Dengan tatapan yang tampak redup dan tak ada cahaya hidup seolah telah melakukan perbuatan yang tak termaaf kan, Helena pun membungkuk dan mengatakan sesuatu.
“Saya telah melakukan tugas saya, apakah masih ada hal lain yang di butuh kan oleh Tuan Jodi dan Nona Sonya ?" Dengan sangat profesional, Helena berusaha bertanya dengan sangat sopan tanpa menampakkan suara yang bergetar, atau tatapan penuh emosi pada Jodi dan Sonya.
“Tidak ada, kamu sudah melakukan tugas mu dengan baik." Puji Jodi sambil mengacungkan jempol tangan nya pada Helena beserta dengan smirk khas nya, yang membuat Clara dan Helena muak bahkan secara bersamaan merasa bahwa bulu kuduk mereka berdiri kala melihat Smirk milik Jodi.
“Sekarang pergi dan bersihkan bibir Mu yang berdarah. Lalu cuci tangan Mu agar dapat bersih kembali. Ah, langsung mandi saja... Biar bersih nya totalitas.“ Sambung Sonya yang nampak sangat puas dengan kinerja Helena kali ini.
Bukan hanya itu, namun Sonya sangat puas karena melihat pelayan yang sering Clara bela dan banggakan dulu, kini menampar pipi majikan nya. Di tambah lagi Sonya sangat senang karena telah mendapatkan Pelayan yang sangat berdedikasi dan profesional seperti Helena ini.
“Baik, kalo begitu saya permisi dulu Tuan Jodi dan Nona Sonya.“ Helena pun pamit dan meninggalkan ruangan itu, dan sebelum menutup pintu, Helena melihat Clara untuk beberapa detik.
Hal itu berhasil membuat Helena berlari sambil menangis. Ah, dan ruangan yang di tinggal kan oleh Helena adalah kamar tidur Clara di kediaman yang besar itu.
...Klek... Pintu yang sudah di tutup....
“Hei wanita busuk dan pria tak tau malu... Apakah kalian tau kenapa Aku meludah ke wajah Sonya tadi ?“ Dengan wajah yang sudah berlumuran darah, Clara menengadahkan kepala nya ke atas, agar bisa melihat Jodi dan Sonya.
Clara bukan nya malas berdiri, namun Clara tak punya tenaga untuk bangkit berdiri. Hal ini masuk akal, karena sudah hampir tiga hari tiga malam, Jodi dan Sonya tidak memerintahkan satu pelayan pun untuk mengantarkan makanan atau minuman.
“........ “
“........ “
Sonya dan Jodi hanya bisa diam seribu bahasa, karena penasaran dengan yang akan di katakan oleh Clara dengan wajah nya yang sedang berlumuran darah itu.
“Kamu yang bilang sendiri kan, Sonya ? Bahwa Jodi adalah orang yang terbuka atau open open lah. Tapi kenyataan nya tidak kan? Kalian berdua malah berhubungan tanpa sepengetahuan ku, tersenyum seperti sahabat dan tunangan yang sangat baik di depan ku, tapi malah berzina dan melakukan hal kotor lain nya di belakang ku..." Ucap Clara penuh rasa emosi, dan terdiam beberapa saat untuk mengatur nafas dan mengumpulkan kekuatan.
"...Apakah ini yang kamu maksud dengan orang yang terbuka ? Heh, konyol sekali. Apakah aku yang kurang pintar karena tidak bisa menganalisa perkataan mu ? Atau kamu yang terlalu bodoh, jadi tak bisa membedakan perkataan yang keluar dari mulut mu itu ?“
Dengan nada meremehkan dan penjelasan yang sangat mudah di mengerti, Clara menyampaikan fakta yang sebenar nya.
Sebenar nya Clara sangat takut karena berada di situasi yang tidak menguntungkan sama sekali, lebih tepatnya berat sebelah. Namun karena sudah sampai di tahap mau mati saja susah, mendingan Clara mengatakan hal yang terbesit di benak nya.
“KAMU... “ Sonya yang merasa sangat tersindir pun langsung maju beberapa langkah, karena ingin sekali Dia menampar atau menonjok wajah Clara, yang sampai di titik penyiksaan ini pun masih tetap percaya diri, dan tak memohon ampun sedikit pun.
Padahal Jodi dan Sonya sudah menyiksa Clara selama tiga bulan penuh, bahkan mereka berdua menyayat wajah Clara lalu di hadirkan di sebuah pesta dengan penampilan yang tidak terurus sama sekali.
