Desakan sang Bunda

Azka hanya bisa pasrah kala sang bunda nya pagi ini mendesak dirinya untuk segerah menikah. Bukan hal yang pertama kali Azka dengar. Tapi hampir tiap hari sang Bunda meminta kepada Azka agar segerah menikah dan memberikannya seorang cucu. Dan bukan hal yang lumrah bagi sang Bunda mendesak sang anak, mengingat umur Azka yang tahun ini sudah masuk kepala tiga, dan sampai saat ini Azka belum juga menikah.

"Pokoknya Bunda ingin kau segerah menikah." Titah Bunda yang sudah tak ingin di bantah lagi.

"Tapi Bunda! Bunda tahu sendirikan kalau aku-,

"Azka umur mu sudah tiga puluh tahun, dan sampai sekarang kau belum menikah. Harusnya kau contohi teman-teman mu. Mereka semua sudah memiliki anak, dan kau! Kau masih tetap sendiri tanpa pendamping."

Ayah Azka hanya bisa diam mendengar sang istri yang setiap harinya memperdebatkan hal yang sama. Menikah, dan cucu. Dan ujung-ujung nya selalu berakhir gagal. Karna Azka sama sekali tidak berniat untuk menikah tahun ini.

"Kalau kau tidak punya pacar, biar Bunda yang mencarikan calon istri untukmu. Biar Bunda yang menyiapkan semuanya untukmu. Jadi kau hanya perlu mengucapkan ijab qabul saja. Semuanya Bunda yang urus."

"Bunda tidak boleh seperti itu. Aku hanya ingin menikah dengan gadis pilihanku. Dengan orang yang aku cintai, bukan dengan pilihan Bunda." Bantah Azka.

"Baiklah kalau begitu maumu. Bunda beri waktu selama sebulan ini, jika sampai kau tidak menikah dengan gadis pilihanmu maka jangan salahkan Bunda jika Bunda memilihkan gadis untuk kau nikahi."

Bunda Desi lalu berjalan meninggalkan Azka dan juga suaminya yang saat ini sedang duduk di sofa.

Azka hanya bisa menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya. Azka tahu betul sifat sang Bunda yang jika sudah seperti itu, maka tak akan mau di bantah. Dan apa ini? Azka harus menikah dengan gadis pilihan sang Bunda, sungguh Azka tidak bisa menyangka.

Azka memijat kening nya yang tiba-tiba terasa pusing. Dimana ia harus mencari gadis untuk ia nikahi, sedangkan sang pacar saat ini belum siap untuk menikah, dengan alasan ingin mengejar mimpinya, mengejar masa depan nya. Setelah semua tercapai barulah sang pacar bersedia menjadi istri dari Azka.

Bayu, ayah Azka hanya bisa tersenyum melihat sang anak yang saat ini ada di hadapannya dan terlihat sangat pusing.

"Bukan kah kau memiliki kekasih?" Tanya Bayu membuat Azka menatap sang ayah. "Untuk apa kau ragu jika sudah memiliki kekasih. Harusnya kau mengajak nikah kekasihmu itu. Agar bisa menolak gadis yang ingin Bunda mu jodohkan padamu."

"Tapi Ayah, ini dia masalahnya. Pacarku belum siap untuk menikah, ia masih ingin mengejar mimpinya. Dan aku sebagai pacar hanya bisa mendukung dan setia menunggunya."

"Kalau begitu kau harus siap menerima desakan menikah dari Bunda mu, dan siap menerima gadis yang Bundamu pilihkan menjadi isrtimu."

"Tapi Ayah, bagaimana dengan pacarku jika aku meninggalkanya. Aku tidak bisa ayah!"

"Yah itu sudah tugasmu untuk menyakinkan pacarmu, agar ia mau menikah denganmu. Dan jika tetap ia belum mau menikah, yah kau harus siap menerima perjodohan yang Bunda mu atur."

Dengan menghela nafas yang panjang, Azka terdiam mendengar ucapan sang Ayah. Menyakinkan Grace sama halnya menaruh harapan pada seorang bayi yang baru lahir untuk berjalan.

Tapi demi menghindari perjodohan, Azka memutuskan untuk menemui Grace sang kekasih tercinta.

🍃🍃🍃🍃

Azka tiba di tempat Grace mengadakan pemotretan. Yah profesi Grace saat ini adalah seorang model. Dan Grace mempunyai mimpi ingin menjadi model no satu. Agar namanya bisa terkenal di segala penjuru. Niat Grace seperti itu lah yang membuat nya menolak untuk menikah, karna pasti jika Grace menikah maka tidak akan ada lagi tawaran pemotretan yang ia terima.

"Grace!" Panggil Azka saat melihat Grace saat ini sedang duduk di bangku karna rehat habis pemotretan.

