"Ats," panggil sebuah suara lembut yang menyusup ke telinga Ats. Anak itu pun menoleh. Ia menatap dengan polos seorang pria berjanggut tipis yang memanggilnya. Senyum di wajah pria itu amat hangat. Jelas sekali kasih sayang yang diberikan olehnya.
"Ayo pulang," ajak pria itu seraya mengulurkan tangannya yang besar. Ats kecil pun meraih uluran tangan itu dengan jari-jemarinya yang mungil. Ia berjalan sambil digandeng oleh pria itu selama beberapa saat.
"Apa Kamu lelah?" tanya pria itu dengan raut khawatir di wajahnya.
Ats hanya mengedipkan mata. Kedua tangannya pun terangkat seolah berusaha meraih langit di hadapan pria itu. Mereka berdua saling bertatapan.
Si pria berjanggut tipis pun menarik Ats ke dalam gendongannya. Dalam gendongannya, Ats memeluk si pria berjangguk itu dengan erat seakan ia tak ingin lepas darinya. Matanya terpejam, tapi hatinya terus merasakan kehangatan kasih sayang seorang ayah.
"Kita sudah sampai," ucap pria itu ceria.
Ats membuka matanya dan menoleh ke depan. Dilihatnya sebuah rumah bercat hijau dengan tanaman-tanaman gantung yang lebat di halamannya. Ada sebuah kolam ikan berbentuk persegi di sampingnya. Ikan-ikan nila terlihat berenang dengan riang di kolam itu. Pot-pot dengan bermacam bunga di letakkan di sekitarnya.
Ats yang diturunkan dari gendongan langsung buru-buru merangkul tangan ayahnya. Pria itu sampai terkejut. Putra semata wayangnya itu seolah-olah sangat tidak ingin kehilangan dirinya.
Mereka pun masuk ke rumah. Seorang wanita berkerudung krem cerah meyambut keduanya dengan hangat. Ats segera berlari ke pelukannya. Ia disambut dengan kecupan di kening dan kedua pipi.
"Yuk, makan dulu," ajak wanita itu. Ats mengangguk. Kedua tangan mungilnya mencengkram ujung kerudung besar yang dipakai wanita itu. Ia tak ingin melepaskannya.
Sesampainya di ruang makan, Ats masih saja menempel. Bocah itu tidak ingin duduk sendiri. Ia merengek agar dapat duduk di pangkuan ibunya. Tanpa keberatan, wanita itu pun menerimanya.
Nasi yang hangat, lauk yang sedap, lengkap dengan kebersamaan sebuah keluarga dalam bahtera rumah tangga yang harmonis. Itulah yang Ats kecil rindukan, kehangatan sebuah keluarga kecil yang sederhana. Tidak kurang, tidak lebih.
Tiba-tiba saja, ia merasa hampa. Saat menoleh ke belakang, ia tidak mendapati keberadaan ibunya di sana. Saat menoleh ke depan, ia pun tidak melihat keberadaan ayahnya. Lagi-lagi, ia sendirian di depan bermacam hidangan yang mulai mendingin.
Ats terdiam. Tangan-tangan mungilnya mengepal. Air mata tangisnya menetes tak tertahankan. Pipi tembam di wajah imutnya basah tak lama kemudian.
Segala yang ada di masa lalu itu telah hilang. Tinggal seorang anak kecil malang yang berdiri seorang diri. Isakan tangis pun menyeruak kencang.
Hati seorang anak sangatlah peka. Karena itu, mereka langsung menangis saat merasa sedih dan kesepian. Begitulah Ats menangis tanpa henti. Kerinduannya seakan sama sekali tidak bisa terobati.
Ats pun terbangun dari tidurnya. Ia duduk dan menutup matanya dengan sebelah tangan. Air mata bening merembes dari sana. Air mukanya beriak oleh kesedihan. Kerinduan menyentuh hati seakan tak mau berhenti.
