NovelToon NovelToon

Sang Pewaris

Bab 1 kejutan

Di awal pagi selesai sholat subuh,sudah menjadi rutinitas setiap hari bagiku untuk bersiap-siap pergi ke perkebunan karet guna bekerja jadi buruh toreh getah untuk menyambung hidup.

Sebenarnya ini bukan impian ku, tapi setelah bapak meninggal 2tahun yg lalu, dgn terpaksa berhenti sekolah dan bekerja mencari nafkah membantu ibuku yg sudah renta.

"Aida... jgn lupa bekal mu nak" seru ibuku yg baru keluar dri dapur sambil membawa kresek hitam yg berisi nasi bungkus untuk bekal ku nanti.

"iya bu" jawabku sambil tersenyum dan menerima kresek itu.

"Aida berangkat dulu ya bu" lalu ku raih tangan ibuku sembari mencium punggung tangannya.

"Hati-hati ya nak" balas ibuku sambil menggosok punggung ku.

aku tersenyum

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam"

aku pun segera berangkat menuju ke kebun karet yg jaraknya sekitar 5kilo dari rumahku, yah lumayan jauh. Tapi itulah satu2nya pekerjaan yg bisa ku tekuni didesa terpencil ini. pendapatannya memang tidak seberapa tapi lumayan untuk buat beli beras dan ikan asin untuk makan sehari-hari.

-__Matahari sudah mulai naik sepenggalah, udara pun sudah menghangat,tapi embun di rerumputan masih menetes.

Aku berjalan terus memasuki perkebunan, mataku menatap ujung kakiku dgn pikiran yg tak tentu. Namun tiba-tiba sepasang kaki terlihat berdiri tak jauh dihadapan ku membuat ku sedikit tersentak dan mendongak

"hah.. " Aku ternganga melihat sosok yg berdiri sambil mengulum senyum

"Z.. z.. Zul" aku terbata-bata karna saking kagetnya dan tak percaya dgn apa yg aku lihat.

laki-laki yg berada didepanku tetap tersenyum dan perlahan membentangkan kedua tangannya.

Sontak secara naluriah aku pun berlonjak memeluknya.

Ada rasa yg membludak seperti ingin meledakkan jantung ku karena saking lamanya menahan rindu kepada laki-laki tampan dihadapanku.

"Kapan datang? kenapa ngak ngasih kabar"

"Sengaja ingin ngasih kejutan" jawab zul

aku tersenyum dalam pelukan eratnya.Tapi mata ini mengembun dan dgn lancarnya mengalir membasahi pipiku.

"Aku sudah lulus kuliah dgn nilai terbaik dan sudah mendapat gelar insinyur"

Aku segera melepas pelukanku

"Apa karena itu kau lama tidak menelfon ku? "

Zul tersenyum

"Kenapa? apa kamu merindukan aku? "ledek nya.

Aku geram ku cubit pinggang nya

" auwww sakit"

"Rasain.. " umpat ku seraya melangkah pergi

"Eh tunggu... " Seru Zul sambil lalu mengejarku.

"Kemana ibuk, kenapa tidak ikut noreh getah? "

"Ibuk kurang sehat..."

"Jadi kamu sendirian? "

Aku mengangguk

"Aku bantuin ya... "

Seketika aku berhenti dan menoleh padanya

"Emangnya kamu ngak sibuk? "

"Sibuk sih.... "

jawaban zul langsung mengecewakan ku

"Tapi aku rindu kamu" sambungnya lagi,

aku jadi langsung tersipu malu.

___Siang ini cuaca tiba-tiba mendung tebal berarakan pelan ke arah barat.

"Zul cepet kita pulang aja yuk... kayaknya mo hujan" seruku.Zul yg lagi asyik ngambil getah yg sudah kering jadi terhenti. Ia melihat ke atas

dan berjalan menghampiri ku.

"Ayok.... "

Aku mengangguk, dan kami pun berjalan beriringan.

Benar saja, tak lama kemudian hujan pun turun dengan lebatnya. Kami berlarian kecil mencari tempat berteduh.

