4. Buah hatinya

Daniel Azriel Weizmann dan Bryant Cassano ? Bryant Cassano membaca ulang data adiknya itu dan membandingkan dirinya sendiri dengan sang adik.

Ada kemiripan antara mereka. Rahang dan struktur wajahnya sama hanya hidung Bryant lebih runcing dan milik adiknya seperti milik ibunya.

Kedua iris matanya sama hazel berambut cokelat dan dia sedikit kemerahan. Kulit lebih putih dia daripada adiknya.

"Aku yang lebih tampan ibu", Ucapnya sambil menyeringai lebar. Lelaki itu tak mempunyai anak lagi sama seperti ibu dan ayah.

Ayah mencintaimu ibu. Hanya saja ayah pernah terluka karena penghianatan semuanya di tulis di buku jurnal. Bahkan dia menceritakan awal mula kalian bertemu bahkan awal kalian berteman.

Dan ayah juga pernah bertindak konyol demi mendapatkan senyuman manis darimu ibu. Sayangnya kalian hanya berjodoh sebentar saja.

Andaikan kalian masih bersama mungkin tidak akan terjadi kekisruhan di keluarga besar kita". Gumamnya. Lelaki itu memperhatikan foto nya dengan foto nya Azriel.

Dia bergegas menuju basemen tempat mobilnya terparkir di sana. Tak lama Pajero sport itu melaju membelah jalanan menuju ke RS tempat adiknya bekerja.

Saat ia hendak membuka sealt belt munculah Azriel yang berlari-lari kecil ke mobilnya. Dia pun mengikutinya dari belakang sesuai kecepatan mobil di depannya.

Sampailah dia di hotel mewah tempat kerjanya juga tempat tinggalnya.

"Apa ini ? Apa dia bermaksud check out ?" Gumamnya dalam hati.

Lelaki itu berjalan mendekati dia. Matanya terbelalak melihat dia menghampiri wanita yang menjadi imajinasi liarnya beberapa waktu lalu.

"Kau ! Pergilah aku sedang bekerja !" Hardiknya memelototi lelaki itu.

"Aku menunggumu di sana. Ada yang harus kita bicarakan." Katanya dengan rahangnya mengeras.

Azriel duduk di sofa yang ada di lobby lounge hotel tempat kerjanya Sharmila. Lelaki itu memesan kopi dan teh hijau kesukaan Sharmila dulu.

Lelaki itu hanya terdiam dan sesekali melirik ke arahnya selain bermain phonsel nya.

Lelaki itu hanya asal menebaknya jika anak itu adalah putranya.

Makanya dia menggunakan kapas bekas merawat anaknya kemarin untuk test DNA dan hasilnya cocok 99% positif hubungan ayah dan anak.

Apa boleh buat dia terpaksa harus melakukan itu demi kelangsungan hidup ayahnya yang menginginkan keturunannya.

Sedangkan dia kemungkinan kecil mendapatkan itu. Karena Adinda Zahrani tak mau memiliki anak dan masih asyik dengan dunianya.

Di belakangnya Daniel Azriel Weizmann duduklah Bryant Cassano. Karena lelaki itu ingin mendengar perkataan mereka.

Ada hubungan apa antara mereka ? Pikirnya.

"Katakan apa yang kau mau ?" Sharmila bertanya nada ketusnya.

"Jelaskan padaku ! Aku tak ingin seperti ini. Namun aku terpaksa. " Azriel memberikan amplop coklat berisikan pernyataan DNA.

"Kau ! Brengsek ! " Umpatnya marah dengan meremasnya.

"Kau tak dapat mengelak. Aku sudah tahu tempat tinggal kalian dan juga tempat kerjamu !' Katanya seraya menarik nafasnya.

" Jadi terima lah kesepakatan bersama ini lebih baik. Dari pada lewat pengadilan." Lanjutnya.

" Memakan waktu dan tenaga serta pikiran. Sharmila mengertilah lakukan untuk anak kita. Dia butuh aku. Dia dapat meraih masa depannya sendiri." Lanjutnya lagi dengan nada dingin.

Sharmila gusar diambil nya teh di depannya di lemparkan isinya ke wajahnya Azriel. "Bajingan ! Bukannya awal kau bilang aku tidak ada dalam rencana hidupmu !" Maki nya.

" Aku hanya mencoba hidup tenang dengan dia yang kau campakkan ! Apa aku salah ?" Teriaknya lantang.

" Kau yang mencampakkanku seperti pelacur !" Teriaknya lantang, nada suaranya masih sama dia tak perduli dengan sekitarnya.

