Cinta Dalam Balas Dendam
Grisella Yudisti adalah seorang gadis muda yang memiliki begitu banyak kemampuan contoh nya seperti bela diri, berkuda, memanah, dan menembak. Ia di lahirkan di keluarga kaya yang memiliki marga Yudisti, sejak Grisella kecil ia tidak pernah merasakan bagaimana rasanya keramaian kota di luar sana. Karena selama ini Grisella, hanya di didik di rumah, dan ia sama sekali belum pernah di perkenalkan ke luar oleh keluarganya. Sekolah, berlatih ataupun kegiatan yang lainnya ia selalu lakukan di rumah secara privat. Namun berbeda dengan kakaknya yaitu Aditya Yudisti, ia di didik mati-matian oleh ayahnya untuk menjadi sesosok pria yang dermawan dan juga berwibawa. Tidak kalah dengan adiknya ia pun memiliki begitu banyak kemampuan di segala bidang.
Ayah Grisella yaitu Kailes Yudisti memiliki jabatan sebagai wali kota di kotanya, namun sayang nya setelah hampir dua puluh tahun keluarga nya menjabat sebagai wali kota, secara tiba-tiba jabatan itu terlepas begitu saja darinya. Itu semua di karenakan ada yang berani merebut posisinya yaitu Alfin Jian, ia adalah keluarga pendatang baru di kotanya yang terkenal juga dengan kedermawanannya, dan bisa di bilang ia hampir akan menyaingi keluarga Yudisti.
Ayah Grisella sangat tidak terima dengan kedatangan keluarga Jian yang merebut segalanya dari keluarga Yudisti. Maka, inilah awal mula Grisella di perintah oleh ayah nya untuk memulai kehidupan baru dengan cara bersekolah di luar rumah, tepat nya ia akan bersekolah di sekolah yang sama dengan anak tunggal keluarga Jian yaitu Nathan Jian. Tujuan dari perintah ini adalah untuk merebut kembali posisi yang seharusnya keluarga Yudisti lah yang mewarisinya.
Brak... !!!
Ayah Grisella, menggeprak meja yang ada di hadapan nya dengan cukup keras karna emosi. "Keluarga Jian itu berani-beraninya merebut posisi ku sebagai walikota!"
"Sudahlah ayah, jangan terlalu di fikirkan dulu." ujar Aditya, yang berusaha menenangkan emosi ayah nya itu.
"Kakak?! apakah kau gila? hal seperti ini tentu saja harus di fikirkan, keluarga Yudisti sudah hampir dua puluh tahun menjabat di kota ini akan tetapi keluarga pendatang baru itu secara tiba-tiba ikut mencalon kan diri sebagai wali kota." jawab Grisella, dengan tegas.
"Itu memang hak mereka kan? dan inilah hasil dari pemilihan di tahun ini, maka seharusnya ayah dapat menerimanya, mungkin saja ini sudah takdir dari keluarga kita."
"Diam Aditya! seharusnya kamu dapat berfikir dengan jernih, tidak mungkin keluarga Jian itu mendapatkan hasil sebanyak ini dengan mudah! pasti ada permainan di belakang." bentak ayah, pada Aditya.
"Tapi ayah, mana mungkin para warga dapat di sogok begitu saja? bukan kah selama ini ayah selalu memberi mereka bantuan uang setiap bulan nya? pasti uang itu cukup untuk kehidupan mereka."
"Aditya... uang itu bisa habis, mereka pasti akan selalu menerima suap jika mereka di tawarkan uang yg begitu banyak."
"Benar dengan apa yang ayah katakan, aku setuju dengan pendapat ayah, dan aku pun percaya bahwa hasil dari pemilihan ini salah!" sambung Grisella, yang membela ayahnya di hadapan kakaknya.
"Oke... oke... jika sudah begini apa yang akan kalian lakukan?" tanya Aditya.
"Ayah, punya satu ide yang kemungkinan nya dapat membantu kita di dalam masalah ini, bagaimana? apakah kalian tertarik untuk mendengarnya?"
"Ayo katakan pada kami ayah." ujar Grisella, dengan bersemangat.
"Baiklah kami akan mendengarkan, dan apapun rencana ayah kami pasti akan selalu berusaha untuk membantu ayah."
"Kalian memanglah anak-anak ayah yang paling baik." ujar ayah, dengan ngusap kedua kepala anaknya itu.
