Kanaya masih setia berdiri di depan rumah mewah Dara. Dia masih menikmati kemewahan rumah itu dari halaman rumah.
Kanaya melihat sekeliling rumah itu dengan memutar bola matanya keseluruh arah di depan rumah Dara. "Akhirnya gue bisa merasakan jadi anak orang kaya juga" banga Kanaya.
"Ya walapun Kanaya dulu juga merupakan orang kaya, tapi seengaknya sekarang gue bisa menikmati ke kayaan dengan cuma-cuma, hahaah! gak papalah ya mater dikitkan harta orang tua" bahagian Kanaya.
Gadis itu masih setia berbolak-balik di depan rumah barunya.
"Tapi gue aneh si Dara culun ini anak orang kaya tapi kenapa penampilannya culun banget gini? pasti ada sesuatu yang disembunyikan Dara" gumun Kanaya yang berbeda di dalam tubuh Dara.
"Dari pada lama mikir mending gue masuk dah ke dalam rumah bagus ini, gue penasaran sama isinya gimana? di depan rumah ini aja gue udah takjub apalagi di dalamnya sih" ucap Kanaya pada dirinya sendiri, Kanaya tak henti-hentinya memuji rumah Dara tersebut, yang mulai sekarang akan menjadi rumahnya.
"Tunggu tapikan gue nggak tau gimana hubungan Dara dengan keluarganya, bisa jadi hubungan yang tidak baikkan, wah kalau hal ini terjadi gue bisa susah dong" pikir Kanaya.
Kanaya berpikir keras sebelum masuk ke dalam keluarga Dara. " Oke kan gue udah siap sama apa aja yang bakal gue alami di dalam hidup Dara, semangat Kanaya lu adalah cewek yang pantang menyerah" Kanaya menyemangati diri sendiri..
Gadis yang sekarang sudah berpindah tubuh itu mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah mewah itu, rumah yang sekarang sudah menjadi bagian dari hidupnya, ada perasaan campur aduk yang gadis cantik itu rasakan saat ini.
Saat dia masuk di dalam rumah itu sangat sepi tidak ada satu orang pun yang dia lihat.
"Dara pulang" ucap Kanaya tapi tidak ada satupun orang yang menyahuti sapaan Kanaya itu.
"Aneh rumah sebagus ini kemana orang-orangnya?" tanyanya entah pada siapa.
Karena merasa tidak ada orang di dalam rumah itu, Kanaya memutuskan untuk melihat-lihat keadaan di dalam rumah, dia harus bisa menghafal seluruh rumah itu dengan cepat dan Kanaya juga harus menemukan Kamar Dara.
"Nona Dara sudah pulang?" sapa seorang wanita paruh baya, yang Kanaya liat sepertinya dia seorang pelayan di rumah ini itu terlihat dari pakaian wanita paruh baya itu.
"Eee, i-ya bi-" jawabnya ragu.
"Bi orang rumah pada dimana?" kanaya harus berusaha sebisa mungkin untuk mengenal mereka semua.
Bi Ati menatap Kanaya dari atas hingga bawah. "Ibu sama yang lain masih di luar non" jawabnya. "Non Dara kenapa kok pakaiannya kotor banget gini?" bi Ati sangat perhatian dengan Dara, entah kenapa saat bi Ati menyapanya dengan ramah membuat hati Kanaya bergerak sudah lama dia tidak merasa perhatian dari seorang ibu, karena kehidupannya yang sebatang kara tapi hari ini bi Ati menyapanya dengan baik membuat Kanaya tersentuh.
"Hehe iya bi tadi pas jalan pulang kena air kotor" bohongnya.
Bi Ati tersenyum. " Kalau gitu non Dara bersih-bersih dulu bi Ati mau nyiapain makan malam buat semuanya" ucap bi Ati.
"Bi" panggil Kanaya sebelum bi Ati pergi ke dapur. "Iya non, ada yang bisa bibi bantu?"
"Gak bi aku cuman mau tanya kok di rumah sepi banget, maksudnya pelayan yang lain kemana bi?" tanya Kanaya dia yakin rumah mewah itu tidak hanya memiliki satu pelayan.
