DI BALIK SIKAPMU

DI BALIK SIKAPMU

TAMAN KOTA

Dreetttt Dreettttt

Suara getar ponsel yang tergeletak di nakas samping tempat tidur Aini.

Aini melihat nama sang kakak tertera di layar ponsel miliknya sedang memanggil. Dengan bibir tersenyum, Aini menggeser tombol hijau di layar ponsel.

"Hallo kak.. Tumben telephone malam malam..?" Tutur Aini pada sang kakak di seberang telephone

"Ya kakak sengaja sayang biar tau apa kamu begadang lagi atau gak.." Jawab Aima dari seberang sana.

Aini tersenyum meski lawan bicaranya saat ini tidak dapat melihat senyumnya.

"Aku bangun karena kebelet pipis kok kak.." Bohong Aini takut sang kakak khawatir akan kondisinya jika dia jujur.

"Ya sudah kamu tidur lagi ya.. Jangan begadang lagi.. Kakak tutup telephone nya ya..? Assalamualaikum cantik.." Tutur Aima dari seberang.

Terhempas sudah perasaan gadis imut itu ke dalam gelisah. Meski raut wajahnya selalu menebar senyum. Namun itu semata mata hanya menutupi kegelisahan yang meraung dalam batinnya.

Seperti saat ini, Aini tengah merasakan kesakitan dalam tubuhnya, dan dirinya takut akan praduganya nanti.

Hampir setiap malam dia mencurahkan perasaanya di buku diary nya.

Untaian kata demi kata ia tuliskan.

Menyatu menjadi bait-bait kalimat puisi. Mengupas semua rasa yang tak mampu ia pendam lagi.

Hanya tetes demi tetes air mata yang menemaninya di ujung malam hingga menjelang pagi.

Aini Kamelia 20 tahun, seorang gadis yang santun, ramah dan lemah lembut serta berparas cantik.

Memiliki kedua orang tua yang harmonis, penuh kasih, serta lingkungan yang nyaman, membuat Aini selalu bersyukur.

Meski demikian, tak banyak lelaki yang berani mendekati bahkan sekedar ingin berkenalan dengannya.

Aini adalah seorang gadis dari keturunan orang berada di kotanya. Kakeknya seorang pengusaha tekstil dan memiliki yayasan madrasah pendidikan yang sempat di kelola oleh neneknya.

Sedangkan Ayahnya memiliki hotel berbintang di kotanya yang kini sudah memiliki cabang di dua kota lainnya.

Sungguh dirinya sangat beruntung hidup dan tumbuh di lingkungan seperti itu. Di tambah limpahan kasih sayang yang di berikan oleh kedua orang tuanya.

Meski demikian, Setiap harinya Aini selalu berpenampilan sederhana.

Sedangkan kakaknya, dia selalu berpenampilan sempurna karena tuntutan pekerjaan. Namun di luar dari itu, sama saja dengan Aini, sederhana pilihannya.

Aini dan Aima adalah kakak beradik yang memiliki sifat yang sama.

Namun Aima adalah anak yang tidak begitu dekat dengan kedua orang tuanya karena Sejak kecil Aima di asuh oleh Kakek dan Neneknya.

Namun meski demikian, hubungan antara kakak beradik itu selalu manis. Tak ada rasa iri sekalipun.

Sebab Aima juga selalu di lengkapi dengan kasih sayang dan limpahan harta dari kakek dan neneknya.

Hanya ada satu hal yang membuat mereka tak pernah saling terbuka. Yaitu tentang, asmara.

Dan anehnya, masing masing di antara keduanya juga tak pernah ada yang bertanya soal itu.

***

Saat Aini mulai merasakan ketertarikan pada lawan jenis, hatinya terpaut pada sosok lelaki tampan, sederhana, pintar, yang tengah menjadi idola di kampusnya.

Bukan semata karena itu, tapi karena sikap ramah lelaki itulah yang menyentuh perasaannya.

Setiap dari gerak gerik lelaki itu, Aini tersenyum mengamatinya dari kejauhan tanpa sedikitpun berniat menghampiri bahkan sekedar ingin berbasa-basi.

Namun setiap sepulang dari kampus, entah mengapa rasa penasarannya selalu mengusik perasaan dan pikirannya.

