I Am The Queen
Di suatu kamar yang mendapat cahaya matahari paling sedikit, Terdapat dua orang yang sedang menghakimi seseorang hingga tawa kencang pun terdengar lantaran rasa kepuasan tersendiri.
“Hahaha.. Hahaha.. Hahaha...! “ Tawa Sonya tak tertahan kan, karena melihat kondisi sahabat nya Clara yang terpuruk saat ini.
“Ugghhh... “ Clara menggertak kan gigi nya. Karena memang saat ini sudah sangat emosi namun tak bisa berbuat apa apa.
“Astaga ! Jodi, lihatlah tunangan mu ini. Mendengar geram yang keluar dari mulut nya saja, sudah membuat Aku gemetaran. Bagaimana ini.??? Hehe... “ Ejek Sonya lagi, seakan belum puas melihat Clara yang menderita saat ini dengan tatapan mata yang beda dari orang normal lainnya.
“Tunangan ku ?? Kamu salah sayang." Ucap Jodi sambil merangkul pinggang Sonya yang sexy, lalu lanjut berkata "Lebih tepat nya Mantan Tunangan ku." Ucap nya.
"Ah~ Jodi, Kamu bisa aja." Sahut Sonya yang terlihat salting bukan main.
"Hanya kamu saja yang pantas dan layak menjadi tunangan dan calon istri ku, Sonya. Bukan Clara ataupun wanita lain." Ucap Jodi sambil mengecup kening Sonya di depan Clara.
Jodi mendukung perkataan Sonya, walaupun ada beberapa yang di tegaskan secara langsung. Seperti tak pantas menjadi tunangan, dan yang pantas hanyalah Sonya seorang.
“Astaga, aku minta maaf ya sahabat ku. Karena Jodi orang nya memang terbuka, jadi mau cium kening ataupun bibir ku di tengah umum pun, dia nya gak terlalu peduli sama pandangan orang lain, apalagi sama pandangan mu saat ini.. “
Sonya pun memalingkan pandangan nya ke arah Clara, sehingga Dia dapat melihat ekspresi wajah Clara saat ini. “Hahaha, seru... Sangat seru melihat tampang mu yang seperti ini.! “ Sonya langsung Menatap Clara dalam dalam, lalu Sonya berjalan ke arah nya, dan menggenggam dagu Clara yang lancip itu dengan sangat kuat.
Tampak Sonya akan mengatakan sesuatu, tetapi di duhului oleh Clara yang sudah tak tahan lagi.
“Hah !" Ucap Clara dengan smirk. "Jodi itu orang nya terbuka ? Mendengar kalimat itu membuat ku jijik, Cuihh!" Entah mendapat keberanian dari mana, sehingga Clara meludah tepat di wajah Sonya, yang sangat dekat dengan wajah nya.
“Saking jijik nya, untuk menelan ludah ku saja aku merasa enggan ! Sesekali jadilah wadah untuk ludah yang ku keluarkan. karena dengan begitu, pekerjaan mu akan sangat cocok dengan status mu sebagai rakyat biasa, bukan bangsawan, apalagi keturunan nya. “ Dengan nada sindiran yang bersifat mutlak, Clara melanjutkan perkataan nya yang sempat tertunda tadi karena meludah, lalu tak lupa memberikan smirk penghinaan yang dapat di menegerti oleh orang bodoh sekalipun.
Mendengar perkataan Clara itu membuat gendang telinga Sonya berdenging, namun karena ada hal yang lebih penting yang harus dia lakukan, Sonya mengurung niat nya untuk membalaskan perbuatan Clara secara langsung.
Sonya langsung melepaskan cengkeraman nya dari dagu Clara, dan mundur ke belakang dengan langkah kaki lebar penuh emosi.
“Bawakan Aku Tisu. Mau tisu jenis apapun tak masalah. Intinya, Aku ingin tisu sekarang juga !!!!" Dengan suara yang menggema bahkan terdengar di luar ruangan, Sonya tak peduli lagi dengan etika yang baru dia pelajari beberapa hari terakhir.
Saat mendengar suara teriakan Sonya yang penuh emosi, Para pelayan yang ada di depan pintu langsung kelabakan dan berlari ke sana ke mari untuk mencari tisu. Saat salah satu pelayan telah mendapatkan tisu, dia langsung bergegas mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan yang di tempati Sonya saat ini.
Tok Tok Tok
Klek
“Permisi Nona Sonya, saya datang membawakan tisu sesuai dengan yang di minta oleh–“ Saat di pertengahan perkataan, pelayan itu mengangkat kepala nya, lalu...
