Not Cruel Devils

Not Cruel Devils

01. Kelulusan dan Tragedi

"Astaga, selamat ya Cika, Lo kalau lulus nggak ngajak-ngajak gue," gerutu seorang gadis dengan rambut sebahu

Cika tersenyum simpul, ia terlihat bahagia berada di sekeliling teman-temannya

Namanya Cika Mastewanza, umurnya masih 22 tahun tapi sudah menyelesaikan pendidikan S1 nya di fakultas kedokteran

Cika tengah berada bersama teman-temannya di aula, bedanya Cika menggunakan toga sedangkan teman-temannya tidak

"Selamat ya Cika," ucap Kean dengan tersenyum, tentu saja Cika membalasnya dengan sangat manis

"Makasih Kean,"

Cika adalah gadis yang cantik dan juga ramah, ia di senangi banyak orang dan tentu saja itu karena sifatnya sama cantiknya dengan wajahnya

Kean tersenyum, ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya lalu berjongkok di hadapan Cika, gadis itu refleks terkejut

"Eh, eh, kenapa ini Kean?" tanya Cika panik karena Kean melakukannya tiba-tiba

Kean hanya tersenyum kemudian ia membuka kotak beludru itu, isinya cincin berlian

"Cika Mastewanza, saya Kean Algeovano Zendar ingin melamar kamu menjadi istri saya, apakah kamu bersedia?" tanya Kean

Cowok itu menatap Cika penuh harap, yang di tatap jelas terkejut bukan main bagaimana tidak? Tanpa memberitahu tanpa apa-apa tiba-tiba saja Kean melamarnya

"Kean," lirih Cika, ia melirik sekitarnya yang penuh dengan atensi orang-orang yang ingin menyaksikan suatu peristiwa

"Kamu tinggal jawab aja Cika," ujar Kean dengan nada serius

Cika meneguk ludahnya susah payah, gadis itu menatap lamat wajah Kean, cowok itu adalah seseorang yang selalu memberi perhatian lebih pada Cika dan tentu saja Cika menyadarinya hanya saja pikiran Cika mengatakan bahwa Kean hanya menganggapnya seorang adik dan tentu saja ia tidak menyangka jika Kean akan melamarnya di hari wisudanya

Tak lama mata Cika berkaca-kaca, kemudian ia menyuruh Kean berdiri lantas cowok itu berdiri

"Aku mau Kak," kata Cika membuat Kean tersenyum senang ia bahkan sampai memeluk Cika saking senangnya

Terdengar riuh tepuk tangan dari orang-orang, termasuk kedua orang tua Kean dan Cika mereka bahkan saling berpelukan ketika mendapat kabar gembira ini

"Terimakasih Cika," ucap Kean dengan tulus dan bahagia

Siang itu aula kampus di penuhi oleh mahasiswa yang wisuda juga keluarga mereka, hingga sore hari barulah keadaan beranjak sepi

Kean mengajak Cika untuk pergi ke kafe merayakan kelulusan Cika, tentu saja Cika menerimanya

"Cik," panggil Kean yang sedang menyetir

"Iya Kak?" sahut Cika

"Kenapa kamu menerima lamaran saya? Padahal kamu kan nggak cinta sama saya," Kean menatap Cika sebentar kemudian fokus menyetir mobil

"Karena sebenarnya aku udah jatuh cinta sama kakak," jawab Cika jujur, tak ada yang perlu ia sembunyikan lagi untuk menghindar dari Kean karena jantungnya yang terus deg-degan jika berdekatan dengan Kean

"Jangan pernah tinggalin saya ya Cik," kata Kean membuat Cika tersenyum

Tanpa sadar sebuah mobil melaju kencang dari arah berlawanan, Cika melotot lebar

"AWAS! AWAS KAK!" panik Cika

Kean yang tidak fokus, akhirnya membanting stir ke kiri yang membuat mereka jatuh ke jurang

BUM!

