"Pendaftaran driver. Mohon isi data diri Anda."
Suara itu terus mengganggu Ats sebelum Profesor Han datang. Ia baru mengerti situasinya setelah dijelaskan oleh profesor terkemuka itu. Ia pun kembali ditanya, "Nak, apa Kamu mau bekerja sama denganku? Aku jamin ini akan berguna untukmu di masa depan. Yah, tergantung bagaimana Kamu menggunakannya sih."
Ats masih terlihat ragu dengan tawaran pria di hadapannya itu. Ia menimbang-nimbang baik-buruknya menerima tawaran itu. Tentu saja ia sudah diberi tahu mengenai risiko yang terjadi jika tidak dapat mengendalikan benda yang kini melilit tangannya itu.
"Sudahlah, terima saja," Fang memberi dukungan. Ia tertarik dengan penelitian yang dikembangkan oleh Profesor Han. Kalau saja ia bisa menggunakannya sendiri, tentu saja ia akan mengambilnya. Akan tetapi, ia tidaklah bodoh dan tahu diri. Kemampuan intelegensi terkristalnya kurang untuk bisa menerima sistem yang berat bagi otak. Ia tidak akan mau menerima risiko yang berbahaya itu. Untung saja Ats memiliki kualifikasi untuk menggunakannya.
"Aku tidak akan memaksa, itu adalah pilihanmu sendiri," Profesor Han tersenyum ramah. Ada harapan besar di sana. Fang pun juga begitu.
"Em ... mungkin aku akan mencobanya dulu," akhirnya Ats setuju dengan sedikit ragu-ragu. Ia juga penasaran dengan penelitian itu.
"Data diri driver diterima,
Nama: Atssuria Asir
Kode Nama: Ats
Usia: 16
Status: Murid (dasar)
Afiliasi: Akademi Altair
...."
Ada beberapa detail lainnya yang perlu dimuat. Ats mengisinya selengkap mungkin. Profesor Han membimbingnya setiap kali ada sesuatu yang membingungkan.
"Asir?" Profesor Han tertarik dengan marga yang melekat pada nama Ats, "Sudah lama aku tak mendengarnya. Kalian adalah keluarga yang hebat."
"Haha, itu hanya cerita di masa lalu," Ats menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia bisa mengerti maksud pujian Profesor Han. Di masa lalu, Keluarga Asir adalah keluarga yang paling berjasa dalam menyelamatkan Klan Zarah dari kehancuran. Keluarga Kekaisaran Altair ingin memberi mereka tanda jasa, tapi mereka semua menolak.
"Hm, apa kamu selalu diajari untuk merendah seperti itu?" tanya Profesor Han.
"Yah, mungkin," Ats tersenyum simpul, "Itu adalah budaya yang sudah mendarah daging di keluarga kami."
"Mohon masukkan nama pada sistem untuk menyelesaikan kontrak."
Sebuah jendela hologram menyala di mata Ats bersamaan dengan munculnya notifikasi di gawai Profesor Han. Pria paruh baya itu pun berseru senang. Ia langsung memperhatikan Ats yang tidak terdampak setelah sistem level pertamanya selesai diinstal.
"Kamu bisa melihatnya, kan, Ats?" Profesor Han memastikan. Ia pun bertanya setelah Ats mengangguk, "Apa kamu merasa pusing?"
"Tidak," Ats menatap gelang di tangannya, "Saya baik-baik saja."
"Hebat! Kita sukses melakukan instalasi level satu," senyum di wajah Profesor Han semakin melebar, "Beri dia nama dan selesaikan kontraknya, Nak. Kalau kamu merasa sakit, segera beri tahu aku."
Fang memperhatikan dengan seksama. Sejak tadi, ia duduk manis dengan tenang agar tidak menggangu proses yang disebut "instalasi" oleh Profesor Han. Sembari menunggu, ia berdebat aksara dengan sohib akrabnya di kolom obrolan dunia maya. Tentu saja, ia mengutarakan alasan agar tidak dihukum.
