Ketika Takdir Memilih (Mencintai Kakak Sendiri)

Ketika Takdir Memilih (Mencintai Kakak Sendiri)

Devan Narendra Kalla

*Selamat Membaca*

PLAAAAK!

Satu tamparan kuat, mendarat hebat di pipi Devan, membuat pria berusia 19 tahun itu meringis kesakitan. Tapi meski tamparan sering Devan dapatkan, ia tak pernah sedetik pun membenci pria yang selalu marah dan murka padanya.

"Ayah, masih niat nampar gak? Nih, pipi kirinya belum?" tanyanya santai seraya tersenyum miring, seolah apa yang di lakukan sang Ayah tak sakit sama sekali.

"Kamu sudah berani menentangku?"

"Ihh, siapa yang menentang Ayah?"

"Dasar pembawa sial! Aku muak melihat wajahmu!' cerca pria paruh baya, bernama Kalla tersebut.

Mendengar ucapan sang Ayah, Devan langsung berdiri dan menjauh pergi. Membuat Kalla semakin emosi.

"Devan... aku belum selesai berbicara denganmu!"

"Ayahkan muak melihatku. Daripada nanti Ayah muntah, lebih baik aku pergi dulu. Bye!"

Braaaak! Devan menutup pintu kamarnya sekuat tenaga, ia selalu melakukan hal itu setiap kali sang Ayah marah dan menyudutkanya.

~~

Devan Narendra Kalla, anak kedua dari dua bersaudara usianya baru menginjak 19 tahun, ia memiliki seorang Kakak bernama Kenan Aditya Kalla yang kini berusia 27 tahun, dewasa baik hati dan tentu saja tampan.

Devan dan Kenan memang mendapatkan kasih sayang yang berbeda dari sang Ayah. Jika Kenan selalu di sayang dan apapun yang Kenan ucapkan selalu Kalla setujuhi, tapi tidak dengan Devan, ia tak pernah sekalipun di izinkan mencium punggung tangan pria tua itu. Kalla selalu menatap anak bungsungnya penuh benci. Yang membuat Devan penasaran, kenapa Ayah begitu membencinya?

Ya.. kematian sang Ibu saat melahirkan Devan, adalah alasan terbesar pria tua itu membenci Devan.. Kalla merasa Devanlah yang membuat ia kehilangan Bidadari kesayanganya, Kalla merasa Devan pembawa bencana, Kalla benci karena sang Istri meninggal tepat setelah anak itu di lahirkan.

.

.

.

"Bang, aku lulus mendaftar kuliah di salah satu Universitas terbesar yang ada di Jakarta." lapor Devan pada Kenan. Raut wajah penuh harap dengan senyum penuh makna.

"Kamu mau kuliah, jual dulu motormu! Nanti uang bulanan Abang kirim setiap akhir bulan, do'akan Abang, bisa bekerja lebih keras! Agar bisa mengkuliahkanmu dan menghidupi Ayah!" Kenan menepuk pelan pundak sang adik.

Sejenak Devan terdiam, ia melihat raut lelah dari wajah Kenan, seketika membuat ia tidak tega. "Gak jadi kuliah ah.. aku mau bantu Abang kerja saja!"

"Gak.. kamu harus kuliah!" Kenan menegeskan.

Meski Kenan sangat ingin Adiknya kuliah, tapi harapanya pupus sudah, sebab nyatanya sang ayah tidak memberi izin. Hal itu bukan hanya membuat Kenan yang kecewa tapi Devan sendiri merasa sedih, namun ia selalu bisa menyimpan kesedihan di balik senyuman.

"Ngabisin uang saja. Nanti kalau dia kaya dan sukses, kita berdua pasti di injak-injak!" si Ayah menyeringai penuh benci.

"Astagfirullah, Ayah. Devan gak mungkin akan membuat kita menderita."

"Terserah. Yang jelas, Ayah tidak setujuh!" Kalla berlalu dari hadapan keduanya.

"Sudahlah bang! Aku gapapa, terima kasih ya, Abang masih mau perduli ke aku," senyum Devan miris membuat dada Kenan sesak teriris.

***

Keesokan harinya, Devan keliling untuk mencari pekerjaan, ia berharap bisa membantu Kenan mendapatkan uang. Namun sehari berkeliling tak ada yang mau menerimanya, karena kebanyakan dari mereka, membutukan lulusan Sarjana, setidaknya S1.

"Dev, kamu kenapa?"

"Pak Gama, aku tidak apa-apa!" jawab Devan datar meski ia sedikit terkejut karena pria yang usianya tak lagi muda tersebut, tiba-tiba duduk disebelahnya.

"Bapak tahu apa yang kamu pikirkan, karena tadi isrti bapak bercerita, kamu datang kerumah dengan mata memerah. Kamu mau kuliah, kan?"

"Haaah? Jadi bu Lika cerita ya, pak?"

"Iya...!"

Akhirnya, pak Gama meminta Devan untuk tetap kuliah dan ia yang akan membiayai segalanya. Sebab istrinya Lika, sangat menyangangi anak muda yang kini duduk di sampingnya itu.

"Aku tidak mau pak. Aku tak ingin merepotkan siapapun!"

"Tidak Dev, saya dan istri saya, sudah menganggapmu seperti anak kami. Tolong mau ya!"

"Ta-tapi, pak...!"

