Great Gril
"KANAYA!!"
Gadis yang dipanggil Kanaya itu segera menoleh ke sumber suara yang memanggil namanya begitu kencang hampir saja dia tidak terlonjak kaget oleh suara cempreng nan keras barusan.
"Kenapa?" tanyanya pada Lita teman kerja Kanaya, yang memanggilnya tadi dengan berterika kencang sehingga menjadi pusat perhatian orang-orang yang lewat.
"Gak kenapa-kenapa kok" jawab Lita tanpa merasa bersalah.
"Lu ya Lit, hiss" kesel Kanaya.
"Gimana novel lu yang lu ajuin kemaren diterima kagak sama si bos?" tanya Lita saat keduanya sudah mulai berjalan beriringan.
"Belum tau hasilnya, gue kagak tau dah si bos kenapa sih masa gue udah hampir tiga kali ngajuin novel ditolak terus capek gue" ucapnya.
Mereka berdua terus berjalan keruang kerja masing-masing saat sudah sampai di depan kantor...
Siapa yang tidak kenal dengan Kanya Putri penulis novel terkenal di kota Bandung bahkan saat ini nama gadis yang berusia 22 tahun itu sedang naik daun. Kanya memulai karirnya sejak dia berumur 17 tahun setelah kematian kedua orang taunya dia hidup sebantang kara dan sejak itu pula dia bertekat untuk menjadi seorang yang sangat populer dan akhirnya apa yang iya ingin kan tercapai, karena perjuangan kerasnya yang tidak mengenal kata putus asa. Sudah berbagai rintangan yang Kanaya lewati tapi dia tidak pernah menyerah begitu saja, jatuh bangun sudah pernah dia rasakan...
Tapi entah mengapa sudah dua minggu ini Kanya hanya mengajukan satu karya selalu ditolak oleh bosnya bahkan sudah tiga kali penolakan selalu tidak sesuai dengan yang diinginkan. Padahal biasanya jika Kanaya mengajukan sebuah novel tanpa diriview langsung diterbitkan.
Ruang kerja Kanaya...
Tok, tok..
"Masuk" ucap Kanya dari dalam saat ada yang mengetuk pintu kerjanya. Setelah diizinkan Kanaya untuk masuk seorang yang tadi mengetuk pintu segera menghampiri Kanya yang sedang sibuk didepan laptopnya.
"Permisi, Mbak Kanaya" ucap orang itu sopan.
"Iya ada apa?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya dari depan laptop.
"Mbak dipanggil bos"
"Baik, saya akan segera kesana"
"Kalau gitu saya permisi Mbak" ucapnya sopan.
Setelah kepergian pegawai penyampai pesan tadi, Kanya segera berdiri dari kuris kerjanya untuk melangkah keluar menemui sang bos yang entah sudah dua minggu ini memiliki dendam apa pada dirinya sehingga novel yang dia ajukan ditolak terus-menerus secara berurutan...
Disinilah saat ini Kanya berada dihadapan bosnya yang masih muda itu.
"Maaf pak ada apa ya?" tanyanya dingin pada sang bos.
"Apa kamu pantas bicara sedingin itu dengan bos sendiri?" sindirnya.
'Bos sialan coba aja kalau novel gue kagak ditolak terus gue juga kagak bakal kesel sama lu, lu punya dendam apa sih sama gue sebenernya?' ingin sekali rasanya Kanya mengeluarkan unek-uneknya yang sudah dua minggu ini dia pendam tapi apa lah daya Kanaya.
"KANAYA!!" terika bos Kanaya.
"Ee, iya pak ada apa?" tanyanya polos.
"Makanya janggan bengong!" tegasnya.
"Iya Pak Aris maaf"
"Sudah, saya nyuruh kamu kesini ini bukan untuk berdebat dengan kamu, tapi saya menyuruh kamu kesini mau membahas soal novel kamu yang kemaren kamu serah kan sama saya"
"Baik pak"
'Semoga aja kali ini novel gue diterima' batin Kanya.
"Novel kamu bagus tapi masih ada yang kurang"
"Masih kurang Pak!!" ucap Kanaya memotong pembicaraan.
"Kamu bisa dengerin saya ngomong dulu tidak, tidak sopan memotong pembicaraan orang lain paham!, saya sudah sering mengingatkan kamu tapi masih saja"
"Iya pak maaf"
'Salah lagi dah gue dasar bos sialan' batinya.
"Jadi agar novel kamu lebih menarik kamu harus menambahakan latar belakang desa. Nah untuk itu agar novel yang kamu buat berkesan alami kamu harus cari tau tentang pedesaan, dan kamu sendiri yang akan terjun langsung"
"Maksud bapak saya mendatangin desa gitu Pak?" tanya Kanaya ragu.