"Nama apa lagi? Sistem itu?" Ats mengerutkan keningnya dan melirik layar hologram di matanya. Ada sebuah kolom kosong di sana. "Buat apa aku harus memberinya nama?"
"Untuk mempermudah pemberian perintah pada sistem," jelas Profesor Han, "Sistem ini dibuat berdasarkan karakteristik gen Klan Zarah. Mereka dapat melebur bersama drivernya ketika digunakan. Karena itu, dibutuhkan pengikatan kontrak nama agar sistem tidak tertukar."
"Tertukar?" Fang tidak mengerti maksudnya.
"Yah, kalian pasti sudah mempelajarinya di kelas tingkat dasar, bukan?" Profesor Han mengelus janggut tipis di dagunya, "Klan Zarah dapat meleburkan tubuh ke dalam dimensi ruang yang sangat kecil sebagai partikel tak terhitung. Dibutuhkan kekuatan yang besar ikut meleburkan obyek lain yang menyertainya seperti pakaian. Karena itu, sistem ini diprogram untuk meminimalisasi penggunaan kekuatan Zarah yang berlebihan."
"Aku mengerti," Ats menimpali, "Jadi, pengikatan kontrak nama digunakan untuk memungkinkan driver menjalankan perintah di segala kondisi, termasuk saat kita menjadi butiran partikel."
"Tepat sekali," Profesor Han menepuk tangannya sekali, senang dengan kecepatan Ats menangkap informasi baru, "Jadi, nama apa yang akan kamu berikan pada sistemmu?"
"Aku suka emblem singa ini," Ats menatap lambang kepala singa yang terbentuk di gelangnya. Ia memejamkan mata untuk berpikir. Jendela hologram itu otomatis menghilang dari pandangannya saat memejamkan mata, "Aslan, Arslan, Arselan. Ya, Arselan. Itulah namamu."
Ats membuka matanya. Kolom nama pun terisi otomatis ketika Ats menyerukan nama yang dipikirkannya. Proses instalasi lanjutan segera berproses.
"Arselan. Nama telah diberikan. Kontrak dengan driver telah selesai. Senang bertemu dengan Anda, Tuan Ats."
Profesor Han tersenyum senang melihat notifikasi di gawainya. Sama seperti Fang, ia juga tidak melihat hologram di mata Ats. Hanya ada notifikasi khusus yang muncul di gawainya. Tampilannya jauh berbeda dengan hologram yang ada di mata Ats.
"Profesor, apa saja yang bisa kulakukan dengan ini?" tanya Ats ingin tahu. Belum sampai Profesor Han menjawab, Arselan sudah lebih dulu menjelaskan.
"Tuan, dengan bantuan saya, Anda akan dapat mengendalikan perangkat terpaut secara instan dengan pikiran. Saya juga memiliki berbagai fitur-fitur lainnya. Silakan pilih kolom untuk mempelajari fitur terkait."
"Mengendalikan perangkat?" Ats memikirkan maksudnya. Fang kembali menatapnya heran, sementara senyum di wajah Profesor Han kembali mengembang.
"Oh, pasti sistem itu sudah memulai fungsi asistensinya," jelas Profesor Han. Ats pun mengangguk paham. Fang masih bertanya-tanya dan mengabaikan omelan kawannya di kolom obrolan maya.
"Coba pautkan perangkat droid ini pada ... apa tadi namanya?" Profesor Han mengeluarkan sebuah benda seukuran genggaman tangannya. Bentuknya seperti kubah. Ada kaki capit dan belalai di bawahnya. Profesor Han pun menekan bagian atasnya.
Suara desingan terdengar pelan. Robot itu pun melayang di udara. Ats yang baru pertama kali melihatnya menatap kagum. Robot itu jadi terlihat seperti ubur-ubur yang bercahaya.