Akhirnya tidak jauh dari kami terlihat sebuah pondok kecil. Tanpa pikir panjang kami pun berlari ke arah pondok itu untuk berteduh.

"Aduh basah semua bajuku" keluh ku.

Zul menatap iba. Bajunya pun basah kuyup karena hujan lebat sekali dan turunnya pun seperti tertumpah seketika.

"Kayaknya bakal lama nih hujannya Da... " ucap Zul. Aku melihat kearah langit.Benar, mendungnya sangat kelam. Sehingga jam 1 siang seperti jam 8malam.

"Pasti ibuk cemas memikirkan aku.. " gumamku.

"Tapi mau gimana lagi.. " timpal Zul

"Mpok Ijah tau ngak kalo kamu ikut aku.. "

Zul mengangguk.

"Bibik to pengertian, kalo ponakannya lagi rindu berat.... " celoteh Zul sembari duduk dibalai-balai bambu. Aku memukul manja pundaknya,ia tersenyum. Aku pun ikut duduk disamping nya.

"Kamu udah makan? " tanyaku.Zul menggeleng.

Ku buka kresek hitam bekal nasi yg diberikan ibuk tadi pagi. Ada lauk ikan asin dan oseng- oseng kangkung juga tidak ketinggalan sambal terasi.

"Yuk makan... "

Zul menggeleng

"Kenapa?? "

"Aku ngak bisa makan kalo ngak disuapin" ucapnya tanpa memandangku.

"ihh" Aku memukul bahunya lagi. Ia tersenyum lalu berbalik menghadap nasi didepanku.Kami pun makan berdua.

"Kalo dikota pasti makanannya enak2 ya Zul" ucapku sambil menyuapi nasi ke mulutku.

"Tapi lebih enak makan berdua kayak gini" jawabnya sambil mengunyah. "Da... kalo aku melamarmu, apa kamu akan menerima ku? "

"Dhegh"

Jantungku seperti terhenti seketika berdenyut. sekujur tubuh membias hangat. Aku meraih botol minum ku dan meneguk isinya.

"Apakah itu rencanamu?? "

Zul menggeleng,aku terheran..

"Itu adalah impian penyemangat ku menyelesaikan bangku kuliah S2 ku secepatnya"

Aku tersenyum.

"Aku akan menikahi mu Aida" pandangan matanya begitu teduh menatapku.

"Tapi keluarga mu dikota tahu? "

dia menggeleng.

yah... Zul katanya punya ayah yg merupakan orang berada di kota. Mangkanya dia bisa sekolah tinggi.

"Untuk apa mereka tahu, toh aku tidak pernah tahu mereka"

yah... fakta kedua Zul memang tidak pernah tahu atau lebih tepatnya bertemu dgn ayah nya. Sedangkan ibunya Zul yaitu kakak dari Mpok Ijah sudah lama meninggal.

Akuu cuma bisa diam menanggapinya.

"Kapan aku bisa melamarmu??? "

"Secepat itu? "

"Memangnya kenapa??? kalo bisa sekarangpun boleh"

"Apa kamu tidak malu Zul... seorang insinyur jadi buruh penoreh getah" ucapku asal.

"Nanti kalo sudah sah,kamu akan ku boyong ke kota. kamu tidak usah jadi penoreh getah lagi. aku akan cari kerja dengan gelar ijazah ku"

"Lalu ibuku??? "

"Ikut juga ngak apa-apa"

"Beneran? "

Zul mengangguk yakin.

"DDHAARRRRR"

kilat menyambar keras. Otomatis kami terkejut sampai tanpa sengaja kami saling berpelukan. Tubuhku menghangat seketika, aku jadi salah tingkah, nafasku memburu tenggorokanku tercekat. Mau menelan ludah saja susah. Zul pun tetap diam memelukku. Aku ingin beranjak tapi ditahan oleh Zul.

"Tetaplah seperti ini" ucapnya lirih. Aku seperti kerbau dicocokkan hidungnya, nurut aja.

