Ganti rugi

"Astaga, aku sudah terlambat. Bagaimana ini!" Ucap Indah setelah melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Hari ini Indah ingin berangkat ke sekolah Ryan, adik Dian. Ryan terlibat perkelahian di sekolah, membuat Indah sebagai wali harus datang bertemu dengan kepala sekolah. Kesibukan Dian membuat Indah menggantikan Dian. Toh Indah juga sudah di anggap sebagai kakak dari Ryan.

Karna terburu-buru, Indah menarik gas motornya dengan penuh kecepatan, hingga saat di tengah perjalanan, Indah tak memerhatikan ada sebuah mobil mewah yang tiba-tiba berhenti mendadak di depannya.

'Sssttt,ssssttt, bruuummm"

Dan tanpa bisa di hindari, Indah menabrak mobil tersebut. Membuat mobil lecet, begitupun dengan motor milik Indah.

Indah langsung bangun, dan berdiri serta memperbaiki posisi motornya. Dan saat Indah hendak membunyikan motornya, tiba-tiba seorang pria keluar dari mobil yang Indah tabrak tadi.

"Jangan kabur!" Suara tegas seorang pria membuat Indah batal menyalakan mesin motor.

Indah menoleh kearah sumber suara, dilihatnya pria yang bertubuh tinggi tegap dan berawajah ganteng.

"Tanggung jawab!" Suara pria yang bernama Azka Bramantion membuyarkan lamunan Indah.

"Maaf" kata Indah sambil menundukkan kepala.

"Maafmu tidak akan bisa menggantikan kerusakan mobilku!"

Indah mendongakkan kepalanya menatap pada Azka yang terlihat sangat dingin di hadapannya. "Maaf" ulang Indah lagi.

Namun kali ini, Azka justru maju dua langkah mendekat kearah Indah, membuat Indah sedikit bergetar karna ketakutan.

Azka melihat wajah Indah sesaat, lalu melihat mobil yang telah lecet akibat perbuatan Indah.

"Dua ratus lima puluh juta."

"What?" Kaget Indah mendengar ucapan Azka.

"Kau harus mengganti kerusakan mobilku sebesar dua ratus lima puluh juta." Ulang nya.

"Kau gila! Lecet segini ganti rugi sebanyak itu? Dan lagian ini bukan salah ku sepenuhnya, tapi juga salahmu"

"Penjara penuh jika penjahat akan mengakui kesalahannya"

"Apa maksudmu?"

"Ganti rugi, sebanyak yang aku ucapkan."

"Aku tidak punya uang sebanyak itu." Tegas Indah.

Azka melihat Indah dari ujung kaki hingga ujung kepala. Terbesit ide di dalam otakknya. "Mungkin saja ini jalan keluar yang diberikan untukku. Aku bisa menjadikannya istri kontrakku sambil menunggu Grace siap menjadi istriku." Batinnya.

"Baiklah, aku kasi dua pilihan. Menjadi tahanan atau menjadi istriku."

"What???" Teriak Indah. "Kau ini gila atau apa?"

Azka tak mengindahkan ucapan Indah. Azka justru meraih ponselnya yang berada di saku celana. Terdengar jelas sekali oleh Indah jika saat ini Azka sedang menelpon seseorang, yang tak lain adalah kuasa hukum untuk menuntut Indah.

Indah mulai ketakutan, mendegar Azka berbicara lewat telepon, dan setelah Azka selesai berbicara. Azka memberikan kartu nama pada Indah. "Hubungi aku! Aku tunggu dalam sepuluh hari uang ganti rugiku, jika tidak maka bersiaplah menjadi tahanan, atau menikah denganku."

Azka melangkah, namun berhenti dan tanpa menoleh ia berucapa. "Kau tidak akan bisa lari dariku. Ke ujung dunia pun aku pasti akan menemukan dirimu." Ancamnya, lalu berlalu dari sana meninggalkan Indah yang masih terdiam mencerna ucapan Azka barusan.

Saat Azka telah pergi, beberapa saat kemudian ponsel Indah berdering, membuat Indah tersadar dari lamunannya. Indah melihat kelayar ponsel, no baru tertera di sana. Indah menautkan satu alisnya. Lalu menjawab telpon tersebut.

"Ha-,"

Belum sempat Indah berucap, orang yang menelpon pun lebih dulu berkata. "Dengan sodari Indah Amalia."

"I-iya pak! Kalau boleh tau ini dengan siapa?" Tanya Indah dengan sopan.

"Saya pengacara Tuan Azka. Oh iya saya mau menyelesaikan tentang permasalahan antara Tuan saya dengan sodari. Apa kita bisa bertemu?"

