MENIKAH UNTUK BALAS DENDAM

MENIKAH UNTUK BALAS DENDAM

Bab. 1

Airin Maharani seorang gadis yang sangat manja karena ia merupakan anak tunggal dari pasangan Lusi dan Prasetio. Keluarga mereka sangat harmonis dan bahagia.

Airin tumbuh penuh dengan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Setiap apapun keinginannya dengan gampang ia akan mendapatkan nya karena Prasetio selalu memanjakan putri semata wayangnya itu.

Itu semua Prasetio lakukan karena semasa kecil Airin hidup mereka sangat kekurangan hingga Airin tumbuh beranjak remaja barulah Prasetio bertemu dengan sahabat lamanya dan setelah itu ia mendapatkan pekerjaan tetap.

Paris Hamka seorang pengusaha kaya raya mempekerjakan Prasetio disalah satu perusahaan nya dan hal itu membuat kehidupan Prasetio beserta keluarganya menjadi berkecupan.

Setelah bekerja di perusahaan Paris Hamka sahabatnya itu kehidupan mereka berubah drastis, setiap apa pun yang diminta oleh Airin maka tidak akan pernah ditolak oleh ayahnya tersebut.

Karena Prasetio ingin menebus rasa bersalahanya kepada putrinya itu dimasa kecil Airin. Namun hal itu menjadikan Airin tubuh menjadi gadis yang egois. Ia tidak akan perduli dengan keadaan sekitarnya yang ia tau hanya lah menuntut kedua orang tuanya untuk melakukan keinginannya sendiri.

Bahkan Airin tidak bisa melakukan hal kecil sekalipun, seperti membereskan barang miliknya sendiri pun ia tidak bisa. Hal itu yang selalu menjadi perdebatan antara Lusi dan Prasetio orang tua Airin.

Menurut Lusi semua yang dilakukan oleh suaminya itu bertentangan dengan cara Lusi mendidik putrinya itu.

Seperti pagi ini Lusi marah besar kepada suaminya itu karena Airin mengurung diri tidak mau keluar dari dalam kamarnya hanya karna berdebat dengan Lusi. Lusi tidak mengijinkan Airin pergi bersama teman-temannya keluar kota untuk beberapa hari.

Namun bukannya ikut melarang Prasetio malah memberi ijin dan hal itu membuat Lusi tidak tinggal diam ia marah besar kepada Airin dan Prasetio.

"Ini semua karna kau yang selalu memanjakan putri mu itu dan sekarang lihat apa yang ia lakukan terhadap kita. Ia tumbuh menjadi gadis yang tidak penurut. Selalu bertindak sesuka hatinya dan bahkan ia mengurung dirinya sendiri hanya karna masalah seperti ini! " Ucap Lusi panjang lebar mengomeli suaminya itu.

"Kau jangan hanya menyalahkan ku saja. Kau juga tidak bisa terus seperti ini, Airin bukan anak kecil lagi yang harus terus bersama mu selama dua puluh empat jam." Ucap Prasetio tak kalah sengit dari perkataan istrinya itu.

"Kau tidak tau dia pergi dengan siapa saja, aku tidak ingin Airin salah pergaulan bersama teman-temannya itu." Jelas Lusi yang merasa khawatir akan putri satu-satunya itu salah pilih pergaulan.

"Tapi kan mah, Airin pergi bersama teman-teman kampusnya jadi apa salahnya? " Sahut Prasetio belum menyerah agar istrinya tidak bersikap berlebihan.

"Tidak ayah! ibu tetap tidak mengijinkan Airin pergi. Dan kau sesekali coba lah berpihak kepada ku jangan selalu menuruti apa yang menjadi kemauan putri mu itu. Ingat ayah, hanya Airin yang kita miliki tanpa dia semua jerih payah mu selama ini tidak akan ada gunanya! " Tegas Lusi mengingatkan suaminya itu agar bisa bersikap tegas kepada Airin.

Prasetio menarik nafas dalam dan mengeluarkannya dengan perlahan untuk meredakan emosi yang sempat menguasai hatinya. Bagaimana pun juga ia tau betul maksud dari ucapan istrinya itu ada benarnya.

"Sudahlah! biarkan saja dia mengurung dirinya nanti juga akan keluar dari kamar dengan sendirinya jika ia sudah merasa lebih baik." Terang Prasetio mengalah karna hanya dengan begitu cara menghentikan perdebatan mereka yaitu dengan mengalah. Belum lagi hari yang semakin siang waktunya ia kembali mengerjakan pekerjaan yang sudah menunggunya di tempat bekerja.

