"Ada apa kenapa kamu mendadak pindah ?" Tanya Anwar penasaran sambil melongok ke dalam ruangan.
"Sudah. Ayolah cepat !" Perintah Shalimar bergegas mengangkat barang-barang tersebut.
Setelah selesai dia pun menutup pintunya dan berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
Anwar mengendarai mobilnya menuju ke arah tujuannya. Yakni kontrakan Rafa.
Gadis itu menunggu di teras rumah kontrakan nya.
"Rafa." Shalimar menghambur memeluk tubuh Rafa begitu saja saat turun dari mobil air matanya menetes.
Shalimar menangis tanpa suara pundaknya terguncang hebat.
Rafa memandangi Anwar, namun lelaki itu mengedipkan pundaknya. Setelah beberapa lama ia mengurai pelukannya.
"Ayo masuk." Ajak Rafa. Anwar membawa barang-barang itu ke ruangan tersebut. Kontrakan itu kecil dua kamar, ruang tamu dan dapur jadi satu, serta kamar mandi.
Anwar menarik nafasnya. Mereka duduk bersama dan diam. Hening sejenak dan akhirnya Shalimar berkata.
" Kalian benar. Dia casanova. Brengsek ! Dia mempunyai wanita lain selain aku. Dia bilang aku di luar rencana awal dia. Aku tak ada dalam agenda hidupnya !" Katanya lirih tercekat dan ia pun tersedu-sedu.
"Brengsek ! Dia harus di berikan pelajaran !" Ucap Anwar kesal penuh emosi.
"Jangan. Untuk apa memukuli dia ? Nanti kau terjerat kasus hukum. Jangan lakukan itu !" Ucap Shalimar pelan.
"Tapi dia harus diberikan pelajaran agar jera." Teriaknya Rafa geram.
"Biar waktu membalas sakit hatiku !" Ucapnya sambil emosi.
"Apa rencana selanjutnya ?" Tanya Anwar.
" Menyelesaikan pendidikan dan mencari pekerjaan.
"Baiklah kami mendukung penuh." Ucap Rafa.
Karena hari sudah makin larut mereka pun tertidur. Rafa dan Shalimar tidur di kamarnya masing-masing Anwar di ruang tamu menggelar kasur matras.
Keesokannya. Mereka sepakat berjalan seperti biasa tak ada yang berbeda.
Mereka kuliah bersama dan saling mendukung.
Mereka bekerja sama menutupi keberadaan Shalimar dari lelaki itu.
"Uwek.... Uwek...." Sharmila berulangkali bolak balik ke kamar mandi.
Dia memuntahkan semua makanan yang ada di perutnya hingga tak tersisa.
Badannya lemas tak berdaya ia berjalan merambat ke kamarnya.
Dia terkulai lemas karena habis memuntahkan cairan itu.
Pikiran nya kosong, letih, amarah yang dihatinya masih berkobar.
Aku tak boleh sakit aku tak boleh lemah ! Tekadnya sudah bulat akan ku balas semuanya Azriel.
Kau harus mendapatkan balasannya atas luka di hatiku.
" Aku begitu mencintaimu dan kau campakkan aku begitu saja ! Tidak ada dalam agenda hidupku ? "
" Lantas apa yang kita lalui bersama selama ini ? Apa aku hanya pemuas nafsu mu semata."
" Brengsek kau !" Umpatnya dalam hati dengan kedua tangannya mengepal mencengkeram seprai di ranjangnya.
Hatinya bertanya-tanya mengapa semua ini menimpa dirinya ?
" kau sakit ? Aku mendengar suara kau bolak balik ke kamar mandi." Suara Rafa mengejutkan Sharmila. Gadis itu menoleh ke arah pintu masuk kamarnya.
" Iya. Entah kenapa tiba-tiba saja mual dan muntah." Jawabnya lirih.
"Apa kau salah makan kemarin ?" Tanya Rafa lagi.
"Mhmm. Tidak biasa saja. Aku bahkan makan banyak kemarin. Justru anehnya aku makan makanan yang belum pernah aku makan. Aku." Suara nya menggantung di udara.
Sharmila tertegun sejenak menatap Rafa." Ada apa ?" Tanya Rafa mendekati dia.
" Aku sudah dua bulan lalu tepatnya tanggal.." Kalimatnya menggantung dan menatap ke arahnya.