"Arselan," Ats baru menjawab setelah ditanya kembali oleh Profesor Han. Ia diminta untuk menautkan sistemnya dengan droid yang mirip ubur-ubur itu. Akan tetapi, ia sama sekali tidak tahu caranya.
"Anda cukup memfokuskan pandangan pada obyek terkait, Tuan," Arselan menjelaskan.
"Tautan diizinkan. Apa Anda ingin mengikat perangkat J.M-52?"
Sebuah hologram seketika muncul di atas robot ubur-ubur itu. Ats terkejut. Ia masih belum terbiasa dengan fitur yang selalu keluar tiba-tiba itu.
"J.M? Apa itu nama droid ini?" tanya Ats memastikan. Profesor Han mengangguk dan mengatakan, "Aku sudah memberikan akses pada Arselan untuk menautkannya. Sekarang, cobalah!"
"Tautan berhasil dibuat. Legalisasi terverifikasi," Arselan melaporkan, "Otorisasi pada J.M-52 diberikan."
Ats mengerutkan kening ketika mendapat notifikasi itu. Ia pun mencoba memberikan perintah sederhana pada J.M-52. Droid ubur-ubur itu seketika melayang maju perlahan. Profesor Han memperhatikan dengan antusias. Uji cobanya berjalan dengan lancar. Padahal, para driver di laboratorium pusat yang notabenenya adalah orang militer tidak dapat menyelesaikan kontrak sama sekali.
"Bagus, Kamu melakukannya dengan baik, Nak," puji Profesor Han.
J.M-52 terus melaju sampai ke tempat Fang yang tengah terkantuk-kantuk. Ats berniat menjahilinya. Senyum tipis mengembang di bibir murid baru itu.
"Auw!? Apa-apaan ini?" Fang menepis sesuatu yang mencubit hidungnya.
Ats sudah bersiaga. Ia segera menarik J.M-52 sebelum Fang menepuknya. Profesor Han pun terkekeh keras. Ia tidak menyangka robot reparasinya dapat melakukan hal seperti itu juga.
"Nak, jangan gunakan sistem itu dengan sembarangan," Profesor Han mengingatkan. Ats pun mengangguk. Ia berniat mengembalikan J.M-52 kepada pria paruh baya itu, tetapi Profesor Han menolaknya, "Itu sudah jadi milikmu. Gunakanlah ia untuk meningkatkan kemampuanmu mengendalikan sistem. Mulai sekarang, kita akan bekerja sama. Beristirahatlah di sini. Malam sudah sangat larut. Asrama pasti sudah dikunci sekarang."
Fang menguap. Ia samar-samar mendengar tawaran itu. Saking beratnya kantuk yang ia derita, wakil ketua OSIS itu langsung kembali tertidur. Ats yang melihatnya hanya dapat menghela napas pelan, lalu berterima kasih dengan sopan kepada Profesor Han.
"Oh, ya. Bagaimana caranya melepas gelang ini? Tidak mungkin aku terus menggunakannya, kan?" pertanyaan itu baru terlintas saat Ats mulai berbaring. Ia pun kembali duduk dan meraba permukaan gelang platinum di tangannya. Dicarinya tombol yang mungkin dapat membantunya.
"Peringatan! Pencopotan piranti akan mencabut semua otoritas perangkat terpaut. Anda yakin?"
"...!?" Ats sedikit terkejut dengan peringatan yang menyala merah itu. Ia tak menyangka bahwa akan ada notifikasi seperti itu. Sampai sekarang, ia masih belum terbiasa dengan sistem yang didapatkannya. Ia bahkan merasa bahwa semua ini adalah mimpi.
"Ya," kata Ats tanpa ragu. Gelang di tangan Ats pun merenggang dengan sendirinya dan otomatis berubah ke bentuk awal, yaitu lencana pentagon. Lencana itu terjatuh di tangan Ats. Ia pun memasukkannya ke dalam saku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
📸
Keren kak
2022-05-25
2