Setelah dirasa suasana lebih tenang, dimana Lusi tidak lagi mengomeli dirinya dan ia pun sudah tidak dalam keadaan emosi lagi barulah Prasetio berangkat ketempat dimana ia bekerja. Jangan tanya kenapa ia bisa sesuka hatinya untuk datang terlambat, itu semua karna ia mempunyai jabatan yang tinggi di perusahaan yang sekarang ia naungi.

Prasetio menjabat sebagai direktur di perusahaan Paris Hamka. Jabatan itu diperoleh nya bukan semata karna ia dekat dengan pemilik perusahaan tersebut melaikan karna hasil jerih payahnya yang sudah berjuang dan bekerja bertahun-tahun mengabdikan hidupnya di perusahaan itu.

*

*

Airin yang sudah beberapa jam mengurung dirinya sendiri didalam kamar mulai merasa bosan tapi jika ia keluar dari kamar maka ia akan berhadapan dengan ibunya lagi dan bisa dipastikan keduanya akan kembali berdebat.

Namun karena perut yang sedari tadi sudah menjerit meminta untuk diisi dengan terpaksa Airin membuang ego nya demi menenangkan perutnya yang tidak bisa diajak kompromi lagi.

Airin keluar dari kamar menuju dapur dengan langkah pelan sambil sesekali memperhatikan sekitar untuk mencari keberadaan ibu Lusi.

"Sepertinya ibu sedang tidak ada dirumah?" gumam Airin didalam hati sambil terus berjalan menuju dapur.

"Non Airin sedang apa? " Bi Sulis mengagetkan Airin yang merupakan asisten rumah tangga mereka.

Sup!! Airin meletakkan jari telunjuknya dibibirnya memberi kode agar Bi Sulis tidak berbicara lagi. Kemudian kembali berlajan mengendap-endap menuju dapur.

Bi Sulis pun yang sudah mengerti dengan maksud Airin segera menuruti Airin tidak bertanya lagi dan memilih untuk menjauh dari Airin.

Airin melihat makanan yang ada diatas meja makan dan segera ia mulai mengambil piring untuknya mulai mengambil makanan untuknya.

Ehem..

Suara ibu Lusi mengagetkan Airin yang sedang mengisi makanan untuknya kepiring yang sudah ia siapkan.

"Lapar? " selidik ibu Lusi dengan nada mengejek.

Airin pun merasa malu akan perbuatan nya yang sok merajuk namun tak tahan dengan rasa laparnya. "Ibu.. Kanapa mengejek ku seperti itu? " teriak Airin meletakkan piring yang ada ditangannya diatas meja makan.

"Sayang... Kau pasti lapar kan? Makanlah! " Suruh ibu Lusi membelai rambut Airin dengan lembut.

Airin pun menganggukan kepalanya dan kemudian duduk dan melahap makananya. Lusi pun ikut duduk disamping putrinya itu.

"Maaf jika ibu terlalu keras tadi, tapi ibu begitu karna ibu mengkhawatirkan mu. " Terang Ibu Lusi menatap Airin yang sedang makan.

"Ia bu, Airin juga minta maaf. Airin tau jika ibu mengkhawatirkan ku tapi bu aku kan bukan anak kecil lagi. " Sahut Airin di sela-sela makannya.

"Sudah jangan dibahas lagi, sekarang makan lah yang banyak. " Suruh Lusi kemudian ia meninggalkan Airin disana karna ia merasa kasihan melihat Airin yang pasti sudah kelaparan. Dan jika ia berlama-lama disana, Airin akan terus membicarakan hal tersebut sementara ibu Lusi tidak ingin mengganggu Airin disaat seperti itu.

"Airin menatap punggung ibunya yang berjalan menjauh darinya. Sampai kapan ibu seperti itu! selalu membatasi keinginan ku tidak seperti ayah yang selalu menuruti apa pun itu yang ingin aku lakukan. " Gumam Airin didalam hatinya.

Bersambung!

Hai, Hai... pembaca setia ku semua!!! Apa kabar kalian semua? semoga dalam keadaan baik ya. Jangan lupa dukung karya ini dengan Like coment dan juga votenya ya.

Terpopuler

Comments

arti

arti

up

2022-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!