Sang Pewaris
Di awal pagi selesai sholat subuh,sudah menjadi rutinitas setiap hari bagiku untuk bersiap-siap pergi ke perkebunan karet guna bekerja jadi buruh toreh getah untuk menyambung hidup.
Sebenarnya ini bukan impian ku, tapi setelah bapak meninggal 2tahun yg lalu, dgn terpaksa berhenti sekolah dan bekerja mencari nafkah membantu ibuku yg sudah renta.
"Aida... jgn lupa bekal mu nak" seru ibuku yg baru keluar dri dapur sambil membawa kresek hitam yg berisi nasi bungkus untuk bekal ku nanti.
"iya bu" jawabku sambil tersenyum dan menerima kresek itu.
"Aida berangkat dulu ya bu" lalu ku raih tangan ibuku sembari mencium punggung tangannya.
"Hati-hati ya nak" balas ibuku sambil menggosok punggung ku.
aku tersenyum
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam"
aku pun segera berangkat menuju ke kebun karet yg jaraknya sekitar 5kilo dari rumahku, yah lumayan jauh. Tapi itulah satu2nya pekerjaan yg bisa ku tekuni didesa terpencil ini. pendapatannya memang tidak seberapa tapi lumayan untuk buat beli beras dan ikan asin untuk makan sehari-hari.
-__Matahari sudah mulai naik sepenggalah, udara pun sudah menghangat,tapi embun di rerumputan masih menetes.
Aku berjalan terus memasuki perkebunan, mataku menatap ujung kakiku dgn pikiran yg tak tentu. Namun tiba-tiba sepasang kaki terlihat berdiri tak jauh dihadapan ku membuat ku sedikit tersentak dan mendongak
"hah.. " Aku ternganga melihat sosok yg berdiri sambil mengulum senyum
"Z.. z.. Zul" aku terbata-bata karna saking kagetnya dan tak percaya dgn apa yg aku lihat.
laki-laki yg berada didepanku tetap tersenyum dan perlahan membentangkan kedua tangannya.
Sontak secara naluriah aku pun berlonjak memeluknya.
Ada rasa yg membludak seperti ingin meledakkan jantung ku karena saking lamanya menahan rindu kepada laki-laki tampan dihadapanku.
"Kapan datang? kenapa ngak ngasih kabar"
"Sengaja ingin ngasih kejutan" jawab zul
aku tersenyum dalam pelukan eratnya.Tapi mata ini mengembun dan dgn lancarnya mengalir membasahi pipiku.
"Aku sudah lulus kuliah dgn nilai terbaik dan sudah mendapat gelar insinyur"
Aku segera melepas pelukanku
"Apa karena itu kau lama tidak menelfon ku? "
Zul tersenyum
"Kenapa? apa kamu merindukan aku? "ledek nya.
Aku geram ku cubit pinggang nya
" auwww sakit"
"Rasain.. " umpat ku seraya melangkah pergi
"Eh tunggu... " Seru Zul sambil lalu mengejarku.
"Kemana ibuk, kenapa tidak ikut noreh getah? "
"Ibuk kurang sehat..."
"Jadi kamu sendirian? "
Aku mengangguk
"Aku bantuin ya... "
Seketika aku berhenti dan menoleh padanya
"Emangnya kamu ngak sibuk? "
"Sibuk sih.... "
jawaban zul langsung mengecewakan ku
"Tapi aku rindu kamu" sambungnya lagi,
aku jadi langsung tersipu malu.
___Siang ini cuaca tiba-tiba mendung tebal berarakan pelan ke arah barat.
"Zul cepet kita pulang aja yuk... kayaknya mo hujan" seruku.Zul yg lagi asyik ngambil getah yg sudah kering jadi terhenti. Ia melihat ke atas
dan berjalan menghampiri ku.
"Ayok.... "
Aku mengangguk, dan kami pun berjalan beriringan.
Benar saja, tak lama kemudian hujan pun turun dengan lebatnya. Kami berlarian kecil mencari tempat berteduh.
Akhirnya tidak jauh dari kami terlihat sebuah pondok kecil. Tanpa pikir panjang kami pun berlari ke arah pondok itu untuk berteduh.
"Aduh basah semua bajuku" keluh ku.
Zul menatap iba. Bajunya pun basah kuyup karena hujan lebat sekali dan turunnya pun seperti tertumpah seketika.
"Kayaknya bakal lama nih hujannya Da... " ucap Zul. Aku melihat kearah langit.Benar, mendungnya sangat kelam. Sehingga jam 1 siang seperti jam 8malam.
"Pasti ibuk cemas memikirkan aku.. " gumamku.
"Tapi mau gimana lagi.. " timpal Zul
"Mpok Ijah tau ngak kalo kamu ikut aku.. "
Zul mengangguk.
"Bibik to pengertian, kalo ponakannya lagi rindu berat.... " celoteh Zul sembari duduk dibalai-balai bambu. Aku memukul manja pundaknya,ia tersenyum. Aku pun ikut duduk disamping nya.