"Tapi pak! Saya ada janjian hari ini." Indah langsung menepuk jidatnya kala meninggat jika hari ini ia sebenarnya sudah janji pada Dian akan ke sekolah Ryan. "Pak sudah dulu, saya buru-buru" ucap Indah langsung memutuskan sambungan telponnya.

🍃🍃🍃🍃

Indah bernafas lega, saat urusan tentang Ryan telah selesai tanpa harus melibatkan pihak terkait. Sebenarnya Ryan anak yang baik dan penurut, hanya saja karna Ryan tidak terima saat teman satu sekolahnya membuli teman kelas Ryan, dan itulah sebabnya Ryan marah, dan memukuli teman sekolahnya.

"Ingat besok-besok jangan sampai ada masalah seperti ini lagi." Kata Indah saat keduanya berjalan beriringan.

"Iya kak, aku janji"

"Nah gitu dong dek, jadi adek harus nurut sama kakaknya." Indah mengacak rambut Ryan.

"Kak, stop! Malu tau di lihat sama temanku yang lain."

"Idih pake malu segala. Emang kamu masih punya urat malu?"

Ryan cengegesan memamerkan deretan giginya yang tersusun rapi.

"Dengan sodari Indah." Ucap pria dengan berpakaian rapi dan kacamata bertengker di hidungnya.

"Iya betul." Jawab Indah

"Sodari punya waktu sebentar?! Ouh iya perkenalkan saya Rauf pengacara Tuan Azka."

"Astaga apa ini? Kenapa aku seperti sedang di mata-matai? Dari mana mereka tau aku disini? Dan juga tadi, dari mana mereka tahu no ponselku."

"Kak kau kenal mereka?"tanya Ryan sambil menggoyangkan lengan Indah.

"Hhmm, aku baru saja mengenalnya"bisik Indah pada Ryan.

"Perlu aku mengusirnya?" Tanya Azka dengan berbisik.

"Tidak perlu!"

"Oh iya pak pengacara. Sebaiknya kita berbicara di seberang sana saja." Tunjuk Indah pada cafe kecil yang berada di seberang jalan sekolah Ryan.

"Baiklah."

"Ryan, kau balik duluan. Aku masih ada urusan. Dan kalau Dian mencariku, bilang saja aku sedang bersama temanku."

"Kakak yakin aku tinggal sendiri? Kakak baik-baik saja?"

"Iya dek, aku yakin. Sana kamu balik dulu, ingat langsung pulang jangan singgah main."

"Baik bu bos." Hormat Ryan lalu berjalan meninggalkan Indah.

...........

Betapa kagetnya Indah saat mendengar penjelasan dari Rauf pengacara Azka. Tak ada satupun kesempatan Indah untuk menang. Tak ada satupun pilihan yang bagus untuk Indah. Dan dengan begini jelas sekali jika Azka yang akan menang. Lalu bagaimana bisa Indah lari, sedangkan semua data Indah sudah jelas diketahui oleh Azka. Indah sampai bergumam dalam hati, siapa Azka itu, kenapa belum sapai sehari semua tentang Indah sudah Azka ketahui.

Indah hanya bisa pasrah, berharap jika ada keajaiban yang datang padanya.

"Baiklah pak, saya usahakan akan mengganti kerusakan mobil tersebut " ucap Indah dengan pasrah, walau sebenarnya ia tau tidak akan mungkin mengganti sebanyak yang Azka minta.

"Kami menunggu dalam jangka waktu sepuluh hari. Dan jika sodari tidak bisa, maka pilihan tinggal dua."

"Apa tidak ada pilihan lain selain itu pak?' Balik Indah bertanya. Jelas saja Indah tidak ingin jadi tahanan, dan lebih jelasnya lagi Indah tidak mungkin menjadi istri dari pria yang ia tidak cintai. Jangankan cinta, kenal pun tidak.

"Tidak ada!" Jawab Rauf.

Lagi-lagi Indah menghela nafas. Ia benar-benar masuk kedalam perangkap. Entah perangkap apa. Tapi Indah masih tetap berharap, didalam perangkap itu ada jalan keluar yang bisa Indah lalui.

Terpopuler

Comments

Ririn Satkwantono

Ririn Satkwantono

nama azka.. nyempil yah thor😁

2022-05-18

0

Nova Herlinda

Nova Herlinda

😆😆😆😆😀😀😀😀🤣🤣🤣🤣 akal bulus loe.....
bakal bikin loe mendetita azka... skrg loe berpikir jdkan indah istri kontrak... tapi nanti gw yakin loe bakalbucin akut dg indah

2022-05-16

0

Windy

Windy

semngat

2022-05-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!