Sebuah mobil sport berwarna hitam berhenti mulus di halaman parkir kampus UT (Universitas Tangerang) saat mobil itu sudah berhenti pintu mobil terbuka sempurna menampakan sosok laki-laki yang berumur 23 tahun itu dia sangat paripurna dengan gaya yang selalu coolnya, wajah yang bagus hidung bangir dan rahang yang sangat tegas, dia berjalan dari parkiran menuju kelasnya yang sebentar lagi sudah akan dimulai. Arka selalu mendengarkan lagu menggunakan hensedt jika pergi keluar apa lagi jika kekampusnya, karena dia tidak ingin mendengar isi kepada orang-orang yang bisa dia dengan sendiri.
"Si Arka tambah ganteng aja ya"
"Si sombong yang populer itu kan? "
"Itu si Arka Dinata kan?cowok sombong anak rektor UT?"
Bisik-bisik para mahasiswa yang kebetulan melihat Arka turun dari mobilnya, sedangkan Arka yang mendengar ocehan-ocehan para mahsiswa dikampus itu tidak peduli, karena dia sudah biasa disebut cowok sombong, tapi dalam hati kecilnya Arka sangat sedih, karena dikira sombong padahal dia tidak berniat untuk menjadi orang yang sombong, karena kelebihan yang Arka miliki membuat dia susah bergaul dengan orang lain hanya Bagas lah yang dapat mengerti keadaan Arka dan satu sahabat mereka yang sekarang tinggal di desa.
Sesampainya Arka dikelas dia sudah disambut dengan Bagas yang setia menunggunya walaupun sering sekali Bagas kena semprot oleh Arka jika salah sedikit saja tapi Bagas tetap setia terhadap Arka.
"Buset si Onwer, udah key apa aja sok cool" batin Bagas dia lupa kalau Arka bisa mendengarnya.
"Sialan lu, mau gue buang ya? gak usah ngumat gue, gue denger apa yang lu omongin lu lupa tau pura-pura lupa hah?" kesal Arka saat dia sudah mendekat kearah Bagas.
"Kenapa gue lupa? kalau dia bisa denger yang gue omongin sendiri, bego banget dah gue" batin Bagas lagi.
"Emang lu bego, udah gue kasih tau masih ngebatin aja lu" sini Arka.
"Iya deh maaf, gue lupa kalau lu bisa dengen apa yang gue bilang pada diri sendiri"
Saat keduanya sedang mengobrol seorang dosen memasuki kelas diikuti oleh beberapa mahsiswa lainnya. Karena merasa malas Arka tidak memperhatikan dosen yang sedang mengisi kelasnya tapi tanpa Arka sadar sedari tadi dosen laki-laki parubaya itu memperhatikannya.
'Mentang-mentang anak rektor gak memperhatii apa yang lagi dijelasin' batin dosen tersebut.
Arka yang merasa ada yang sedang mengumpatinya segera mencari siapa orang tersebut matanya menyusuri seluruh ruang kelas sampai akhirnya tertuju pada dosennya sendiri yang sedang menerangkan materi di depan.
'Wah bener-bener tu dosen malah ngatain gue dikira gue kagak denger apa huh, tambah males kan gue kalau kayak gini' batin Arka saat dia sudah menemukan siapa orang yang telah mengumpatinya tadi.
setelah kelas usai Bagas segera memberi tau Arka dengan ulah mereka kemaren.
"Ar sini gue mau ngomong" ucap Bagas saat Arka barus saja akan meninggalkan kelas mereka.
"Apa?" tanya Arka sambil dia memberhentikan jalannya sebelum kembali melaju.
"Lu lupa kemaren abis nyasarin anak orang? emang lu kagak kasian sama dia?" tanya Bagas pada Arka, karena kemaren dia dan Arkan membawa Dara pergi ke desa kecil yang tidak diketahui Dara sedangkan saat ini kedua orang itu tidak tau sekarang seperti apa nasib gadis culun yang malang itu.
'Mampus kenapa gue bisa lupa sih, dasar culun nyusahin aja' batin Arka.
"Kita jemput dia sekarang" ucap Arka tanpa basa-basi, keduanya segera menuju parkiran untuk mengambil mobil Arka.
Mobis sport berwarna hitam itu kembali melaju setelah terparikir selama satu jam dihalam parkir kampus.