Sampai pada akhirnya, ia pun mencari tahu tentang siapa sebenarnya lelaki yang ia kagumi itu kepada teman di kampusnya.

Arif namanya. Teungku Arif, Seorang anak pedagang bakso kaki lima yang setiap malam mangkal di perempatan tak jauh dari taman kota.

Aini pun makin penasaran. Padahal ini bukan dirinya yang tertarik dengan kehidupan dan pribadi orang lain. Tapi entah mengapa, sosok Arif mampu mengusik pikirannya.

Sampai pada malam menjelang, Aini ingin memastikan sendiri apa yang ia ketahui dari temannya tentang lelaki itu.

Dengan pakaian rumahan, sendal jepit di kaki indahnya, rambut di urai, Aini melangkah menuju bagasi mobil dan keluar perlahan hingga melaju di ruas jalan utama.

Tepat di lampu merah, Aini membelokan mobilnya menuju deretan gerobak bakso dan gorengan di samping taman kota.

“Ternyata benar. Arif anak pedagang kaki lima,,”. Gumamnya di dalam mobil sambil mengamati Arif yang tengah sibuk membantu Ayahnya melayani para pelanggan.

Masih belum yakin dengan apa yang dia lihat, dia pun turun dari mobilnya dan menghampiri gerobak milik Ayah Arif.

Rasa penasaran yang terus saja mengusik itulah yang akhirnya menuntun kakinya semakin mendekat ke gerobak dimana Arif sedang sibuk melayani pelanggan.

Lama Aini berdiri mematung mengamati aktivitas lelaki itu. Hingga

“Saya pesan satu ya bang,,” Akhirnya Aini greget ingin menyapa Arif.

Mendengar suara itu, Arif menolehkan pandangannya kearah pemilik suara.

Dag dig dug irama jantung Arif berdetak tak menentu ketika matanya menangkap sosok wanita cantik primadona kampus itu berada di tempatnya mencari nafkah.

"Heyy.. Ada apa..?" Ucap Aini melambaikan tangannya tepat di wajah Arif.

Senyum Aini pun semakin membuatnya tak menentu hingga Aini tak sanggup menahan gelak tawanya.

“Maaf.. Eh, silakan duduk dulu..” ucap Arif gemetar sambil menunjuk ke arah bangku panjang khusus untuk pengunjung.

“ Iya makasih. Aku boleh minta waktu kamu sebentar gak..?” Ucap Aini setelah duduk.

“Hmmm, iya boleh..” Sambut Arif mengiyakan tanpa mikir panjang.

“Oh iya, kenalkan aku Aini.. ” Ucap Aini mengulurkan tangannya.

“Saya Arif.." Sambut Arif tersenyum gugup.

Perasaan Arif semakin tak mengarah. Jelas saja, ternyata diam-diam Arif mengagumi Aini sejak lama.

Hanya saja Arif sadar siapa dia dan siapa yang ia kagumi.

Karena hal itulah yang membuat Arif tak mau ada yang tahu soal perasaannya terhadap Ainia. Bahkan dia di juluki oleh sahabatnya sebagai lelaki aneh.

Kebanyakan laki-laki di kampus yang sepantaran dan pantas pun menurut Arif, hanya beberapa di antara mereka yang berani mendekati Aini.

Meski rata rata dari mereka bukan karena soal harta dan kecantikan Aini, atau bahkan bukan karena sombong, tapi karena enggan dan takut di tolak.

Hingga kini rasanya bagai mimpi baginya. Seorang Aini berada di tempatnya dan Ayahnya menjajakan jualan demi menyambung hidup.

' Sudah lama jualan disini..?" Tanya Aini sekedar basa basi.

Arif yang fokus memperhatikan wajah cantik Aini, tidak mendengar apa yang di ucapkan oleh gadis itu.

Sehingga pandangan Aini yang tadinya tengah mengamati suasana di sekitarnya berada, teralihkan menatap wajah Arif dengan tatapan aneh.

'Kenapa menatapku seperti itu..?" Ujar Aini merasa canggung.

'Eh nggak. Maaf tadi, eh tadi.." Arif jadi bingung sendiri berucap apa karena merasa malu tertangkap basah tengah memperhatikan wajah Aini dengan fokus.

.

.

...BERSAMBUNG.....

...Terima kasih sudah mampir disini.. ...

...Mohon dukungannya ya teman teman..🙏💖💖...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!