The Secret Story
"ELSAAAAAAAAA............." Jatuh air matanya ketika lelaki yang ia cintai berteriak memanggil namanya. Elsa membenamkan diri dari sebuah kebenaran. Menyakitkan. Membuat seluruh tubuhnya terasa terbakar api cemburu. Perasaan cinta tumbuh pelan-pelan didalam hatinya. Perasaan teruntuk suaminya yang diawali dengan rasa terpaksa. Namun kini, rasa tulus dan ikhlas itu senantiasa merebak didalam dadanya. Untuk Sam.
Dikala hati itu terbang mengudara karena cinta. Seorang perempuan hadir didalam kehidupan rumah tangganya. Dan salah mengartikan bahwa Sam tidak memiliki hubungan apapun dengan Geeta. Bagi Elsa tidak ada persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan. Jika pun ada, persahabatan itu tidak akan bertahan lama.
Namun pendapat itu terbantah oleh Sam yang tidak menerima dengan tudingan Elsa. Dengan begitu Elsa memilih untuk pergi meninggalkan rumah itu. Ia sangat kecewa terhadap Sam yang memilih membela Geeta dibandingkan dirinya.
Dari semua rahasia yang ia sembunyikan, hal yang paling menyakitkan baginya adalah perasaan Geeta terhadap Sam. Dan itu membuat Elsa meragukan perasaan Sam terhadap dirinya.
Berulang kali Elsa menyeka air matanya. Merapikan kembali pakaiannya. Sopir bus hendak menginjak pedal gas, namun tiba-tiba terhenti.
"Tunggu!" Perintah Sam pada sopir bus. Suara Sam membuyarkan lamunan Elsa. Ia bergegas mengenakan topi dan masker. Ia tidak ingin menemui Sam. Tidak ingin mendengar apapun penjelasan suaminya.
"Elsa...? Kau Elsa." Sam menunjuknya. Sementara Elsa menggelengkan kepala. Ia menghiraukan seruan suaminya. "Aku tahu kau Elsa." Sam menarik lengannya.
"Lepaskan!" Perintah Elsa.
"Ikut denganku." Sam tak mau kalah.
"Aku tidak bisa."
"Kenapa? Kau istriku, kenapa kau tidak mau ikut denganku?"
"Istri kau bilang? Ccchh. Aku muak denganmu. Pergi saja kau dengan Geeta." Ujar Elsa.
"Turun. Aku bilang turun!" Bentak Sam. Ia membawa barang bawaan Elsa dari bagasi. Lalu menarik lengan Elsa dan turun dari bus. Elsa tidak bisa menolak. Ia terpaku melihat bus sudah melaju di jalanan.
Elsa melepaskan tangannya, "kenapa kau melakukan ini kepadaku? Aku mau pulang. Aku nggak mau lagi bersamamu. Aku butuh sendiri." Katanya.
"Kemana? Kemana kau akan pergi? Huh?" Bentak Sam. Runtuh hati Elsa saat dibentak oleh suaminya. Air matanya tak terasa jatuh satu demi satu. Lalu deraslah tanpa henti.
"Kau. Tidak berhak menahanku. Tidak berhak ikut campur dengan semua urusanku. Kau tahu apa? Tahu apa tentangku? Huh? Kau selalu bertindak semaumu. Kau selalu membuatku terluka. Kau selalu membuatku menderita. Apa kau pernah bertanya tentang perasaanku? Selama ini kau tidak pernah mau peduli terhadapku. Aku muak denganmu. Kau selalu menahanku. Sejak awal kau memang merencanakan ini semua kan? Kenapa dulu kau membebaskanku dari jeratan Indra? Huh? Aku membencimu. Aku sangat membencimu." Tutur Elsa dengan sesunggukkan.
Sam menghembuskan nafasnya.
"Jangan pergi." Tukas Sam dengan pelan. Elsa membuang muka. Sam meraih tangan Elsa.
