Di hari itu juga Kailes memerintahkan tangan kanan nya untuk mendaftarkan Grisella ke sekolah itu dengan nama samaran dan latar belakang keluarga yang di palsukan.
"Kakak... aku sudah tidak sabar untuk hari esok." ujar Grisella.
"Kenapa? karena besok hari pertama mu sekolah?" tanya Aditya.
"Iyaps betul sekali."
Puk...
Aditya, menepuk pundak adiknya itu. "Jagalah dirimu baik-baik, karena orang-orang di luar sana belum tentu dapat memperlakukan dirimu seperti di rumah."
"Ah... soal itu aku udah tau kok, kakak tenang saja... oke?"
Aditya, memberikan senyuman tipis dengan penuh kehawatiran yang di sembunyikan di dalam nya. "Oke..."
"Eh... eh... kenapa kakak masih ada di sini? bukan kah seharusnya kakak membelikan aku kacamata?"
"Sabar dong, oh ya... mulai besok kamu bisakan sudah mulai tinggal sendirian? karena tidak mungkin jika kamu selalu bulak balik ke rumah ini."
"Asalkan rumah itu nyaman, aku pasti dapat mandiri dengan baik, kakak! janganlah kamu coba-coba untuk menghiraukan segala kemampuan ku! di rumah aku bisa manja itupun karena ayah yang selalu memanjakan ku, tapi aku bisa mandiri juga loh!" ujar Grisella, dengan menegaskan pendirian nya.
"Hahaha... baiklah-baiklah, besok kamu harus ikut kakak lewat jalan belakang rumah oke?"
"Oke kakak."
"Yasudah, kakak pamit beli kacamata dulu yah... bye."
"Bye-bye, bawa makanan juga yah!" seru Grisella.
"Baik adikku."
Tak terasa singkatnya keesokan harinya Grisella, mulai bersiap-siap keluar rumah untuk pertama kalinya, dan di hari ini juga ia akan pergi ke sekolah yang di peruntukan oleh ayahnya.
Dengan latar belakang keluarga yg tidak di ketahui sama sekali, Grisella bagaikan anak biasa yg masuk ke sekolah elite, dan di sekolah itu juga ia akan selalu bertemu dengan anak dari pesaing keluarganya, yaitu Nathan Jian, putra tunggal keluarga Jian.
Tidak hanya sampai disitu saja, Grisella pun memiliki seorang kekasih yang bernama Harry yang sama-sama bersekolah juga di sekolah yang sama dengan nya, namun demi misinya ini hubungan mereka pun terpaksa di private.
"Ayah... aku pamit sekolah, dan juga pamit pindah dari rumah ini yah, hehehe. Jangan lupa sampaikan hal ini juga pada Ibu jika ia sudah pulang." ujar Grisella.
Mengusap kepala Grisella, dengan penuh berat hati yang harus terpaksa mengihklaskan. "Baiklah sayang, jaga baik-baik dirimu. Kamu tenang saja, rumah yang akan di tempati olehmu nanti itu sudah di bereskan oleh para bibi-bibi, kamu pasti akan nyaman tinggal di sana."
"Baiklah ayah, jangan hawatir, anak perempuan mu ini sudah terlalu kenyang di manja olehmu, maka oleh sebab itu sekarang sudah waktunya ia mandiri." jawab Grisella, dengan senyuman yang lebar untuk menenangkan hati dari ayahnya itu.
"Hahaha... kamu paling bisa yah menenangkan hati ayah."
"Hehehe..."
"Yasudah, nanti kamu terlambat loh! ayo cepat masuk ke dalam kereta kuda." ujar Aditya, yang sudah menunggunya di dalam kereta kuda.
Grisella, bergegas masuk ke dalam kereta kuda itu. "Bye-bye... sampai jumpa nanti, aku pergi dulu."
"Baiklah sayang berhati-hatilah." ujar Ayah, dengan melambaikan tangan nya.
"Terimakasih anak-anak ku, kalian memanglah sebuah kebanggaan yang besar bagiku." Gumam kailes.
................
Di dalam kereta kuda Grisella sangat bersemangat karena misi ini akan mempertemukan nya setiap hari dengan kekasihnya walau ia tidak akan pernah menyapanya.
"Ah... kakak, apakah kau tau betapa senangnya diriku? aku akan setiap hari bertemu dengan Harry, ya... walau tidak mungkin kita akan seakrab saat di rumah akan tetapi aku sangat senang." ujar Grisella.
"Hahaha... iyah-iyah, kamu ini bisa-bisanya mendahului kakak mu untuk mendapatkan seorang kekasih." ucap Aditya, yang iri dengan Grisella.
"Ayolah kakak, kamu pasti akan mendapatkan nya nanti, jadi jangan gitu dong sama adiknya."
