Berbagi Ingatan Dengan Dua Gadis
Baiklah mari kita kembali beberapa saat sebelum kehidupanku yang serba biasa ini tiba-tiba berubah.
Jika disingkat Aku adalah seorang pemuda Tokyo, tapi Aku bukanlah penduduk asli.
Aku adalah siswa pindahan dari indonesia, Aku pindah ke Tokyo karena pekerjaan orang tua.
Bukan diriku sombong namun wajahku sedikit tampan, dan prestasi akademik ku cukup tinggi.
Aku selalu berperilaku sopan dan berpakaian secara sederhana. Tentu saja Aku tidak memiliki pacar sekarang.
Beberapa hari yang lalu Aku baru saja menyelesaikan ujian masuk universitas, hasilnya belum keluar tapi Aku seharusnya melakukan ujian dengan cukup baik. Nilaiku seharusnya cukup untuk masuk ke universitas yang terkenal.
Untuk merayakan kelulusanku dari SMA, aku pergi ke China dengan pesawat, kemudian menaiki kereta untuk pergi ke Losuo City sendirian.
Saat kereta yang Aku tumpangi tiba di Xuni City, dua pasangan penumpang suami-istri baru dan dua orang gadis naik ke kereta, kedua gadis itu jika dilihat dari wajahnya mereka pasti bukan orang China.
Posisi dudukku sekarang berada di bagian kanan gerbong dan berada di bangku dekat jendela, salah satu dari kedua gadis itu berhenti dan duduk di kursi seberang sedangkan lainnya duduk di kursi kosong di sebelah kiriku.
Tentu saja tanpa ditanya pun kedua gadis ini pasti sama sekali tidak tertarik denganku, mereka duduk di sebelahku pasti hanya karena nomer tiket kursi mereka di dekatku.
Kedua gadis itu sepertinya juga tidak saling kenal, karena ketika mereka duduk di kereta, mereka sama sekali tidak berbicara.
Gadis yang duduk di depanku memiliki wajah yang dingin, tetapi fitur wajahnya sangat imut seperti boneka, kulitnya putih, rambutnya pirang dan mengenakan gaun gothic hitam yang sering muncul di anime.
Aku cukup sering menonton anime. Namun, melihat orang asli memakai pakaian ini di dunia nyata cukup membuatku tertarik. Aku penasaran apakah dia sedang bercosplay, namun sepertinya tidak.
Sedangkan gadis di sebelah kiriku memancarkan aura feminim yang kuat. Hanya dengan melihatnya membuat orang merasa bahwa mereka telah jatuh cinta.
Ditambah dengan tempramen yang terlihat tenang dan anggun, kemudian rambutnya yang putih halus, membuat Aku ingin mengajaknya berbicara.
Dia mengenakan gaun one-piece putih, sangat kontras dengan gadis di depanku.
Aku ingin menyapa mereka. Namun, sebelum Aku mencoba menyapa kedua gadis itu, gadis di sebelah kiriku berbicara langsung ke gadis di seberangku sambil mengabaikan kehadiranku.
"Hai, nama Saya Naila, bisakah Saya berkenalan dengan Anda?"
"Saya tidak tertarik."
Gadis di seberang tampak dingin, mengabaikan gadis itu dan melihat pemandangan di luar jendela.
Naila hanya sedikit terkejut, lalu dengan sopan bertanya kepada saya.
"Hai, Saya Naila, bisakah kita berkenalan?"
"Baik, perkenalkan nama ku Hajime, salam kenal." Dihadapan gadis cantik, Aku sedikit gugup, dan wajahku sedikit memerah.
Mari kita sedikit penjelasan mengapa namaku seperti orang Jepang. Sepertinya kedua orang tua saya adalah otaku berat hingga menamai anak-anaknya dengan nama orang jepang.
"Hagime?"
Pemahaman bahasa Naila tidak terlalu buruk, dia hanya mengucapkan namaku sedikit salah, apakah karena Bahasa Mandarin dan Jepang termasuk dalam satu kategori, Aku tidak tahu.
"Sedikit salah, ini Ha-ji-me." Aku menjelaskannya lagi dengan sedikit jeda.
"Oh, Hajime." Setelah saya koreksi, Naila akhirnya mengucapkannya dengan benar.
"Bahasa ternyata cukup susah ya." Naila mengangguk dan tersenyum.
"Aku merasa jika bahasa inggris lebih susah."
"глупый человек." (Pria Bodoh)
Gadis di seberang mendadak berbicara, gadis itu tidak berbicara dengan Bahasa China atau Jepang, namun juga bukan Inggris.
Aku yang merasa cukup menguasai banyak bahasa tidak tahu bahasa yang gadis itu gunakan, dari nada bicaranya mungkin bahasa Rusia. Jadi, Aku tetap tidak mengerti arti ucapan gadis itu.