"Kau akan meninggalkanku?" Elsa mengangguk pelan. "Apa kau tidak mengkhawatirkanku?" Ia menggelengkan kepala. "Kau tidak mau tahu bagaimana aku hidup tanpamu?" Lanjut Sam.
"Kenapa aku harus mengkhawatirkanmu. Kau seorang ceo, kau bisa hidup tanpa aku." Balas Elsa.
"Bagaimana kalau aku tidak bisa makan?"
"Tidak, kau pasti akan makan."
"Bagaimana kalau aku tidak bisa tidur?"
"Aku tidak percaya. Kau pasti bisa tidur nyenyak tanpaku."
"Aku tidak bisa melakukan apapun tanpamu. Kalau kau pergi, siapa yang akan membuat jadwal harianku di kantor? Siapa yang akan mengingatkanku jika aku lupa? Siapa yang akan membuat re-schedule jika ada hal yang mendesak? Siapa yang akan memijat bahuku? Siapa yang akan menemaniku jika aku bosan? SIAPA...?" Bentak Sam frustasi. Sementara Elsa masih dengan tangisnya yang tak tertahankan. "Aku, tidak bisa hidup tanpamu. Percayalah padaku, aku mohon jangan pergi." Sam menggenggam tangan Elsa sambil berjongkok dihadapan istrinya itu. Memohon dengan tulus.
"Lalu kenapa kau tidur dengan perempuan lain?" Balas Elsa. "Kau boleh menyimpan seribu rahasia kepadaku. Tentang masa lalu kita, balas dendam, dan apapun yang kau mau. Kau bebas melakukannya. Tapi kenapa? Kau tega mengkhianatiku? Kau bilang, hanya aku satu-satunya wanita yang kau cintai? Tapi, kenapa kau tidur dengan perempuan lain?" Lanjut Elsa. Air mata Sam tiba-tiba jatuh. Ia tidak sanggup berdiri dan menahan rasa bersalahnya.
"Berdirilah. Jika kau harap aku akan luluh dengan semua cara yang kau lakukan ini. Kau salah. Aku tetap akan pergi." Ujar Elsa. Pelan-pelan Sam berdiri, dan menangis dihadapan Elsa.
"Kenapa kau tidak mempercayaiku? Kenapa Elsa...?"
"Sam, aku pikir, kita butuh waktu untuk sendiri. Jadi aku mohon jangan halangi aku untuk pergi." Balas Elsa. Sam menggelengkan kepala.
"Berapa lama...?" Lirik Sam.
"Entahlah. Tapi aku rasa cukup lama." Balas Elsa.
"Kalau begitu tinggallah di rumah. Biar aku yang pergi. Kau jangan kemana-mana." Ujar Sam.
Elsa menyeka air matanya. Sam menyerah. Ia membalikkan badannya. Ia tidak lagi memaksa. Tidak lagi menahan Elsa. Tiba-tiba BRUKKKK. Sebuah suara orang yang terjatuh. Sam menoleh, dan melihat Elsa terjatuh terbaring. Ia bergegas mendekat.
"Elsa... Elsa...? Bangun Elsa... Kau kenapa?" Sam segera membopong Elsa ke dalam mobilnya. Ia menginjak pedal gas dan mempercepat kecepatan mobilnya menuju rumah sakit.
***
Beberapa dokter memeriksa kondisi Elsa. Ia dibawa ke ruang ICU. Sam yang memaksa perawat untuk memasukkan Elsa ke ruang ICU. Namun tak disangka, ada 4 dokter yang memeriksa kondisi kesehatan Elsa. Seorang dokter mengambil beberapa perlengkapan kedokterannya.
"Keluarga pasien?" Salah satu dokter memanggil.
"Saya suaminya." Kata Sam.
"Ibu Elsa sudah siuman. Silahkan masuk pak." Balas dokter perempuan itu. Sam melangkahkan kakinya, masuk ke dalam ruangan ICU. Ia melihat Elsa tengah berbaring. Sambil di periksa oleh seorang dokter yang sedang menempelkan alat ke perut Elsa.