"Iya, berangkat ke Lampung sekarang!" perintah bosnya tanpa mau dibantah.
"Ta-pi"
"KANAYA!!"
"Iya pak, iya ngomong jangan ngegas mulu napa, tapi saya ada temennya gak pak?"
"Ajak Lita, tapi kalau dia masih banyak pekerjaan terpaksa kamu pergi sendiri"
Setelah perdebatan panjang Kanaya dengan bos galaknya dia segera pergi keruang kerja milik Lita yang berada di lantai tiga.
"Litaa!!" panggil Kanaya pada teman kerjanya itu saat dia sudah masuk ke dalam ruang kerja Lita..
"kenapa Nay?"
"Ayok temenin gue ke Lampung" pintanya tanpa basa basi.
"APA KE LAMPAUNG!!" kaget Lita.
"Bisa gak sih lu kalau ngomong itu jangan terika-teriak pendengaran gue masih bagus" ketusnya.
"Hehe iya maaf deh, tapi ngapain lu ke Lampung?"
"Disuru liat suasana desa disana biar novel gue lulus riview, jadi gimana kerjaan lu kagak lagi numpuk kan?" tanya Kanaya pada Lita saat ini dia berharap perkerjaan Lita sedang sedikit.
"Maaf Nay kagak bisa, kerjaan gue dari tiga hari kemaren belum kelar, maaf banget ya Nay" ucap Lita tidak enak hati.
"Ya gak papa terpaksa gue berangkat sendiri" ucapanya lemas, sambil berlalu kelaur dari ruang kerja Lita setelah berpamitan pada Lita.
Setelah keluar dari gedung perusahaan Kanaya segera menuju parkir mobil dimana mobilnya dan beberapa orang pegawai terparkir sempurna disana.
"Kapan gue bisa liburan sih? emang dasar bos gila masa semuanya disuruh kerja ekstra salah sedikit langsung suruh perbaiki tanpa henti" Kanyan mengumpati bosnya itu saat dia sudah mulai mengemudi mobil pribadinya..
Saat di perjalanan mobil Kanaya melaju dengan mulus tanpa ada kendala sedikitpun, tapi secara bersama ada sebuah mobil yang melaju dengan sangat kencang dari arah berlawanan, Kanaya sempat menghindari mobil tersebut, tapi saat Kanaya ingin menginjak pedal rem mobil miliknya tiba-tiba saja rem mobil itu sudah blong sehingga Kanaya kehilangan kendali tasa kemudinya.
Brak...
Brak...
Brak...
Suara benturan mobil Kanaya yang menabrak tiang listrik besar yang ada dipinggir jalan dan menabrak pembatas jalan membaut semua pengemudi yang melajut dijalan tersebut berhenti..
"Inalilahiwainalillahiroj'un!!" ucap beberapa pengemudi yang menyaksikan kecelakaan teragis tersebut.
Mereka segera mendekati mobil Kanaya yang sudah hancur lebur bahkan tubuh Kanaya saja hampir hancur wajahnya sudah tidak bisa dikenali lagi.
"Siapa dia?" tanya beberapa pengemudi, sedangkan tubuh Kanaya sudah terpental dia juga sudah tidak sadarkan diri.
"Coba periksa siapa tau ada petunjuk keluarga korba dari dalam tasnya" ucap seorang pengemudi, karena hanya tas Kanaya yang utuh.
Semua orang yang berada disana berbagi-bagi tugas untuk mengursi tubuh Kanaya yang sudah tidak sadarkan diri..
"Bagaimana apa dia masih bernyawa?" tanya beberapa orang pada seorang pengemudi yang sedang memeriksa tubuh Kanaya. setelah mengecek keadaan Kanaya pengemudi tersebut hanya mengelengkan kepala atas pertanyaan yang dilontarakan oleh beberapa orang.
"Jadi dia sudah tidak bernyawa lagi?"
"Iya benar sekali"
"Inalilahiwainalilahhiroj'un!!" ucap mereka yang berada disana kompak turut berduka atas kematian Kanaya yang sangat teragsi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
IndraAsya
👣👣👣 jejak 💪💪💪😘😘😘
2022-05-25
2
Bunga Kering
coba baca novel yg ini say ... sambil nunggu update yg 1
2022-05-11
2
Caca Merica
Ya ampun Kanaya gak metong beneran kan kak??? 😭😭😭😭😭
Ceritanyaa akuu sukaaaa iihhh, udh aku fav ya kak 😘😘😘😘😘😘
btw Koki Cantik mampir kak 🥰🥰🥰
2022-05-11
1