Episode Satu

"Semuanya habis." Lirih ibu lemah. Semua harta yang mereka miliki sudah habis. Keluarga pak Gunawan sedang mengalami nasib yang buruk. Pak Gunawan baru saja dibawa oleh pihak KPK karena kasus penyuapan sebesar 2 milyar. Semua harta termasuk rumah mewah mereka disita oleh bank. Semua usaha bu Ranti pun dijual untuk melunasi semua hutang-hutang suaminya.

"Bagaimana ini? Ibu tidak bisa membiayai kalian sekolah." Ujar bu Ranti kepada ketiga anaknya. Nanar hatinya ketika semua yang telah ia peroleh selama puluhan tahun itu lenyap tak bersisa.

"Elsa bisa berhenti kuliah, lalu kerja buat bantu biaya sekolah Risa dan Asya." Tukas Elsa. Bu Ranti menoleh. Menangis, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada situasi saat ini. Menatap putri sulungnya dengan iba. Terselip rasa bersalah yang amat dalam.

"Tapi, tetap izinkan Elsa ke Depok ya, bu. Seenggaknya, disana jarak ke Jakarta agak dekat. Biar Elsa nggak harus pindah kost." Lanjut Elsa. Bu Ranti menangguk, menyetujui keputusan putri sulungnya. Bu Ranti menatap ketiga anaknya. Mereka yang selalu dimudahkan dalam segala urusan. Apakah mampu melewati semua kesulitan ini? Bu Ranti pun menatap Elsa, anak sulung yang selalu menghamburkan uang untuk pacarnya. Anak sulung yang tak pernah mengenal kata tidak mampu. Itu semua demi kebaikan Elsa. Setelah apa yang terjadi beberapa tahun silam. Ranti harus meneruskan semua sandiwara yang sudah ia buat bersama suaminya untuk menyelamatkan Elsa. Namun kini, ada rasa takut yang menyelinap datang ke dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Apakah Elsa akan mampu menghadapi kesulitan ini? Jangankan ketiga anaknya, ia sendiri pun tidak tahu apakah ia sanggup berdiri seperti ini? Suami dipenjara, harta benda habis, rumah tak punya, terpaksa ia kembali ke rumah kedua orangtuanya. Dan takut sewaktu-waktu ingatan Elsa kembali lagi. Sehingga percuma saja ia dan suaminya membangun kebohongan yang sangat besar terhadap Elsa. Saat ini Elsa sangat kesulitan menghadapi semuanya.

"Maafin ibu ya, Elsa." Lirih Bu Ranti. Elsa menahan tangisnya. Memandangi ibunya lamat-lamat. Tak terbayang olehnya, akan jadi apa ia besok dan lusa. Tapi Elsa tahu, sebagai anak pertama, ia harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi saat ini.

...***...

Jadi begitu ceritanya." Kata Elsa mengakhiri kalimatnya saat ia bersama Indra pacarnya. Satu-satunya yang ia percaya untuk bisa meringankan bebannya adalah Indra, yang baik, yang tampan, gagah, memiliki tubuh yang bidang dan perfect, katanya. Meskipun ke-4 sahabat Elsa tidak pernah menyetujui hubungan mereka.

"Jadi sekarang, kamu nggak punya apa-apa?" Tanya Indra tak percaya. Mendengar cerita Elsa, membuat Indra merasa sangat kesal dan kecewa. Selama ini, Indra tidak benar-benar mencintainya. Baginya, Elsa adalah alat untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Dari Elsa, kedua orangtuanya bisa mendapatkan harta benda yang bagus dan mahal. Kakak dan adiknya bisa beli baju tiap minggu bahkan hampir setiap hari. Tapi mendengar bahwa keluarga Elsa bangkrut, Indra menghembuskan nafas sedalam-dalamnya. 

"Aku mau berhenti kuliah, Ndra. Aku mau kerja. Kalau aku tetap melanjutkan kuliah, nanti gimana Risa dengan Asya. Mereka masih kecil. Mereka nggak boleh putus sekolah. Aku juga pengin ngasih modal usaha buat ibu aku. Kamu mau bantu aku kan?" Jelas Elsa dengan menatap Indra. Tapi Indra... Untuk apa aku harus membantu dia. Pikirnya.

