Anak Angkat

Mengalah boleh, tapi lihat dulu siapa lawanmu. Jika itu perlu untuk dilawan, maka lakukan!

❣Selamat Membaca❣

"Hai, namamu siapa? Kenalin, namaku Bagas."

"Aku Indra Celo, panggil saja Celo."

"Dan aku Adi,"

Mereka semua mengulurkan tangan dan saling berkenalan. Sebagai sama-sama Mahasiswa baru, mencari teman itu perlu, termasuk dengan apa yang terjadi kini. Pertemuan awal yang saling melempar ejekan justru menjadi awal mula, Devan bertemu dengan mereka semua yang akhirnya menjadi teman dan menjalin persahabatan.

"Namaku Devan!" anak muda itu mengulurkan tangan juga.

***

Sejak hari itu, Devan memiliki teman di kampusnya. Dan seiring berjalanya waktu, mau tak mau.. sadar atau tidak. Kebobrokan teman-temanya menular ke Devan juga. Meski sebenarnya, sejak awal anak muda itu memang memiliki karakter yang acak-acakan, tak tegas sama sekali, tapi kini Devan menemukan jati dirinya, sejak bertemu Bagas, Celo dan Adi.

Adi, anak orang kaya cerdas tapi suka membuat onar. Bagas pun sama, ia anak pemilik kampus tapi tak memiliki otak cerdas karena terkenal pemalas. Begitupun Celo, anak muda keturunan Cina ini, terkenal playboy dan suka tebar pesona kebanyak cewek-cewek cantik di kampus. Sementara Devan mengikuti apapun yang ketiganya lakukan.

"Eh... tau gak sih, cewek paling populer di kampus ini tuh, siapa?"

"Ada, kemarin gue ketemu dia di halaman belakang kampus."

"Namanya siapa?" Celo penasaran.

"Lupa gue. Cantik, putih, tinggi dan tatapanya mematikan." Adi berujar serius.

"Anak Psikoligi bukan, sih? Sudah semester akhir dan sebentar lagi lulus." Bagas pun seolah pernah mendengarnya.

Sssttt...

"Itu orangnya!"

Adi menunjuk, ke salah satu mahasiswi yang tampak berjalan menuju kantin. Gadis yang menjadi primadona di kampus ini, terkenal modis, cerdas dan memiliki banyak teman. Dia juga memiliki geng bernama Geng Star.. yang isinya anak-anak orang kaya dan cantiknya tiada tara.

"Haaah?"

Devan tercengang, kala melihat siapa gadis yang dibicarakan teman-temanya. Karena gadis itu adalah, orang yang paling menyebalkan selama Devan mengenal.

"Mbak Mikha...," ujarnya pelan tapi bisa di dengar oleh sahabat-sahabatnya.

"Mikha... iya, namanya Mikha. Kok lu kenal Dev?" telisik Celo penuh selidik.

"Satu rumah dengan saya." jujur Devan seketika.

"Haaaaah? Serius?!" Adi, Bagas dan Celo menatap Devan tak percaya.

"Iya.... serius."

"Wuuuh, mantul... ada untungnya temenan dengan lu." Celo menepuk pelan pundak Devan.

"Yalah, dimana-mana.... saya memang pembawa keberuntungan," ujar Devan tersenyum getir. Karena kenyataanya, menurut sang Ayah, ia anak pembawa petaka dan selalu membuat siapapun berada dalam masalah, jika berdekatan denganya.

Tebar pesona!

Adi, Bagas dan Celo memilih untuk mendekati keberadaan Mikha. Sementara Devan memilih untuk tidak ikut serta, sebab Devan masih tak menyangka... jika berada di satu kampus yang sama dengan Mikha.

"Hai kakak senior. Boleh gabung gak?"

Mikha sedikit menahan tawa, saat ada mahasiswa baru yang berani mendekatinya. Mikha belum tahu, jika Bagas adalah anak pemilik kampus, itu sebabnya tak ada yang berani menghalangi apa yang akan dilakukan oleh Bagas dan teman-temanya itu.

"Ohhh, kalian anak baru tapi langsung berkuasa itu ya? Kok hanya bertiga, katanya berempat. Mana satu orang lagi?" Mikha bersikap sok ramah.

"Itu....!!" mereka bertiga kompak menunjuk ke arah Devan.

"Haaah. Devan?!"

"Kakak kenal?"

"Ohh.. Devan itu, Adik sepupuku. Jadi kalian satu geng dengan dia."

"Iya kak..!"

Senang bukan kepalang, sebab semudah itu mereka mendekati Mikha, bahkan kakak senior tersebut memang sangat ramah kepada Adi, Bagas dan Celo. Terlebih, Mikha yang memperkenalkan Devan sebagai adik sepupu, membuat mereka yakin, jika Mikha semudah itu akrab dengan mereka karena adanya Devan.

"Wih, Dev... besok-besok kami boleh main kerumah lu, ya?"

"Bukan rumah saya, tapi rumah Mbak Mikha," jujur Devan.

Devan sendiri tidak mengetahui, jika Mikha memperkenalkan ia, sebagai adik sepupu, hingga membuat teman-temanya berencana, meminta bantuan Devan untuk mendekati Mikha.