Entah berapa menit tetap diposisi ini, Tiba-tiba Zul mengangkat wajahku.

Hingga kami beradu pandang dengan jarak yang begitu dekat.

"Aku sangat mencintai mu Da... " gumamnya. Aku tersenyum bahagia. Perlahan Zul semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku.Hingga bibirnya menyentuh bibirku. Darahku seketika berdesir panas. Tapi aku seperti terhipnotis menikmati ciuman pertama ku.Dengan perlahan zul ******* habis bibirku, tanpa ku sadari aku pun mengikuti irama cinta yg ia ciptakan. Semakin lama semakin hangat, semakin lama semakin bergairah. Hingga tanpa ku sadari tubuhku sudah berada dibawahnya.

Hujan deras disertai guntur menggelegar tidak kami hiraukan. Kami begitu hanyut dalam buaian cinta yg belum sah. Dan tanpa aba-aba apapun zul telah merenggut ke gadisanku.

Bersamaan dgn usainya hujan, sirna lah mahkota yg ku jaga. Aku menangis dengan merengkuh lututku. Zul memeluk pundakku, berusaha menenangkan ku.

"Aku akan menikahi mu Da" ucapnya begitu yakin.

"Tapi tidak harus begini kan"

"Maafkan aku... " Zul begitu menyesal. "besok aku akan datang melamarmu, dan kita langsung nikah"

Aku mendongak seketika. Zul mengangguk meyakinkan.

Sang Pewaris Bab 2 Mas Zul pergi

Zul menepati janjinya,esoknya dia datang ke rumahku bersama mpok ijah dan 3orang yg tak berapa ku kenal. Aku memang sengaja hari ini tidak pergi ke kebun karet karena sudah janjian dengan zul tentang hal ini.

"Buk ada Mpok Ijah... " seruku kepada ibu yg ada di dalam rumah.

"Assalamu'alaikum" ucap Zul kepadaku, aku tersenyum. Hatiku berdebar sambil menyalami Mpok Ijah dan yg lainnya.

"Eh Ijah... ayo masuk masuk" seru ibu menyambut rombongan Mpok Ijah

"Iya.. permisi ya Minah" jawab Mpok Ijah sembari melangkah masuk ke dalam.

"Silahkan duduk... maaf rumahnya sempit" ujar ibu mempersilahkan.

"Ah biasa ajah Minah"

Mpok Ijah berangsur duduk diikuti yg lain.

"Ada apa ni jah kok rombongan datang kemari?? " tanya ibu basa basi.. yah karna aku uda ceritakan tadi malam kalo hari ini Zul akan datang melamar.

"Begini minah... Zul berkenan mau melamar Aida"

Semua mata tertuju pada Zul.

"Serius Zul?? " tanya ibu meyakinkan

"Iya bu... saya ingin mempersunting Aida hari ini untuk menjadi istriku" jawab Zul tanpa ragu.

"Ida kamu gimana? " tanya ibu padaku. aduh kok masih nanyak aku sih ibu.. pikirku dalam hati.

"Ida... " sekali lagi ibu menyeru. aku jadi semakin tersipu.

"Gimana apanya sih bu... " aku tertunduk malu.

"Ya kamu mau apa ngak? " tanya ibu lagi ikut tersenyum.

Aku mengangguk malu.

"Alhamdulilah.... " seru rombongan Zul kompak.

"Terus ini jadi acara akad nikahnya sekarang? " tanya salah satu dari 3orang lelaki berkopiah yg ikut rombongan Mpok Ijah.

"Ya jadi dong pak ustad" jawab Zul pasti.

"Kalo begitu ayo kita mulai"

semua mengangguk setuju. Memang tidak ada apa-apa dalam acara akad nikah kami. Yang penting sudah sah.

"Saya Terima nikah dan kawinnya Aida Lestari binti Risman dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai! "

"Gimana para saksi? sah? " tanya lelaki berkopiah itu. 2lelaki lain mengangguk sembari mengatakan "sah"

"Alhamdulillah" lalu pak ustad melafalkan do'a berupa beberapa ayat-ayat suci Al-Quran.

kami semua pun kompak meng Amienkannya.