"Ar, gimana kalau misalnya terjadi apa-apa sama Dara disana, atau bisa aja nyawanya udah melayang kan kita ninggalin dia tanpa makanan dan lain-lain" ucap Bagas saat keduanya sudah mulai menyusuri jalan dengan mobil sport hitam milik Arka.
"Woi, bagas lu kagak usah nakut-nakutin gue ya bilang nyawanya melayang lagi, anak orang itu" kesel Arka berada disebelah Bagas yang sedang mengemudikan mobil Arka.
"Kan gue bilang misalnya, kenapa lu khawatir banget?" tanya Bagas penuh selidik.
"Lu mau kalau misalnya itu si culun beneran hilang nyawanya dan kita dituduh bunuh anak orang, lu mau?" sinis Arka pada Bagas.
"Ya gak lah, kali aja gue mau dipenjara, paling anti ya gue kalau masalah kayak gitu, lu sendirikan tau kalau gue orang baek-baek" jawab Bagas bangga sambil dia masih terus fokus menyetir.
"Baik dari mananya lu? dia lihat dari mana-mana aja lu kagak ada baek-baeknya" ucap Arka sambil memukul lengan Bagas kuat.
"Woi, lu mau kita mati dijalan?" kesel Bagas saat Arka memukul lengannya tadi.
"lu marah sama gue? kalau mati lu aja" ucap Arka dengan mata yang menatap Bagas sangat tajam.
"Mampus kayaknya gue salah ngomong deh" batin Bagas.
"Sadar kalau lu salah?" tanya Arka padahal tidak ada yang bicara.
"Lupa gue kalau lu masih bisa denger apa yang ada dibenak gue" ucap Bagas.
Setelah satu jam mengemudikan mobil milik Arka akhirnya mereka bedua sampai di desa kecil tempat mereka meninggalkan Dara kemaren.
"Dimana lagi tu cewe culun?" tanya Arka entah pada siapa saat mereka berdua sudah keluar dari mobil.
"Udah ayok cari" ajak Bagas sambil menarik tangan Arka, kini keduanya menyusuri desa tersebut sampai pada sebuah pohon yang cukup rindag Bagas melihat Dara yang sedang duduk di bawah pohon itu.
"Nah, itu orangnya akhirnya ketemu juga" ucap Bagas sambil berjalan kearah Dara yang sedang berteduh sedangkan tangannya masih menarik tangan Arka.
"Lu mau gue bunuh Gas?" kesel Arka, karena Bagas tak kunjung melepaskan tangannya.
"Ups, sorry gue lupa" dengan segera Bagas melepaskan tangan milik Arka yang sedari tadi dia pegang.
"Akhirnya lu ketemu juga cewe culun" ucap Arka saat sudah berada di bawah pohon yang teduh itu.
"Hah, siapa? dan kalian siapa?" tanyanya seperti orang bodoh.
"Buset lu barus aja ditinggal satu hari udah pikun aja, apa jangan-jangan lu ilang ingatan ya Dar?" ucap Bagas.
'Bener juga gue lupa kalau sekarang gue bukan Kanaya tapi Dara, kenapa gue jadi lemot gini sih' batin Kanaya yang berada ditubuh Dara.
"Woi, culun kenapa bengong?" tanya Arka sedikit berteriak.
"Gak, ya udah yok gue mau pulang" ucap Kanaya yang sekarang sudah menjadi Dara.
"Lah, berani banget lu?" ucap Bagas tidak percaya.
"kenapa gue harus takut emang lu berdua makan orang kagakkan?" tanya Kanaya dengan berani.
"Lu udah berani ngomong lu gue ya culun" ucap Arka penuh selidik.
"Udah ayok pulang" ajak Bagas
Saat Bagas hendak melangkah tangan kirinya dipegang oleh Kanaya sihingga dia terpaksa memberhentika langkahnya.
"Kenapa Dar?"
'Jadi dia Bagas dan cowok angkuh ini si Arka orang yang selama ini Dara suka, baik lah Arka mari kita mulai permainan yang seru' batin Kanaya saat dia bisa melihat masa lalau yang yang ada pada diri Bagas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
that's okay
seruu nih
2023-04-15
1
Aurel Lya
yes
2022-04-08
3
Bro Koli
lanjut kak
2022-04-08
3