Adiva
"Pagi Ayah" sapa Adiva sambil tersenyum.
"Pagi nduk, hari ini kamu ada acara?" tanya ayahnya yang heran melihat anaknya sudah rapi.
"Mau antar Tuan Muda Axel kelas berenang Yah," jawab Adiva sambil duduk di samping Ayahnya yang sedang meminum kopi.
"Oalah begitu, diantar Pak Mamat kan nduk? jangan biarkan tuan muda Axel menyetir sendirian. Belum punya SIM" kata ayahnya dengan cemas.
"Iya Yah sama pak Mamat kok diantar, nyonya Heni juga berpesan untuk diantar pak Mamat" ucap Adiva tersenyum lalu berpamitan mencium tangan ayahnya.
"Hati-hati nduk" Ucap ayahnya dengan tersenyum.
"Assalamu'alaikum Yah" dan lalu pergi keluar.
"Waalaikumsalam nduk"
Rumah Adiva termasuk rumah yang nyaman, terdapat 3 kamar dan 2 kamar mandi serta ruang sholat, dapur yang tergabung ruang makan, ruang keluarga, dan ruang tamu ada loteng tempat menjemur pakaian lalu ada taman kecil di depan rumahnya. Adiva menghampiri bundanya yang sedang menyiram tanaman.
"Sudah mau berangkat sayang? Hati-hati yah, bekalnya dimakan berdua dengan tuan muda Axel, sejak dulu dia selalu suka masakan bunda, dan jangan lupa berbagi" ucap bundanya.
"Iya Bun. assalamu'alaikum" sambil mencium tangan bundanya.
"waalaikumsalam" dan melanjutkan menyiram tanaman.
...- - - ...
Adiva berjalan sekitar 10 menit menuju rumah keluarga Pratama.
Ayahnya pak Ahmad sudah bekerja selama 10 tahun, dahulu ayahnya hanya membantu istrinya bu anisa di toko kue sebagai kasir.
Sejak nyonya Heni belanja ke toko kue bu anisa, nyonya Heni menawarkan pekerjaan untuk pak Ahmad sebagai tukang kebun. Dikarenakan keluarga Pratama baru saja pindah ke daerah itu, oleh sebab itu membutuhkan tukang kebun.
Dilihat dari kejujuran pak Ahmad dan kegigihan nya bekerja membuat Tuan dan Nyonya Pratama kagum sehingga setelah 3 tahun bekerja, pak Ahmad diangkat menjadi kepala asisten rumah tangga yang bertanggung jawab terhadap keuangan para pekerja di rumah keluarga Pratama.
Tuan Arga Pratama selaku Presdir dari PT. Angkasa Jaya Pura yang bergerak di bidang Cargo dalam negeri maupun luar negeri. Sedangkan istrinya nyonya Heni mantan Puteri Indonesia tahun 1992 kini bergerak di industri modeling cabang Purwokerto. Keluarga Pratama sangat baik terhadap karyawan yang ada di tempat kerja maupun di rumahnya.
"Mba Adiva sudah di tunggu tuan muda Axel. Sedari dari menggerutu" ucap asih pengasuh Axel sejak kecil.
"Iya bu Asih, tadi Adiva kasih makan Mimo dulu makannya lama. Yaudah Adiva ke kamarnya Tuan Muda Axel dulu ya bu" ucapnya dan langsung ke lantai 2 rumah itu. Ditangga Adiva berpapasan dengan tuan Muda Julio anak sulung keluarga Pratama.
"Adiva, tuh Axel sudah menunggu mu di kamarnya" ucap Julio dengan tersenyum.
"Tuan muda Julio sudah pulang dari Amerika? kapan?" tanya Adiva.
"jangan tuan muda, cukup kak Julio saja. kamu sudah seperti adikku Va" ucap Julio sambil mengacak rambut Adiva.
"Iya iya kak Julio ganteng, kapan pulang?" tanya Adiva lagi.
"Tadi shubuh, oh iya oleh-oleh dari kakak ada di kamar Axel. Kesana saja" ucapnya dan lalu pergi dari hadapan Adiva.
Adiva langsung menuju kamar Axel.
"Nah ini nih, aku sudah menunggu mu 1 jam Adiva, kamu kemana saja?" ucap Axel kesal.
"Dasar tidak sabaran, aku baru saja memberikan Mimo makan. Kata kak Julio ada hadiah untukku mana?" tanya Adiva menanggih.
"oh Mimo, tuh hadiahnya di atas meja komputer" ucapnya sambil menunjuk meja komputer.
"wah ini tanda tangan dosennya kak Julio dan ada foto bersama dosennya. Semoga aku bisa kuliah di sana" kata Adiva kegirangan. Karena impian Adiva bisa kuliah di Stanford mengambil jurusan kedokteran.
"Kenapa kamu begitu girang hanya karena tanda tangan dan foto, anak seusia kita akan senang jika oleh-olehnya berupa barang" tanya Axel bingung.
"Sejak lama aku ingin kuliah di Stanford, ambil jurusan kedokteran. Setelah jadi dokter aku akan ambil spesialis dokter anak di Indonesia dan bekerja di RS ternama. Itu impian ku sejak kecil Xel, maka dari itu aku selalu belajar dan mengambil beasiswa di sekolah dan selalu ikut les gratis yang diberikan oleh sekolah sebagai penunjang ku" ucap Adiva dengan senang.