"Gini aza, kamu kerja di perusahaan besar dengan upah yang besar juga. 50% dari hasil kerjamu, kamu kasih ke ibumu. 50% lagi untuk aku dan keluargaku." Balas Indra. Elsa mengernyitkan dahinya.

"Maksudmu?" Berharap ia salah dengar dari pacarnya itu.

"Kenapa? Apa aku salah bicara?" Kata Indra.

"Tunggu. Aku butuh penjelasan kenapa kau bicara seperti itu kepadaku? Apakah selama ini kau hanya memperalatku?" Ujar Elsa.

"Dengar Elsa, aku tidak pernah menginginkan kau menjadi kekasihku, disaat kau kebingungan mencari siapa penggemar rahasiamu. Aku tidak mengambil kesempatan. Tapi saat itu, aku menerima sebuah surat yang menyatakan bahwa kau menyukaiku. Dan aku, aku pikir tidak ada salahnya berpacaran dengan gadis cantik sepertimu. Tapi tidak disangka, kau memberiku jam tangan, kau memberiku handphone, lalu kau juga memberikan baju dan tas untuk keluargaku juga. Hingga, aku pikir tidak ada salahnya jika aku memanfaatkan peluang seperti ini. Kau cantik, keluargamu kaya raya, dan aku bisa mendapatkan apa yang aku mau seperti biasa." Kata Indra.

Glekk, hati Elsa terasa dihujam puluhan panah. Ia terasa tenggelam ke dalam lautan samudera. Penjelasan Indra sungguh sangat menyakitkan.

"Aku tidak percaya kau memperalatku. Kenapa aku bisa sebodoh ini." Isak Elsa

"Ssst... Ssst... Kenapa kau menangis Elsa? Kau baru tahu kalau selama ini aku tidak pernah mencintaimu? Atau kau baru tahu jika aku dan keluargaku memperalatmu?" Kata Indra.

"Brengsekkkkkk. Bajingan Gila" Umpat Elsa dengan menggeram kesal, kecewa dan marah. Indra menarik baju Elsa menamparnya berulang kali hingga ia puas dengan nafsu amarahnya.

"Kita akhiri saja. Ak... akhu ti...dak... Ing..in ber...te...mu la...gihhh deng...an..mu." Kata Elsa dengan terbatas-bata.

"Apa kau bilang? Aku tidak akan mengakhiri hubungan kita. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mengakhiri hubungan kita." Tukas Indra.

"Aaaarrrrgggghhhh." Elsa menggeram

"Kau masih milikku. Aku tidak akan melepaskanmu, sampai akhir hidupmu." Tutur Indra. Ia menjadi sangat terobsesi untuk memperalat Elsa semaunya.

"Kau brengsek gilaaa... Lelaki kurang ajar. Bajingaaaannn." Mata Elsa merah padam. Degup jantungnya berdetak lebih cepat. Api amarah menjalar ke seluruh tubuhnya. Begitu pun dengan Indra yang dengan ringan memukul, menampar wajah Elsa. Seolah ia telah menunjukkan sosok yang sesungguhnya. Sosok yang sangat keras, kejam dan egois. Indra mengatur nafasnya pelan-pelan setelah ia puas menyiksa pacarnya. Elsa menemukan sebuah balok berukuran panjang, dan kemudian memukul pundak Indra dengan keras. Sehingga lelaki itu terjatuh ke tanah. Kemudian Elsa bergegas menyetir mobilnya, menginjak pedal gas, memutar setir dan melaju ke jalanan dengan kecepatan 110.

"Aaaarrrrrrgggggggghhhhhh..." Elsa berteriak meraung penuh luka. Baik luka batinnya maupun luka fisiknya. Belum lagi bayangan-bayangan yang membuatnya sangat menderita. Kesakitan yang amat dalam. Elsa meninju dadanya, memukul lagi kepalanya dengan keras. Ia tidak tahu milik siapa kenangan itu? Mengapa ia merasa kesesakan saat bayangan itu terlintas kembali ke dalam ingatannya.

Aaarrrrgggghhhh. Aku benci begini. Aku sangat membencinya. Aaaaaarrgggghh, Tuhan. Kenapa ini semua terjadi kepadaku? Sakit. Sakit sekali. Aku benci ayah, aku benci ibu, aku benci semua orang. Tolong aku Tuhan... aku mohon dengan sangat. Aku benci saat seperti ini. Kepalaku sakit, hatiku amat sakit, aku ingin mati. Batin Elsa meraung pada dirinya sendiri.

