Ibu Lastri tampak menahan marah, ia membanting tasnya ke sofa diruang kerja Andika putra sulungnya.
"Kenapa kita bisa terlambat mengetahui tentang Zulkarnain??? kalo saja dari dulu aku tahu, sudah ku bunuh dia" ucapnya berapi-api.
"Ma... jangan terpancing dulu, masih banyak kesempatan kita untuk memiliki semuanya" tukas Andika santai dikursi nya.
"Kesempatan apa lagi dika?? semua saham papamu uda jatuh ke anak kampungan itu!! "
"Tapi tidak dengan Niken Ayu Ma... dia mencintaiku,dan Mama juga tahu tanpa stempel dari Pak Kuncoro, anak itu tidak akan bisa jadi pewaris"
mendengar itu Ibu Lastri tersenyum lebar
"Benar katamu... jadi kamu haruss segera menikahi Niken"
"Tentu Ma" jawab Andika yakin.
"Zul... " panggil Pak Hans. Seketika Zul mendongak menghentikan suapannya.
"Ada satu hal lagi yang mau Ayah sampai kan"
"Apa itu" jawab Zul datar
"Kamu harus menikahi Niken Ayu putry dari Pak Kuncoro pemilik dari perusahaan GRAND BUANA GRUP"
"Apa?!!! "
"Tapi aku sudah menikah Ayah"
"Ayah tahu... tapi ini untuk memperkokoh posisi mu"
"Aku tidak bisa menikah dengan orang yang tidak aku cintai" jawab Zul cuek sembari melahap makan siangnya.
"Tak kenal maka tak sayang"
"Aku hanya mencintai Aida!! "
"Tidak ada salahnya mengenal Niken Ayu"
"Aku ingin menjemput Aida"
"Kamu ingin semuanya sia-sia"
"Kita bisa menempatkan Aida disuatu tempat yg bisa ku datangi tanpa diketahui"
Pak Hans diam, berusaha berpikir kemauan anak sulung nya.
"Oke... tapi setelah kamu berkenalan dengan Niken Ayu"
"t
Tak masalah"
Zul melahap kembali makanan nya.
__Malam pun tiba, mobil hitam yg biasa dinaiki oleh Zul dan asisten nya Riky sudah memasuki halaman paviliun milik keluarga besar Prasetyo Aji. Di pintu masuk sudah berdiri Pak Wira. Setelah memberi hormat, Pak Wira langsung mengantar Zul masuk kedalam menuju ruang makan keluarga.
"Eh Zull... kamu sudah datang nak"seru Pak Hans ketika melihat kedatangan Zul. Zul tersenyum sembari membungkuk kan badan nya.
Semua mata orang-orang diruang makan itu tertuju padanya.
"Sini duduk disebelah Ayah.. "pinta Pak Hans sambil mengulum senyum. Zul menurut.
" Mari kita makan malam bersama "
Zul hanya mengangguk lalu meraih piring kosong didepan nya.
"Bisa juga dia makan makanan kita? " sindir Bu Lastri.
"Ya iya dong Ma... kan makanannya kita enak-enak" timpal Andika
"Kalo kalian nggak mau makan, nggak apa-apa tinggalin ruangan ini lebih dulu" pungkas Pak Hans.Kedua ibu dan anak itu terdiam.
"Om.. maaf dia siapa ya? " tanya seorang wanita cantik yg duduk disebelah Bu Lastri.
"Oh ya hampir lupa... Niken kenalin ini Zulkarnaen anak sulung om yg nantinya akan dijodohkan dengan mu"
Zul terlihat menggerakkan geraham nya pertanda menahan amarah.
"Tapi pa... Niken kan Pacarku" timpal Andika tak Terima.
"Pacaran belum tentu dinikahin" celutuk Pak Hans
"Aku akan menikahi Niken minggu depan" gertak Andika.
"Apakah Niken mau menikah dengan kamu?? "
"Pasti!! karena Niken mencintai ku. ya kan sayang?? " jawab Andika yakin. Niken diam bingung mau jawab apa.Ia tahu nasibnya sudah terikat. Dulu ia mengira Andika lah sang pewaris, ternyata bukan.Malah seorang laki-laki tampan dengan kulit Sawo Matang yg sangat excotis.
"Sayang kenapa kamu diam?? "" gertak Andika nampak kesal.
"Mmm aku bingung mau jawab apa?? "
"Kok bingung,, kamu kan mencintai ku sayang""
"Iya tapi kata Papa aku adalah pasangan sang pewaris"
"Jadi kamu tidak mau menikah dengan ku karena aku bukan sang pewaris?? "
Niken diam.
