Pov Zul-***hatiku begitu terluka melihat Aida dibelakang yang sedang menatapku pergi. Tapi aku merasa tidak berdaya oleh keadaan karena yang aku tahu keluarga dari pihak ayahku adalah keluarga yg penuh dengan konflik.Aku tidak mau Aida jadi sasaran target mereka yg begitu menggilai harta. Yah itulah yg ayahku lakukan pada aku dan ibuku dahulu.
Hingga akibatnya aku dewasa tanpa pernah mendapatkan kasih syg seorang ayah.Meskipun dalam hal materi aku tidak pernah kekurangan sesuatu apapun. Hanya saja aku diajarkan oleh almarhum ibuku untuk hidup biasa saja.
Tapi aku tidak mau Aida mengalami hal serupa seperti almarhum ibuku yg sampai akhir hayatnya dia jauh dari ayahku, lelaki yg sangat ia cintai. Aku akan memperjuangkan Aida karena aku sangat mencintai nya. Aku tidak mau terbelenggu dalam konflik yang mengatur hidupku. Hidupku adalah milikku!!
Akan tetapi untuk saat ini, aku akan mengikuti alurnya sehingga aku tahu apa yg harus aku lakukan.
Aku menghela nafas berat setelah Aida tak terlihat lagi.
"Kalian harus janji untuk menjamin keselamatan istriku"
"Itu pasti Tuan muda! " jawab Pak Wira yakin.
Aku pun diam,pikiran ku berkecamuk.
. *""Tak berapa lama kemudian mobil sudah memasuki halaman sebuah rumah besar. tapi aku yakin ini bukan rumah sebenar Ayahku. mungkin hanya Villa tempat peristirahatan keluarga. Karena tampak sangat sepi.
Aku diminta keluar dan mengikuti langkah Pak Wira asisten pribadi ayahku.
"Tuan... Tuan muda sudah datang" seru Pak Wira kepada seorang laki-laki paruh baya yg tengah duduk dikursi roda. Laki-laki itu memutar balik kursi roda nya hingga menghadap kami. Pak Wira beringsut kesamping hingga aku dengan jelas berhadapan dengan laki-laki itu.
"Zul.... kau sudah datang nak... " sapanya sambil tersenyum penuh makna. Terlihat matanya berkaca-kaca.
Akan tetapi aku tak bergeming sedikit pun. hatiku terasa kosong tanpa rasa melihatnya.
"Maafkan Ayah baru bisa menemuimu sekarang" tukasnya serba salah.
"Kenapa? " tanyaku hambar
Pak Hans terheran ia menatap pak wira penuh tanda tanya. Pak Wira pun berbalik menatap ku.
"Bukankah janji Ayah dulu pada Ibu tidak ingin membuat diriku masuk dalam konflik keluarga Ayah?? tapi kenapa sekarang aku justru diperlakukan seperti ini?? ""
"Maafkan Ayah nak... Ayah terpaksa. karena hanya kamu Satu-satunya orang yang bisa Ayah andalkan sekarang"
"Kenapa? "
"Ibu dan kedua saudara tirimu berencana ingin membunuh Ayah, hingga Ayah jadi seperti ini"
Aku diam menyimak.
"Jika saja hal ini tidak terjadi, aku tidak akan mungkin memanggilmu.. aku akan biarkan dirimu hidup seperti yang kamu mau.Ayah rasa kamu akan hidup serba kecukupan dengan 5hektar kebun karet yg aku berikan"
"Akan tetapi ternyata Ibu tirimu dan juga 2 saudara mu tahu tentang mu.Lebih jelasnya baru mengetahui. Karena itu mereka ingin membunuhku, karena mereka pikir kamu akan jadi penghalang untuk mendapatkan GRAND GOLDEN GRUP"
"Tapi aku tidak tertarik... " ujarku
"Kamu tidak punya pilihan anakku... karena sudah pasti mereka tahu tentang Aida istrimu,dan mengincarnya. Jika kamu diam dan mengalah makan dengan mudah mereka akan menindas mu. "
Aku diam mencerna setiap kalimat yang diucapkan Ayahku. Pak Hans tersenyum
"Tapi aku tidak mau Aida senasib dgn ibuku, biarlah tak berharta. asal kami bahagia. "
Pak Hans diam seolah mengerti apa yg aku rasakan.
"Itu juga keinginan ku nak... tapi keadaan mengharuskan mu menunjukkan taringmu demi orang yg kamu sayang"
Aku menghela nafas, dadaku terasa sesak bila teringat Aida.Aku tidak mau dia seperti Ibuku.Tapi aku harus berbuat sesuatu untuk melindungi nya.
"Baiklah... kapan semua rencanamu akan dilaksanakan"
"Besok!! "
"Besok kamu akan menemui para pemilik saham untuk dilantik sebagai ahli waris ku. semua data pribadimu sudah ada di Wira sebagai bukti bahwa kamu adalah sah anak pertama ku"
Aku diam seolah mendengarkan,padahal dalam otakku sudah tersusun sebuah rencana.
