Beberapa hari setelah masa pemulihan akhirnya keluarga Veron membawa Cika pulang ke kediamannya, mereka membawa pulang putri kesayangan mereka kembali ke negara asalnya
"Selamat datang kembali di rumah, tuan putri," ucap Vero sambil tersenyum ia menuntun Cika masuk ke rumah
Sedangkan Reza membantu membawa barang-barang Cika ke rumah
"Selamat datang kembali sayang," ucap Ranti tersenyum hangat
Cika menatap setiap sudut ruangan bangunana ini, terdiri dari 3 tingkat, interior rumahnya sangat mewah dan ada banyak pelayang di rumah ini
Bisa Cika tebak, jika gadis ini adalah keturunan dari keluarga kaya raya
"Eh, tuan dan nyonya sudah pulang?" tanya seorang pelayan yang tanpa sengaja melihat kehadiran nona mereka di rumah ini setelah setahun lamanya
"Sudah bi, tolong siapkan kamar Devya ya bi, dia lagi sakit," pinta Ranti
"Sekalian tolong bantu bawakan barang Devya di Reza," tambah Ranti
Pelayan itu mengangguk lalu memanggil satu temannya untuk membantu membawakan barang-barang Devya
"Reza," panggil Vero membuat anak sulungnya itu mendekat
"Iya pa?" sahut Reza menghampiri
"Kamu tolong temani Devya ya, kalau butuh apa-apa minta tolong maid aja," kata Vero membuat Reza mengangguk
Setelah Vero dan Ranti berlalu, Reza membantu Devya menuju ke kamarnya yang sudah di siapkan oleh maid
"Kak, kamar aku dimana?" tanya Cika membuat dahi Reza saling mengerut
"Kenapa?" tanya Cika yang menyadari perubahan raut wajah Reza
Reza menggeleng pelan, "Nggak gue heran aja, kok tiba-tiba Lo jadi pakai aku-kamu," ujar Reza "Tapi baguslah."
Cika hanya berdehem pelan, Reza mengantar adiknya ke kamar bernuansa biru itu, Cika sedikit aneh ketika melihat kamarnya yang serba biru apakah Devya sangat menyukai warna biru hingga semuanya di desain berwarna biru bahkan lantai-lantai nya juga berwarna biru
"Seriusan ini kamar aku kak?" tanya Cika yang merasa ini bukanlah kamarnya, memang bukan kamarnya tapi kamar Devya
Reza mengangguk membuat Cika menghela napas panjang, sebelum akhirnya masuk ke kamar itu
"Lo mau langsung mandi atau mau makan dulu?" tanya Reza, Cika menggeleng
"Aku mau mandi, badan ku terasa lengket semua," kata Cika membuat Reza mengangguk paham
"Kalau gitu gue tinggal dulu, sekalian nyuruh maid nyiapin makanan," Cika mengangguk, Reza keluar dari kamar itu
Cika menatap sekelilingnya, tempat ini sangatlah aneh dan asing untuk Cika, ia menatap buku-buku yang berjejer rapi di raknya
Ia berjalan ke arah rak buku lalu mengeluarkan satu buku milik gadis ini, ia membaca sampul buku itu, "Devya Meiskana Verona," ucap Cika "Tidak buruk," kata Cika lagi kemudian ia meletakkan kembali buku itu ke tempatnya
Akhirnya gadis itu meraih handuk dan segera membersihkan badannya, setelah selesai Cika menatap dirinya di pantulan cermin
Gadis itu menggunakan kaos polos lengan panjang dan juga celana panjang hanya itu yang bisa Cika temukan di lemari Devya karena kebanyakan baju Devya adalah baju dengan kurang bahan dan Cika belum pernah menggunakan baju-baju model itu, terlalu modis - pikirnya
Tak lama ketukan pintu kamar membuyarkan lamunannya, "Masuk," ucap Cika
Pintu terbuka dan memperlihatkan seorang Reza yang datang menemuinya, sejenak Reza terdiam ketika melihat penampilan adiknya itu
"Kenapa liatin aku kayak gitu?" tanya Cika yang risih di tatap seperti itu
Lagi-lagi Reza menggelengkan kepalanya pelan, perubahan itu memang bisa terjadi tapi perubahan pada adiknya yang berwatak keras kepala itu sangatlah mustahil
"Gue cuma heran, biasanya Lo suka pakai baju-baju modis, jadi gue cukup kaget liat Lo pakai pakaian tertutup gitu," kata Reza lagi
Cika hanya mengangguk paham dengan apa yang Reza pikirkan
"Yaudah ayo, mama sama papa udah nunggu di meja makan," kata Reza, Cika hanya menganggukan kepalanya lalu mengekori Reza yang sudah duluan keluar
Saat menuruni tangga, Ranti dan Vero terkejut melihat perubahan putinya, bajunya tertutup, tanpa make up, ini bukanlah putrinya yang dulu selalu modis
"Sepertinya kamu mengalami perubahan nak," kata Vero tersenyum pada Cika yang sudah duduk anggun di meja makan
Cika menatap Vero heran, lalu menatap Ranti yang juga mengangguk membenarkan pernyataan sang suami
"Perubahan?" beo Cika aneh
"Iya, tapi tak masalah papa dan mama senang jika kamu mau berubah," kata Vero lagi lagi tersenyum pada Cika
"Oh ya papa sama mama belum nyebutin nama kami nak, ini Vero papa kamu, dan itu Ranti mama kamu, dan itu Reza kakak kamu," kata Vero membuat Cika mengangguk mengerti
"Oh ya nanti tiga harian lagi kamu mau langsung masuk kuliah?" tanya Vero lagi
"Hah? kuliah?" tanya Cika lagi, sedetik kemudian ia menepuk dahinya sendiri
Cika hampir melupakan bahwa ia sedang masuk ke tubuh gadis remaja yang masih dalam tahap kuliah ini
"Iya pa, cik- eh maksudnya Devya mau kuliah mulai besok aja," kata Cika hampir kelepasan menyebutkan namanya sendiri
Vero tersenyum, ia mengangguk pada putrinya lalu menikmati hidangan yang sudah tersedia di depannya
"Nanti Lo berangkat sama gue ya Dev," kata Reza yang berada di sampingnya
"Ya kan pa?" tanya Reza, Vero menagngguk
"Iya nanti kamu berangkatnya sama Reza, sementara kamu di antar jemput sama kakak kamu," kata Vero lagi
"Kalau ada apa-apa kamu bisa hubungin kakak kamu ya sayang," kata Ranti menatap Cika dengan tersenyum teduh
Senyuman itu membuat Cika merindukan sosok mamahnya, gadis itu berusaha menahan air matanya agar tak jatuh di hadapan mereka semua
"Iya pa, ma," sahut Cika kemudian ia kembali fokus dengan makanannya
Sore itu suasana rumah yang sudah lama kehilangan penghuni aslinya kembali lagi dengan keluarga lengkap yakni putri mereka kembali hadir di tengah mereka setelah satu tahun lamanya tidak ada kehadiran Devya di rumah itu
Cika juga tidak bisa berbuat banyak selain menjalani kehidupannya yang sekarang, dia sudah berniat untuk mejalani hidupnya sebagai Devya Meiskana Verona
Inilah awal hidupnya yang baru, dimana tidak ada lagi Cika, yang ada hanya Devya Meiskana Verona
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments