Wanita Yang Ditinggalkan
Shalimar berlari-lari kecil menyusuri koridor kampus dengan bekal selembar kertas namun ia bingung saat di simpang jalan dia buta arahnya.
Dia garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia sudah menghitungnya jumlah koridor yang harus dilewatinya.
Apa aku kecepatan sehingga melewati jumlah nya tadi ? Pikirnya dalam hati. Masih menatap tajam ke lembar kertas itu.
"Anak baru ya ?" Seorang pria berdiri di dekatnya menatapnya lekat. Pria yang sempurna tampan, putih dengan mata hazel berambut cokelat.
" Iya kak. Mau ke ruang HRD " Belum selesai dia berkata sudah dipotong.
" Ayo aku antar." Katanya sambil tersenyum. "Kamu bukan dari sini ya ?" Lanjutnya bertanya.
"Iya kak aku anak Melayu." Jawabnya sambil tersenyum tipis.
"Pantas saja logatnya berbeda." Sahutnya. " Daniel Azriel Weizmann.
"Ibuku orang Sunda dan ayahku orang luar." Katanya menerangkan identitas diri nya.
"Aku Shalimar Al Rasyid, asli anak daerah pedalaman. Nenek moyang kita dulu jajahan bangsa Portugis jadi seperti ini lah kami." Terangnya.
Mereka berjalan beriringan menuju ke ruangan yang dituju sambil mengobrol ringan.
Shalimar masuk ke ruang HRD untuk keperluan sekolah dia dan semuanya sudah selesai.
Pada saat keluar dia melihat Azriel masih duduk di bangku taman dekatnya. Apa lelaki itu menunggu diriku ? Batinnya bermonolog.
"Aku melupakan sesuatu." Katanya sambil tersenyum berjalan mendekat.
"Iya kak ? Lupa apa ?" Tanya Shalimar cengo.
"Hatiku... Hatiku yang terbawa olehmu." Sahut nya. Shalimar bengong karena ini pertama kali dia mengenal pemuda.
Karena di kampung halaman dia hanya konsentrasi untuk belajar dan ikut mengajar di pondok pesantren milik keluarga. Dia mana mengerti jika hanya gombalin lelaki.
Shalimar garuk-garuk kepalanya bingung. "Berikan nomor teleponnya." Perintahnya dan diterimanya Shalimar.
Gadis itu mengetikkan nomor telepon nya. "Terimakasih "Azriel Berseru dan berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
Sejak saat itu mereka dekat dan meluangkan waktu bersama. Sering bertemu dan jalan bersama.
Shalimar sudah di peringatan bahwa Azriel bukanlah lelaki baik-baik.
Dia terkenal di kampus dengan sebutan Casanova. Namun demikian dia acuhkan saja. Dia berpikir itu hanya rumor saja.
Mereka sangat dekat hingga akhirnya tahun ke-dua Shalimar di kampus itu Azriel mengajak nya tinggal bersama di apartemen nya.
Agak jauh dari kampus namun ia menerima ajakan untuk tinggal bersama. Shalimar sudah melupakan janji pada saat meninggalkan kampung halaman dia.
Gadis itu berpikir Azriel akan serius pada hubungan mereka. Dia menerima perlakuannya yakni melakukan hubungan intim.
Mereka melakukannya dengan hati-hati dan Azriel selalu mengenakan pengaman jadi semua akan baik-baik saja.
Akhir tahun pelajaran biasanya Azriel mengajak nya berlibur. Shalimar sudah bersiap-siap untuk mendekatinya dan memeluknya.
Dia bermaksud untuk memberikan kejutan dengan pulang awal dari kerja part time.
"Iya sayang. Aku akan tiba pada usai wisuda nanti. Aku sudah pesan tiket pesawat juga."
"……..............…"
" Aku hanya bersenang-senang saja. Lagi pula kau juga melakukan hal itu juga."
"...................."
"Aku selalu mencintaimu dan tak akan berubah."
"...................."
"I love you to."
Klik. Azriel membalikkan badannya dan berdiri kaku melihatnya.
Shalimar yang sudah berdiri dengan muka pias mendengar kalimat sang kekasih berbicara mesra dengan orang lain.
"Shalimar. Maaf, sejujurnya aku ingin berterus terang kepada kamu. Tapi bukan begini caranya." Azriel menghirup udara dengan kasar.
"Aku meminta maaf kepada mu. Aku mencintaimu dan juga dia. Namun aku tak bisa meninggalkan dia. Maaf kau tidak ada dalam agenda hidupku." Lanjutnya lagi dengan nada dingin menatap Shalimar.
"Tak ada agenda di dalamnya ?" Ulangnya lirih sambil berdiri menatap tajam ke arah Azriel. Air matanya menetes tanpa disadarinya.