"Sayang, sejak kapan kau datang?" Grace menghampiri Azka sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Azka.

"Ada hal yang penting yang harus aku bicarakan padamu."

"Tapi sayang, aku sedang ada pemotretan."

"Tapi ini penting!"

"Baiklah kau tunggu sampai aku selesai pemotretan. Kau tahu sendiri kan jika ini mimpiku."

"Ya." Jawab Azka pasrah.

Lalu Grace mengecup bibir Azka sekilas dan kemudian berlalu meninggalkan Azka, yang akan setia menunggunya sampai pemotretan selesai.

Lagi-lagi Azka hanya bisa diam melihat sang kekasih dengan baju minim di potret oleh lelaki, dan bukan hanya satu lelaki yang melihatnya, disana ada tim yang terdiri dari beberapa lelaki. Sudah berapa kali Azka jelaskan pada Grace bahwa ia sangat cemburu, tapi Grace selalu memberikan ketengangan pada Azka, bahwa hatinya tidak akan mungkin bisa di sentuh oleh pria lain. Hati Grace hanya untuk milik Azka seorang.

Sejam lebih berlalu, Grace telah selesai dengan pekerjaan nya dan bahkan sudah berganti pakaian. Kini Grace berjalan mendekati Azka. Dan langsung duduk di panggkuan Azka, sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Azka.

"Sayang maaf karna telah membuat mu menunggu." Ucap Grace sambil memperlihatkan wajahnya yang merasa bersalah.

"Tidak apa. Aku mengerti tentang pekerjaan mu." Jawab Azka sambil mengusap lembut pipi Grace. "Baiklah kalau begitu, sekarang kita pulang ke apartemen, ada hal yang penting yang ingin aku katakan."

"Baiklah sayang."

Kurang lebih tiga puluh menit, kini mobil yang Azka kendarai telah tiba di basement apartemen miliknya yang di tempati tinggal oleh Grace.

"Sayang apa yang ingin kau katakan?" Tanya Grace saat mereka telah tiba di dalam apartemen.

"Duduklah. Biar aku jelaskan semuanya."

Azka duduk, begitupun dengan Grace, ia ikut duduk tepat di samping Azka. "Menikahlah dengan ku, aku janji akan membimbingmu menjadi istri yang baik. Dan aku akan menjadi suami terbaik untukmu." Ucap Azka sambil menggenggam kedua tangan Grace.

"Tapi! Bukan kah hal ini sudah kita bahas dari dulu. Kau tahu sendiri sayang, aku belum siap untuk menikah, aku masih ingin mengejar karirku."

"Sayang kau bisa mengejar karir meski telah menjadi istriku."

"Tidak! Aku belum siap. Kalau mereka tahu aku sudah menikah, maka tidak akan ada tawaran pekerjaan lagi untukku. Dan bagaimama jika aku hamil nantinya, aku yakin badanku akan melar dan semakin tidak akan ada tawaran pekerjaan untukku."

Azka memegang kedua pipi Grace dengan kedua tangannya. Azka melihat kedalam mata Grace. "Bagaimana pun bentukmu, aku tidak peduli. Aku sayang, aku tulus denganmu, aku mencintaimu melebihi cintaku pada diriku sendiri. Dan aku berjanji akan menafkahimu lahir dan batin."

Grace menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak menerima permintaan tulus dari Azka.

"Jika kau tidak siap, maka Bunda akan menikahkan ku dengan gadis pilihannya."

"Bunda ingin aku menikah dalam bulan ini, dan jika kau tidak siap, terpaksa aku akan menikah dengan gadis pilihan Bunda."

Grace menangis mendengar ucapan Azka. Jika Azka menikah itu artinya dia akan kehilangan kekasih yang selalu setia di sampingnya dan selalu setia memberikan kartu atm nya.

"Aku mencintaimu Grace, tapi kau tidak mau di ajak serius."

"Menikahlah, aku akan setia menunggumu sama seperti kau menungguku." Jawab Grace membuat Azka tersentak kaget dan menoleh ke arah Grace

"Menikahlah, aku iklas. Tapi jika kau sudah tidak bisa bersama istrimu, maka kembali lah padaku. Aku akan setia menunggumu sama dengan kau setia menungguku hingga sampai saat ini."

"Tapi Grace-,"

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

grace gadis matre

2022-12-12

0

Nurliana Saragih

Nurliana Saragih

Assalammualaikum Thor,,,!
Aku suka ceritanya,bikin aku gregetan tapi sayang ceritanya masih On Going?!
Tolong cepat diselesaikan ya Thor, nanti kalo dah End baca.
Semangat Thor, semoga sehat selalu dan sukses.
👍👍👍
💪💪💪
😘😘😘

2022-06-16

0

Hikmah Araffah

Hikmah Araffah

cinta melebihi diriku sendiri 😂pretttt

2022-06-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!