"Aku bahagia sekali bisa menikah dengan mu!" ucap Safania sembari memasuki kamar penganti bersama Lendra yang seharusnya kamar itu di persiapkan untuk Tania dan Lendra.
Safania memutarkan seluruh pandanganya kearah seluruh sudut ruangan yang berada di dalam kamar Lendra, kamar yang terlihat simple namun, terlihat sangat elegan. Perlahan kakinya juga melangkah mendekati balkon serta menikmati indahnya udara melalui jendela kamar Lendra yang berada di lantai atas, semua tampak menyenangkan.
"Aku pasti betah tinggal di sini!" gumam Safania yang berada di tepi jendela memandangi setiap kendraan yang berlalu lalang di bawah kemudian seuntai senyum terbit di bibirnya saat melihat Lendra yang juga mengarah padanya dengan senyum manis yang Lendra miliki.
Merasa gerah dengan pakaiannya, Lendra membuka jasnya dan meletakannya di atas meja yang berada di dekat ranjangnya, Ia juga merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya.
"Hufhhhhh!"
Setelah helaan nafas itu Lendra memajamkan sejenak matanya untuk menghilangkan sedikit rasa lelah di tubuhnya sedangkan Safania ia masih saja berkeliling di kamar Lendra yang berukuran tiga kali lipat dari ukuran rumahnya.
Wanita itu menarik panjang nafasnya kemudian menghembuskannya perlahan. Ia memutarkan pandangannya dan mengarahkan penglihatanya pada Lendra yang sudah terlelap. Safania membuka hilsnya dan memasuki kamar mandi Lendra.
Setelah menekan beberapa tombol di layar ponselnya akhirnya gadis itu dapat berbicara dengan orang lain via telpon suara walau di dalam kamar mandi.
"Pa, Safania sudah menikah dengan Lendra!" ucap Safania dengan berbisik setelah sambungan udara itu sudah terhubung.
"Baik Pa!" lanjut Safania yang kemudian langsung mematikan telponya dan segera keluar dari dalam kamar mandi.
"Sayang!" panggil Lendra dengan manja. Safania yang baru saja keluar segera menghampiri Lendra dan duduk di atas ranjang yang berada di sebelah lelaki itu.
"Iya Sayang!" balas Safania tersenyum.
"Aku ngantuk!" ucap Lendra lagi yang langsung memutar arah kepalanya dan meletakanya di atas paha Safania.
"Suami aku ngantuk?" tanya Safania pula dengan lembut dan mengelus rambut Lendra dengan penuh kasih sayang.
Mendapat pertanyaan seperti itu lelaki itu malah mendudukan bokongnya di hadapan Safania dan memasang wajah kekanak kanakanya.
"Iya!" jawab Lendra seraya merengek dan langsung memeluk tubuh wanita itu kedalam dekapanya.
"Yang, lepas dulu Yang!" ucap Safania yang sebenarnya tidak nyaman dengan perlakuan Lendra yang di anggapnya terlalu lebay dan melepaskan pelukan suaminya itu.
"Sayang aku pengen di peluk!" ucap Lendra lagi dengan wajah yang semakin cemberut dan tangan yang sudah merentang lebar.
"Sayang di luarkan masih ada acara dan pernikahan kita belum selesai mending sekarang kita keluar dan sambut tamu yang datang lagi, kamukan tau istri kamu yang satu lagi ngk peduli dengan acara pernikahaanya malah pakai acara kabur kaburan lagi!" ucap Safania yang sudah berlalu dari hadapan Lendra dan kini wanita itu malah berdiri di sebuah cermin untuk melihat pantulan dirinya melalui kaca dan melihat dirinya yang masih cantik dan mempesona.
"Yaudah deh!" jawab Lendra malas dengan mulut yang masih menguap lebar.
"Ternyata Lendra aslinya jorok ya!" gumam Safania menatap Lendra dengan tatapan menjijikan dan ia segera mengambil jas Lendra dan memberikanya pada pria itu.
"Sayang tungguin!" teriak Lendra yang hendak menuruni anak tangga sembari membenahi penampilanya yang sedikit berantakan karena tidur tiduran tadi sedangkan Safania sudah berjalan sendiri di ujung anak tangga tampa menunggu dirinya dahulu.
Kini Safania dan Lendra kembali duduk di kursi pengantin dan tamu dengan ramainya kembali menyalami mereka secara bergantian dengan membawa kado masing masing dan banyak di antara tamu undangan tersebut merasa jengkel terhadapa Lendra terutama para tamu yang merupakan pihak Tania karena ketidakhadiran Tania di dalam acaranya. Padahal dalam surat undangan yang para tamu terima atas nama Lendra dan Tania tetapi yang ada di atas pelaminan bukan orang yang mereka kenali.
Setelah merasa sepi dan hanya sedikit tamu undangan yang tersisa Evandi dan Rusdi segera menghampiri keduanya.
"Ciee dah nikah aja Bro!" sapa Evandi dengan semangatnya dan langsung menjabat tangan Lendra dan juga memeluknya dengan khas cara mereka sendiri dan Rusdi hanya menyaksikannya saja.
"Loh sendiri aja datangnya Bro?" tanya Lendra dan Evandi hanya menganguk pelan.
"Makanya cari cewek dong!" ucap Rusdi pula dengan bangganya sembari melipat kedua tanganya dan di letakanya di atas dadanya dan membuang arah pandanganya dari Evandi.
"Tau nih sih Evan, kagak jelas!" ucap Lendra.
"Lohkan pada tau, gue tuh suka sama sahabat gue sendiri dan gue ngk tau gimana cara ngungkapkannya, gue malah takut nanti kalo gue bilang persahabatan gue malah hancur dan dia pergi dari kehidupan gue!"
"Ya terus loh mau sama kapan begini?" tanya Rusdi yang kini memasang wajah serius.
"Bro, cari yang pasti pasti aja deh!"
"Emang cewek di dunia ini cuma dia doang ya?" tanya Safania pula yang kini ikut dalam pembicaraan dan dengan nada angkuhnya itu, membuat Evandi langsung memberikan penilaian buruk terhadap istri sahabatnya itu.
"Dengar dengar loh nikahin dua cewek sekaligus!" ucap sekaligus tanya Evandi berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan yang terus mengarah padanya.
"Ia!" singkat Lendra.
"Terus ini binik keberapa loh?" tanya Evandi dengan jari telunjuk mengarah pada Safania tampa melihat sosok wanita yang di maksudnya.
"Dua!" Lendra.
"Kayak ngk ada cewek lain aja!"
Selesai berkata demikian Evandi pergi meninggalkan tempat itu. Ia kembali memakai kacamatanya saat berjalan menuju parkiran mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
ywd tania sm evan aja
2023-02-28
0
ratu adil
gmna rasax evan saat tau jk atnia istri pertamax
2022-08-20
0