. "" apa?!!! ""

"Zulkarnain menikah?? "

bagai disambar petir di siang bolong Pak Hans mendengar kabar itu dari asistennya.

"Kok bisa? " ulangnya tak percaya

"Saya pun kaget Tuan mendengarnya karna memang seperti tidak ada apa-apa" jawab Pak Wira selaku orang kepercayaan Pak Hans.

"Aku tidak mau tau cepat bawa Zul ke hadapanku sebelum terlambat, ini sudah waktunya bagi dia untuk keluar. Jangan ditunda lagi. " perintah Pak Hans tanpa bisa ditawar lagi.

"Baik Tuan" jawab Pak Wira tanpa membantah.

"Satu hal lagi!!! jangan sampai ada yg tahu tentang Zul sudah menikah! "

"Siap Tuan"

segera Pak Wira melangkah pergi meninggalkan tuannya yg duduk dikursi roda.

Pak Hans membuang nafas kasar.

"Zul... aku sangat merindukan mu nak" lirih Pak Hans sambil menyeka air yg mengambang disudut matanya.

yah... Pak Hans harus menahan rindu bertahun-tahun untuk menutupi keberadaan Zul selaku putra pertamanya dari Aisyah istri pertamanya.Istri yg dinikahi nya dgn atas nama cinta. Namun karna konflik dalam keluarga nya dia harus mengucilkan Aisyah dgn Zul agar tidak menjadi korban atas perebutan harta dalam keluarga nya. Dan dengan terpaksa dia menikahi wanita pilihan keluarga nya yg menjadi istrinya sekarang. Hingga dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan perempuan.

Entah kenapa? dan apa yg terjadi? Beberapa bulan lalu ada seseorang yg berusaha meracuni Pak Hans.Namun nasib baik masih berpihak, Pak Hans bisa diselamatkan tapi harus mengalami kelumpuhan akibat racun yg sangat kuat.

Beberapa mata-mata disewa oleh Pak Hans agar bisa tahu siapa orang yg mencoba membunuhnya.

San hasilnya adalah salah satu dari istri kedua dan 2 anaknya.Tidak bisa dipastikan siapa dalangnya. Pak Hans merasa terkhianati... tidak ada jalan lain.. Zul harus ditunjukkan untuk menjadi ahli warisnya sebelum terjadi Apa-apa lagi dengan dirinya. Karena hanya Zul harapannya agar posisinya tetap aman.

. **

Saat matahari mulai condong ke barat, dengan perasaan yg tak karu karuan Aida menunggu sang suami didepan rumah.yah... hari ini Aida tidak ikut Zul menoreh karet, karena badannya kurang sehat.Sedari pagi mau muntah terus... jadi Zul melarang istri tercinta nya untuk ikut pergi ke kebun karet.

Dan hasilnya Aida positif hamil... karena itu Aida ngak sabar mau ngasih tahu suaminya tentang kabar bahagia ini.

Ia mondar-mandir didepan rumahnya sambil ******* ***** jari jemarinya. Dan disaat kelibat Zul terlihat dengan semangat nya aida menyambut sang suami.Tapi bersamaan dengan itu sebuah mobil mewah berwarna hitam klasik memasuki halaman rumah.

Zul sudah tidak merasa asing dengan mobil itu, tapi tidak dengan Aida.Dia begitu keheranan.

Setelah mobil itu terparkir, seorang pengemudi keluar lalu membuka pintu bagian belakang.

keluarlah Pak Wira, asisten pribadinya Pak Hans.

"Selamat sore Tuan Muda" Pak Wira memberi salam sambil mengendapkan badannya berapa derajat sebagai rasa hormat kepada anak Tuannya.

"Selamat sore" jawab Zul"syg tolong siapkan kopi untuk tamu kita "

Aida mengangguk. lalu melangkah menuju dapur.

