05. Dev-vil

"Karena Lo dev-vil."  saat itu juga napas Devya mendadak berhenti

"Ma-maksud Lo?" tanya Devya dengan terbata-bata

"Lo adalah iblis di mata Alcar," ucap Zea datar

"Kenapa gue bisa di anggap iblis sama dia?" tanya Devya lagi, sebenarnya ia tak kuat mendengar ucapan Zea

"Karena Lo jahat, Lo antagonis di hidup Alcar," ucap Zea lagi, kali ini ia menoleh sepenuhnya pada Devya

Gadis itu terdiam, "Lo bisa ceritain tentang tu cowok?" tanya Devya ragu tanpa di tanya dua kali Zea mengangguk

"Semua berawal waktu SMA, Lo yang ngejar-ngejar cinta Alcar karena Lo terobsesi sama ketua basket Lo itu, tapi Alcar selalu menolak kehadiran Lo sampai sekarang kita kuliah semester 6 lo tetap di tolak kehadirannya sama Alcar," jelas Zea

"Kenapa gue bisa terobsesi sama dia?" tanya Devya lagi

"Gue nggak tau pasti, yang jelas Lo cinta mati sama Alcar," ucap Zea ia sibuk memainkan pulpen di tangannya yang entah di dapat darimana

"Terus kenapa Alcar benci banget sama gue, masa iya masalahnya cuma karena obsesi doang?" tanya Devya lagi, ia sepertinya perlu mengumpulkan puing-puing kisah gadis ini

"Karena Lo selalu aja membully cewek dia," jawab Zea acuh, ia sebenarnya tak minat menceritakan hal itu

"Lo benci sama ceweknya Alcar, karena Lo ngerasa dia yang udah rebut Alcar dari Lo, Alcar itu sahabat Lo dari kecil jadi Lo merasa kehilangan ketika Alcar nggak ada di samping Lo,"

Zea terdiam sejenak ia meletakkan pulpen itu dengan pelan, kemudian kembali menatap Devya

"Dan karena pembullyan Lo yang benci sama Yena, membuat Lo menutup mata dan hati Lo bahwa Lo sebenarnya baik," kata Zea lagi

"Dan akhirnya Lo benar-benar berubah di mata gue dan semua orang," kata Zea menghela napas sendu

Devya menatap Zea dengan mata berkaca-kaca, sungguh ia tak ingin menjadi jahat seperti ini

"Ze," panggil Devya membuat Zea yang sedang fokus menatap pulpennya itu menoleh sejenak

"Ya?"

Devya menghirup udara sebanyak-banyaknya, "Gue udah bertekad akan berubah," kata Devya membuat mata Zea sukses membola

"Lo serius?!" tanyanya antusias tentu saja Devya mengangguk

Setelah mendengar cerita dari Zea meski sepotong kisah, Devya sudah bertekad akan merubah sifat gadis ini, ia akan merubah pandangan Alcar terhadap gadis dev-vil ini

"Gue nggak mau di cap sebagai antagonis dalam hidup Alcar," kata Devya sendu hal itu membuat Zea memeluk sahabatnya

"Akhirnya! Gue bahagia dengarnya Dev, Lo akhirnya mau berubah juga," kata Zea terharu

Ia bahkan melupakan sesuatu bahwa dirinya tengah memeluk sosok Devya dengan sangat erat hingga membuat Devya kehabisan napas

"Lep-phasin ghu-e," ucap Devya dengan dada yang tertekan, pasokan udaranya menipis

Zea yang sadar akan hal itu segera melepas pelukannya, ia terkekeh tanpa dosa

"Tapi Lo nggak lagi bercanda kan?" tanya Zea dengan mata memicing

"Nggak, gue serius. Gue mau berubah jadi baik." kata Devya mantap

Zea kembali memeluk sahabatnya dengan perasaan bahagia, namun Devya lebih dulu memberontak membuat Zea kembali melepas pelukannya

***

Dosen matkul mereka kali ini sudah keluar sejak satu jam yang lalu, Devya dan Zea hanya berdiam diri di kelas tanpa berniat kemana-mana

"Ze," panggil Devya pelan, ia terlalu malas mengangkat kepalanya yang masih tidur di meja

"Kenapa?" sahut Zea yang tengah memainkan ponselnya

"Apa kehidupan gue semenyedihkan itu ya?" tanya Devya, ia merasa kehidupan gadis ini sangat menyedihkan

Di tolak Alcarza Regandra Aditama, cowok yang di idolakan banyak kaum wanita, bahkan gadis ini juga sangat-sangat di tolak kehadirannya di sekitar Alcar lebih pastinya Alcar tak mau menganggap keberadaannya

Zea menghela napas, "Lo pasti bisa berubah, dari Dev-vil menjadi Devya yang gue kenal, oke?"

Devya mengangkat kepalanya kemudian menatap Zea yang tengah tersenyum padanya

"Gue pasti bisa." Devya menyemangati dirinya sendiri

"Daripada Lo sedih, mending ikut gue yuk," kata Zea, Devya mengerinyitkan dahinya

"Mau kemana?" tanya Devya

"Ke kantin," Devya melirik Zea sebentar, "Bukannya tadi Lo males ya ke kantin?" tanya Devya

"Nggak jadi males ya, sekarang gue laper sekalian ketemu doi," kata Zea terkekeh, Devya hanya memutar mata malas tapi akhirnya ia tetap ikut Zea ke kantin

Sesampainya di kantin, Zea langsung memesan makanannya, "Lo beneran nggak ikut pesan?" tanya Zea

Devya mengangguk, "Gue lagi males ngunyah," jawab Devya asal ia lebih memilih duduk anteng dengan hp nya yang entah sejak kapan bisa terbuka

Gadis itu memilih membuka Ig miliknya, kata Reza dia punya akun sosmed, jadi Devya kepo untuk membukanya dan Reza juga yang memberitahu kata sandinya

Sementara Devya berusaha membuka akunnya, Zea yang sedang sibuk menikmati makanannya yang abaru tiba beberapa menit yang lalu

Seseorang datang menghampiri, "Hai sayang," panggil orang itu

Seketika Devya dan Zea kompak menoleh bedanya Zea menatap orang itu dengan senyuman lebar sedangkan Devya menatapnya penuh tanda tanya

"Lo bukannya temannya Alcar ya?" tanya Devya, ia baru ingat jika cowok ini kemarin yang bersama Alcar saat memarahinya

"Oh Lo Dev, iya gue Kean," Devya hanya mengangguk, setelah itu Kean kembali menatap Zea yang berbinar-binar, Devya jadi jengah sendiri lihatnya

"Sayang, suapin aku dong," pinta Kean pada Zea tentu saja dengan senang hati Zea melakukannya

Devya terdiam sejenak memperhatikan dua orang di hadapannya, tunggu sebentar apa katanya tadi? Ketemu doi di kantin? Sayang? Kean? Demi apa?

"Jadi Kean pacar Lo?!" tanya Devya yang sudah berdiri menggebrak meja

Zea dan Kean menatap Devya aneh, bukan lebih tepatnya Zea malu karena. Devya baru saja membuat orang memperhatikan mereka

"Dev, duduk napa?!" kesal Zea

Devya memandang sekitarnya merasa malu sendiri ia akhirnya memilih duduk kembali

"Jadi Lo berdua pacaran?" tanya Devya, keduanya pun kompak mengangguk

"Kenapa Lo nggak cerita sama gue?!" kesal Devya pada Zea

"Sorry gue lupa kalau Lo amnesia," kata Zea menyengir tanpa dosa, sedangkan Devya mendengus sebal

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***