Mereka berdua benar-benar membuktikan bahwa mereka terlahir untuk satu sama lain. Sungguh perkataan jodoh adalah cerminan diri sendiri bukanlah omong kosong belaka.
"Aku tau sifat sombong Mu itu tak akan berubah sampai mati sekalipun, Clara. Sayang sekali, padahal kalau Kamu bisa duduk saat ini, pasti Kamu bisa melihat warna ke dua kaki mu." Ucap Sonya sambil melirik ke dua tungkai kaki milik Clara yang entah masih pantas di sebut kaki atau tidak.
"Memang dulu berwarna putih seperti kapas, dan sangat indah di pandang. Tapi saat ini, tak ada warna putih lagi, dari lutut sampai di mata kaki...“ Sonya menatap dari lutut sampai di mata kaki Clara, sambil memasang tampang kasihan padahal senang nya minta ampun.
“...Semua nya berubah menjadi warna biru keunguan, Clara. Mungkin ini dapat terjadi karena hantaman dari palu, tapi jangan terlalu di pikirkan sahabat Ku. Karena sedikit lagi Aku akan mengakhiri hidup Mu, jadi semua penderitaan Mu selama ini akan berakhir.” Sonya pun mengatakan semua perkataan yang ada di benak nya yang sempat di gantung tadi.
"........... "
Clara hanya diam saja, dan karena saat ini hanya diam yang bisa Dia lakukan. Netra nya hanya bisa memandang langit kamar nya yang tergantung lampu kristal yang nampak sangat indah.
Dulu ayah nya sendiri yang membeli dan memasang lampu itu di kamar Clara dengan penuh kebanggaan, karena ingin agar Sang Putri tidak berada di dalam kegelapan.
Lampu itu menjadi satu satu nya kenangan yang tertinggal dari ayah nya, yang saat ini sudah tenang di alam sana. Karena tak tau harus berbuat apa, Clara hanya bisa mengingat kembali momen momen bahagia dan kocak yang pernah Dia dan ke dua orang tua nya lalui. Dan tanpa Clara sadari, senyum manis telah tersungging jelas di wajahnya.
Jodi yang melihat hal itu sama sekali tak suka, karena seharus nya Clara saat ini menangis dan benar benar merasa putus asa.
Begitulah pikir Jodi, tanpa mengetahui Sebenar nya saat ini Clara sudah sangat putus asa. Namun karena Jodi dan Sonya yang tidak bisa mengerti perubahan sifat dan temperamen dari seorang Clara, jadi mereka berdua tetap berada di pemikiran bahwa Clara masih sangat baik baik saja.
"Suruh ke lima preman jalanan itu untuk masuk Fiki. " Perintah Sonya dari ponsel genggam nya.
"Apalagi yang ingin di lakukan wanita busuk bagaikan titisan iblis itu pada Ku ? Apakah belum puas juga Dia menyiksa Ku ?" Batin Clara setelah mendengar percakapan Sonya di handphone genggam nya.
"Baik Nona, saya sudah menyuruh mereka untuk masuk." Fiki pun menjawab dengan nada sopan, dari seberang sana.
"Bagus." Puji Sonya.
Setelah Sonya memutuskan sambungan telepon, selang beberapa detik saja pintu kamar Clara langsung terbuka.
Klek...
"Wah waaah wahhh.... Kali ini apa yang bisa Aku dan teman teman Ku lakukan untuk Mu Bos ?" Tanya seorang preman, sebut saja si A. Yang dari perawakan nya terlihat jelas bahwa Dia adalah pemimpin dari empat preman lain nya, yang berdiri di belakang preman A.
"Kali ini Aku tak akan menyuruh kalian untuk membunuh orang, seperti yang kalian lakukan pada Ayah dan Ibu Clara dua bulan lalu... " Jelas Sonya dengan enteng nya, tanpa ada rasa bersalah telah merenggut nyawa orang lain.
"....." Clara memang tidak mengeluarkn sedikit perkataanpun. Namun perkataan Sonya berusan berhasil membuat Clara membulatkan netranya lantaran kaget dengan fakta ini. Tidak.. Tidak... Ini terlalu mendadak. Clara tidak bisa menerima kejutan yang bercampur akan sengatan listrik berkekuatan tinggi ini.
"F*ck ! Kenapa Aku bisa menjadi sebodoh ini dan tertipu oleh mereka ? Aku tak peduli dengan nasib Ku, tetapi apa-apaan ini ? Karena Aku, kedua orang tua Ku yang jadi korban ?! Hikss... "
Awal nya Clara hanya berbatin saja, namun karena rasa sedih yang amat nyata, butiran cairan bening pun mulai keluar setetes demi setetes, dan membanjiri wajah nya.