Sam tampak kebingungan. "Ada apa dengan istri saya dok?" Tanya Sam.
Elsa membuang muka dengan kesal.
"Istri Anda sedang mengandung. Saat ini usia kandungannya sudah memasuki 8 minggu." Jawab dokter yang sedang memeriksa kandungan sembari tersenyum. Sam menelan ludah. Tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh dokter.
"Kemari pak. Ini hasil usg 4 dimensi bayi yang sedang dikandung istri bapak." Ujar dokter.
Sam memperhatikan penjelasan dokter sembari melihat bayi yang dikandungnya. Meskipun di awal pernikahan mereka mempunyai kesepakatan untuk tidak tidur bersama. Namun hal itu tidak berlaku setelah perasaan mereka saling membutuhkan cinta satu sama lain.
"Tetap harus dijaga ya bu pola makannya. Di trimester awal ini memang agak berat dan sangat rentan sekali. Tolong hindari stress dan membawa barang-barang berat. Sebaiknya Anda minum vitamin dan makan buah-buahan serta sayuran yang mengandung serat yang tinggi." Jelas dokter. Elsa mengangguk mengerti.
"Saya akan resepkan vitamin untuk Anda dan juga janin yang sedang dikandung. Untuk bapak sendiri. Tolong dijaga istri dan anaknya. Usahakan istri Anda makan, makanan yang bergizi dan bervitamin." Lanjut dokter. Sam menganggukkan kepala.
Setelah mengambil obat dan membayarnya. Elsa dan Sam kembali pulang ke rumah. Saat itu Sam ingin sekali memeluk Elsa dengan penuh bahagia. Namun Elsa masih cemberut.
Seperti tidak ingin berbicara apalagi memeluk suaminya. Sam menginjak pedal rem, setelah memarkir mobilnya di garasi. Elsa berjalan gontai menuju kamarnya. Disusul oleh Sam.
"Masih marah? Dokter bilang kamu jangan stress lho." Kata Sam.
Elsa menatap Sam dengan tajam. Lalu Sam meraih tangan Elsa kemudian mengecupnya. "Aku tahu aku salah. Aku minta maaf. Dengar..." Sam menyelipkan rambut Elsa ke belakang telinga kanan. Dibelainya dengan mesra. "Dulu memang Geeta pernah menyukaiku. Tapi aku tidak pernah menyukainya. Aku selalu menganggapnya teman. Nggak lebih dari itu. Dan soal foto yang Geeta kirim waktu itu. Dengar... Dia menjebakku. Aku tahu kamu marah. Kamu kesal karena aku tidak menjelaskannya dari awal. Kamu cemburu. Aku membiarkanmu dalam emosi itu karena aku pikir kamu berhak larut didalamnya. Tapi kalau kau pergi. Aku akan kehilangan semuanya. Bukan hanya dirimu, tapi kepercayaan dan juga cintamu. Itulah mengapa aku mengejarmu ke terminal. Please Elsa, percaya padaku. Karena dalam helaan nafasku hanya kau seorang yang aku cintai. Sejak kali pertama kita bertemu hingga saat kau melupakanku, dan hari ini." Jelas Sam. Elsa hanyut dalam buaian Sam. Air matanya tak terasa membasahi kedua pipinya. Hari ini Elsa sudah banyak sekali mengeluarkan air mata. Lalu Sam membuka laci lemari. Mengeluarkan sebuah kotak berisi catatan kecil dan puluhan foto seseorang yang Elsa kenal.
"Dia itu adalah aku. Bukan Indra. Itulah alasan aku menikahimu dan menyelamatkanmu dari Indra." Lanjut Sam. Spontan Elsa memeluknya sambil menangis tersedu sedan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Devia Ratna
mantul
2023-01-15
0
Inyhhlstryyy
Sdh ku duga😅
2022-12-19
1