Ayana

Ayana

Awal

Ayana Sakhi seorang mahasiswa semester 6 yang akan menyelesaikan kuliahnya sekitar 6 bulan lagi. Memang target yang ingin dicapainya adalah 7 semester sekitar 3,5 tahun. Ayana adalah anak yang pintar dan ia juga berkuliah dengan biaya beasiswa. Ayana merupakan anak yang berasal dari desa kedua orang tuanya bekerja sebagai petani, Ayana merupakan anak satu-satunya.

Ayana berkuliah di kota besar, awalnya kedua orang tuanya takut melepaskan Ayana tetapi berkat support dari guru dan mbok yang berada disana akhirnya Ayana diberi izin.

Hardzig Sarhan seorang pemegang rumah sakit sekaligus dokter bedah yang memiliki sifat yang dingin dan tidak banyak berbicara. kedua orang tuanya merupakan orang yang cukup terkenal, pasalnya mereka memiliki beberapa perusahaan yang cukup besar dan terpengaruh.

***

Ayana duduk di samping kuburan kedua orang tuanya sambil menatap dengan mata sembab. Kedua orang tuanya sudah tiada. Tidak ada tempat ia mengadu atau tempat menyampaikan kebahagian.

"ayo Ayana kita pulang." ucap mbok Jamila.

"iya mbok."jawab Ayana langsung berdiri.

flashback on.

kedua orang tua Ayana ingin memberikan kejutan kepada Ayana dengan menghampiri anaknya ke kota. Tetapi naas bukan kejutan yang berbahagia yang di dapati Ayana melainkan kabar duka. Mobil bus yang di naikin kedua orang tua Ayana mengalami kecelakaan dan seluruh penumpang tewas. Dan kabar tersebut ia dapati dari pihak polisi yang menelfon ketika ia sedang bekerja paruh waktu. Meskipun ia mendapatkan beasiswa Ayana mencari kerjaan paruh waktu untuk memenuhi kebutuhannya. Ia tidak ingin menyusahkan kedua orang tua, apapun ia lakukan tetapi masih batas wajar dan halal.

flashback off.

selama 7 hari 7 malam Ayana berada di desanya, untuk urusan kuliah. Mbok Jamila juga masih menemani Ayana.

"mbok apa di rumah majikan mbok ada lowongan pekerjaan? tanya Ayana tiba-tiba sambil membereskan beberapa baju yang akan dibawa ke kota.

"kenapa gitu? bukannya kamu sudah ada pekerjaan paruh waktu, apa uangnya nggak cukup? kalau nggak cukup nantik mbok tambahkan." sebenarnya mbok Jamila tidak rela Ayana bekerja paruh waktu tapi mau bagaimana lagi Ayana harus memenuhi kebutuhannya.

"Ayana nggak mau ngerepotin mbok, Ayana sedang menyusun jadi perlu biaya dan kebutuhan Ayana. Dan Ayana sudah resign mbok soalnya Ayana sering libur jadi segan sama pemilik restoran nya." sebenarnya alasan bukan hanya itu, Ayana merasa kesepian apabila tinggal di kos dan itu akan membuatnya selalu teringat-ingat kedua orang tuanya. Biasanya ia akan saling bertukar kabar dengan menelfon kedua orang tuanya di kampung tetapi sekarang hal itu tidak akan terjadi. Dan untuk pemilik restoran sebenarnya ia tidak masalah karena kerja Ayana cukup baik dan para pengunjung juga senang dengan kinerjanya.

"apa pemilik restoran itu marah sama kamu?"

"nggak kok mbok, malah pemiliknya baik, Ayana saja di kasih gaji lebih. Mbo apa ada lowongan di tempat mbok. Jadi pembantu pun nggak papa mbok yang penting halal."

"sebenarnya mbok juga cari orang, tapi apa nggak papa kamu jadi pembantu?"

"nggak papa mbok, kalau Ayana sudah lulus nantik Ayana cari kerja yang lain." jawab ana dengan tersenyum.

selesai membereskan pakaiannya Ayana dan mbok Jamila berpamitan dengan tetangga di desa. Perjalanan ke kota cukup memakan waktu, selama perjalanan ke kota Ayana diam sambil melihat keluar.

"Nanti ke tempat kos kamu dulu atau langsung ke rumah majikan mbok?"

"apa sudah mbok bilang ke majikan mbok kalau aku mau bekerja di sana?"

"sudah, tadi mbok sudah telfon majikan mbok. Katanya kamu boleh masuk sekarang."

"kalau begitu kita ke tempat kos aku aja dulu mbok mau ambil barang-barang sekalian pamit sama pemilik kos."