"Apakah Kamu tahu apa yang Dia katakan?" Saya mencoba bertanya pada Naila.
"Saya juga tidak mengerti."
Naila juga tidak mengerti, tetapi udara di sekitar menjadi sedikit tidak nyaman, Aku merasakan sedikit jengkel dan kesal dari mata mereka.
"Hmph!" Neberapa saat kemudian, gadis itu menoleh ke jendela lagi dan mengabaikan kami.
Saya dan Naila hanya bisa diam dengan bingung.
Setelah itu, gadis di seberang sama sekali tidak berbicara.
Aku kemudian berbicara beberapa topik acak dengan Naila. karena Aku kehabisan topik, kami beristirahat dan bersandar di kursi.
Kereta bergerak maju perlahan dan akhirnya mencapai Tanggul Pass saat senja mendekat.
"Perhatian penumpang, kereta akan segera mencapai ke Tanggul Pass. Jika Anda merasa tidak nyaman, segera memberitahu petugas kereta segera." Pengarahan dari radio kereta.
"Tanggul Pass ya." Aku sedikit gugup.
Setelah mendengar dari ibuku, sepertinya Tanggul Pass terkenal dengan ketinggiannya yang membuat beberapa orang yang takut ketinggian akan segera muntah dengan hebat.
Untung kereta melewati Tanggul Pass dengan lancar. Banyak penumpang lain yang bahkan menggunakan tangki oksigen dan berdoa sekuat tenaga saat melewatinya.
"Para penumpang yang tercinta, kereta telah berhasil melewati Tanggul Pass dengan aman. sekarang Kami akan memasuki daerah daratan tinggi."
"Karena ketinggiannya, tolong hindari membuat gerakan berlebih untuk mencegah dari mual dan pusing.''
"Huh~ akhirnya aman." Naila menghela nafas.
"Kami akan memasuki daratan tinggi, Hajime," tambah Naila.
"Ya, tadi itu cukup menakutkan."
Aku juga sedikit lega, lalu Aku melihat daerah pegunungan di kejauhan.
[Hmm~, bintik hitam apa itu?]
Aku menatap titik hitam dengan seksama, tiba-tiba perasaan buruk datang kepadaku.
Bintik itu semakin besar. Aku dengan cepat mengambil teropong di tas dan melihat ke titik itu.
[Apa itu?] Aku untuk sesaat tidak mengenali nya.
[Tunggu..!]
Tidak salah lagi karena Aku sering bermain Game FPS, Aku sangat mengenal benda itu.
[Sial...! Roket atau misil, tidak itu bukanlah yang penting sekarang, mengapa ada hal itu di sini!]
Aku terkejut berkeringat dingin, Naila yang menyadari jika ada yang salah mengambil teropongku.
"Semua menunduk, RPG datang!!" Naila berteriak, yang membuat terkejut diriku dan gadis di seberang.
Sebelum dapat bereaksi, ledakan besar meledakan seluruh kereta.
Kereta terjatuh dari jembatan dan terjun bebas ke sungai di bawah jembatan.
Dampaknya yang besar membuat Aku kehilangan kesadaranku dalam sekejap, aku tidak tahu apa yang terjadi setelah itu.
Setelah beberapa waktu berlalu, Aku bangun dari pingsan, diriku terbangun di sebuah gua gelap.
Sepertinya Aku terseret arus dan terbawa ke gua ini, karena ada aliran sungai di dekat tempat diriku terbangun.
Daripada itu tubuhku terasa sakit sekali, untung sepertinya tidak ada tulang yang retak atau patah, tetapi tetap saja itu terasa sangat menyakitkan.
"Apa-apaan tadi? Bagaimana bisa ada hal itu? Dimana keretanya? Dimana penumpang yang lain?" Otak ku penuh dengan pertanyaan dan hatiku merasa tidak nyaman.
"Sial...! Tidak mungkin itu dari militer China. Apakah roket yang hilang kendali? Jika mungkin benar, tidak mungkin militer China akan membiarkannya."
Nama-nama negara besar, organisasi terkenal, sindikat jahat semua muncul dalam sekejap di benak ku, namun aku segera menyingkirkannya.
Tidak mungkin mereka akan menyerang warga sipil, Aku tidak bisa memikirkan manfaat dari menyerang warga sipil.
Jika bukan sindikat yang benar-benar gila mereka tidak akan melakukannya.
Tanggul Pass berada dalam pedalaman China. Tidak mungkin membawa hal seperti itu ke tempat ini, jika memang mungkin, mereka pasti akan menargetkan bangunan penting atau sejenisnya. Tidak ada nilai dalam sebuah kereta umum sipil.
"Apa jangan-jangan ada orang penting di kereta itu?"