Malam ini aku tidak mudah memejamkan mata tanpa Aida.
*"Sebelum subuh aku sudah beranjak dari tempat tidur, karena memang aku hanya tidur tidur ayam. Terasa ada yg kurang tanpa Aida istriku.
Selesai sholat subuh aku pun bersiap dengan baju yang sudah dipersiapkan oleh Pak Wira.
setelah itu aku keluar dan turun ke lantai bawah untuk sarapan.
Pak Wira segera membungkukkan badannya melihat aku datang,diikuti oleh staf yg lain.
"Selamat pagi Tuan muda" sapanya.Aku hanya membalas dengan senyuman lalu duduk dikursi makan.
"Ayah kemana? " Tanyaku
"Tuan besar semalam sudah pulang ke paviliun"
Aku mengangguk mengerti.
"Nanti setelah penobatan anda sebagai ahli waris, anda pun akan tinggal di paviliun"
aku diam tak menanggapi.
"Oh ya tuan muda... ini Riky anak saya yg akan melayani anda" Pak Wira memperkenalkan seseorang padaku.Seorang anak muda, mungkin lebih muda dari ku.Badannya tegap dan berkharisma.Aku tersenyum padanya,lalu melanjutkan sarapan ku.
Selesai sarapan aku langsung dibawa oleh Riky menuju kantor pusat GRAND GOLDEN GRUP. di pintu masuk sudah ada Pak Wira sengaja menunggu ku.
"Mari Tuan muda ikuti saya.." ajaknya,Aku menurut.Dan dengan langkah panjang kami segera masuk ke lift menuju lantai atas.Seolah olah kami berlomba dengan waktu.
Sesampainya ditempat yang dituju, Pak Wira langsung membawa ku masuk kedalam ruangan.
Sontak semua langsung terdiam dan menatap ke arah kami. Pak Hans tersenyum menyambut ku.
"Kemarilah anakku"
terlihat para anggota dewan terkejut mendengar ucapan ayahku.Suasana langsung riuh.Aku melihat seorang wanita paruh baya dengan gaya glamour menatap ku sinis. Disamping nya ada seorang pemuda tampan juga menatap tak suka padaku.Mungkin mereka lah Ibu dan saudara tiri ku.Lalu kemana si bungsu???
"Perhatian semuanya" seru Pak Hans lantang membuat semua orang seketika diam.
"Aku mengadakan rapat dewan sepagi ini. tidak lain bertujuan untuk mengumumkan bahwa Zulkarnain adalah putra sulung ku sekaligus ahli waris ku"
hah??? semua ternganga
"Tidak bisa begitu dong pa!! " bantah wanita itu
"Kau tidak punya haq mengatur ku" tukas Pak Hans tegas.
"Tapi papa harus meminta persetujuan para dewan"
"Kenapa harus begitu?? bukankah pemilik saham terbesar lah yg berhaq menjadi CEO"
"Iya itu benar... "
"Terus apalagi??? aku sudah menyerahkan semuaa saham ku atas nama Zulkarnain"
"Apa??? " wanita itu berdiri karena saking kagetnya.
"Papa kenapa bisa begitu??? lalu aku bagaimana?? " timpal pemuda yg duduk disebelah wanita tadi.
"Aset dari papa yg sudah kamu Terima itu sudah lebih dari cukup" jawab Pak Hans enteng.
"Tapi aku juga punya haq di perusahaan ini pa... "
"Haq mu ada dibagian ibumu"
wanita itu menoleh seketika.
"Jadi begini sikap papa kepada anak kandung mu"seru wanita itu
" Zul juga anak kandung ku"
"Tapi dia anak tidak sah" bantahnya menunjuk padaku
"Dia anak dari istri pertama ku, dia lebih berhaq daripada kamu!! "
Wanita itu terlihat menahan amarah.
Tapi Pak Hans hanya tersenyum memandang seluruh anggota dewan.
"Bagaimana, apa kalian juga ingin membantah keputusan ku? "
Tak ada yg menjawab hanya saling pandang satu sama lain.
"Untuk meyakinkan kalian semua apakah Zul pantas atau tidak menggantikan diriku, maka dia akan di uji dulu dalam hal kinerja nya selama 1 tahun ke depan"
sebagian para dewan manggut-manggut tanda setuju.
"Jika kalian semua setuju dan tidak keberatan maka rapat hari ini dinyatakan selesai! " ujar Pak Hans kemudian. Semua pun bangkit memberi hormat kepada ayahku kecuali Ibu dan anak itu. Mereka tampak sangat marah sekali.
Pak Wira pun segera mendorong kursi roda yg diduduki oleh Pak Hans keluar dari ruang rapat. diikuti olehku dan Riky dibelakang ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Diana Dwiari
Ah, tak kirain... Terlalu awal untuk menebak
2024-02-23
1
Imarin
Hello kak aku mampir baca lagi...
mampir juga yuk dinovelku
2022-07-17
0