Adiva 03 : Hancur

"Xel? kamu malam ini pergi ke ulang tahun Medina?" tanya Adiva.

"Kamu datang?" tanya Axel berbalik.

"Datang sepertinya, sudah izin dengan bunda. Tapi asalkan kamu ikut, kamu ikut ya Xel" mohon Adiva padanya.

"hmm, yasudah lah aku ikut." ucap Axel malas.

Mereka berada di mobil jalan pulang, setelah pembagian undangan ulang tahun kemarin, membuat Adiva bingung. Setahunya, Medina membencinya, mengapa malah mengundangnya.

"Xel, kita beli kado dulu yah di toko kado dekat toko kue bunda" ajak Adiva senang.

"iya, pak mamat tolong ke toko kado dekat toko kue bu Annisa ya pak" kata Axel santai.

Malam pesta ulang tahun itu pun di mulai, Adiva dan Axel mendapat pujian dari keluarga Pratama.

"Kamu cantik sekali sayang" puji nyonya Heni.

"iya benar Mam, apalagi gaun merah yang dia kenakan, membuatnya tambah menawan" ucap Julio memuji.

Tuan Arga pun memuji Adiva "Jaga Adiva nanti ya Xel, jangan asik sendiri" pesan tuan Arga pada anak bungsunya.

"iyah pap, tenang saja" ucap Axel santai.

Axel menggunakan kemeja putih, dan celana jeans hitam serta sepatu nike jordan kesayangannya.

Sedangkan Adiva menggunakan Dress selutut yang tidak terlalu ketat, lalu rambut panjangnya digerai begitu saja.

Drees code dari pesta ini yaitu, Cewek merah, cowok putih.

Mereka berdua pun berpamitan dan diantar oleh pak Mamat tak lupa membawa kado.

Sampailah mereka di hotel Aston tempat acara itu berlangsung.

Sangat mewah dan megah, Adiva memberikan kado kepada EO yang mengurusnya.

Dan duduk di salah satu meja, dimeja itu ada 3 teman Axel dan juga Marsya.

"Lihat-lihat kacung Axel berubah jadi Cinderella hahaha" ejek Amel dengan teman se gengnya.

"Lihat saja nanti Adiva malam ini kamu bakal hancur" gumam Farah dalam hati.

Acara berjalan dengan sempurna, di tengah-tengah acara, tiba-tiba nama Adiva disebut dan disuruh maju kedepan panggung.

"Karena nama lo yang tertera di kertas game, jadi lo harus main game tidak atau iya, kalau tidak lo harus minum soda ini, kalau iya lo harus makan kue ini." ucap Sarah selaku MC acara.

"iya baiklah" ucap Adiva santai.

"pertama, iya atau tidak. Apa lo pernah ditembak sama cowok?" tanya Sarah.

Adiva langsung memakan kue itu.

"kedua, iya atau tidak. Apa lo pernah bolos?"

Adiva langsung meminum soda.

"Ketiga, iya atau tidak. Apa lo pernah turun rangking?"

Adiva langsung meminum soda.

"keempat, iya atau tidak. Apa lo pernah pacaran?"

Adiva meminum soda.

"Kelima, iya atau tidak. Apa lo pernah masuk bk?"

Adiva meminum soda.

"Pertanyaan nggak bermutu, game nggak bermutu" ucap Axel kesal.

"Game selesai, thanks Adiva. Keren lo, tepuk tangan untuk Adiva, ini hadiah buat lo karena udah ikut game ini. Ponsel IP tipe 11" ucap Sarah seperti meremehkan Adiva.

Adiva menerima hadiah dan kembali duduk. "Ponselnya buat bunda, alhamdulillah" katanya senang.

"Ini minum air putih, biar nggk sakit tenggorokan kamu Va" kata Axel memberikan segelas air putih.

"Div, gue bakal buat si Axel dan teman-temannya lengah. Lo lancarkan aksi lo, di soda itu udah gue obat. Nikmati malam lo, di kamar 303" ucap Kana dengan tertawa.

"Ok, mobil BMW besok udah digarasi rumah gue, awas kalau nggak" kata Nadiv tersenyum tipis.

"Xel kok aku gerah ya, padahal disini ber AC." ucap Adiva bingung.

"Wajah kamu merah Va, kamu ke toilet aja dulu basuh wajah. Mau aku anterin? atau Marsya anterin?" tanya Axel bingung.

"Aku sendiri aja Xel, titip tas yah" ucapnya sambil berdiri. Dan Axel pun mengangguk.