***
"Senior Fang, cepat bangun," panggil Ats sambil menepuk-nepuk pundak Fang. Pemuda bermata sipit itu sangat sulit dibangunkan. Ia malah meringkuk di sofa seperti batu.
Fang baru bangun setelah Ats memanggilnya berkali-kali. Ia duduk mengumpulkan nyawanya yang masih berhamburan. Sayangnya, tubuh Fang kembali ambruk karena gagal menghimpun kembali nyawanya. Ats pun berdecak pelan dan menatap droid barunya.
"Aktivasi sukses ...
Identifikasi driver ...
Driver teridentivikasi! Selamat pagi, Tuan."
Suara-suara itu bermunculan di benak Ats. Meskipun masih butuh pembiasaan, ia sudah lebih mendingan sekarang. Ats pun mengirim perintah dengan pikirannya, "Tautkan perangkat J.M-52!"
"Perangkat tertaut. Otoritas telah didapatkan. Silakan beri perintah selanjutnya."
Notifikasi muncul di mata Ats. Ia pun menyeringai usil. Seniornya yang bebal itu harus diberi pelajaran.
Dalam sekejap, J.M-52 aktif. Droid itu melayang di udara dan mengeluarkan suara desingan pelan. Ia terbang mengambil sebuah gelas yang terisi air putih. Dengan kaki capitnya yang cukup kuat, J.M-52 dapat mengangkat gelas itu dan membawanya terbang di atas Fang.
"Balik pelan-pelan gelasnya," Ats mengatakan perintahnya dengan spontan, padahal ia cukup mengirimnya dengan pikiran.
"Uh ...!?" Fang terperanjat duduk. Tangannya reflek menyambar ke atas. Untungnya J.M-52 terbang cukup tinggi.
"Pfth!" Ats nyaris gagal menahan tawanya saat melihat ekspresi kaget Fang. Yah, anggap saja itu pembalasan karena wakil ketua OSIS itu sudah melibatkannya dalam masalah. Mereka pasti akan dihukum pagi ini. " Senior, kita harus bergegas untuk kembali ke asrama."
"Di mana ini?" tanya Fang sambil mengusap mukanya yang basah. Ia seolah tak ingat dengan kejadian yang menimpa mereka sejak kemarin.
"Kediaman Profesor Han," jawab Ats. Ia sudah mengatur J.M-52 agar menumpahkaan airnya perlahan. Jadi, volume air yang tumpah dapat disesuaikan agar tidak terlalu membasahi sofa tempat Fang tidur. "Mau sampai kapan Senior sembunyi di sini?"
"Eh? Kamu serius? Kok kita bisa di sini?" ternyata Fang memang tidak mengingatnya sama sekali.
"Kalian sudah bangun?" Profesor Han muncul dari pintu depan, "Maaf tidak bisa memberi kalian tempat yang nyaman untuk menginap. Rumahku memang kecil."
"Ah, tidak masalah, Prof," Fang bangkit dari tempatnya. Ia sudah benar-benar sadar sekarang. "Kamilah yang harus meminta maaf karena sudah merepotkan Anda."
"Hm," Profesor Han mengangguk pelan, lalu menoleh ke Ats, "Bagaimana kondisimu sekarang, Nak?"
"Ah, saya baik-baik saja," jawab Ats spontan, "Saya rasa, saya mulai sedikit terbiasa."
"Yah, kamu bisa mengendalikan J.M dalam sekali coba. Ini langkah pertama yang baik, Nak. Namun," Profesor Han menoleh ke J.M-52 yang melayang-layang di atas Fang dengan cangkir air di kaki capitnya. "Aku akan mengingatkanmu sekali lagi, Ats. Jangan gunakan sistem itu sembarangan."
"Saya mengerti, Prof," Ats memerintahkan J.M-52 untuk menaruh gelas dan mendekat kepadanya, "Saya akan berhati-hati lain kali. Ini adalah kesengajaan yang diperlukan."