"Kami orang miskin yang hanya menyambung hidup. Apa salahku jika kau mandul ? Anggap ini karma. Karena kau sudah mencampakkan wanita ini yang tulus mencintaimu." Umpatnya lagi.

"Kau layak dapatkan itu penjahat kelamin !" Umpatnya sekali lagi.

"Lebih baik laki-laki yang suka jajan di luar sana. Setidaknya dia jujur pada pasangannya." Sakarse Shalimar tajam setajam silet.

Wanita itu langsung melenggang pergi kembali ke tempat kerjanya. Yaitu resepsionis Hotel xxx.

Tempat mereka berdebat. Setelah ijin dengan atasannya 15 menit untuk bertemu dengan Azriel. Lelaki itu menjadi pusat perhatian beberapa pengunjung di sana bahkan ada yang merekam perdebatan mereka.

Bryant Cassano yang duduk di belakangnya tepat tersenyum misterius. Lelaki itu dibuat takjub ternyata sang adik juga Casanova. Hanya saja cara dia salah dan pastinya sudah banyak korban nya.

" Luar biasa ", Batinnya. Lelaki itu berdiri dan berlalu sedangkan Azriel Weizmann meninggalkan tempat tersebut.

Bryant Cassano melihatnya sekilas wanita itu dengan tenang melayani tamu di lobby hotel dengan banyak senyum. Wanita yang tangguh pikirnya sambil tersenyum tipis kemudian dia berlalu.

Di ruang kerjanya Bryant Cassano menatap foto ibunya. "Dia anak ibu cari ? Dia anak brengsek Bu. Apa aku harus memberikan pelajaran ?" Tanyanya lagi sambil menatap kedua foto di tangannya.

Pantas saja dia begitu ingin mendekapnya erat-erat. Anak itu memiliki sifat mirip dengan nya. Matanya hazel rambut coklatnya bercampur warna merah di ujungnya. Ternyata kami memiliki ikatan keluarga.

Wanita itu sangat membencinya dan gajinya tak seberapa. Apa mungkin dia akan memenangkan persidangan jika anak kurang ajar itu menyeretnya ke pengadilan.

" Ck ". Bryant berdecak sebal mengingat kejadian itu. Ia mengirimkan pesan singkat kepada pengacaranya dan memintanya untuk menelepon jika nanti.

Karena sahabat nya itu ada di belahan benua berbeda dengan dirinya. Ia menghubungi asistennya meminta data Sharmila.

Dia harus ekstra hati-hati dan bergerak cepat untuk membantunya. Bagaimanapun dia wanita incarannya dan mungkin akan memakan waktu jika dia bermaksud mendekati dia.

Namun dari pembicaraan mereka tadi gadis itu menghargai kejujuran dan usaha.

"Jadi baiklah, aku datangi saja dan berkata sejujurnya. Tidak ada salahnya untuk mencoba." Batinnya bermonolog.

Di sebuah rumah mewahnya. Oscar Weitzman duduk bersama dengan Miszka Rahardjo mereka sedang menikmati teh dan beraneka ragam kue di meja serambi tamannya.

Menunggu kabar dari anaknya Daniel Azriel Weizmann yang mengabarkan bahwa dulu kekasihnya memiliki anak darinya.

Dan wanita itu kebetulan berada dikota yang sama disini. Dia akan menawarkan perdamaian dengan ibu dari anaknya.

Itulah yang di katakan pada ayahnya. Tak lama muncullah Azriel Weizmann duduk bersama dengan mereka.

"Kenapa kemejanya kotor ?" Tanya sang ibu. "Dia menyiram ku dengan air teh yang kupesan untuk dia Bu." Jawabnya sambil meminum air putih di depannya hingga tandas.

"Wanita bar bar. Tak punya etika. Sebaiknya kita gunakan planning selanjutnya." Sahut sang ibu.

"Aku rasa begitu. Dia anak mu. Kau punya hak atas buah hati mu itu." Tegas Oscar Weitzman menatap tajam ke arah anaknya.

Azriel Weizmann yang sedikit ragu. Karena dia tak. begitu mengerti sifat rahasia kekasih nya dulu.

Yang dia tahu saat itu dia halus, penurut dan pandai memasak. Dia berbeda saat mereka bertemu terakhir kalinya saat di apartemennya dulu.

Terpopuler

Comments

Atoen Bumz Bums

Atoen Bumz Bums

y jelas beda bambang...
uda u campakan msak dia manis2 ngomong sm u

2022-05-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!