelidikan dimulai
46
Part 46. Skandal
47
Part 47. Pengertian
48
Part 48. Tidak Goyah
49
Part. 49 Seperti Medan Perang
50
Part. 50 Kenapa dengan Mereka?
51
Part 51. Thomas Alfredo? (1)
52
Part 52. Thomas Alfredo? (2)
53
Part 53. Thomas Alfredo? (3)
54
Part 54. Mengekor
55
Part 55. Cemburu
56
Part 56. Will You?
57
Part 57. I Will
58
Part 58. Laporan Anton
59
Part. 59 Felix Adam
60
Part 60. Jauhi Karuniaku!
61
Part 61. Berhenti Bekerja
62
Part 62. Hukuman Andra dan Jessie
63
Part 63. Seru Juga
64
Part 64. Informasi penting (1)
65
Part 65. Informasi Penting (2)
66
Part 66. Informasi Penting (3)
67
Part 67. Memulai Pergerakan
68
Part 68. Bertemu Ben Walker
69
69. Pesan Bi Habsya
70
Part 70. Langkah Awal Ben
71
Part 71. Kena Kau!
72
Part 72. Kunjungan Ben
73
Pengumuman Nih Tsaaaay
74
Part 74. Kejutan Rendra
75
Part 75. Jadi, Kapan?
76
Part 76. Cerita Andreas dan sarah (1)
77
Part 77. Cerita Andreas dan Sarah (2)
78
Part 78. Cerita Andreas dan Sarah (3)
79
Part 79. Cerita Andreas dan Sarah (4)
80
Part 80. Peresmian
81
Part 81. Sergapan Thomas
82
Part 82. Melumpuhkan Thomas
83
Part 83. Hak Suaka
84
Part 84. Persidangan yang Ditunggu
85
Part 85. Peresmian
86
Part 86. Hari Pernikahan
87
Part 87. Masih Hari Pernikahan
88
Part 88. Bonus
89
Part 89. Ke Nusa Penida
90
Part 89. Melanjutkan
91
Part 90. Dua Satu Plus
92
Part 92. Candle Light Dinner
93
Part 93. Another Dua Satu Plus
94
Part 94. Bulan Madu
95
Part 95. Dendam Jason
96
Part 96. Pergerakan Tommy
97
Part 97. Hamil?
98
Part 98. Bertemu Tommy
99
Part 99. Hanya Masuk Angin
100
Part 100. Sakit?
101
Part 101. Berita Bahagia (?)
102
Part 102. Morning Sickness
103
Part 103. Terpaksa
104
Part 104. Snacking Time
105
Part 105. Memulai
106
Part 106. Kevin
107
Part 107. Ban Bocor
108
Part 108. Sarah Ke Mana?
109
Part 109. Panggilan Misterius
110
Part 110. Mengikuti Intruksi
111
Part 111. Panik
112
Part. 112. Bertemu Sarah
113
Part 113. Di Mana Ini?
114
Part 114. Anak Perempuan
115
Part 115. Ditelpon Pak Abdul
116
Part. 116 Bertemu Pak Abdul
117
Part 117. Pesan Tersembunyi
118
Part. 118 Mulai Menemukan Titik Terang
119
Part 119. Menyusun Rencana
120
Part 120. POV Anton
121
Part 121. Phnom Penh
122
Part 122. Rudi Hanggono
123
Part 123. Syarat
124
Part 124. Penyelamatan
125
Part 125. Dibantu Orang Asing
126
Part 126. Amarah Jason
127
Promosi
128
Part 127. Kevin dan Rania
129
Part. 128 Salah Sasaran
130
Part. 129 Bantuan Bu Aisyah
131
part. 130 Mencoba Menghubungi Narendra
132
Part. 131 Bertemu Bu Aisyah
133
Part. 132 Mulai menemukan
134
Part. 133 Keberangkatan Narendra
135
Part. 134 Zonk
136
Part. 135 Sangat Licin
137
Part. 136 Bantuan Rania
138
Part. 137 Menyusun Siasat Lagi
139
Part. 138 Harus Berhasil
140
Part. 139 Penyerangan
141
Part.140 Haruskah Gagal Lagi?
142
Part. 141 Ternyata
143
Part. 142 Melumpuhkan Jason
144
Part. 143 Sebuah Trauma
145
Part. 144 Kehilangan
146
Part. 145 Pilu (1)
147
Part. 147 Pilu (2)
148
Part. 148 Membaik
149
Part.149 Persidangan
150
Part. 150 Proses Persidangan
151
Part. 151 Putusan Hakim
152
Part. 152 Inilah Keadilan
153
Part. 153 Kehidupan yang Berlanjut
154
Part 154. Berpikir Ulang
155
Part. 155 Keluh Kesah Sarah
156
Part. 156 Rencana di Belakangnya
157
Part. 157 Akhirnya Bertemu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!