"Apa yang kamu beratkan, Dev? Ayahmu? Bukankan dia tak pernah menganggap kamu ada? Dev, jalan satu-satunya kamu harus sukses dan bahagiakan Ayahmu dengan caramu sendiri!"

Pak Gama dan bu Lika, adalah pasangan yang sudah lebih dari 26 tahun menikah, tapi keduanya belum juga memiliki anak sampai detik ini. Devan sejak kecil sering bermain di rumahnya membuat Gama dan Lika perlahan sangat menyangi dan menganggap Devan anaknya sendiri.

"Saya memang bukan orang kaya, tapi pasti mampu untuk membayar uang kuliahmu!"

Berkali-kali Gama meyakinkan dan akhirnya Devan luluh juga, ia pun mengiyakan semua permintaan pria tua itu dan memutuskan akan berangkat ke Jakarta esok hari. Devan sungguh bahagia, namun ia tak menceritakan hal itu kepada sang Ayah.

***

Gak usah di cari bang! Aku pergi."

Begitu pesan singkat yang Devan kirim kepada Kenan, setelah ia sudah tiba di Jakarta. Devan sengaja tak memberi tahu dimana ia kini, karena ia akan berjuang dari nol untuk membuktikan jika ia akan sukses dan bisa membuat sang Ayah bangga.

"Ya Allah."

Seketika Kenan merasa lemas, setelah membaca pesan dari Devan, bahkan Adiknya itu tak memberitahu, kemana dia pergi. Tapi Kenan sadar, sang Adik pasti lelah sebab Ayah mereka tak pernah menganggap Devan anaknya.

Ck...

Devan turun dari halte bus, dan sudah berada di sebuah tempat, ia berusaha mencari alamat yang di berikan oleh pak Gama, alamat dimana ia akan tinggal disana. Karena baru pertama kali ke kota membuat Devan cukup bingung.

Braaaaak!

Seorang wanita dengan langkah tergesa-gesa menabrak Devan, hingga membuat ponsel miliknya terjatuh dan tentu saja rusak tanpa sisa, pecah dan tak bisa menyala lagi.

"Wooy... tanggung jawab dong! Anda sudah membuat handponeku rusak!" pekik Devan sekuat tenaga.

"Sorry... sorry!" ucap wanita itu lalu melempar beberapa lembar uang ke arah Devan. "Anggap saja ganti rugi, maaf saya terburu-buru!"

Tak ada jawaban, kecuali Devan yang diam dan tercengang seraya memperhatikan wanita tadi berlari, ia memandangi langkah wanita itu sampai hilang dari pandanganya.

"Nji ng... cewek kota kurang ajar ternyata ya!" umpatnya kesal tapi tetap mengambil uang yang di beri wanita tadi. "Lumayan, buat beli handpone baru,"

Devan terus berjalan, menyusuri kota, mencari alamat yang akan di tujunya. Dan tibalah ia di sebuah rumah mewah dengan halaman luas di depanya. Dengan canggung ia bertanya.

"Permisi pak satpam, ini benar rumahnya pak Wirawan, bukan ya?"

"Iya dek.. ada apa?"

"Saya bisa bertemu beliau?"

Pak satpam bertanya lebih dulu dan langsung mendapatkan izin. Belum sampai Devan di teras rumah, ia sudah di sambut oleh seorang wanita dan seorang pria, keduanya tersenyum menyambut Devan tiba.

"Devan ya?"

"I-iya pak. Kok bapak tahu?"

Rupanya pak Gama sudah memberitahu lebih dulu, kepada pak Wirawan jika Devan akan tinggal di rumahnya.

"Pak Gama memberiku no ponselmu, tapi saya telpon tidak aktif." ujar pria itu lagi seraya mempersilahkan Devan masuk.

"Pak satpam, tolong bawa tas Devan dan letakan di kamar itu!" seru wanita yang pasti istri dari Wirawan.

Devan tak menyangka, akan di sambut sebaik ini, sebab pak Wirawan dan bu Lita, sangat hangat dan ramah kepadanya.

"Maaf pak, handpone saya tidak bisa di hubungi. Karena tadi ada cewek bar-bar lari-lari nambrak saya, akhirnya handpone saya rusak tak menyala!" jujur Devan polos.

Saat mereka asik bercerita, tiba-tiba ada gadis cantik masuk rumah tanpa mengucapkan salam sepatah katapun.

"Mikha... kamu darimana?"

Sssstt....

Devan terperanjat, saat melihat gadis bernama Mikha itu. "Duh buset..... nih cewek yang nambrak aku tadi, kan?" ucap Devan dalam hati.

Tapi, gadis bernama Mikha itu sudah melenggang masuk kedalam kamar, tak berniat bertanya, siapa yang bertamu dirumahnya. Sedangkan Devan diam seribu bahasa sebab cewek bar-bar yang menambraknya adalah anak pak Wirawan dan bu Lita.

.

.

.

B E R S A M B U N G

Terpopuler

Comments

Khusnul Ibu'e Fida El-Rabbani

Khusnul Ibu'e Fida El-Rabbani

baru ngintip kok aku sdh sakit hati sama bpk kalla 2 anak aja dibeda2in hikz hikz hikz

2022-05-28

0

aprlldi_anaaa

aprlldi_anaaa

hai Thor aku mampir 🤩

2022-04-20

0

Realrf

Realrf

Semangat Thor 🥰🥰🥰🥰

2022-04-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!