"Aku iri padamu Va, Ayah dan Bundamu sangat baik dan banyak waktu untukmu. Bahkan usahamu untuk mencapai mimpi itu sungguh besar, berbeda denganku. Cita-cita ku menjadi artis tidak dibolehkan oleh papa, papa menuntut ku untuk meneruskan bisnisnya. Karena kak Julio dan kak Mario sudah punya bisnis sendiri." ucapan Axel membuat Adiva terdiam dan menuju Axel.
"Xel, kamu harus bersyukur kamu terlahir sebagai pewaris, dan juga hidupmu enak. Status sosialmu tinggi, papa dan mamamu juga sangat baik, mereka bekerja juga untuk kelangsungan hidupmu Xel. Jadi jangan patah semangat, kamu mungkin tidak bisa menjadi artis, tapi kamu bisa membuka perusahaan yang bergerak dibidang dunia hiburan, bahkan artis-aktor pun akan berebutan ingin bekerja sama denganmu. Semangat yah Xel" kata Adiva sambil tersenyum.
Percakapan mereka di dengar oleh Nyonya Heni, bahkan Nyonya Heni ikut tersenyum.
"Makasih ya Va, kamu memang sahabatku. Terima kasih sudah tulus berteman denganku. Kalau ada apa-apa katakan padaku ya Va" Ucap Axel sambil menepuk pundak Adiva.
"iya, ayo kita berangkat, kelas renangmu akan segera di mulai"
Mereka berdua diantar oleh pak Mamat supir keluarga Pratama yang khusus untuk mengantar jempur Axel.
Saat di ruang keluarga terdapat Nyonya Heni dan Julio.
"Nyonya, Adiva dan Axel pamit dulu ya, dan kak Julio Terima kasih hadiahnya. Assalamu'alaikum" kata Adiva sambil menyalami nyonya Heni dan Julio.
"Waalaikumsalam sayang" jawab Nyonya Heni.
"Sama-sama Va, semoga cita-cita mu tercapai. Hati-hati ya waalaikumsalam. Jaga Adiva Xel" pesan Julio kepada adiknya.
"iya, Ma dan Kak aku pergi dulu assalamu'alaikum" ucapnya berpamitan.
"Waalaikumsalam" ucap mereka bersamaan.
"Jul, kamu tahu. Adiva membawa perubahan untuk Axel, Axel semakin tumbuh menjadi sosok yang bijaksana. Mama yakin itu semua karena Adiva, Adiva gadis yang baik, cantik pula. Tidak salah mama memperkerjakan pak Ahmad." ucap Nyonya Heni senang.
"Itu memang benar Ma, Julio juga merasa begitu. Pak Ahmad dan Bu Annisa juga baik dan mereka orang yang jujur dan Tulus." balasnya dengan tersenyum.
- - -
Diperjalanan menuju kelas renang, Adiva membaca buku pelajaran kimianya. Sedangkan Axel memainkan ponselnya.
"Va? apa kamu menerima Farhan jadi pacarmu?" tiba-tiba Axel bertanya hal pribadi.
"Hah? Farhan yang sekelas denganmu?" Tanya Adiva kembali.
"Iya, apa kamu menerima nya?" Tanya Axel kembali.
"Tidak, aku anti dengan pacaran. Sebentar lagi ujian kenaikan kelas 2, Ayah dan Bunda melarang ku berdekatan dengan cowok" balas Adiva cepat.
"bagaimana denganku? aku cowok, ganteng pula. Kenapa orang tuamu tidak melarang?" tanya Axel penasaran.
"ihh dasar oon, kita kan sejak kecil sudah berteman, orang tuaku paham keluarga mu dan bekerja dengan keluarga mu. Jadi kalau kamu macam-macam ayah bisa lapor ke Tuan Arga hahaha" jawab Adiva tertawa.
Pak Mamat yang mendengarnta pun tersenyum tipis.
"Macam-macam katamu, badan kurus kerempeng seperti mu bukan tipe ku Va, jangan ngarep deh" ucap Axel tak mau kalah.
"Terserah lah, tipe mu kan si Medina, cewek populer yang terkenal akan bodynya yang kata mu aduhai itu" kembali Adiva mengejek.
"sudah lah bukan urusanmu" kata Axel kesal.
"yang mulai duluan kan kamu Xel, dasar aneh. Udah diem aku lagi belajar, kamu nanti fokus renang, sebentar lagi perlombaan renang tingkat provinsi akan dimulai. Awas kalau kalah aku hukum kamu" kata Adiva mengancam.
"iya bawel" balas Axel singkat.
-Bersambung-
bagaimana gaes? Semoga suka ya sama cerita pertama aku di Mangatoon.
jangan lupa vote, sukai, dan follow, share juga yah. Biar makin rame.
comment yuh 🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Uswatun🌹Uc🌱
di awal bacanya kurang enak karena ada kata2 tuan muda...
2022-12-28
1
Shen月呀
Maaf kak izin koreksi.
Harusnya. “ Iya Bun, assalamualaikum,” sambil mencium tangan Bundanya.
Kalo mau pakai titik.“ Iya Bun. Assalamualaikum,” sambil mencium tangan Bundanya.😄
Salam dari my crush
2022-04-23
1
🍁ᴄᴎ͜͡ᵲ᭄Redblack🌅ͧ ᷤ ⃫ᷨ⃟⃤🧧🍁
Mampir 😊
2022-04-22
4