"Silahkan masuk Pak Wira"

"Saya tidak bisa lama-lama Tuan Muda"

Zul keheranan

"Saya ingin membawa Tuan Muda sekarang juga!! "

"Kemana? "

"Kehadapan ayah Tuan"

"Tapi kenapa? "

"Nanti Tuan besar sendiri yg akan menjelaskan"

Pak Wira memberi kode kepada anak buahnya. mereka pun mengerti lalu membuka pintu mobil.

"Silahkan masuk Tuan Muda... "

"Tidak!!! "

"Tuan muda anda disini tidak berhak untuk menolak, karena keselamatan istri anda menjadi taruhan nya"

Zul tercengang.

"Silahkan Tuan muda... " sekali lagi Pak Wira memerintahkan Zul untuk masuk ke dalam mobil.

"Mass!!! " seru Aida kaget melihat suaminya digiring masuk ke mobil.Ia segera meletakkan nampan berisi beberapa gelas kopi di atas meja diteras rumah.Dan berlari kecil menghampiri sang suami. "mau dibawa kemana suamiku? "

"Sayang... kamu tenang dulu ya... mas pergi ngak lama kok" Zul berusaha menenangkan istrinya.

"Tapi mau kemana?? "

"Mas mau menemui ayah.. "

"Aku ikut... "

Pak Wira ingin menahan tapi dicegah oleh zul.

"Jangan sayang... Aku tidak mau kamu ikut terbawa dalam masalah keluarga itu"

Aida diam berusaha mengerti.

"Tunggu aku ya sayang... "

dengan terpaksa Aida menganggukan kepala walau hatinya tidak rela. Entah kenapa perasaannya mengatakan hal yg lain.

Zul mencium kening istrinya, tanpa terasa Aida menitik kan air mata.

"Jaga diri baik-baik ya syg, mas nggak lama kok"

sekali lagi Aida mengangguk. Zul tersenyum lalu membalikkan badannya dan masuk ke dalam mobil,di ikuti oleh yg lain. Perlahan mobil itu keluar dari pekarangan rumah Aida. Aida mengikuti dari belakang.. hatinya merasa sangat tidak rela ditinggal pergi oleh Zul.

Ia terus menatap kepergian mobil hitam itu sampai hilang dari pandangan.

"Mas... Aida hamil" gumam Aida perih sambil lalu mengusap perutnya yg masih rata.

Sang Pewaris Bab 3 bertemu Ayah

Pov Zul-***hatiku begitu terluka melihat Aida dibelakang yang sedang menatapku pergi. Tapi aku merasa tidak berdaya oleh keadaan karena yang aku tahu keluarga dari pihak ayahku adalah keluarga yg penuh dengan konflik.Aku tidak mau Aida jadi sasaran target mereka yg begitu menggilai harta. Yah itulah yg ayahku lakukan pada aku dan ibuku dahulu.

Hingga akibatnya aku dewasa tanpa pernah mendapatkan kasih syg seorang ayah.Meskipun dalam hal materi aku tidak pernah kekurangan sesuatu apapun. Hanya saja aku diajarkan oleh almarhum ibuku untuk hidup biasa saja.

Tapi aku tidak mau Aida mengalami hal serupa seperti almarhum ibuku yg sampai akhir hayatnya dia jauh dari ayahku, lelaki yg sangat ia cintai. Aku akan memperjuangkan Aida karena aku sangat mencintai nya. Aku tidak mau terbelenggu dalam konflik yang mengatur hidupku. Hidupku adalah milikku!!

Akan tetapi untuk saat ini, aku akan mengikuti alurnya sehingga aku tahu apa yg harus aku lakukan.

Aku menghela nafas berat setelah Aida tak terlihat lagi.

"Kalian harus janji untuk menjamin keselamatan istriku"

"Itu pasti Tuan muda! " jawab Pak Wira yakin.

Aku pun diam,pikiran ku berkecamuk.

. *""Tak berapa lama kemudian mobil sudah memasuki halaman sebuah rumah besar. tapi aku yakin ini bukan rumah sebenar Ayahku. mungkin hanya Villa tempat peristirahatan keluarga. Karena tampak sangat sepi.

