Grisella, sudah mulai dapat beradaptasi di suasana luar dan kemungkinan ini akan berjalan dengan baik selama latar belakang nya tidak bocor oleh siapapun.
Nathan, melirik ke arah Grisella. "Kacamata mu itu bagus, cocok untukmu."
Grisella, hanya menanggapi Nathan dengan ucapan terimakasih dan kepala yang selalu menunduk. "Terimakasih."
"Hmm... sepertinya kamu cukup pemalu." ujar Nathan, yang tersenyum pada Grisella.
....
"Astaga! Sella, kelas kita ada di depan sana, aku harus kembali mengambil buku ku dulu, kemungkinan tertinggal saat di ruang guru tadi." ujar Nathan, yang langsung kembali berlari menuju arah yang berlawanan.
"Baiklah." jawab Grisella.
Grisella, pun segera masuk ke dalam kelas tersebut dengan ngucapkan salam ramah. "Halo semuanya..."
"Siapa kamu?" tanya salah satu murid perempuan di dalam kelas.
"Aku murid baru di kelas ini, perkenalkan..." secara tiba-tiba murid perempuan itu langsung menyela Grisella.
"Ouh... apakah kau gadis kampung itu? hahaha... tak ku sangka, gadis biasa seperti mu ini dapat masuk ke Asrama elite." ejek murid perempuan itu.
"Sepertinya dia pintar, jadi kemungkinan itulah sebab dia bisa masuk ke Asrama ini. Pemanfaatan baru nih, hahaha." saut murid perempuan yang lainnya.
Sepertinya kedatangan Grisella sangatlah tidak di sambut dengan baik oleh teman-teman sekelasnya.
"Benar dengan apa yang di katakan oleh kakak, dunia luar belum tentu dapat memperlakukan mu sebaik apa yang kamu rasakan saat di rumah." ujar Grisella, di dalam hatinya.
"Siapa nama mu?" ujar murid perempuan itu dengan mengangkat dagu Grisella ke atas dengan jari telunjuknya.
"Nama ku Sella Yudistian." jawab Grisella, dengan tegas.
"Wah... wah... baru masuk kelas aja udah bisa ngegas, kasih faham dia itu siapa dan kamu itu siapa!" ujar murid perempuan lainnya yang berusaha memprovokasi murid perempuan utama.
Menunjukan senyuman liciknya secara terang-terangan. "Benar juga kamu. Biar aku perkenalkan diri, aku adalah Lidia Tang! anak dari wakil kepala Asrama ini, mengerti? dan kamu hanyalah gadis rendahan yang di berikan kesempatan untuk menikmati fasilitas di Asrama ini."
"Aku tidak peduli dengan pangkat keluargamu. Jika kita di persatukan di dalam sebuah kelas, itu semuanya setara!" jawab Grisella, yang tidak ingin terlihat lemah hanya karna penampilannya.
"Hahaha... rendahan songong banget sih!"
Di saat suasana mulai memanas, kebetulan Nathan sudah kembali dengan segera ke dalam kelas, dan ketika ia melihat Lidia yang sedang menindas Grisella, ia pun langsung bertindak untuk membela Grisella.
"Hentikan!" seru Nathan.
Lidia, langsung melepaskan jari telunjuknya dari dagu Grisella dengan segera, dan melirik ke arah Nathan dengan cemas. "Nathan, sayang... ini tidak seperti apa yang kamu lihat kok."
Melangkah maju ke arah Lidia. "Kamu taukan siapa aku? aku ini adalah ketua osis di Asrama ini! dan kamu itu adalah ketua dari bimbingan kesiswaan, jadi bagaimana bisa kamu memperlakukan Sella seperti ini?!"
"Sella? hahaha... ternyata kamu sudah mengenalinya. Sayang, aku hanya tidak suka dengan cara bicaranya padaku, sangat kasar dan membuat hatiku sakit, percayalah." Lidia, berusaha memutar balikan fakta di depan Nathan.
"Sella, benarkah begitu?" tanya Nathan.
"Terserah jika kamu ingin pempercayai ku atau dia, tapi dialah yang pertama mengatakan bahwa aku adalah gadis kampung, itu semua dia katakan karna latar belakangku yang miskin, dan juga bisa-bisanya masuk ke Asrama ini karna beasiswa."
"Bisakah kamu menjelaskan ini padaku?" tanya Nathan, pada Lidia dengan lirikan mata yang serius.
"Ya okey! dia benar, maafkan aku karena sudah berlaku tidak sopan padamu, Sella." ujar Lidia, yang akhirnya meminta maaf karena terlanjur tersudutkan oleh kekasihnya sendiri.