"Oh, ya," Profesor Han mengingat sesuatu, "Kamu bisa menyimpan Arselan dalam bentuk partikel saat tidak membutuhkannya. Dengan begitu, kamu bisa menggunakannya kapan saja tanpa harus mengaktifkan ulang sistemnya. Apa kamu sudah mempelajari teknik penyimpanan partikel?"
"Belum," Ats menggeleng. Penyimpanan partikel adalah teknik tingkat tinggi. Dengan teknik itu, Zarahian dapat meleburkan obyek sasarannya menjadi partikel-partikel kecil yang kemudian tersimpan dalam dimensi partikel. Butuh banyak tenaga Zarah untuk menggunakannya.
"Em, Profesor," Ats ingin menanyakan sesuatu yang membuatnya penasaran sejak semalam, "Sistem ini versi kedua kan? Bagaimana bentuk versi pertamanya?"
"Versi pertama?" Profesor Han mengingat-ingat, "Sistem versi pertama tersimpan dalam prototipe oktagon. Sistem itu lebih berat dari Arselan. Karena itu, proyeknya sudah dihentikan sejak perang dunia terakhir. Dari gosip yang kudengar, sistem itu diwariskan kepada keluarga kekaisaran yang tinggal di Bumi."
"Lebih berat? Apakah karena belum sempurna?" tanya Ats penasaran.
"Bukan," Profesor Han menggeleng, "Justru versi pertama lebih sempurna dari versi-versi keduanya. Bisa dibilang, versi kedua adalah bentuk penyederhaan dari pembagiannya."
"Apa maksudnya?" Fang tidak mengerti, begitu pula Ats.
"Saat menyederhanakannya, versi pertama dibagi menjadi 7 spesialiasasi yang diturunkan kepada versi kedua," jelas Profesor Han, "Setiap bagian memiliki fungsi utama dan satu fungsi spesialisasi."
"Jadi, apakah ada 6 sistem lainnya yang seperti Arselan?" Ats mulai mengerti. Profesor Han pun mengangguk, "Yah, ada 6 sistem lainnya. Sayangnya, sistem-sistem itu sudah tidak dikembangkan lagi karena kegagalan kami kemarin. Mereka disimpan di tempat paling rahasia milik keluarga kekaisaran."
"Apa spesialisasi dari Arselan?" Fang juga mulai mengerti.
"Arselan adalah yang paling dekat dengan karakteristik Klan Zarah, yaitu partikel," Profesor Han menunjukkan sebuah benda berbentuk kapsul seukuran biji gandum, "Ini adalah mikrobot. Kita harus menginstal sistem level 5 dari sistem Arselan jika ingin menguji otoritasi atasnya. Di level yang lebih tinggi lagi, driver mungkin bisa mengendalikan ribuan droid sebesar nano."
"Wow, bagaimana aku bisa menginstal level yang lebih tinggi," Ats jadi semakin tertarik. Pasti keren saat bisa mengendalikan ribuan robot-robot super kecil seperti itu.
"Itu tidak akan mudah," Profesor Han tersenyum simpul melihat semangat pada diri Ats, "Kita harus mengujinya sedikit demi sedikit terlebih dahulu. Otakmu mungkin akan hancur jika langsung menginstal level yang tinggi."
"Oh, aku mengerti," Ats mangut-mangut.
"Oiya, sebenarnya kalian sudah ditunggu Dewan Pengasuhan sejak tadi," kata Profesor Han menunjukkan panggilan suara dari Dewan Pengasuhan di ponselnya, "Kalian harus kembali sekarang. Maaf sekali, aku tidak berkuasa untuk memberi pembelaan pada kalian."
Ats pun tertegun, sementara Fang berteriak keras dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
vina
semangat terus yah aku kasih mawar buat hadiahnya
2022-05-27
1