"Kamu udah makan? " tanyaku.Zul menggeleng.
Ku buka kresek hitam bekal nasi yg diberikan ibuk tadi pagi. Ada lauk ikan asin dan oseng- oseng kangkung juga tidak ketinggalan sambal terasi.
"Yuk makan... "
Zul menggeleng
"Kenapa?? "
"Aku ngak bisa makan kalo ngak disuapin" ucapnya tanpa memandangku.
"ihh" Aku memukul bahunya lagi. Ia tersenyum lalu berbalik menghadap nasi didepanku.Kami pun makan berdua.
"Kalo dikota pasti makanannya enak2 ya Zul" ucapku sambil menyuapi nasi ke mulutku.
"Tapi lebih enak makan berdua kayak gini" jawabnya sambil mengunyah. "Da... kalo aku melamarmu, apa kamu akan menerima ku? "
"Dhegh"
Jantungku seperti terhenti seketika berdenyut. sekujur tubuh membias hangat. Aku meraih botol minum ku dan meneguk isinya.
"Apakah itu rencanamu?? "
Zul menggeleng,aku terheran..
"Itu adalah impian penyemangat ku menyelesaikan bangku kuliah S2 ku secepatnya"
Aku tersenyum.
"Aku akan menikahi mu Aida" pandangan matanya begitu teduh menatapku.
"Tapi keluarga mu dikota tahu? "
dia menggeleng.
yah... Zul katanya punya ayah yg merupakan orang berada di kota. Mangkanya dia bisa sekolah tinggi.
"Untuk apa mereka tahu, toh aku tidak pernah tahu mereka"
yah... fakta kedua Zul memang tidak pernah tahu atau lebih tepatnya bertemu dgn ayah nya. Sedangkan ibunya Zul yaitu kakak dari Mpok Ijah sudah lama meninggal.
Akuu cuma bisa diam menanggapinya.
"Kapan aku bisa melamarmu??? "
"Secepat itu? "
"Memangnya kenapa??? kalo bisa sekarangpun boleh"
"Apa kamu tidak malu Zul... seorang insinyur jadi buruh penoreh getah" ucapku asal.
"Nanti kalo sudah sah,kamu akan ku boyong ke kota. kamu tidak usah jadi penoreh getah lagi. aku akan cari kerja dengan gelar ijazah ku"
"Lalu ibuku??? "
"Ikut juga ngak apa-apa"
"Beneran? "
Zul mengangguk yakin.
"DDHAARRRRR"
kilat menyambar keras. Otomatis kami terkejut sampai tanpa sengaja kami saling berpelukan. Tubuhku menghangat seketika, aku jadi salah tingkah, nafasku memburu tenggorokanku tercekat. Mau menelan ludah saja susah. Zul pun tetap diam memelukku. Aku ingin beranjak tapi ditahan oleh Zul.
"Tetaplah seperti ini" ucapnya lirih. Aku seperti kerbau dicocokkan hidungnya, nurut aja.
Entah berapa menit tetap diposisi ini, Tiba-tiba Zul mengangkat wajahku.
Hingga kami beradu pandang dengan jarak yang begitu dekat.
"Aku sangat mencintai mu Da... " gumamnya. Aku tersenyum bahagia. Perlahan Zul semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku.Hingga bibirnya menyentuh bibirku. Darahku seketika berdesir panas. Tapi aku seperti terhipnotis menikmati ciuman pertama ku.Dengan perlahan zul ******* habis bibirku, tanpa ku sadari aku pun mengikuti irama cinta yg ia ciptakan. Semakin lama semakin hangat, semakin lama semakin bergairah. Hingga tanpa ku sadari tubuhku sudah berada dibawahnya.
Hujan deras disertai guntur menggelegar tidak kami hiraukan. Kami begitu hanyut dalam buaian cinta yg belum sah. Dan tanpa aba-aba apapun zul telah merenggut ke gadisanku.
Bersamaan dgn usainya hujan, sirna lah mahkota yg ku jaga. Aku menangis dengan merengkuh lututku. Zul memeluk pundakku, berusaha menenangkan ku.
"Aku akan menikahi mu Da" ucapnya begitu yakin.
"Tapi tidak harus begini kan"
"Maafkan aku... " Zul begitu menyesal. "besok aku akan datang melamarmu, dan kita langsung nikah"
Aku mendongak seketika. Zul mengangguk meyakinkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
V3
aku mampir lagi ke cerita novel Mu yg ke sekian lagi ,, dh banyak Novel mu yg ku baca.
aku baru slesai baca KASIH KU ,, ANAK KU
2024-06-15
0
Roro Suprihatin
bab pertama lagi baca..mampir lagi sambil nunggu Bolot up date
2024-03-09
0
Diana Dwiari
Dan zul nikahnya sama wanita lain, aida hamil, membesarkan sendiri anaknya....
2024-02-23
0