"Kesempatan bagus bro, sana bro susul Adiva. Ni kartu kamarnya" ucap Kana dengan tertawa jahil.

Farel yang mendengarnya pun, bingung dan kasihan terhadap Adiva.

"Axel harus tahu ini" ucap Farel dalam hati.

"Kan, gue balik dulu ya. Abang gue ada perlu sama gue" kata Farel izin.

"Nggak seru lo, padahal bentar lagi Nadiv bakal ngerjain tu kacung" ucap Kana.

"Gue nggak ikut-ikutan." ucapnya sambil pergi.

Di toilet, Adiva kebingungan dengan dirinya.

Badannya terasa panas.

Adiva keluar dari toilet dan ternyata ada Nadiv yang menunggunya.

"Eh kak, menunggu siapa kak?" ucap Adiva bingung.

"Aku menunggumu Va, ada yang mau aku berikan padamu Va. Ayo ikut aku" ucap Nadiv menarik tangan Adiva.

"Hah? maaf kak, jangan pegang tanganku.. Aku ingin kembali ke Axel" ucapnya menolak.

"Kamu kenapa Va? kenapa dengan wajahmu?" ucap Nadiv membuat adiva risih.

"Kak aku tidak tau kenapa aku kepanasan" ucapnya dengan gelisah. Keringat sudah bercucuran.

"Kak aku mau ke Axel dan pulang, maaf" ucapnya ingin pergi. Namun ditahan oleh Nadiv.

"Kakakku dokter, dia sedang menginap dihotel ini. Ayo aku bawa kamu ke sana, agar diperiksa" ucap Nadiv membujuk Adiva.

"Tapi nanti panggil Axel ya kak, takut dia cemas kak. Baiklah kak ayo" ucap Adiva mengiyakan.

Adiva dirangkul oleh Nadiv dengan alasan agar tidak terjatuh.

Sampai di kamar Adiva bingung mana kakaknya Nadiv. "Loh mana kak dokternya?" ucap Adiva dengan gelisah.

"Tunggu dia sedang di loby, ayo Va duduk dulu" kata Nadiv membujuk.

"Kakak panggilkan Axel please! " ucapnya memohon.

Tiba-tiba Nadiv *******Adiva, "kak!!" kata Adiva teriak dan kaget.

Nadiv terus melancarkan aksinya ingin ********** Adiva.

"Apa kata lo?, jadi mereka mau ********** Adiva. Kurang ajar, dimana kamarnya?" tanya Axel marah.

Farel, Axel, dan ketiga temannya serta Marsya sedang berbicara di tempat sepi hotel ini agar tidak ketahuan oleh Kana dan yang lainnya.

"Kamar 303, gue udah bawa kartu kamar cadangan karena akses bokap gue di hotel ini. Selamatkan Adiva, sorry gue baru kasih tau lo sekarang" ucapnya menyerahkan kartu kamar itu.

"panggil polisi, dan juga hubungi orang rumah gue. Marsya lo ikut gue" kata Axel geram dan berlari ke kamar itu. Fahrul dan Sahrul menghubungi polisi dan orang rumah Axel. Sedangkan Aman menemani Axel.

"kak Jangan, aku mohon. Kakak baik, aku mohon kak" kata Adiva dengan memohon.

Membuat Adiva menangis dan berteriak.

"Axel tolong aku" ucap Adiva menangais tiba-tiba pintu kamar terbuka.

*bugh *bugh

"Banci lo," Nadiv dipukul oleh Axel hingga tersungkur.

"Bawa Adiva ke kamar mandi" ucap Aman pada Marsya, Marsya hampir menangis melihat kondisi sahabatnya itu.

"Kurang ajar lo Div," ucap Axel terus menghajar Nadiv hingga babak belur.

"Udah Xel, biar polisi yang urus dia dan mereka yang terlibat, sekarang lo bawa Adiva pulang. Biar gue dan Marsya yang ngurus ni banci" ucap Aman lantang dan menatap Nadiv jijik.

Setelah menggunakan baju, Adiva tidak dibawa Axel pulang, namun dibawa ke kamar yang sudah Axel pesan, untuk membantu meringankan kondisi Adiva. Bersama Marsya dan juga Aman.

 

-Bersambung-

Bagaimana kelanjutannya, ayo ikuti terus.

Terpopuler

Comments

Uswatun🌹Uc🌱

Uswatun🌹Uc🌱

kasihan adiva...

2022-12-28

0

Caca❤🤍

Caca❤🤍

kasihan

2022-04-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!