Hal itu membuat Clara mendapatkan hinaan dan tawa dari banyak orang. Memang Clara menampakkan wajah tak peduli dan masa bodoh di depan Jodi, Sonya, dan yang lain nya. Tapi di dalam relung hati nya yang terdalam, Clara benar benar merasa malu, terhina, tersindir, minder, dan perasaan negatif lain nya di pendam seorang diri.
“Sayang... Sayang.... Kamu tenang dulu oke ?! Masa iya kamu mau menampar perempuan itu sih ? Wajah nya saja sudah berlumuran darah begitu, kamu gak merasa jijik apa ? Aku yang lihat dari sini saja gak sudi buat dekat dekat sama dia. “ Jodi berusaha sekuat tenaga menahan langkah kaki Sonya dengan memeluk pinggang nya kuat kuat.
“......... “ Sonya langsung terdiam dan menatap Jodi dengan tatapan tidak terima, jika membiarkan Clara begitu saja tanpa memberi nya pelajaran.
Parsetan dengan darah atau apa pun yang menempel di wajah Clara, Sonya benar benar ingin menampar wajah Clara dengan tangan nya sendiri. Atau jika tangan tak bisa menyentuh wajah Clara, setidak nya Sonya ingin menginjak wajah yang masih nampak sangat angkuh itu dengan kaki nya sendiri.
“Iya... Iyah... Aku paham kok sama tatapan kamu, atau begini saja... Aku panggil pelayan laki laki yang ada di luar buat ngelakuin hal yang ingin kamu lakukan, atau biar cepat aku nyuruh pengawal bayangan yang saat ini ada di ruangan ini tapi gak kamu sadari, gimana ? Hem ?? “
Jodi yang tak mau tangan wanita yang dia cintai terkontaminasi dengan darah Clara, akhir nya memberikan masukan dan jalan keluar yang pasti dapat memuaskan semua pihak, kecuali pihak Clara.
“Haahh.. “ Sonya yang langsung paham dan mengerti dengan perkataan Jodi pun, langsung menghembuskan nafas panjang dan menatap Jodi dengan netra milik nya yang sudah terkontrol.
“Tak perlu menyuruh pengawal bayangan atau pelayan laki laki. Sekarang lepaskan Aku, Aku sudah bisa berpikir dengan kepala dingin.” Sonya pun meyakinkan Jodi dengan menampilkan tatapan jernih nya, dan hal itu membuat Jodi pun langsung melepaskan tangan nya yang merangkul pinggang Sonya, namun sebelum itu Jodi membisikan sesuatu di kuping wanita itu.
“Aku akan memberikan mu hadiah saat malam menjelang, karena tatapan matamu telah membangunkan sesuatu yang tidak seharus nya bangun saat ini. Jadi... Persiapkanlah tenaga Mu sebanyak banyak nya, karena tak akan cukup jika hanya satu atau dua ronde saja.“
Mendengar bisikan dari Jodi pun, berhasil menciptakan semburat merah merona di wajah Sonya. Namun Sonya langsung mengontrol peredaraan nafas nya, agar wajah nya yang memerah dapat kembali terlihat seperti sedia kala.
Entah suara bisikan Jodi yang terlalu kecil, atau pendengaran Clara yang terlalu tajam, inti nya Clara dapat mendengar dengan jelas setiap kata yang di ucapkan oleh Jodi dengan sangat jelas.
Seperti mendengar percakapan biasa pada kemarin kemarin, Clara sempat berpikir pendengaran nya sangat lah tajam, namun dia tepis pemikiran nya karena itu hal yang tak masuk akal. Mungkin saja Jodi yang sengaja membesarkan suara nya, sehingga dapat terdengar dengan jelas di kuping nya.
Lalu wajah Sonya yang sudah tak terdapat semburat merah merona lagi, seketika Sonya langsung mengubah raut wajah nya saat berbicara sambil menatap wajah Clara.
"Hei Clara, Kamu pikir penderitaan Mu sudah berakhir? Mari kita lihat, apakah Kamu masih dapat menatap Aku dengan tatapan mata yang sombong itu.“
Sonya pun langsung mengangkat tangan nya memberi kode, dan dua laki laki berbadan kekar pun masuk dan mendekat ke arah Jodi dan Sonya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Umar
kok halue banget y
2022-05-07
0
Orang🗿
☝☝
2022-04-27
0
Clara De Andor Abelia
Baguss ceritanya
2022-04-27
2