***

"Udah kayak gini aza, minta bantuan orangtua. Mana tuh si Gunawan disaat kaya raya, apa pernah dia menginjakan kakinya disini? Enggak pernah. Mau apa sekarang? Pinjam uang buat ngewarung? Nggak ada, emak nggak punya uang." Jelas sekali neneknya Elsa memaki Ranti dengan semena-mena.

"Kakak dengar sendiri kan? Udah dulu ya. Takut nenek tahu kalau Risa teleponan sama kakak." Tukas Risa lalu memutuskan panggilan.

Elsa menggigit bibirnya.

...***...

Elsa menghela nafas panjang, saat ini harta yang dimiliki keluarganya adalah apa yang Elsa miliki. Mobil, jam tangan, baju, tas branded, laptop, dan perhiasan. Lagi Elsa menghela nafas, ia mengetik lamaran kerja ke beberapa cafe dan restaurant. Barangkali bisa disesuaikan dengan kuliahnya. "Apa aku berhenti kuliah aza?" Pikir Elsa. Apa yang harus ia jual duluan? Elsa memotret beberapa baju, tas dan beberapa aksesoris lainnya. Ia unggah ke media sosial, semoga saja keputusannya untuk jual online menjadi jalan keluarnya. Tapi semua itu butuh proses, menunggu pembeli dan bisa mencairkan uang tidak mudah juga. Elsa berpikir untuk menjual mobilnya.

Dan benar saja pagi itu pukul 8.00 WIB, Elsa pergi ke sebuah sorum mobil.

"Mau dijual berapa mbak?" Tanya pelayan sorum.

"100 juta gimana?" Tukas Elsa.

"Wahhh kemahalan mbak. Inikan udah barang second. Paling kena 70 jutaan lha." Balasnya.

"Aduh jangan segitu dong. Ini masih bagus koq. Mesinnya juga masih bagus. Cek dulu aza, bang. Nggak apa-apa koq." Kata Elsa tawar menawar dengan pelayan sorum.

"Bentar ya mbak." Pelayan itu memanggil seseorang untuk ngecek mesin mobil. Lalu, dia pamit ke belakang. Satu jam Elsa menunggu keputusan.

"Mbak...?" Seru si pelayan.

"Ya udah gini aza, bos saya mau ngasih 80 juta gimana?" Lanjutnya.

"Boleh-boleh." Elsa mengangguk setuju. Elsa menghembuskan nafas, makasih ya, udah nemenin Elsa sampai saat ini. Batin Elsa kepada mobil kesayangannya.

Elsa kembali menyortir barang-barang yang masih layak dijual.

"Elsa...?" Seru Naira yang kemudian disusul oleh Via, Naina dan Niken.

"Ehhh kalian." Balas Elsa.

"Lho ada apa ini? Kenapa kau membongkar semua hartamu?" Tanya Niken.

"Aku mau jual online." Jawab Elsa.

"Els, ada apa ini? Whats wrong?" Tanya Naira.

"Eng... Enggak apa-apa koq. Kalian tenang aza."

"Mobil kamu mana? Koq aku nggak lihat didepan?" Via bersuara.

"Udah aku jual."

"Ada apa sih, Sa? Kamu ada masalah? Koq kamu jual mobil? Trus sekarang kamu mau jual barang-barang kamu lagi. Kamu menyembunyiin apa dari kita? Kamu udah nggak anggap kita sahabat lagi? Hah!" Tutur Naina.

"Nggak gitu, Na. Aku tuh..." Tangis Elsa pecah seketika. Terpaksa ia menceritakan semuanya dari awal. Dari ayahnya yang menggelapkan dana, seluruh aset keluarga yang disita, dan Indra yang melakukan kekerasan terhadapnya. Keadaan psikis Elsa sedang tidak baik, ia pun menjadi terpuruk. Rasa empati dan juga simpati dari ke-4 sahabatnya diterima dengan lapang dada. Setidaknya Elsa merasa lebih baik.

"Trus Indra gimana?" Tanya Via.

"Aku udah putusin dia." Jawab Elsa.

"Dia terima?" Elsa menggelengkan kepala. Entahlah, tapi untuk saat ini, Elsa tidak ingin bertemu dengan Indra.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!