" Kau hamil?" Tanyanya tercekat. "Lalu apa yang mesti kita lakukan ?" Tanyanya lirih tak terasa ,badan Rafa merosot ke lantai karena shock. Sharmila tertegun dan air matanya menetes tanpa disadarinya.
"Kalian sedang ngapain ?" Tiba-tiba Anwar muncul dan menatap ke-dua wanita itu penasaran.
"Kemungkinan aku hamil, Anwar. " Kata Sharmila lirih. Brak. Suara makanan yang dibawanya terjatuh ke lantai.
"Benarkah ? Lalu apa yang mesti kita lakukan untuk menjaga agar tidak diketahui oleh orang lain ?" Tanyanya gugub.
"Shalimar kan mengenakan hijab jadi pakai saja yang longgar toh tubuhnya kecil.
" Sahut Rafa setelah tersadar dari lamunannya sedetik kemudian.
"Iya usulan yang baik. Tapi bagaimana dengan nanti anaknya ?" Tanya Anwar bingung.
"Aku terima saja, menjadi orang tua tunggal. Memang ini nasibku." Jawabnya sambil tersenyum tipis.
"Aku akan bantu kamu. Memberikan nama keluarga." Jawab Anwar cepat.
"Kasihan dia butuh nama. Dan kau juga butuh ketenangan untuk mengasuh dia. Setelah anak itu pergi kita bisa berpisah Shalimar. Hanya untuk nama saja." Jawabnya sambil tersenyum menatap kedua wanita di depannya.
"Aku setuju. Terima saja Shalimar demi status anak itu." Sahut Rafa.
"Kita bertiga dapat ngirit kan? Jika bisa tinggal bertiga, tanpa ada gosip. Bagaimana jenius kan ide sahabat mu satu ini ?" Anwar memainkan alia matanya menatap ke arah keduanya.
Ketiganya terus terkekeh kecil karena ide konyol itu.
Namun Shalimar berpikir ada benarnya juga, secara kalau kost satu orang mahal lebih irit kontrak bertiga dan kita dapat saling bertukar pikiran juga saling menjaga.
Maka keesokan harinya. Shalimar dan Anwar mengurusi hal untuk pernikahan mereka di catatan sipil.
Dan di saksikan oleh RT setempat dan pemilik rumah maka mereka menikah.
Hanya demi status toh kuliahnya tinggal satu tahun. Dan seterusnya mereka akan mencari pekerjaan.
Dan tidak mungkin dapat satu perusahaan,ya kan ? Apa yang mereka rencanakan berjalan lancar dan semua ini dilakukan demi kepentingan bersama.
Rafa, Anwar dan Shalimar sama-sama anak rantau dari luar Jawa dan mereka berkenalan saat masa orientasi kampus.
Akhirnya bersahabat, karena mereka dipertemukan di tempat kerja yakni part time di cafe atau menjadi tutor anak SMA.
Hanya saja mereka jarang hangout jadi orang tidaklah mengetahui bahwa mereka berhubungan baik.
Anwar terkadang menjadi driver penggilan di Club malam karena lelaki itu dapat mengemudi. Rafa dan Shalimar hanya sebagai karyawan minimarket, atau cafe dan menjadi tutor anak SMA.
Sedangkan Anwar dapat melakukan semuanya. Shalimar bersyukur kehamilan dia tidak mengalami perubahan seperti ibu hamil pada umumnya.
Dia bersyukur anaknya tidak rewel atau dia ngidam yang aneh-aneh. Nampaknya sang buah hatinya mengetahui tentang kesulitan ibunya.
Anwar terkadang bertindak sebagai ayah siaga. Dia selalu menelepon dan berkirim pesan singkat kepada Sharmila tentang hal yang dilaluinya setiap harinya.
Demikian pula si Rafa seolah-olah dia adalah Tante si kecil yang selalu ingin tahu keadaannya di dalam sana.
Ia juga menelpon dan berkirim pesan singkat pada Sharmila. Wanita muda itu merasa beruntung karena karena mendapatkan perhatian khusus dari keduanya.
Walaupun terkadang keduanya berlebihan dalam menjaganya.
"Aku sangat sayang kalian." Bisik Shalimar saat mereka jalan-jalan di taman pagi itu. Gara-garanya dia mengidamkan makan bubur ayam kampung.
Dan kedua sahabatnya itu rela bangun pagi menemaninya.
"Kau lihat sayang. Ada ayah Anwar dan Tante Rafa yang menjagamu. Selalu dan selamanya. Kita akan baik-baik saja tanpa ayahmu." Bisiknya lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments