The Investor
"Bugh bugh bugh!!"
"Bugh bugh bugh!!"
Cia Yonggan kala itu tengah berjalan sendirian. Ia mendengar suara pukulan bertubi-tubi yang bersarang di tubuh seseorang.
Awalnya dia tak begitu mempedulikan keadaan di sekitar. Toh, hampir setiap hari dia melihat kejadian serupa di basemen hotel ini, seseorang dipukuli oleh petugas keamanan hotel adalah hal yang biasa dia lihat dalam kesehariannya.
King Palace Hotel ini selain menyediakan akomodasi penginapan, juga membuka fasilitas hiburan seperti karaoke, diskotik dan arena perjudian. Yang namanya perjudian tentu ada yang menang dan ada pula yang kalah, meski bukan rahasia lagi orang-orang yang kalah lebih banyak daripada segelintir orang yang berhasil meraup cuan di meja judi. Banyak di antara para pejudi yang sedang apes, atau memang sengaja dikalahkan oleh bandar, karena modal ludes, kemudian meminjam uang kepada bandar untuk diputar kembali, berharap dapat menebus kekalahan sebelumnya, namun sayangnya uang pinjaman itu juga hilang ludes tak berbekas. Terhadap mereka ini, pihak keamanan arena judi biasanya memaksanya keluar dan dipukuli sebelum dilepas begitu para penjudi malang itu menyelesaikan perjanjian waktu pembayaran utang piutang.
Biasanya bagi para pejudi yang tak mampu melunasi hutangnya, mereka dipaksa bekerja di pabrik kayu, hingga upah yang dia hasilkan selama bekerja dapat membayar keseluruhan dari hutang-piutangnya, barulah dia dibebaskan kembali. Untungnya sebagian dari mereka yang telah dibebaskan ini telah menyadari kesalahannya dan memilih menjadi pekerja tetap pada pabrik kayu dan menerima gaji yang halal untuk mereka berikan kepada istri dan anak-anaknya.
Tapi tak jarang dari mereka malah kembali bermain judi, berharap dewa keberuntungan berpihak kepada mereka dan mendapatkan uang yang banyak, kemudian hidup berfoya-foya bergelimang harta. Namun yang terjadi malah sebaliknya, mereka kembali kalah berjudi dan dipaksa bekerja kembali ke tempat semula. Siklus seperti itu terus saja berulang bagi mereka yang tak pernah menyadari, tiada pemenang selain bandar judi itu sendiri di arena perjudian.
Sementara itu suara pukulan serupa masih terdengar nyaring di telinga Cia Yonggan. Seolah-olah bunyi pukulan itu tiada akan berhenti.
"Bangsat! Aku akan adu nyawa dengan kalian!" terdengar suara bentakan seorang pria dari sudut basemen itu.
Agaknya dialah yang menjadi sasaran pukulan-pukulan itu.
"Hehehe... Sudahlah orang tua, masa mu sudah habis. Sudah saatnya kau membubarkan Perkumpulan Hei Laohu mu. Biarkan kami orang-orang berkompeten yang memimpin Kota Nanping ini. Kelak, Nanping hanya akan dipimpin oleh satu perkumpulan saja. Bukan perkumpulan mu, bukan pula Perkumpulan Xiongmeng de Shizi, apalagi Perkumpulan Bao. Hehehehe," terdengar lagi suara berat dari arah yang sama diikuti tawa mengejek oleh empat orang pria lainnya.
"Tidak sudi!" suara pria pertama makin kalap, namun dia sudah tak lagi berdaya.
Jangankan untuk balas menyerang, bahkan untuk berdiri saja dia sudah tak memiliki tenaga lagi. Sebelah kaki dan sebelah tangannya telah dipatahkan oleh para pengeroyok ini.
Mendengar ini, Cia Yonggan menjadi tertarik. Dia tahu benar, Perkumpulan Hei Laohu adalah salah satu dari tiga kelompok penguasa bawah tanah di kota Nanping ini, mengapa masih ada orang yang ingin mencari perkara dengan mereka? Apakah pengeroyok ini merupakan anggota dari salah satu kelompok penguasa bawah tanah di kota ini? Tapi dari pembicaraan mereka, agaknya para pengeroyok ini juga ingin menargetkan Perkumpulan Xiongmeng de Shizi dan Perkumpulan Bao.
Dia mengendap-endap ke balik tiang terdekat dari sudut basement itu dan melihat seorang pria setengah baya yang sudah tak berdaya sedang dikelilingi para pengeroyoknya. Dia tak mengenali pria itu, namun dia dapat melihat nyali seekor harimau dari matanya.
Pria itu terbaring dengan mengeluarkan darah dari mulut, hidung dan kepalanya serta wajah sudah babak-belur, namun matanya tajam mengawasi gerak-gerik kelima orang yang berdiri mengelilinginya. Benar-benar pria tak takut mati.
Keadaan kelima pengeroyok itu juga tak begitu baik, satu diantaranya terlihat tak hentinya mengusap darah yang mengalir dari hidung, seorang lagi berdiri pincang, sementara seorang lainnya terlihat beberapa giginya rontok dan pria keempat terlihat menggendong sebelah tangannya karena dipatahkan lawan. Satu pria lainnya yang memiliki postur tinggi kurus masih terlihat fit tanpa mengalami cedera sama sekali.
