Madu Dihari Pernikahan
Tania Lavendra Widiani Putri menatap dengan seksama lelaki yang kini duduk di sebelahnya, pria yang mengunakan kopiah berwarna hitam dan baju berwarna hitam dengan di alas kemeja berwarna putih di dalamnya mengunakan dasi yang senada dengan pakaianya.
Tak terasa air mata dari pelupuk matanya terjatuh, ia hanya dapat menelan ludahnya saat ini, menyesali atas kalimat yang di ucapkanya dua minggu yang lalu.
"Bagaimana aku akan menjalani hidup dengannya, melakukan hari hari ku dengannya sedangkan ia masih memiliki wanita yang sangat mencintainya, Apakah nanti aku berhadapan dengan wanita itu?" gumam Tania yang masih menatap lelaki yang dalam hitungan detik akan menjadi suami sahnya dalam agama maupun negara.
"Bagaimana para saksi?" tanya penghulu yang masih menjabat tangan Lendra dengan menolehkan kepalanya kearah kanan maupun kiri.
"Sah!" jawab orang yang ada di situ dengan serempak.
"Usailah sudah hidupmu!" gumam Lendra menatap Tania dengan sinis selesai penghulu itu melepas jabatan tanganya denganya dan kini lantunan doa sedang di panjatkan.
"Ku harap ini adalah yang terbaik dari alur hidup ku!" gumam Tania yang kini mengusapkan kedua telapak tanganya kewajahnya secara bersamaan, kemudian ia mencium punggung lelaki yang kini sudah menjadi suaminya itu.
"Wanita perusak!" teriak seorang wanita yang baru saja datang kedalam acara pernikahan mereka dengan mengenangkan dres selutut yang menampakan lekukan tubuhnya di ikuti oleh dua security di belakangnya yang berusaha untuk menahan wanita itu agar tidak merusak acara majikanya.
Semua mata kini tertuju pada Tania yang baru saja selesai melakukan ijab qabul. Apakah benar Tania mendapat calonya dengan merusak kebahagian wanita lain?. Pikir beberapa tamu, apalagi Tania yang mereka kenal adalah seorang gadis baik yang penuh dengan sopan santun, lalu bagaimana bisa ia melakukan hal semenjijikan itu?.
Tania mengelengkan kepalanya seakan mengerti dengan tatapan yang orang orang lontarkan padanya. Gelengan itu seakan menjelaskan bahwa ia tidak melakukan hal seperti yang dikatakan wanita itu.
"Ia telah mengambil pasangan ku!" teriaknya lagi tampa rasa malu dan langsung menarik ujung rambut Tania dengan kuat. Mendapat perlakuan seperti itu, Tania melemparkan pandanganya pada Lendra berharap agar lelaki itu menolongnya dari amuk wanita aneh ini.
Tetapi nihil, Lendra sedikit pula tidak melakukan pembelaan pada Tania, ia justru membiarkan wanita itu terus menjambak Tania dan pergi meninggalkan kedua wanita yang telah merusak moodnya hari ini.
"Kenapa Mas Lendra tidak membela ku?" pikir Tania menatap Lendra yang kini mulai menjauh dari tempatnya dengan kepala miring karena wanita itu tak kunjung melepas jambakanya.
"Ingat ya Lendra punyaku!" gumamnya lagi dengan menekan kata Lendra yang keluar dari mulutnya, kemudian melepas jambakannya dan pergi meninggalkan ruangan yang masih di penuhi oleh tamu undangan dan pergi menyusul Lendra keluar ruangan.
Sedangkan Tania ia hanya dapat menunduk dengan tatapan tatapan sinis yang orang orang berikan padanya. Ia merasa sangat malu dengan kejadian hari ini padahal menurutnya tidak sedikit pun ia melakukan perebutan dari wanita yang merusak acaranya.
"Apa bener yang di ucapkan wanita tadi?" tanya Nora yang kini sudah menghampiri Tania yang masih berdiri di tempatnya.
"Tania ngk melakukan ini Bi?" bela Tania pada dirinya yang kembali mengelengkan kepalanya.
"Bibi kecewa sama kamu!" jelas Nora kemudian pergi meninggalkan Tania dengan menyandang tas sandang silver miliknya.
"Bi!" panggil Tania dengan suara lemah.
"Ngk nyangka ya!" ucap beberapa tamu undangan yang ikut meninggalkan ruangan tampan izin darinya dahulu.