Namun, karena Grisella yang pada awalnya sudah mulai membenci Nathan, yang membuat dirinya tidak terlalu menghargai pembelaan Nathan tadi. Maka Grisella pun hanya mengucapkan terimakasih pada Nathan akan tetapi ia pun mengatakan padanya bahwa untuk kedepannya ia dapat mengatasinya sendiri.
"Baiklah, semuanya selesai. Sella, kamu dapat duduk di depan tempat duduk ku." ujar Nathan.
"Terimakasih. Ketua osis, untuk kedepannya aku bisa mengatasinya sendiri tanpa bantuan mu, aku mohon kejadian ini adalah awal dan akhir bagimu untuk membantuku, sekali lagi terimakasih." ucap Grisella, yang berbisik tepat di sebelah telinga Nathan.
Nathan, yang mendengarnya merasa terkejut, karena untuk pertama kalinya ia menemukan sesosok wanita yang sekilas terlihat seperti pendiam akan tetapi ia memiliki sisi lain yang ada di dalam dirinya. "Hahaha baiklah, tadi aku hanya menjalankan tugas sebagai ketua osis saja kok."
"Iyah, terimakasih." jawab Grisella, yang langsung berpaling dan duduk di bangkunya.
"Dasar wanita rendahan! ******! enyalah! baru pertama kali aku menemukan wanita rendahan sepertinya yang berani melawan ku padahal dia sudah mengetahui jelas posisi ku itu lebih mulia dari pada dirinya!" ucap Lidia, di dalam hatinya.
"Lidia... Lidia..." bisik teman dekatnya.
"Apa! kau tidak lihat apa aku sedang berusaha untuk memadamkan emosiku?!" jawab Lidia.
"Tenang dulu... coba lihat sana, si rendahan itu duduk di depan Nathan lhoh! apakah kamu tidak takut si upik abu itu merebutnya?"
Lidia, segera melirik ke arah Nathan dan Grisella. "******! lihat saja nanti, aku pasti akan memberinya sebuah pelajaran."
"Hahaha gitu dong, itu baru namanya Lidia."
"Dhea, Wulan, bantu aku nanti di jam istirahat oke?" bisik Lidia.
"Oke!" jawab kedua temannya secara bersamaan.
Di sisi lain, Nathan merasa bahwa dengan cara Grisella bersikap seperti itu padanya tadi menunjukan bahwa dirinya adalah sesosok perempuan yang memiliki pendirian kuat walaupun berpenampilan culun, dan hal itulah yang membuatnya langsung memiliki rasa kagum dan tertantang untuk mendekati Grisella.
Namun, di sisi lain Nathan pun berfikir bahwa ia masih berstatus kekasih Lidia yang membuatnya hanya dapat terdiam saja. Karena status yang mereka miliki bukanlah berdasarkan cinta akan tetapi berdasarkan paksaan dari orang tua Lidia.
"Oi, Nathan!"
"Eh ya, kenapa?" tanya Nathan, yang langsung memutarkan badannya ke arah bangku belakang.
"Ngelamun trus ntar kemasukan jin lhoh! hahaha." ejek teman dekat Nathan yang bernama Agam.
"Bener kata Agam, kenapa si? pasti gara-gara masalah tadi yah?" tanya salah satu teman dekatnya Nathan lagi yang bernama Dias.
"Ah... kalian ini terlalu negatif thinking, gapapa kok cuman lagi stres aja." jawab Nathan.
"Stres apa? mikirin si Rangga? hahaha, besok juga balik ke sekolah, kalem aja kali." ujar Agam, yang berusaha menghibur Nathan.
"Yeh... malah bahas si Rangga, makin stres aja kalo ada dia mah, hahaha."
"Nah gitu dong Than, jangan terlalu terbawa suasana amat, santai aja dulu." ujar Dias.
"Nah bener, kita tuh sahabatan kan? jadi harus saling terbuka kalo ada masalah, ntar cerita sama kita-kita ya... pas balik dari Asrama." bujuk Agam.
"Ah... iyah oke-oke." jawab Nathan, yang sudah tidak bisa lagi membantah.
"Hahaha... gitu dong."
Bersambung.....
Jangan lupa Like + Komen + Vote and Share❤ Tetap dukung Author yah...
...づ ̄ ³ ̄)づ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Lidiawati06
lanjut terus kak, jgn lupa kelegenda sang dewi alam luxia🤗
2022-04-23
0
Ihsan.MIM
lanjut kak semangat
2022-04-16
1