Cia Yonggan dapat menyimpulkan bahwa pria itu adalah seorang pria tangguh dan telah terbiasa bertarung, bahkan juga mungkin merupakan sosok penting dan memiliki posisi yang kuat di Perkumpulan Hei Laohu, bukannya seorang pejudi apes seperti yang dia pikirkan sebelumnya. Namun agaknya pria tangguh itu bukanlah tandingan kelima orang itu.
Sebenarnya Cia Yonggan sudah lama muak melihat perilaku kawanan orang-orang di perkumpulan bawah tanah, mereka sangat kejam, bahkan dia dulu sering mendapat perlakuan kejam dari mereka. Tapi saat ini darah mudanya bergelora, ingin rasanya dia melenyapkan semua perilaku tak adil di depan matanya, meski dia tau pria yang menjadi korban pengeroyokan kali ini adalah seorang penting di Perkumpulan Hei Laohu.
Maka dia segera saja menggerakkan kakinya dan menekan lantai serta memutar kakinya sedemikian rupa sehingga sepatu low cut berbahan kain bercampur karet yang dia kenakan mengeluarkan bunyi yang membuat orang-orang di sudut basement itu terkejut dan menoleh ke arah sumber suara.
Pria tinggi kurus yang agaknya merupakan pimpinan dari sekelompok orang itu memberikan isyarat kepada para bawahannya untuk memeriksa. Dua dari pria itu dengan gesit langsung menghampiri dan bersiap untuk menarik orang yang bersembunyi di balik tiang itu.
Keduanya telah berdiri di depan dan belakang Cia Yonggan, tanpa mengucapkan sepatah katapun, orang di depannya langsung mengayunkan tendangan menyapu ke arah bawah, sementara orang di belakang melayangkan tinju ke arah kepala Cia Yonggan. Mereka berniat ingin melenyapkan Cia Yonggan, agar tak ada saksi mata yang mengetahui aksi yang telah mereka lakukan terhadap pria paruh baya sebelumnya. Memberantas rumput harus sampai ke akar-akarnya, begitu cara kerja mereka. Benar-benar kelompok yang sadis!
Cia Yonggan yang berada pada posisi berjongkok itu secara spontan menangkap kaki yang melayang ke arahnya dari depan, sementara kakinya menyepak ke belakang layaknya seekor kuda menyepak sasaran ke bagian belakang.
Dan...
"Hap... Bugh!! Bugh!!"
"Akhhhhh..!!"
Hampir berbarengan terdengar suara mengaduh kesakitan keluar dari mulut kedua orang itu. Mereka takkan pernah menyangka langsung mendapatkan serangan balasan yang merugikan diri sendiri. Betapa tidak, penyerang dari arah depan langsung ditangkap kakinya oleh Cia Yonggan, kemudian membanting orangnya ke lantai sembari dia juga berhasil mendaratkan tendangan tepat ke ulu hati pria yang menyerang dari arah belakangnya.
Pria yang dia banting langsung pingsan tak sadarkan diri akibat benturan keras kepala belakangnya dengan permukaan lantai yang keras. Sementara pria lainnya terhuyung-huyung mundur sebelum akhirnya jatuh terjengkang.
Ketiga pengeroyok yang tersisa kaget bukan kepalang, khususnya si pria tinggi kurus. Dia tak mengetahui bagaimana tepatnya kedua orang bawahannya bisa tumbang dalam waktu bersamaan, namun sebagai seorang ahli seni bela diri, dia paham betul, seorang yang bisa menjatuhkan dua orang lawan dari dua arah sekaligus dan itu dilakukan dalam waktu bersamaan, hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang telah lama berlatih ilmu seni bela diri.
Segera dia mengisyaratkan kepada kedua bawahannya yang tersisa. Kali ini mereka tak lagi berani gegabah dan secara bersamaan mereka mendatangi sosok misterius itu dari satu arah dan mendapati di situ sedang berdiri seorang pemuda berusia dua puluhan tahun tengah berdiri dengan tenang, bersandar pada tiang itu.
Melihat lagak pemuda ini yang begitu santai membuat si pemimpin menjadi geram, di matanya, lagak pemuda ini terlihat meremehkan sekali.
Sontak dia memaki. "Bocah, siapa kamu? Berani sekali berlagak di depan ku!"
"Menurut mu aku ini siapa?" dia menatap mata pria tinggi kurus itu dengan tajam. Lalu dengan sembarangan dia menimpali. "Orang yang sedang kamu keroyok itu adalah mertua ku. Harusnya aku ini disebut apa?"
Sontak ketiga orang itu kaget mendengarnya. Mereka baru mendengar bahwa pria yang mereka keroyok tersebut mempunyai seorang menantu jago bela diri. Tidak, ini pertanda tidak baik.
"Hahahaha...!! Ya, begitu!! Itu dia menantu ku yang hebat. Habisi mereka, menantu ku!!"
Saat ini terdengar gelak tawa riang pria yang telah babak belur itu sambil berusaha duduk. Dia juga penasaran, orang yang berada di balik tonggak itu yang belum dia lihat wujudnya, mengaku sebagai menantunya. Apakah putri semata wayangnya benar-benar sudah memiliki kekasih?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Alriani Hespiapi
saya mampir thor
2022-10-03
0
petualang sejati
mantap
2022-06-19
1
Athfal Giovani
bab pertama udah menarik nehh
2022-06-13
1