Indah Istri Yang Tak Dianggap

Indah Istri Yang Tak Dianggap

Awal mula

Indah duduk di kursi yang menghadap jendela. Memandang pemandangan manusia yang sibuk berjalan kesana kemari. Tatapan Indah fokus pada yang ia lihat saat ini, tapi pikirannya berkeliaran entah kemana.

Semenjak kejadian tempo hari, Indah selalu saja diam, melamun, dan memikirkan dimana ia bisa dapat uang dengan nomial yang sangat fantastik jumlahnya.

Untuk hidup saja Indah kesulitan, dan ini! Ia harus dihadapkan dengan kejadian yang tanpa segaja membawanya kepada lubang yang teramat mendalam.

"Kamu kenapa? Akhir-akhir ini aku perhatikan kau selalu saja melamun! Jika ada masalah ceritakan, jangan hanya dipendam sendiri." Kata Dian sambil membawa secangkir moccacino dan di letakkan dihadapan Indah.

Lamunan Indah buyar kala Dian datang duduk disampingnya. Lalu Indah menoleh dan tersenyum melihat Dian. "Terima kasih." Ucapnya sambil menyesap moccacino yang Dian berikan padanya. Lalu Indah kembali melihat kearah luar jendela.

"Jadi apa masalahmu? Kenapa kau terlihat selalu murung akhir-akhir ini?" Lagi-lagi Dian bertanya padanya.

Dian adalah sahabat terbaik yang Indah miliki hingga sampai saat ini. Dian selalu ada kala susah atau pun senang. Tapi lebih banyak hadir kala Indah sedang susah. Dian selalu menjadi pendengar yang baik untuk Indah, dan begitupun sebalinya. Mereka berdua bak magnet yang sangat sulit untuk di pisahkan.

"Kau tahu sendiri kan siapa aku! Aku tidak akan tinggal diam jika kau tidak memberi tahuku apa yang terjadi padamu."

Indah menghela nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya secara perlahan. "Aku pusing Di' aku dihadapkan dengan dua pilihan yang sangat sulit untuk ku ambil." Jawab Indah dengan lesu.

"Pilihan? Apa maksudmu?"

"Aku harus memilih menjadi istri atau menjadi tahanan, karna tak mampu membayar ganti rugi atas ketidak sengajaan ku menabrak mobil mewah."

"Coba kau jelaskan secara detail." Ucap Dian.

'Hhhhmmmm' Indah menghembuskan nafas sebelum menceritakan semuanya kepada Dian sang sahabat.

Dian bahkan menari kursi, dan memperbaiki duduknya agar bisa lebih jelas mendengar cerita Indah.

"Seminggu yang lalu tanpa sengaja aku menabrak mobil yang berhenti secara tiba-tiba dihadapanku. Dan kau tahu, pada saat aku tulus minta maaf padanya. Dia malah justru marah-marah padaku dan meminta ganti rugi."

"Lalu?" Potong Dian.

"Lalu karna aku merasa bersalah, jadi aku bilang padanya akan bertanggung jawab. Dan kau tahu Di', pria itu meminta 250juta untuk ganti rugi mobilnya yang lecet akibat sepedah motorku." Indah menunduk, sungguh ia tidak tahu harus mendapatkan uang sebanyak itu dari mana. Toh selama ini Indah hanya anak yatim piatu, yang menumpang tinggal bersama dengan sahabatnya yaitu Dian.

Dan Indah pun hanya bekerja dicafe milik Dian. Gajinya pun tak seberapa. Jika harus dikumpulkan, akan makan waktu berapa tahun? Sedangkan pria yang mempunyai mobil mewah tersebut sudah memberikan nya batas waktu hanya sampai sepuluh hari kedepan. Jika tidak! Maka Indah harus siap di penjarakan. Atau siap menikah dengan pria tersebut.

Sungguh Indah tidak tahu, skenario apa lagi yang harus ia hadapi kedepannya.

"Aku punya tabungan, tapi tidak seberapa." Tawar Dian pada Indah.

Indah langsung menoleh ke Dian, melihat Dian lalu Indah tersenyum dan mengambil kedua tangan Dian. Indah mendekap tangan Dian. "Terima kasih Di', tapi simpanlah uang tabungan mu, aku tidak mau karna aku tabungan mi harus terkuras habis."

"Tapi Indah, itulah gunanya sahabat."

"Tidak! Kali ini dengarkan aku Di', aku tidak ingin merepotkan mu lagi. Kau sudah banyak membantuku. Kau sudah menampungku di rumahmu, dan aku tidak mau menjadi beban mu lagi."