"Hehehe... yasudah ayo cepat katakan ayah!" ujar Grisella, yang sudah tidak sabar untuk mendengarkan rencana ayah nya itu.
"Mungkin hal ini akan membuat salah satu dari kalian mengorbankan diri untuk ayah."
"Tidak apa-apa ayah, kami rela berkorban untuk mu, betulkan dik?" tanya Aditya, pada Grisella.
"Iyah benar ayah." jawab Grisella.
"Grisella, maafkan ayah akan tetapi ayah harus mengorbankan mu. Karena hanya kamulah satu-satunya anak ayah yang tidak di ketahui oleh orang banyak mungkin satu orang pun tidak ada yang dapat mengenalimu sebagai putri ayah."
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Grisella.
"Ayah, ingin kamu bersekolah di luar mulai sekarang, dan menyamarlah demi ayah, buat cerita bahwa keluargamu itu sudah meninggal karena kecelakaan."
"Ayah! Aditya, sedikit takut jika Grisella pergi keluar, karena ia tidak tau apa-apa tentang bahaya di luar." ujar Aditya, yang hawatir.
Grisella, langsung menggandeng tangan kakaknya itu dengan penuh harapan besar. "Kakak... tenanglah, adikmu ini tidak selamah itu."
Fiuh... ~~
Aditya, menghembuskan nafasnya, lalu ia mengusap kepala Grisella, dengan penuh kasih sayang. "Baiklah, kakak mempercayaimu, jaga dirimu baik-baik."
Kailes, begitu sangat terharu dengan perlakuan Aditya yang begitu menghawatirkan adik perempuan satu-satunya itu, dan ia pun bersyukur memiliki dua orang putra-putri yang dapat ia andalkan.
Secara tiba-tiba ayah langsung memeluk mereka berdua dengan air mata yang mulai menetes. "Terimakasih anak-anak ku, kalian memanglah sepasang adik-kakak yang baik, ayah berjanji setelah semuanya terungkap ayah pasti akan memberi kalian berdua hadiah, terutama kamu Grisella."
"Umm... ayah, terimakasih." ujar mereka berdua secara bersamaan.
"Baiklah cukup berpelukan nya. Ayah, beritahu aku Grisella akan sekolah dimana? biar aku uruskan segala hal nya." tanya Aditya.
"Grisella, akan bersekolah di sekolah yang sama dengan putra tunggal keluarga Jian, yaitu di Asrama Teratai Putih." jawab Ayah.
"Baiklah, apakah aku harus mengurus segala hal keperluan yang di butuhkan oleh Grisella, sekarang?"
"Tidak perlu, ayah akan memberi perintah pada tangan kanan ayah untuk mendaftarkan nama Grisella di sekolah itu."
Di karenakan Grisella tidak pernah di perkenalkan secara umum di hadapan masyarakat maka rencana ini adalah hal yang sangat tepat untuk di mainkan oleh Grisella.
"Ayah, katamu tadi aku harus mengganti identitasku kan? bolehkah aku sendiri yang membuatnya?" ujar Grisella.
"Boleh sayang." jawab Ayah.
Identitas asli Grisella di sembunyikan untuk masuk ke sekolah itu, maka oleh sebab itu ia pun mengubah namanya menjadi Sella Yudistian, dan mengubah penampilannya menjadi sosok wanita kutu buku.
"Baiklah, nama samaran ku sekarang adalah Sella Yudistian, dan penampilan ku nanti akan aku ubah menjadi sesosok gadis kutu buku. Kakak! kau harus membelikan aku kacamata loh!" ujar Grisella.
Mengusap kepala Grisella, dengan lembut. "Baiklah adik ku sayang, kakak pasti akan membelikan nya untukmu."
Dengan senyuman lebar yang terlukis di pipi Grisella, Kailes menjadi sedikit tenang, karena itu berarti ia tidak terlalu memaksa anak-anaknya untuk menuruti apa yang ia kehendaki.
Bersambung.....
Jangan lupa untuk Like + Komen + Vote and Share♡
...づ ̄ ³ ̄)づ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Lidiawati06
saya mampir kak
2022-05-19
0
Lidiawati06
saya mampir kak🤗
2022-04-23
0
Libra
aku datang kak🤗
dengan setangkai mawar🌹sekalian.
2022-04-22
1