E M O S I

Menangis bukan berarti lemah!

❣Selamat Membac❣

Perlahan Mikha membuka pintu kamar, di mana Devan berada, ia mendapati anak muda tersebut tengah menutup wajah, menggunakan bantal guling.

"Ehem... rupanya, selain cupu lu cengeng juga ya ternyata. Lemah!" cerca Mikha seraya melipat tangan di perut.

"Kamu kalau masuk ke kamar, hanya untuk menghinaku, sebaiknya keluar! Allah menciptakan air mata, gunanya untuk menangis. Lantas apa salahnya?"

"Salahlah.. lu cowok, masa cengeng?"

"Jangan mencerca Mbak, jika tidak tahu sedihnya menjadi saya!"

Devan melempar bantal ke wajah Mikha dan gadis itu membalas apa yang di lakukan Devan padanya. Dan terjadilah perang bantal siang ini, tanpa sadar Mikha terjatuh tepat di dada Devan.

"Ehh... aku menerimamu sebagai Adikku!" ungkap Mikha tanpa ragu dan spontan membuat Devan terkejut.

"A-apa? Kok mbak Mikha berubah pikiran secepat ini, ada apa. Jangan-jangan tadi mendengar pembicaraan Ayahku dengan pak Wira ya?"

"Iya.. terus kenapa?"

"Gaak mau ah, jadi Adik mbak Mikha, sebab menerimaku pasti karena kasihan!" Devan membuang muka, bak anak TK kelakuanya sungguh menggemaskan.

"Ngapain kasihan ma lu, gaa guna juga! Gue, terima lu sebagai adik demi Papa."

"Haah?"

"Iya. Papa gue... sedari dulu menginginkan anak laki-laki tapi Mama kagak bisa hamil lagi!"

"Kan ada mbak Mikha, kenapa mau anak laki-laki?"

"Supaya bisa melanjutkan perusahan Papa."

"Mbak Mikha' kan anaknya, jadi sudah sewajarnya anda yang meneruskan perusahaan pak Wira."

"Gaaaak deh... cita-cita gue jadi Dokter Gigi sebenarnya, bukan pengurus perusahaan. Maleesss!'

Devan terdiam sebab tak ada kata yang bisa ia ucapkan lagi, yang ia pikirkan... jika dunia nyatanya memang selucu ini. Orang kaya gak mau dikasih pekerjaan yang layak padahal dengan mudah bisa dicapai. Sementara orang tak berpunya, kadang hanya bermimpi bisa bekerja di Kantor mewah.

"Wooy, kok diem!"

"Ihh, ngagetin sih."

Saat keduanya masih saling bicara, tentang topik apa saja, saat itu Wira dan istrinya dibuat terkejut karena Mikha berada didalam kamar Devan.

"Kha... apa yang kamu lakukan disini?"

"I-ini, pah... mau ajak Devan berangkat kuliah bareng besok."

"Hemmm!"

Si Mama dan sang Papa, menatap tak percaya sebab kemarin, Mikha mati-matian menolak Devan menjadi Adik angkatnya.

"Kamu yakin sudah menerima Devan?"

"Yakin."

Senang luar biasa, begitu yang dirasa oleh Wira dan Lita, mendengar cacian dan kebencian yang Kalla tujukan untuk Devan, membuat Wira berjanji akan menyayangi anak muda itu setulus hati. Mereka tak habis pikir, bagaimana Kalla sedemikian membenci Devan, padahal itu anaknya sendiri.

"Dev... mulai hari ini, panggil kami, Mama dan Papa ya!"

Devan mengangguk paham. Ia sebenarnya masih bingung, kenapa pak Wira secepat ini mengangkat ia menjadi anak sebab setau Devan, ia baru mengenal keluarga besar Wirawan belum lama. Ia lupa ada pak Gama,

kakak kandung pak Wirawan yang juga paham kehidupan ia yang sebenarnya.

***

Hari terus berganti, diangkatnya Devan menjadi adik Mikha terdengar sampai kekalangan kampus. Membuat banyak Mahasiswi dan Mahasiswa tentu mengenal namanya.

Mikha... adalah gadis cantik, berkulit putih, bola mata sedikit biru, rambut pendek sebahu, bibir tipis dengan tubuh langsing tinggi semampai. Usianya 22 tahuh, kulian dan sudah semester akhir. Mikha terkenal cerdas dan segalanya, memiliki sikap sedikit kasar dan bicara sesukanya. Tapi di kampus ini, tak ada yang tidak mengenal Mikha. Pintar tapi pembuat onar. Terkenal dengan banyaknya prestasi, tapi juga terkenal sebagai biang masalah. Kini.. ia siap membawa sang Adik untuk mengikuti jejaknya.

"Panggil gue kakak! Jangan mbak-mbak! Berasa tukang jamu gue, cuy!" seru Mikha kepada Devan.

"Iya, Kak Mikha."

"Satu lagi. Lu kalau ngomong, gak usah pake, aku dan kamu! Berasa ngomong dengan pak Bupati tau gak." cercanya lagi.

"Iya, iya...," jawab Devan polos atau lolos.