"Tania ngk sejahat itu!" gumamnya.
Mendengar cemohan dan kata kata yang meraka lontarkan padanya tentu membuat gadis itu sakit hati dan memilih untuk pergi dan meninggalkan beberapa tamu yang masih tersisa.
"Lendra, kenapa kamu menikahi gadis itu?" tanya Safania. Safania adalah wanita yang saat ini masih menjalin hubungan dengan Lendra dan merupakan kekasih Lendra.
"Itu bukan urusan mu!" ketus Lendra sekilas menatap wanita yang berdiri di belakangnya.
"Jangan lupa aku juga masih menjadi pacarmu!" jawab wanita itu dengan sedikit sombong.
"Tapi aku berhak menentukan pilihan hidup ku!" jawabnya lagi.
"Kau pernah bilang kau akan menikah ku, mana buktinya?" tuntut Safania yang kini sudah berdiri di sebelah Lendra.
Lendra menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan, kemudian ia mengandeng tangan Safania untuk masuk kembali kedalam ruangan. Di kursi yang sebelumnya di duduki oleh Tania, Lendra mendudukan Safania di atas kursi itu dan masuk kedalam ruangan yang lain.
Seperti sudah sangat mengetahui isi rumah ini, Lendra membuka salah satu pintu yang menampakan tubuh seorang gadis yang tengah di carinya. Hal yang sama di lakukan Lendra ia juga mengandeng tangan Tania keluar dari dalam kamar setelah menghapus air mata yang membasahi wajah Tania.
Tania tersenyum mendapat perlakuan manis yang suaminya berikan padanya mungkin ini adalah sebagian dari permintaan maaf karena tadi Lendra tidak membelanya, pikirnya.
Tania tercenggang saat melihat wanita yang tadi menjambaknya kini duduk di atas kursi yang tadinya di duduki olehnya dan anehnya tiba tiba saja Safania tersenyum mungkin ia berfikir kalau Lendra akan menyuruh wanita itu untuk meminta maaf padanya.
Lendra mengengam kedua tanganya dan kemudian memeluk Tania dengan hangat, kemudian mencium kening wanita itu membuat Safania semakin panas di buatnya, sebenernya apa yang ingin di lakukan oleh Lendra padanya, apa ia hanya ini membuat dirinya merasa cemburu.
Safania menatap Tania dengan sinis, penuh dengan kejijikan.
"Aku benci pemandangan ini!" ujarnya mulai bangkit dari kursi yang di dudukinya dan hendak meninggalkan ruangan yang mulai di selimuti oleh keheningan. Semua tamu undangan tercenggang saat melihat apa yang akan di lakukan oleh pria itu pada Tania.
"Izinkan aku menikah lagi!" bisik Lendra tepat di telinga Tania. Tania sedikit membuka mulutnya karena terkejut dengan apa yang telah suaminya itu katakan. Apa yang dimaksud oleh suaminya itu?.
Pernikahanya belum sampai 60 menit tetapi, ia sudah mendapat ucapan yang tidak di inginkanya dan sekarang suaminya meminta izin padanya untuk menikah lagi? Apa yang di pikirkan oleh Lendra.
Perlahan Tania melepas dan menjauhkan tubuhnya dari Lendra, kini matanya sudah berkaca kaca berusaha untuk menahan tangisnya agar tidak tumpah di tempat ini.
"Izinkan aku menikah lagi atau aku tidak akan melanjutkan biaya administrasi untuk adik mu!" ucap sekaligus ancam Lendra dengan suara lembut khas miliknya.
"Kita baru saja menikah Mas!" jawab Tania tertunduk dan air mata yang sudah menetes.
"Baiklah aku akan membatalkan pernikahan ku dan juga membatalkan niat ku untuk membiayai perobatan adikmu!".
Tania kembali meneteskan air matanya mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Lendra. Dia tidak ingin di madu namun, ia juga tidak mungkin untuk membiarkan ibunya terbaring di rumah sakit dan memberhentikan biaya administrasi adiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
ratu adil
biarkn sja dia mnkh biar u aman tak hrus melyni dia jgn bodoh tania..dia g mncintaimu knpa hrus repot2
2022-08-20
0
susi lawati
mampir
2022-07-17
1
MEMEY
salam kenal kak dari terbayang kenangan mantan dan wanita simpanan 😁
2022-07-17
1