Mobil itu meledak, terbakar habis Cika yang terlempar keluar kepalanya membentur batu dengan keras

"Ke-an," lirih Cika dengan napas yang tak beraturan saat melihat mobil itu hangus terbakar api, saat yang bersamaan mata Cika terpejam semuanya menjadi gelap

***

"Haahh!" gadis itu menarik napas panjang saat matanya terbuka

Cika pikir dirinya akan mati setelah kecelakaan besar yang menimpanya tadi, tunggu apakah Kean selamat?

Ia masih berusaha mengatur napasnya yang belum stabil, cowok yang berada di sampingnya melebarkan mata kala gadis itu terbangun

"Astagaa Devya, Lo udah bangun? mama! papa! Devya udah bangun!" teriak cowok itu antusias

Gadis itu menoleh dengan kening berkerut, Devya? Siapa itu? jelas-jelas dirinya saat ini adalah Cika

Tunggu, ruangan ini juga asing, Cika belum pernah ke tempat ini, apakah Cika mengalami transmigrasi? Ya Tuhan yang benar saja

Cika menatap kedua orang yang di yakini adalah orang tua dari gadis ini, lalu siapa cowok ini?

Astaga Cika memegang kepalanya pusing memikirkan siapa orang-orang ini, orang tua itu tergopoh-gopoh menuju ranjang putrinya

Setahun berlalu akhirnya putrinya bisa siuman dari komanya, "Akhirnya kamu bangun juga sayang," ucap wanita paruh baya itu, mungkin itu adalah Mamah dari tubuh gadis ini

"Sayang jangan bikin papah dan mamah khawatir lagi ya nak," kata pria paruh baya itu

"Devya, ada yang sakit?" tanya cowok itu lagi

"Kalian siapa?" akhirnya Cika bersuara, "Kenapa aku di sini?" tanya Cika lagi

Mereka semua salin tatap, "Kita orang tua kamu nak, dan ini adalah Reza, kakak kamu," kata mamahnya sendu

"Tunggu sebentar, papa akan panggil dokter," kata papanya lalu beranjak keluar

"Lo seriusan lupa siapa gue?" tanya cowok yang bernama Reza itu, Cika menggeleng, jangankan lupa dia tahu saja mereka, tidak kenal saja tidak

Tak lama papahnya datang bersama dokter yang kemudian memeriksa kondisi Cika

"Ini ajaib, ketika nona Devya sedang berada dalam masa kritisnya Tuhan masih berbaik hati menolongnya," kata Dokter itu takjub

"Hanya saja kemungkinan ingatan nona Devya tidak akan pernah kembali lagi," kata Dokter itu membuat semuanya terkejut

Ranti - Mamahnya cewek yang sedang Cika masuki itu - terlihat menahan Isak tangisnya saat melihat kondisi putrinya yang hilang ingatan

Vero - Papahnya Devya - mengusap bahu sang istri ia juga turut bersedih ketika mendengar hal itu dari dokter

Putri mereka akan kehilangan seluruh ingatannya, mereka tak bisa membayangkan hal itu

"Maaf," ucap Cika, ia tak tahu harus mengatakan apa pada keduanya ia justru merasa bersalah karena membuat putri mereka kehilangan ingatannya

Reza bangkit lalu memeluk Cika, mengusap punggung gadis itu, "Nggak papa, Lo nggak usah minta maaf ini bukan salah Lo tapi takdir Tuhan,"

Cika tak tahu harus berbuat apa, tapi dadanya terasa sesak air matanya luruh begitu saja ketika ia mengingat kecelakaan itu

Ia teringat Kean apakah Kean selamat dari ledakan mobil itu? Atau apakah orang tuanya menemukan dirinya di dasar jurang? Atau bagaimana kondisi keluarganya ketika tahu putri mereka tak akan bangun lagi?

Melihat kedua orang tua di depannya ini membuat Cika merindukan Mamah dan Papahnya, pasti mereka juga menangis ketika mengetahui putrinya telah meninggal, Sungguh Cika tak bisa membayangkan itu semua

Reza mengusap punggung gadis itu berusaha menenangkan Cika yang menangis, "Kalo Lo nggak bisa ingat, pelan-pelan aja pasti Lo bakal ingat lagi, gue yakin," kata Reza membesarkan hatinya

"Maaf," sekali lagi Cika meminta maaf pada keluarga itu atas apa yang terjadi sekarang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!