"Ada di taman non"
"Oke bi kalau gitu Dara bersih-bersih dulu" pamitnya.
Untuk Kanaya bisa menemukan kamar Dara dengan mudah, ternyata tidak memerlukan waktu lama untuk mencari kamar Dara.
"Huh! selamat, untung tadi gue kagak salah pas ditanya bi Ati, ternyata gak semudah yang gue kira, oke kalau gitu Kanaya lu tetep Kanaya yang tidak pernah menyerah tapi tubuh lemah ini aja yang bikin susa" kesalnya.
"Kayaknya gue besok harus mulai olahraga deh biar ada ini gak lemes amat"
Kanaya bangun dari lamanya dia segera membersihkan diri yang sudah sangat lengket di badan sudah satu hari dia tidak mandi karena terjebak di desa kecil itu.
"Gue sial banget masah pas bangun bukanya di kamar atau di tempat-tempat indah ini malah di pinggir sungai" ucap Kanaya saat mengingat bagaimana dia bangun saat sudah berada di dalam tubuh Dara, menurutnya itu hal paling menyedihkan.
Di lantai bawah seosok seorang cowok yang penuh kasrima memancarkan ke indahan yang dia miliki.
"Bi kak Dara udah pulang belum?"
"Udah den Zega" jawab bi Ati yang masih fokus pada pekerjaannya.
Zega yang tadi bertanya sambil berjalan memberhentikan langkahnya. "Bibi serius?"
"Iya den, tadi bibi ketemu di depan kamar den Zega"
Zega sangat bahagian saat mendengar kakak tersayangnya yang sudah kembali ke rumah, dua hari ini saat Dara tidak pulang Zega selalu mencari keberadaan kakaknya, tapi bedahalnya dengan kedua orangtua Dara dan Zega sepertinya mereka tidak terlalu memikirkan hal ini, mereka bodo amat akan keselamatan Dara.
"Kalau gitu Zega ke atas dulu bi" pamitnya. " Oke den Zega"
Bi Ati tersenyum dari dapur yang sedang menyiapkan makanan bersama pelayan yang lain.
Tak berselang lama setelah Zega pergi ke atas dua orang paruh baya yang berbeda jenis dan usia itu masuk dengan sangat santai.
"Bi, Zega udah pulang belum?" tanya papa Ali. Bi Ati yang melihat majikannya sudah tiba segera mengangguk sebagai tanda menyapa.
"Sudah tuan baru saja, den Zega naik ke atas" ucap bi Ati. "Non Dara juga sudah pulang" ucap bi Ati lagi.
Bi Ati tau kedua orang tua itu tidak menyukai putri mereka entah apa sebabnya, padahal Dara satu-satunya putri mereka.
"Berani juga itu anak pulang" sungut mama Dina.
"Udah Ma biarin aja anak gak tau diri itu" sahut papa Ali.
Keduanya berlalu pergi sambil terus mengumpati Dara anak mereka sendiri.
"Pa kita hari ini makan di rumah" pinta mama Dina.
Mereka berdua saat ini sudah berada di dalam kamar milik mereka, kamar yang sangat luas dan indah.
Ali menoleh pada istrinya yang sedang berada disampingnya itu. " Mama yakin mau makan di rumah?" tanya Ali memastikan. "Yakin lah Pa, masa gak! mama juga pengen lihat apa anak kurang ajar itu masih berani nunjukin mukanya di depan kita"
"Terserah mama aja, tapi papa juga penasaran sama itu anak" sahut pak Ali.
Entah apa yang menyebabkan kedua suami istri itu yang memebenci putri mereka sendiri.
Karena seharusnya orang tua itu menyayangi putra putrinya bukan malah membenci mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Upik Yupi
dasar orang tua aneh,anak sendiri di benci....
2023-07-11
0
Emak Femes
isekai nya masih jaman modern
keren keren 👍👍👍
2022-05-13
1
Ilmara
semangat buat diri sendiri
2022-05-02
1