"Brengsek ! Lelaki biadab !" Umpatnya bersamaan dengan tangannya menampar pipinya dengan kekuatan penuh.
Emosinya membuncah.
" Kau pikir aku wanita apa ?" Teriaknya lantang.
"Tidak ada dalam agenda hidupku ? Lantas apa yang kita lakukan selama ini ?" Tanyanya lagi.
"Apa kau menganggap aku sebagai alat pemuas nafsu mu, hah ?" Tanyanya lagi dengan menatap tajam.
"Kau bisa memakai apartemen nya setahun terakhir ini. Bukannya tahun depan kau lulus ?" Katanya datar sambil berjalan mendekati dia.
Shalimar mundur dua langkah sambil mengangkat Kedua tangannya. Memberikan isyarat. Wanita itu sudah tidak ingin bersentuhan dengan Azriel lagi.
Hatinya hancur dan kandasnya hubungan antara mereka. Teramat sangat menyakiti perasaan nya.
Shalimar mundur perlahan dan berjalan menuju ke kamarnya. Dia mengepak semua pakaiannya dan perlengkapan dia.
Bahkan buku-buku juga dia kemas. Karena barangnya hanya pakaian dan bukunya saja.
Dia menelepon seseorang setelah selesai. Azriel hanya memandangi dari jauh saja, karena setiap ia mencoba untuk mendekatinya.
Shalimar sudah memberikan kode untuk menjauhi nya. Jadi ia memilih untuk berdiam diri saja.
Azriel tidak melihat jika di kamar Shalimar sudah mengemasi barang-barang miliknya. Lelaki itu hanya melihat Shalimar mondar mandir di antara pantry dan kamarnya saja tanpa memandangi wajahnya.
"Shalimar maafkan aku. Aku benar-benar tidak bermaksud untuk menyakitimu. Kau datang di luar Kuasa aku. Aku sungguh mencintaimu." Bisiknya hingga akhirnya dia tertidur pulas di Sofanya.
Shalimar berjalan perlahan mengangkat barang miliknya menuju ke pintu apartemen. Wanita itu menatanya di depan pintu masuk dan pintu itu dalam keadaan terbuka lebar.
"Ada apa kenapa kamu mendadak pindah ?" Tanya Anwar penasaran sambil melongok ke dalam ruangan.
"Sudah. Ayolah cepat !" Perintah Shalimar bergegas mengangkat barang-barang tersebut.
Setelah selesai dia pun menutup pintunya dan berlalu pergi meninggalkan tempat itu. Azriel menggeliat meregangkan otot-otot tubuh yang kaku karena tidur di sofa.
Dia berjalan menuju kamar tidur dan bermaksud menyapa Shalimar. Namun kamarnya kosong.
Dia melihat ke sekeliling ada yang janggal. Dia melihat ke nakas. Tak ada boneka Teddy bear love. Barang favoritnya Shalimar.
Ia melangkah melewati keranjangnya di sana ia melihatnya. Boneka Teddy bear love itu robek, baju couple semuanya robek juga pernak-pernik pemberian dari nya ada di sana.
Dia berjalan ke walk in closed. Dan semua bajunya hilang. Koper ungu itu juga tak ada disudut ruangan. Buku-buku nya.
Ruangan itu kosong. Kapan dia pergi ? Bisiknya lirih. Tubuhnya merosot ke lantai hatinya perih sekali melihatnya pergi tanpa pesan.
Dia mencoba menelpon Shalimar. Namun tak diangkat. SMS juga tak direspon oleh nya. Dia berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di sana ia menemukan tulisan di cermin. "Semoga kau bahagia penjahat." Azriel terdiam menatap bayangan wajahnya beserta tulisan di sana.
Dia mencoba menelpon Shalimar lagi namun sudah di blog. Ia hanya dapat menarik nafasnya dan mencoba mencari tahu di kelasnya namun tak ada yang mengenalnya.
Dia tidak tahu jika Shalimar menjaga jarak di kampus. Dia hanya mengenal beberapa orang saja.
Dan parahnya lagi Azriel tak tahu siapakah temannya dan dimana dia kerja part time.
Lelaki itu sudah dua tahun bersama namun ia tak tahu apapun tentang gadisnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
mampir nih
2023-02-25
0
Erlinda
anak pesantren tapi kok gampang nyerahin keperawanan pada lelaki yg bukan mahram nya...makanya jd cewek jgn murahan sekarang rasakan terimalah akibat nya
2022-10-21
0
Haryono Teguh
laki 2 yg hanya mementinhkam dirinya tanpa memperyimbang perasan orang lsin.
2022-06-04
0