Semakin hari, Devan semakin berani menunjukan sikap yang sebenarnya. Terlebih ia tahu, jika saat ini anak-anak kampus sangat menghormati. Kecuali Caka dan teman-temanya.... karena secara terang-terangan Caka mengatakan jika dia tak menyukai kehadiran Devan di kampus ini, padahal Caka adalah kekasih Mikha yang sudah satu tahun mereka bersama. Hadirnya Devan seolah menjadi ancaman, jika anak itu akan merebut Mikha darinya.

"Anjirrr... lu kok bisa jadi Adik angkat. Katanya lu adik sepupunya Mikha?" Adi membuka suara.

"Iya Dev," tambah Bagas.

"Heran sih, adik spupu jadi adik angkat." ujar Celo pula.

Devan menarik sudut bibir lalu tersenyum getir. Dengan mata berkaca-kaca, ia menceritakan.. siapa ia yang sebenarnya. "Gue hanya anak kampung dan tidak pernah diharapkan oleh ayah kandung gue sendiri. Pak Wirawan dan adiknya mungut gue, lalu angkat gue jadi anak."

Sejenak suasana hening seketika, ketiga anak muda itu menatap Devan tak percaya. Binar mata yang terpancar dari manik indah milik Devan bisa dirasakan oleh mereka bertiga. Sakit tentu saja!

"Bukan anak pungut, Lu anak kesayangan pak Wirawan!" Bagas menepuk pundak Devan.

.

.

Celo mengajak teman-temanya bermain basket dihalaman belakang. Dan aksi mereka menjadi tontonan cukup meyenangkan bagi mereka. Adi, Bagas, Celo dan Devan tampak begitu tampan. Diam-diam Mikha yang juga menonton mereka bermain basket spontan mengagumi ketampanan Adik angkatnya sendiri.

"Devan.. Devan...!!"

Sorak dan teriak menggema memanggil nama Devan juga kawan-kawan. "Dah ah, gue lelah."

"Ini-...!"

Mikha memberi mereka berempat, air mineral. Dan tentu membuat Adi, Bagas dan Celo senang bukan kepalang.

"Terima kasih kakak senior," ucap Bagas seraya tersenyum sumringah.

"Sama-sama, anak pemilik kampus."

"Haaaah!"

Mikha tahu, sepenting apa teman-teman Devan di kampus ini. Ketiga sahabat adiknya tersebut memiliki orang tua yang paling beŕpengaruh disini.

.

.

"Dasar manja! Berlindung di balik nama orang tua." cibir Caka yang datang tiba-tiba membawa senyum miring dan ejekan yang menyesakan dada. "Dan Lu, anak pungut... kerjaan lu, hanya sembunyi dibalik pengaruh cewek gue dan orang tua cewek gue. Manja tidak punya nyali!"

"Ihh.. siapa sih lu? Gue gak kenal dan jangan cari masalah!"

Devan berujar tak perduli, ia mengajak sahabat-sahabatnya pergi ke kantin. Disana mereka sibuk dengan makanan dan minuman dingin. Tapi tidak dengan Devan, wajahnya memerah menahan marah kala mengirim pesan singkat untuk Kenan sang abang tapi dibalas oleh Ayahnya ("Jangan pernah hubungi Kenan lagi! Kamu bukan siapa-siapa!").

Ck...

Pesan singkat tersebut sukses membuat Devan marah dan kesal luar biasa. Ia benci sebab sang ayah mulai memberi jarak, agar Devan tak lagi menghubungi Kenan.

"Ehh anak pungut! Minggir lu, ini meja makan gue dan temen-temen gue, minggir sebelum gue hajar kalian satu persatu!" Caka menyeringai penuh kuasa. Ucapanya sukses membuat Devan semakin marah.

"Njir lu.... Jaga ba cot, dasar bang- sat- !" umpatnya penuh amarah.

Devan menghadiahkan tinjuan tepat diwajah Caka yang akhirnya perkelahian pun tak bisa di elakkan. Devan yang memang tangah marah meluapkan emosinya untuk menghajar Caka.

"Devaaan... hentikan! Caka ini pacar kakak, beraninya lu hajar sampai babak belur begini? Awas lu, gue aduin ke papa!" geram Mikha saat melihat Caka sudah terlungkup tapi Devan tetap menghajar.

"Aaaaah... terserah luu!'

Devan yang semakin emosi, memilih untuk meninggalkan kampus, di ikuti oleh sahabat-sahabatnya.

"Tenang Dev! Kita semua akan selalu ada diposisi lu!"

Begitulah, Adi, Bagas dan Celo yang selalu bisa meredakan amarah Devan. Sejauh ini mereka paham sulitnya berada diposisi anak itu.

.

.

.

.

Terkadang anak nakal bukan bearti tidak baik.

Terpopuler

Comments

Khusnul Ibu'e Fida El-Rabbani

Khusnul Ibu'e Fida El-Rabbani

salah sendiri Caka Mancing2 emosi kalo kena jurus nyq si devan nah kan ndlosor wkwkwkw

2022-05-29

0

Dirmayanti Maryam

Dirmayanti Maryam

bener thor

2022-04-17

0

Istri Sah Dewangga ~

Istri Sah Dewangga ~

Mikha anak psikologi tapi Bias Gender, gimana sii. Lu cocoknya jadi teknik sipil harusnya.

2022-04-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!