"oke kalau gitu."

perjalan yang cukup memakan waktu membuat badan kedua perempuan tersebut pegal-pegal. Tetapi Ayana harus menyelesaikan semuanya hari ini juga agar cepat selesai. Setelah membawa buku-buku dan pakaian dari kos Ayana dan mbok langsung menuju rumah majikan mbok. Bawaan Ayana memang tidak banyak ia hanya membawa pakaian buku dan laptop, karena peralatan, tempat tidur, lemari dan sebagainya sudah tersedia di tempat kos sebelumnya.

"assalamualaikum pak."ucap mbok dan Ayana bareng.

"wa'alaikumussalam mbok, nak Ayana. Saya turut berduka cita nak Ayana." kata pak satpam Dodi yang umurnya hampir sama dengan mbok. Ayana memang sudah beberapa kali ke rumah ini, makanya pekerja di sini sudah kenal dengan Ayana.

"ya pak."

"ibu ada di dalam pak?"kata mbok.

"ibu lagi keluar sama non Wulan mbok."

"kalau gitu saya sama Ayana ke dalam ya pak."

"ya mbok."

"mari pak, assalamualaikum."ucap Ayana. Ayana selain pintar ia juga taat beribadah ia selalu menutupi kepalanya dengan hijab.

***

"kamu istirahat aja dulu."

"apa boleh mbok? nantik kurang sopan." ucap Ayana tak enak.

"ya nggak papa, kamu kerjanya mulai besok aja. kamu kuliah dari jam berapa?"

"sebenarnya kalau untuk ke kampus, Ayana sesekali mbok cuma mau revisi aja. Jadi nggak seperti sebelumnya. Doakan ya mbok semoga tahun ini Ayana wisuda."

"aamiin, mbok selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu."

karena Ayana tidak ingin istirahat, ia pun menolong mbok dan pekerja lainnya untuk memasak untuk makan malam. Hari sudah sore dan pemilik rumah datang sambil membawa beberapa kantong belanjaan.

"selesai ini kamu ikut mbok ya, kita ke tempat ibuk."

"ya mbok."

"masak apa mbok?" ucap pemilik rumah Ibuk Desi.

"eh Ibuk kami sedang masak untuk makan malam, ada perlu apa buk?"ucap mbok, memang Bu Desi meskipun ia nyonya di rumah tetapi tak jarang beliau langsung terjun ke dapur untuk membantu ataupun memasak kesukaan suaminya.

"nggak ada mbok, ini keponakan mbok yang mau kerja di sini?"

"iya buk."ucap Ayana menghampiri ibu Desi lalu menyalami nya, Bu Desi langsung menerima salaman Ayana dengan senyuman.

"namanya siapa?"

"Ayana buk."

"namanya bagus kayak orangnya, saya turut berduka cita ya Ayana."

"ya buk."

"mbok sama Ayana kapan tibanya?"

"siang tadi buk."ucap mbok

"kenapa langsung kerja istirahat aja dulu."

"Ayana diajak istirahat malah nggak mau, katanya dia segan sama ibu."

"nggak papa Ayana, di sini pekerja sudah saya anggap seperti saudara jadi jangan sungkan-sungkan."

"ya buk, terimakasih buk."

"mama."teriak Wulan

"mama di dapur."mendengar jawaban tersebut Wulan langsung bergegas ke dapur, ia melihat seseorang yang tidak asing baginya. Ia mengetahui orang tersebut karena Ayana pernah beberapa kali ke rumahnya dan ia juga sering bertemu dengannya di kampus. Tetapi sudah sebulan yang lalu ia jarang bertemu dengan Ayana karena ia mendengar bahwa Ayana sudah mulai menyusun sedangkan ia masih harus menuntaskan mata kuliah yang belum tuntas.

"kamu ngapa teriak-teriak?"

"mama tau nggak tadi kak Hardzig nelfon aku, katanya dia mau pulang. Tadi kakak bilang juga kenapa mama nggak angkat telfon ya."

"hp mama lagi di charger."

"mbok tolong buatkan masakan kesukaan Hardzig ya mbok."

"siap buk."

"kalau gitu saya ke kamar dulu." buk Desi langsung pergi tetapi Wulan masih berdiri di sana.

"ya buk."ucap Ayana dan mbok barengan, Ayana melanjutkan pekerjaannya.

...Jangan lupa vote, like dan share ☺️☺️...

Terpopuler

Comments

Ria Kusumawati

Ria Kusumawati

mungkin lebih tepatnya "berpengaruh", bukan "terpengaruh"..

2022-11-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!