"Iyah-iyah... beberapa menit lagi kamu akan sampai ke sekolah, ngomong-ngomong kamu sudah taukan letak rumah barumu nanti?" tanya Aditya.
"Iyah sudah, kakak apakah nanti sepulang sekolah aku harus naik kereta kuda lagi? apakah tidak boleh aku naik mobil saja?"
"Agar kamu terlihat jelas bahwasanya kamu hanyalah rakyat biasa, jadi kamu harus naik kereta kuda, mengerti?"
"Ouh baiklah, padahal aku bisa jalan kaki juga kok hahaha..."
"Eh jangan! kakimu itu berharga hahaha..."
"Ah... kau sama saja seperti ayah!" seru Grisella.
Singkatnya, Grisella pun akhirnya sampai ke sekolah yang ia tuju yaitu Asrama Teratai Putih.
"Kakak, aku pergi dulu... sampai jumpa." ujar Grisella.
"Baiklah, berhati-hatilah oke? do'a kakak mu ini selalu menyertaimu."
"Baik kakak." ujar Grisella, yang mulai turun dari kereta kuda.
Setelah ia turun, dan melihat kereta kuda yang di tumpangi oleh kakaknya itu pergi, ia pun segera masuk ke dalam Asrama itu.
"Baiklah Grisella, kamu harus menjalankan misi ini dengan baik, dan belajarlah sebaik bagaimana kamu belajar di rumah. Hmm... Asrama ini ternyata biasa saja sih, mungkin rasanya sama seperti di rumah." Gumam Grisella, yang mulai melangkah masuk ke dalam Asrama.
Bruk...
Baru saja ia melangkah ke dalam gerbang Asrama secara tiba-tiba seorang anak laki-laki di Asrama itu menabraknya. "Astaga... !!!"
Mereka berdua jatuh di tempat yang sama dengan keadaan Grisella yang jatuh di atas lelaki itu. "Ah... maaf-maaf, aku tidak sengaja menabrak mu."
Grisella, langsung bergegas untuk berdiri kembali, karena begitu banyak orang disana. "Iyah tidak apa-apa."
Lelaki itupun segera bangkit kembali dan menjulurkan tangan nya. "Aku ketua osis disini, maafkan soal hal yang tadi... eh... sampai jumpa nanti."
Lelaki itu secara tiba-tiba kembali berlari seperti sedang menghindari beberapa orang wanita yang sedang mengejar-ngejarnya.
"Ouh... jadi dia lagi di kejar-kejar gitu? pantes jalannya ga liat-liat dulu." gumam Grisella.
Grisella, pun bergegas masuk ke dalam Asrama untuk mencari letak kelas barunya. Karena Asramanya yang begitu besar ia pun memutuskan untuk bertanya saja ke ruang guru.
Sesampainya Grisella di ruang guru, ia kembali bertemu dengan lelaki yang telah menabraknya tadi di depan gerbang Asrama.
"Permisi..." ujar Grisella.
"Iyah ada apa? ouh pasti kamu mau bertanya soal kelas yah? apakah kamu Sella murid baru itu?" tanya salah satu guru.
"Iyahh bu, nama saya Sella Yudistian."
"Baiklah, kelas kamu ada di ruang seni 1-2 yah? letaknya ada di lantai 3, ruangan 1."
"Ibu... kalo begitu biarkan aku saja yang menunjukkan jalan untuk murid baru ini. Kebetulan sekali ternyata kita satu kelas." ujar sang lelaki itu dengan ramah.
"Ketua osis? kamu sekelas dengan ku?" tanya Grisella.
"Ah... baiklah, perkenalkan Sella, dia ini adalah ketua osis di Asrama, namanya Nathan Jian." ujar guru yang memperkenalkan lelaki itu pada Grisella.
Betapa terkejutnya ia ketika mendengar bahwa ternyata lelaki itu adalah Nathan Jian, putra tunggal keluarga Jian yang harus ia selidiki. "Oh... baiklah."
"Yasudah, ibu tinggal yah."
"Aku tak menyangka kita akan satu kelas, maafkan aku soal tadi yah?. Baiklah, ayo... biar aku tunjukan jalan menuju kelas kita." ujar Nathan, dengan ramah.
"Iyah tidak apa-apa." mereka pun mulai berjalan bersama untuk masuk ke dalam kelas bersama.
Tidak di sangka di hari pertama nya sekolah ia akan langsung bertemu dengan Nathan Jian, apalagi ia sekarang tau bahwa musuhnya berada di kelas yang sama dengan nya.
Bersambung.....
Jangan lupa Like + Komen + Vote and Share🖤
...♡(∩o∩)♡...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Lidiawati06
semangat kak😍
2022-05-19
1
Libra
semangat kak 💪💪💪 fighting 🤗
Miss Agent Vs Mister Mafia.
2022-04-22
2