"Va fokus, jangan sampai kamu dikuasai obat itu, lihat aku Va. Ini aku Axel!!!!" ucap Axel teriak agar Adiva bisa fokus.
Adiva dan Axel di kamar mandi terguyur air shower yang dingin. Agar suhu tubuh Adiva normal dan efek obat itu hilang.
"Va fokus, lihat aku Va" kata Axel menyadarkan Adiva.
"Xel, aku dicium, ditelanjangi, disentuh olehnya Xel. Aku takut Xel" katanya dengan menangis.
Axel memeluk Adiva agar tenang, "Va efek obatnya sudah mulai hilang karena air dingin, dan aku mohon tenang kan pikiran kamu yah, aku disini" ucap Axel.
"Xel aku udah hancur, aku kotor Xel" ucap Adiva sambil menangis.
"Ada aku Va, tenang, ada aku. Kamu aman sama aku Va" ucap Axel menenangkan Adiva.
Tiba-tiba Adiva pingsan. "Va, bangun" ucap Axel menepuk pipi Adiva.
Segera Adiva dibawa ke ranjang dan menelpon Marsya dan Aman.
Mereka pun datang, "Gimana pesta mereka? hancur?" tanya Axel kesal.
"Yang terlibat sudah dibawa ke kantor polisi, pestanyaa bubar. Fahrul dan Sahrul sedang menunggu kak Julio. Karena kalau orang tua kalian berdua tau parah masalahnya" kata Aman tenang.
"Xel? giman keadaan Adiva?" tanya Marsya yang masih menangis.
"Dia pingsan, gue udah panggil dokter dan suruh pak Mamat beli baju untuknya, tolong bantu ganti nanti ya Sya" ucap Axel.
"Iya Xel" kata Marsya dan duduk di samping Adiva dan pucat.
"Visum kejadian ini bisa Xel, kata Marsya banyak bercak di tubuhnya Adiva. Biar prosesnya bisa ke jalur hukum" saran Aman.
"Gue nggak tau, nanti tanya kak Julio yang paham" jawabnya bingung.
Tak lama setelah itu pak Mamat membawa baju dan datang juga dokter.
Keadaannya Adiva membaik hanya perlu istirahat dan juga suka di kasih obat penenang.
Bajunya sudha diganti oleh Marsya.
*plakkkk
"Gue bilang apa sama lo Xel, jaga Adiva. Kenapa begini sih?" ucap Julio marah dan menampar Axel karena kesal.
"Maaf kak," kata Axel merasa bersalah.
"Gue nggak mau tau, mama sama papa dan orang tua Adiva harus tau ini. Dan langsung bawa kasus ini ke jalur hukum" ucap Julio marah.
"Iya kak," kata Axel menurut.
Orang tua Adiva sedang melakukan perjalanan pulang ke kampung halamannya.
Jadi belum bisa dihubungi terkait masalah yang menimpa Adiva.
Nasib malang yang menimpa Adiva, orang tuanya mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat.
"Mama sama papa nyuruh kita pulang, biarkan Adiva di hotel ini bersama Marsya, nanti akan ada bu Asih yang menemani" ucap Julio jelas.
"Ada apa kak kenapa mendadak?" Tanya Axel heran.
"Orang tua Adiva meninggal dunia, kakak akan mengurus jenazah nya malam ini juga. Kita sebaiknya pulang" kata Julio dengan sedih melihat Adiva dan kabar kedua orang tua Adiva.
"gue titip Adiva, kabarin gue kalau dia udah sadar" kata Axel.
Marsya mengangguk, sedangkan Aman, Fahrul dan Sahrul membuat laporan pada kepolisian.
Di kediaman keluarga Pratama, Axel menceritakan kejadian yang menimpa Adiva.
"Astaghfirullahalazim nak, kenapa kamu ceroboj sekali. Kenapa kamu tidak menjaga Adiva nak?" tanya nyonya Heni sambil menangis.
"Papa kecewa sama kamu Xel, kenapa kamu bisa lengah seperti itu? sekarang dia sudah jadi anak malang" kata tuan Arga kesal dan simpati pada Adiva.
"Sekarang kamu jemput Adiva bawa ke rumah, Julio sedang mengurus jenazah orang tua Adiva, dimakamkan malam ini juga karena kondisi jenazahnya tragis" ucap tua Arga tegas.
Axel mengangguk dan pergi menjemput Adiva.
Sampai di kamar hotel, ternyata Adiva sudah bangun dan sedang menangis.
"Axel" katanya dan Axel pun mendekati Adiva lalu memeluknya.
"Va, tenang ada aku disini. Kita pulang ya, mama dan papa aku menunggu kamu. Tenang, jangan menangis lagi ya. Maafin aku ya Va nggak bisa jagain kamu" ucap Axel bersedih.
"Xel pulang, aku takut" ucap Adiva ketakutan.
- - -
Sampai di rumah, Adiva dikejutkan dengan semua orang yang sudah menangis. Para pekerja di rumah Axel menangis.
"Nyonya? ini ada apa?" tanya Adiva heran.
"Sayang yang sabar ya, kamu istirahat dulu yah" kata nyonya Heni sambil mengusap pundak Adiva.
"Xel ada apa? mereka menangis karena masalah ku?" tanya Adiva heran.
"Va, Kak Julio sedang memakamkan pemakanan orang tua Va." ucap Axel dengan pelan.
"Bunda? dan Ayah? kenapa?" tanya Adiva masih tidak mengerti.
"Pak Ahmad dan Bu Annisa sudah meninggal karena kecelakaan ya Va" ucap Axel dengan pelan.
Adiva yang masih syok pun kembali tidak sadarkan diri.
"Bawa dia istirahat di kamarmu Xel, jaga dia. Kami ingin menyusul Julio" ucap tuan Arga.
Adiva dibantu pak mamat ke kamar Axel. Axel menunggu Adiva sadar.
"Va maafkan aku" ucapnya menyesal dan tak sadar meneteskan air mata.
Tak lama setelah itu, Adiva bangun namun kejadian aneh kembali menimpanya.
"Xel? kamu kenapa nangis?" ucap Adiva bingung.
"Va kamu sudah sadar" tanya Axel lagi.
"Xel, orang tua mu meninggal ya.? Bu Annisa dan Pak Ahmad. Aku dengar mereka meninggal. Kamu jadi anak yatim piatu. Kasihan sekali Xel, tenang Xel aku akan selalu ada untuk kamu. Mama sama papa aku akan sayang juga sama kamu" ucapan Adiva membuat Axel bingung.
- - -
-Bersambung-
Hayo Adiva kenapa? ngelantur dia kayaknya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
xvntaaa
alurnya keren bangetttt. next kakkk
2022-04-22
0
Caca❤🤍
Loh?
2022-04-20
0
Caca❤🤍
melting kan akuhhhh
2022-04-20
0