"Kenapa kau berkata seperti itu. Kau sahabatku, kau sudah aku anggap sebagai kakak ku. Harusnya kau mau menerima bantuanku, walau aku tahu uang ku masih kurang, tapi kita bisa mencari tambahannya lagi."

Indah menggelengkan kepalanya. "Kali ini tolong kau dengarkan aku. Jika kau masih menganggapku sahabat, maka simpanlah uangmu. Adikmu Ryan butuh uang untuk melanjutkan kuliahnya. Jadi simpan uangmu, jangan sia-siakan untukku"

"Tapi-,"

"Tak ada tapi." Potong Indah. "Aku sudah terlalu banyak cerita. Ayo kita lanjut bekerja lagi." Indah kemudian berdiri dari duduknya lalu meraih cangkir moccacino dan membawanya kedalam dapur.

Dian memandang Indah yang berlalu dari hadapannya. "Kau sangat kuat, kau sangat tegar. Aku yakin kau akan mendapatkan jalan keluar dari masalahmu ini" gumam Dian.

🍃🍃🍃🍃

Saat ini Indah telah berdiri di depan mesin kasir, melayani setiap pelanggan yang ingin membayar menu yang mereka pesan di cafe milik Dian.

Saat Indah tengah mengembalikkan uang milik pelanggan, tiba-tiba ponsel Indah berdering, menandakan sebuah pesan masuk.

"Terima kasih kak, ini uang kembaliannya, jangan lupa di hitung yah kak! Dan silahkan datang kembali" ucap Indah setelah mengembalikan uang pelanggan.

Lalu Indah meraih ponsel nya, dan membuka layar ponselnya. Dilihatnya Indah no yang tertera di sana. "Pemilik mobil" gumam Indah.

Lalu Indah membuka isi pesan tersebut.

"Ingat ini susah seminggu, waktumu tinggal tiga hari lagi! Jika kau tidak mampu mengganti rugi, maka pilihlah salah satu tawaran ku. Penjara atau jadi istriku." Isi pesan dari sang pemilik mobil.

Indah hanya bisa menghela nafas panjang. 250juta, dari mana Indah bisa dapatkan. Bahkan jika Indah harus mencuri mungkin Indah juga tidak bisa. Lalu apa harus Indah menjual organnya agar ia bisa membayar utang. Setidaknya Indah tak dinikahi dan tak menjadi tahanan.

Tapi menjual organ dimana? Toh negara kita negara hukum. Dan siapa juga yang mau membeli organ miliknya. Dan yang terpenting, apa setelah menjual organ apa kondisi Indah bisa seperti sedia kala?

Indah tak membalas pesan tersebut, ia justru kembali meletakkan ponselnya di tempat semula. Indah hanya bisa mengusap dada, berharap ada keajaiban yang datang padanya. Entah dari mana. Tapi Indah tak akan berhenti berharap.

Kembali lagi, ponsel Indah berdering. Kali ini bukan pesan yang masuk, melainkan telpon dari pemilik mobil. Indah meraih ponselnya dan menghela nafas sebelum menjawab.

"Assalamu'alaikmu." Jawab Indah saat menjawab panggilan dari pemilik mobil.

"Kenapa pesan ku hanya kau baca? Apa kau mau melarikan diri dari tanggung jawabmu?" Omelan keluar dari mulut pemilik mobil.

"Maaf, hanya saja,"

"Aku tak menerima bantahan! Ingat kemanapun kau pergi, bahkan sampai keujung dunia pun, aku pasti akan menemukanmu. Dan membuat mu bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada mobilku." Tegas nya di seberang sana.

Indah kembali mengusap dadanya. "Sabar" batinnya.

"Ingat, tiga hari lagi. Jika kau tidak bisa mengganti rugi, maka pilihlah salah satu pilihan yang telah kuberikan."

"Ba-,"

Belum sempat Indah mengucapkan katanya sampai selesai, telpon justru ditutup secara sepihak dari pemilik mobil.

Terpopuler

Comments

Shuhairi Nafsir

Shuhairi Nafsir

Aku cukup nga suka kalau watak utama perempuan yg lemah lagi polos. Thor jadikan indah wanita yg tegas lagi pemberani.

2023-01-12

0

Sabrina

Sabrina

Kak, ini akuuu 😎

2022-05-29

0

Nur Hidayat

Nur Hidayat

siapa sih dia

2022-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!