Air mata yang mengenai luka luka sayatan Clara pun mengakibatkan rasa nyeri yang luar biasa hebat. Bagaikan air garam yang tak sengaja tumpah di atas sebuah luka, itulah yang di rasakan Clara saat ini.
"Jadi apa yang akan Kami lakukan Bos ? " Dengan rasa penasaran, preman A itu bertanya dengan smirk bahagia. Karena sudah sangat jarang Sonya tidak memerintahkan untuk membunuh orang.
Mendengar pertanyaan dari Preman A pun, berhasil membuat Sonya mengembangkan senyum di wajah nya.
Dan secara otomatis Clara langsung merasakan firasat buruk. Sesuatu pasti akan terjadi pada dirinya lagi. Untuk terakhir kalinya, namun pasti paling menyakitkan.
"Kalian hanya perlu membawa wanita yang saat ini sedang terkapar lemah di lantai itu ke Hutan Kematian yang ada di ujung timur. Mungkin memerlukan waktu perjalanan 10 jam dari sekarang, apa kalian keberatan ? Aku akan membayar kalian dua kali lebih banyak dari sebelum nya. Bagaimana ?? "
Akhir nya Sonya pun memberikan perintah yang lebih tak masuk akal lagi dari sebelum nya. Tentu di sertakan juga dengan tawar menawar seperti menjanjikan bonus dari biasa nya karena ini hutan kematian. Ini bukan merupakan hutan biasa, Hutan yang dapat di masuki siapa saja yang sedang iseng atau boring. Tetapi hutan yang ditakuti banyak orang karena terselimuti fakta-fakta menyeramkan.
Setelah mendengar tentang Hutan kematian, tentunya langsung membuat perempatan muncul begitu saja di kening si preman A. Karena tak mau ambil risiko, Bos dari ke empat preman itu sedang tawar menawar balik pada Sonya, bahkan sesekali Jodi turun tangan untuk membantu Sonya meyakinkan ke lima preman itu.
Mereka berlima memang hanya memiliki otak yang berotot, namun jika berhubungan dengan sesuatu seperti Hutan Kematian, otak mereka akan langsung digunakan untuk berpikir. Orang gila saja enggan untuk tertawa saat menyebut nama hutan itu. Apalagi mereka yang waras...
Di tengah perundingan antara kelima preman, Jodi, dan Sonya yang di simak oleh Clara sedari tadi, membuat Clara terus menggelengkan kepala nya.
Rasa heran muncul memenuhi benak Clara. Karena ada nya manusia seperti Jodi dan Sonya yang menghalalkan segala cara dan memunculkan rencana baru, hanya untuk membuat hidup Clara terpuruk dan jatuh ke dasar yang paling dalam dan gelap ini ?!
Lalu di tengah obrolan mereka itu, akhirnya Clara pun angkat bicara, setelah mengumpul tenaga dalam durasi waktu yang lumayan lama. Kira-kira sepuluh menit kisaran waktunya
“Hei... Jika hari ini kalian berdua tidak membunuh Ku, maka bersiaplah menerima pembalasan yang tak pernah kalian berdua bayangkan sebelum nya.!" Dengan suara yang sangat jelas itu, Clara berhasil memalingkan seluruh perhatian pada diri nya.
“Heh, jangan terlalu memandang tinggi kesempatan Mu untuk hidup Clara. Karena sebentar lagi, Kau akan mati. Mati dalam keadaan yang naas yang tak pernah Kamu bayangkan sebelum nya.!" Ucap Sonya yang tak sudi jika di beri ancaman oleh orang yang jelas jelas sudah tak berdaya saat ini.
"Jangan merutuki Aku dan Jodi, namun pikirkanlah nasib Mu yang tak akan pernah berujung dengan baik."
Dengan dingin dan tatapan yang tajam, Sonya menjawab perkataan Clara yang di anggap angin lalu saja. Seperti membersihkan debu, Sangat amat mudah dan terkesan gampang.
Setelah mendengar jawaban dari Sonya, Clara menampakkan smirk di wajah nya.
"Yaah Kita lihat saja nanti..." Perkataan Clara terhenti. Lalu dilanjutkan dengan membatin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Orang🗿
😃
2022-04-27
0
Ra~
👍👍👍👍
2022-04-27
0
Clara De Andor Abelia
Benar benar fantasi
2022-04-27
0