***

"Woy, anak kampung, ayo pulang bareng! Hari mau ujan deres, liat tu! Langit sudah hitam pekat!" ajak Mikha, saat melihat Devan menunggu angkot di pinggir jalan.

"Bisa gak sih, manggil namaku, sopan sedikit. Namaku Devan bukan anak kampung." geramnya, tapi Devan tetap masuk kedalam mobil sebab tak ada pilihan baginya daripada harus berhadapan dengan hujan yang tampaknya akan mengguyur bumi sebentar lagi.

***

Sampailah keduanya di rumah, Mikha dan Devan diminta untuk makan bersama dulu, sebelum masuk kedalam kamar masing-masing.

"Cuci tangan dulu, lalu makan bareng mama dan papa!" titah Wirawan pelan.

5 menit kemudian, Mikha dan Devan pun kembali.

"Mikha, papa minta, kamu berhenti dari pekerjaanmu! Sebentar lagi kamu akan menyusun skripsi jadi kamu harus fokus untuk kuliah dulu."

"Tapi pah, aku bosen cuma diem di rumah mulu,"

"Nanti, kalau kamu sudah lulus kuliah dan wisuda. Papa akan serahkan urusan perkatoran ke kamu. Oke."

"Duuh, gak nyambung banget. Aku kuliah psikolog masa mau kerja di perusahaan, maleslah!"

"Bisa sayang." si mami yang menjawab.

Dengan wajah kesal, Mikha pun menuruti keinginan kedua orang tuanya. Karena meski Mikha di kenal sebagai anak orang kaya, ia tetap ingin hidup mandiri, dan berdiri di kakinya sendiri.

"Semua hal dalam hidup gue diatur. Mau kerja gak boleh, temenan dipilih-pilih, pasangan juga dijodohkan, nggak merdeka hidup gue." omel Mikha dalam hati tapi ia hanya meluapkan amarah untuk dirinya sendiri.

"Dev....,"

"I-iya pak."

"Berhubung saya tidak punya anak laki-laki, rencananya mau angkat kamu jadi anak. Nanti saya akan bicarkan ini dengan kakak saya Gama dan ayahmu di Desa."

"Haaaah?!"

Lagi-lagi Mikha dan Devan terkejut secara bersamaan. "Ogaaah gue, punya adik kayak dia, cupu!"

"Ihhh, Mbak Mikha ngeselin." Devan benar-benar tersinggung, ia beranjak dari meja makan lalu masuk kedalam kamar.

"Mikha... kamu bisa baik sedikit gak sih? Mau tidak mau, Devan akan jadi adikmu."

"Terserah papa! Aku gaaaa perduli!" Mikha pun ikut pergi.

Didalam kamar, Devan mendekap erat bantal guling miliknya, ia tak menyangka jika pak Wira berencana mengangkat ia menjadi anak. Tapi jauh di lubuk hati, ia tak mau karena hal ini Mikha akan kecewa, Devan juga tak mau berpisah dari kakaknya Kenan.

***

28 Agustus 2019, pak Gama dan Kalla Ayah kandung Devan bertatap muka dengan Wirawan alias Wira.

"Saya tidak mau basa basi. Tujuan saya meminta kalian kesini, untuk memberitahu jika Devan akan menjadi anakku."

"Apa Devan mau?" tanya pak Gama penuh selidik.

"Semoga Devan mau, saya akan menyusun masa depanya sebaik mungkin. Devan anak baik, saya tidak akan menyia-nyiakan dia," jujur Wira penuh harap.

Pak Gama sendiri merasa galau, karena sebenarnya, ia yang ingin meminta Devan untuk menjadi anaknya. Tapi..... pak Gama tidak mau egois, karena mau menjadi anak dari adiknya sendiri atau pun tidak, ia tetap akan menyangi Devan.

"Ambil saja, saya berikan Devan kepada anda secara suka rela, sebab saya memang tidak pernah menganggap dia sebagai anak. Karena melahirkan Devan, membuat istri saya meninggal dunia." Kalla berucap tegas tanpa pikir-pikir lagi, ia memang tak menginginkan kehadiran Devan.

DEG!

Sakit bukan main, perasaan yang menghujam batin Devan, ia sebenarnya diam-diam mendengarkan obrolan, pak Wira, pak Gama dengan ayah kandungnya. Mendengar penuturan Kalla yang mau membuangnya, membuat Devan berlingan air mata.

Ssstt..

Dari lantai atas, Mikha juga memperhatikan Devan dan juga mendengar semua pembicaraan sang Papa dengan Ayah kandung anak itu. Seketika, ia merasakan.... betapa sedihnya menjadi Devan.

"Aku akan menerimamu, Dev." ucap Mikha dalam hati. Ia turun lalu menuju kamar Devan.

.

.

.

Hargai waktu sebaik mungkin, karena esok belum tentu, kita masih bisa melewatinya lagi!

Terpopuler

Comments

Khusnul Ibu'e Fida El-Rabbani

Khusnul Ibu'e Fida El-Rabbani

devan serasa boneka mainan,byk yg pingin adopsi,kalo devan bingung sini tak jadikan mantu aja wkwkwkkwkw

2022-05-29

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Hwaiting Kk Shanty
3 Cogan dan Ry mampir

2022-04-20

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Suka Ry

2022-04-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!