“Kyyyaaaaaa....! “ Pelayan itu berteriak histeris saat melihat penampilan Clara saat ini. Alhasil, tisu yang di pegang pelayan itu pun jatuh ke lantai.
“KURANG AJARRRR...!! “ Dengan emosi yang belum meluap, di tambah dengan tisu yang di bawakan jatuh, membuat Sonya sudah berada di abang batas kesabaran nya.
...PLAK.!...
Alhasil tamparan dengan bunyi yang sangat nyaring pun terdengar di ruangan itu.
Setelah mendapatkan tamparan di wajah nya, si pelayan itu langsung berlutut meminta pengampunan pada Sonya, agar Sonya dapat memaafkan perbuatan nya barusan.
“MAAF KAN SAYA NONA, SAYA JANJI TAK AKAN MELAKUKAN HAL INI LAGI. SEMUA INI KARENA SAYA KAGET MELIHAT PENAMPILAN NONA CLARA SAAT INI, SUNGGUH... SAYA TAK BERNIAT UNTUK BERTERIAK KENCANG SEHINGGA MENGGANGGU PENDENGARAN ANDA DAN MENJATUHKAN TISU YANG ANDA INGIN KAN NONA SONYA."
Dengan nada ketakutan dan suara yang di perbesar, si pelayan benar benar memberikan penjelasan yang sangat panjang dan masuk akal, agar Sonya dapat menerima alasan nya dan tidak melakukan tindakan lain seperti membunuh atau sebagai nya.
“KALIAN SEMUA EMANG GAK BERGUNA.“ Teriak Sonya dan mengabaikan sujud si pelayan tadi, lalu Sonya mengambil beberapa helai tisu dan langsung menyeka ludah yang ada di wajah nya dengan sangat kasar.
Saking kasar nya, kulit nya yang berwarna putih berubah menjadi warna merah. Mungkin karena terlalu jijik dengan saliva Clara, atau memang karena sedang emosi jadi tindakan nya tak terkontrol ! Author sendiri juga gak tahu (。>_<。).
Karena merasa Sonya sudah melupakan kehadiran nya, si pelayan pun angkat bicara. Benar benar tindakan yang membawa nya ke dalam masalah yang akan berkepanjangan.
"Kalo begitu, saya undur diri dulu. “ Dengan sangat profesional dan dengan nada yang tetap sopan, si pelayan pamit undur diri.
“Sebentar... “ Karena telah selesai menyeka wajah nya, Sonya yang mendengar kata pamit dari si pelayan pun langsung menghentikan pergerakan si pelayan yang baru mengambil beberapa langkah.
“Ada apa Nona Sonya ? “ Si pelayan yang baru saja ingin keluar itu langsung mengurungkan niat nya dalam dalam, karena mendengar suara Sonya yang secara otomatis langsung menghentikan setiap pergerakan.
“Siapa yang mengizinkan kamu pergi, hah?Apakah ada masalah pada pendengaran Mu ? “ Dengan nada sombong dan merasa diri telah menjadi Nyonya di kediaman yang besar ini, Sonya melontarkan perkataan nya sambil melipat kedua tangan di dada.
Si Pelayan wanita yang telah mengetahui semua sifat Sonya, sehingga secara insting langsung bersujud di atas lantai lagi dan seluruh tubuh nya mulai gemetar, walaupun masih belum terlihat jelas kalau dia sedang gemetaran.
“Hem ? Ah, aku dapat ide." Ucap Sonya sambil menepuk tangan nya satu kali, setelah mengetahui siapa pelayan yang sedang bersujud saat ini.
"Hehehe, Kalo tidak mau terkena hukuman, sebelum meninggalkan ruangan ini..." Ucap Nya tertahan, sambil memalingkan wajah nya ke arah Clara dan melanjutkan perkataan nya "Tampar wajah Clara lima kali. Maka perbuatan mu tadi akan termaafkan, dan aku akan memberikan bonus lima kali lipat dari gaji mu saat ini.!“ Ucap Sonya melaniutkan perkataan nya dalam memberikan tawaran, yang sudah pasti sangat menggiurkan bagi siapa saja. Tapi berbeda dengan pelayan yang satu ini.
“H... Hah? Maaf ? Apa saya... Apa saya tidak salah dengar?" Dengan wajah yang langsung pucat, si pelayan itu bertanya sekali lagi pada Sonya.
Seakan ingin memastikan bahwa suruhan yang dia dengar itu hanya plesetan dari beberapa kata saja. Walaupun itu benar-benar sesuatu yang mustahil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Murni Dewita
hadir
2024-02-20
0
onalia Sukatendel
ceritanya membangokan
2022-10-15
1
David Widia
baru baca, Sonya sama Jodi sudah menguras emosi....
Mampir nih kak
2022-04-28
2