"Ahhh sudahlah... dari dulu masalah nya itu itu aja" tiba2 seorang gadis belia menimpali sembari bangkit dari duduknya.
"Soraya!! " Ibu Lastri mendelik anak bungsu nya.
"Aku ke kamar dulu Pa... " jawab Soraya cuek. lalu pergi. Pak Hans hanya mengangguk pelan. memang putri kecilnya itu punya dunianya sendiri.Dia tidak tertarik sama sekali dgn harta gono gini.
"Ya sudah ku rasa perkenalan anak sulung ku cukup sampai disini saja. bila ingin mengenal lebih jauh bisa ke orangnya langsung. iya kan Zul" ujar Pak Hans. Zul meng iyakan,acara makan malam pun dilanjutkan.Walau dengan pemikiran berbeda beda dari setiap orang yang ada.
-Usai makan malam Zul memilih duduk ditaman ditepi Paviliun sendiri.
Pak Hans sudah mengajak nya untuk ngobrol diruang keluarga, tapi Zul menolak.Ia ingin sendiri, karena pikiran nya selalu teringat Aida.
Tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang berdeham. Zul menoleh, ternyata Niken Ayu.
wanita itu tersenyum semanis mungkin. Tapi tanggapan Zul cuek bebek.
"Boleh duduk disini" pamit Niken. Zul tak menanggapi, ia diam sambil menatap langit lepas. Meskipun dicuekin Niken tetap aja duduk disebelah Zul. "lagi mikirin seseorang ya" terka Niken mencoba mengambil perhatian nya Zul.
Zul menghela nafas panjang.
"Aku juga,, kalo lagi rindu Mama, pasti memilih sendiri sambil menatap langit lepas"
"Emang kemana Mamamu? " akhirnya Zul membuka suara
"Sudah lama meninggal, sejak aku masih berumur 8tahun"
Zul manggut-manggut
"Aku boleh nanyak sesuatu? "
"Boleh... nanyak apa? " jawab Niken.
"Kenapa kamu mau dijodohkan? "
"Aku sih tergantung... "
"Tergantung gimana? "
"Kalo masuk kriteria aku, aku mau"
Zul diam.
"Terus kamu sendiri gimana Zul? " Niken balik bertanya
"Dihatiku sudah ada orang lain... "
"Aku juga... karena saat ini aku masih pacaran sama Andika"
"Terus gimana dengan Andika, kalo kamu menikah dengan aku? "
"Nggak tau" Niken mengangkat kedua bahunya.
"Aku tidak bisa menikahi mu Niken"
"Kalo kamu mau jadi Sang Pewaris kita harus menikah"
"Walau tanpa cinta? "
"Cinta itu bisa diciptakan"
"Aku nggak bisa!! "
"Nanti juga bisa"
"Kenapa kamu begitu yakin?? "
"Karena itu terjadi juga pada pendahulu-pendahulu kita"
Zul menghela nafas kasar!!!!
"Aku lebih baik hidup pas pasan dari pada hidup dalam lindungan konflik yang sulit"
"Tapi sekarang kamu ada disini? " bantah Niken
"Itu karena terpaksa.. " Zul menunduk lesu. Niken memberanikan diri mengusap bahu Zul.
"Aku tahu gimana perasaan mu... tapi kita tidak bisa berbuat banyak, jadi... jalanilah. .. "
Zul diam tak menghiraukan.
Dari jauh Pak Hans memperhatikan keduanya. ia tersenyum tipis.
"Niken memang pandai mengambil hati orang" gumamnya
"Nona juga cantik Tuan... " tambah Pak Wira.
"Aku yakin Niken pasti bisa menaklukkan hatinya Zul"
"Tapi gimana dengan istri Tuan Muda di desa Tuan?? " tanya Pak Wira.
"Jaga dia jangan sampai kekurangan apapun. dan yakinkan dia agar tetap diam disana"
"Bagaimana dengan rencana Tuan muda untuk membawa istrinya kesini"
"Aku akan mengulur waktu sampai dia menikah dengan Niken.Kalau perlu, buat Zul agar tidak terlalu memikirkan nya... syukur syukur melupakan rencananya"
Pak Wira manggut-manggut tanda mengerti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Sani Srimulyani
kasian aida.
2024-04-14
1
Sani Srimulyani
begitulah kalo hidup di lingkungan keluarga yg gila kekuasaan.
2024-04-14
0
Diana Dwiari
Apa ga ingat ya, dulu kamu juga gitu, nikah sama istri pertama dapat zul, tapi ga bsa bersatu, malah nikah lg n ga bener... Mau terulang lagi kisahnya.... Harus ada yg berani menentang adat turun temurun ini
2024-02-23
0