Aku diminta keluar dan mengikuti langkah Pak Wira asisten pribadi ayahku.

"Tuan... Tuan muda sudah datang" seru Pak Wira kepada seorang laki-laki paruh baya yg tengah duduk dikursi roda. Laki-laki itu memutar balik kursi roda nya hingga menghadap kami. Pak Wira beringsut kesamping hingga aku dengan jelas berhadapan dengan laki-laki itu.

"Zul.... kau sudah datang nak... " sapanya sambil tersenyum penuh makna. Terlihat matanya berkaca-kaca.

Akan tetapi aku tak bergeming sedikit pun. hatiku terasa kosong tanpa rasa melihatnya.

"Maafkan Ayah baru bisa menemuimu sekarang" tukasnya serba salah.

"Kenapa? " tanyaku hambar

Pak Hans terheran ia menatap pak wira penuh tanda tanya. Pak Wira pun berbalik menatap ku.

"Bukankah janji Ayah dulu pada Ibu tidak ingin membuat diriku masuk dalam konflik keluarga Ayah?? tapi kenapa sekarang aku justru diperlakukan seperti ini?? ""

"Maafkan Ayah nak... Ayah terpaksa. karena hanya kamu Satu-satunya orang yang bisa Ayah andalkan sekarang"

"Kenapa? "

"Ibu dan kedua saudara tirimu berencana ingin membunuh Ayah, hingga Ayah jadi seperti ini"

Aku diam menyimak.

"Jika saja hal ini tidak terjadi, aku tidak akan mungkin memanggilmu.. aku akan biarkan dirimu hidup seperti yang kamu mau.Ayah rasa kamu akan hidup serba kecukupan dengan 5hektar kebun karet yg aku berikan"

"Akan tetapi ternyata Ibu tirimu dan juga 2 saudara mu tahu tentang mu.Lebih jelasnya baru mengetahui. Karena itu mereka ingin membunuhku, karena mereka pikir kamu akan jadi penghalang untuk mendapatkan GRAND GOLDEN GRUP"

"Tapi aku tidak tertarik... " ujarku

"Kamu tidak punya pilihan anakku... karena sudah pasti mereka tahu tentang Aida istrimu,dan mengincarnya. Jika kamu diam dan mengalah makan dengan mudah mereka akan menindas mu. "

Aku diam mencerna setiap kalimat yang diucapkan Ayahku. Pak Hans tersenyum

"Tapi aku tidak mau Aida senasib dgn ibuku, biarlah tak berharta. asal kami bahagia. "

Pak Hans diam seolah mengerti apa yg aku rasakan.

"Itu juga keinginan ku nak... tapi keadaan mengharuskan mu menunjukkan taringmu demi orang yg kamu sayang"

Aku menghela nafas, dadaku terasa sesak bila teringat Aida.Aku tidak mau dia seperti Ibuku.Tapi aku harus berbuat sesuatu untuk melindungi nya.

"Baiklah... kapan semua rencanamu akan dilaksanakan"

"Besok!! "

"Besok kamu akan menemui para pemilik saham untuk dilantik sebagai ahli waris ku. semua data pribadimu sudah ada di Wira sebagai bukti bahwa kamu adalah sah anak pertama ku"

Aku diam seolah mendengarkan,padahal dalam otakku sudah tersusun sebuah rencana.

Malam ini aku tidak mudah memejamkan mata tanpa Aida.

*"Sebelum subuh aku sudah beranjak dari tempat tidur, karena memang aku hanya tidur tidur ayam. Terasa ada yg kurang tanpa Aida istriku.

Selesai sholat subuh aku pun bersiap dengan baju yang sudah dipersiapkan oleh Pak Wira.

setelah itu aku keluar dan turun ke lantai bawah untuk sarapan.

Pak Wira segera membungkukkan badannya melihat aku datang,diikuti oleh staf yg lain.

"Selamat pagi Tuan muda" sapanya.Aku hanya membalas dengan senyuman lalu duduk dikursi makan.

"Ayah kemana? " Tanyaku

"Tuan besar semalam sudah pulang ke paviliun"

Aku mengangguk mengerti.

"Nanti setelah penobatan anda sebagai ahli waris, anda pun akan tinggal di paviliun"

aku diam tak menanggapi.

"Oh ya tuan muda... ini Riky anak saya yg akan melayani anda" Pak Wira memperkenalkan seseorang padaku.Seorang anak muda, mungkin lebih muda dari ku.Badannya tegap dan berkharisma.Aku tersenyum padanya,lalu melanjutkan sarapan ku.

Selesai sarapan aku langsung dibawa oleh Riky menuju kantor pusat GRAND GOLDEN GRUP. di pintu masuk sudah ada Pak Wira sengaja menunggu ku.

"Mari Tuan muda ikuti saya.." ajaknya,Aku menurut.Dan dengan langkah panjang kami segera masuk ke lift menuju lantai atas.Seolah olah kami berlomba dengan waktu.

Sesampainya ditempat yang dituju, Pak Wira langsung membawa ku masuk kedalam ruangan.

Sontak semua langsung terdiam dan menatap ke arah kami. Pak Hans tersenyum menyambut ku.

"Kemarilah anakku"

terlihat para anggota dewan terkejut mendengar ucapan ayahku.Suasana langsung riuh.Aku melihat seorang wanita paruh baya dengan gaya glamour menatap ku sinis. Disamping nya ada seorang pemuda tampan juga menatap tak suka padaku.Mungkin mereka lah Ibu dan saudara tiri ku.Lalu kemana si bungsu???

"Perhatian semuanya" seru Pak Hans lantang membuat semua orang seketika diam.

"Aku mengadakan rapat dewan sepagi ini. tidak lain bertujuan untuk mengumumkan bahwa Zulkarnain adalah putra sulung ku sekaligus ahli waris ku"

hah??? semua ternganga

"Tidak bisa begitu dong pa!! " bantah wanita itu

"Kau tidak punya haq mengatur ku" tukas Pak Hans tegas.

"Tapi papa harus meminta persetujuan para dewan"

"Kenapa harus begitu?? bukankah pemilik saham terbesar lah yg berhaq menjadi CEO"

"Iya itu benar... "

"Terus apalagi??? aku sudah menyerahkan semuaa saham ku atas nama Zulkarnain"

"Apa??? " wanita itu berdiri karena saking kagetnya.

"Papa kenapa bisa begitu??? lalu aku bagaimana?? " timpal pemuda yg duduk disebelah wanita tadi.

"Aset dari papa yg sudah kamu Terima itu sudah lebih dari cukup" jawab Pak Hans enteng.

"Tapi aku juga punya haq di perusahaan ini pa... "

"Haq mu ada dibagian ibumu"

wanita itu menoleh seketika.

"Jadi begini sikap papa kepada anak kandung mu"seru wanita itu

" Zul juga anak kandung ku"

"Tapi dia anak tidak sah" bantahnya menunjuk padaku

"Dia anak dari istri pertama ku, dia lebih berhaq daripada kamu!! "

Wanita itu terlihat menahan amarah.

Tapi Pak Hans hanya tersenyum memandang seluruh anggota dewan.

"Bagaimana, apa kalian juga ingin membantah keputusan ku? "

Tak ada yg menjawab hanya saling pandang satu sama lain.

"Untuk meyakinkan kalian semua apakah Zul pantas atau tidak menggantikan diriku, maka dia akan di uji dulu dalam hal kinerja nya selama 1 tahun ke depan"

sebagian para dewan manggut-manggut tanda setuju.

"Jika kalian semua setuju dan tidak keberatan maka rapat hari ini dinyatakan selesai! " ujar Pak Hans kemudian. Semua pun bangkit memberi hormat kepada ayahku kecuali Ibu dan anak itu. Mereka tampak sangat marah sekali.

Pak Wira pun segera mendorong kursi roda yg diduduki oleh Pak Hans keluar dari ruang rapat. diikuti olehku dan Riky dibelakang ku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!