Namun, sebelum Aku dapat memikirkan langkah selanjutnya, sakit kepala besar tiba-tiba menyerang otak. Kepalaku kembali lemas dan akhirnya Aku pingsan untuk yang kedua kalinya.
Beberapa waktu telah berlalu.
Ketika bangun lagi, Aku menemukan bahwa diriku terikat pada sebuah altar besar berbentuk segitiga. Posisiku terikat mirip dengan posisi orang yang disalib.
Kaki dan tanganku terikat dengan rantai yang masing-masing rantai terhubung dengan sebuah pilar.
Saat menoleh, Aku menemukan Naila dan gadis Gothic juga terikat. posisi kami saling membelakangi dan membentuk segitiga.
Di sekitar altar berbaris sekelompok orang berbaju hitam putih.
Kami bertiga merasa panik, mereka mengingatkanku pada kultus gila yang sering muncul di buku sejarah. Mereka juga membawa belati aneh di tangan.
Sialan...! Apa-apaan mereka? kultus sesat?
Aku ingin berteriak dan menangis sekarang namun, itu tidak terjadi, kepalaku penuh dengan ketakutan sekarang hingga tidak bisa bicara apapun, keringat dingin terus keluar.
Aku menyesali perbuatanku, mengapa Aku harus terlibat dengan semua hal ini saat dalam perjalanan menuju Tibet.
Aku sangat takut dengan orang-orang gila ini, bahkan Aku sudah menyerah untuk bergerak, aku teringat mungkin inilah hal yang dirasakan orang di film horror saat mereka bertemu hantu.
Naila dan gadis Gothic juga tidak bergerak. Aku melihat beberapa bekas luka sayat di tubuh mereka. Itu pasti perbuatan orang-orang gila itu.
Aku melihat Naila dengan wajah yang terlihat seperti menanyakan, [Apa yang harus kita lakukan?]
Naila menatapku dengan sedih seperti berkata, [Menunggu kematian,] yang membuatku semakin putus asa.
Orang-orang gila ini sepertinya sedang menunggu sesuatu karena mereka tidak segera melakukan sesuatu pada kami.
Waktu berlalu dengan terasa sangat lama, karena tidak bisa melakukan apapun, Aku mencoba menghitung detik.
Mungkin sekarang sudah berlalu sekitar 1 jam. Selama menghitung Aku banyak mengenang di dalam hati.
Orang tua, adik laki-laki, dan adik perempuanku terlintas di kenanganku. Meskipun kami hidup biasa saja sejak kecil, Aku merasa nyaman dan puas akan hal itu.
Benar satu-satunya hal membuat diriku menyesal adalah hingga akhir hidup, Aku belum mempunyai pacar dan akhirnya akan mati sebagai seorang jomblo.
Tidak, Aku tidak mau.
"Hei... Naila, apakah Kamu mempunyai pacar?"
"Seharusnya tidak."
Naila menjawabku tanpa melihat kearahku, dia masih menatap orang-orang gila itu.
"Kalau begitu bisakah Kamu menjadi pacarku?" Aku tersenyum sedih dan pasrah.
"Oke.''
Dia menjawab dengan singkat, pandangannya juga masih tidak tertuju padaku. Dia hanya menyetujuinya dengan santai.
[Ha~ha~] Aku tertawa pasrah, [Setidaknya Aku memiliki pacar sebelum mati.]
Aku menghibur diriku sendiri di dalam hati, tetapi aku masih ingin meneteskan air mata dengan enggan, [Sialan takdir...!]
Kemudian cahaya bulan purnama menyinari kami bertiga, dan tanpa diberitahu Aku menyadari bahwa waktu kami sudah habis.
[Bahkan jika mati, Aku tidak akan jadi pengecut.]
Aku mencoba sekuat tenaga menahan untuk menangis seperti orang bodoh. Karena mati dengan cara itu benar-benar memalukan.
Orang-orang gila itu, tiba-tiba mereka bergerak dengan bersamaan, dan disaat kami menutup mata karena berpikir bahwa kami akan tertusuk dan mati, kami tidak tertusuk.
Saat kami membuka mata, yang kami lihat bukanlah mereka yang mencoba membunuh kami namun, mereka yang mencoba bunuh diri.
Orang-orang gila itu bergerak benar-benar seperti orang gila.
Orang di barisan depan sedang melantunkan beberapa mantra atau kutukan lalu menusuk lehernya dengan belati hingga menembus kebelakang.
Kemudian diikuti orang di belakangnya secara bergantian, tanpa rasa takut mereka bunuh diri, dalam hitungan detik hanya tersisa kami bertiga yang hidup.
Hal aneh kemudian terjadi, darah orang-orang gila itu perlahan-lahan bergerak mendekati altar dan menuju kami melewati tekstur aneh di atas altar.
Darah itu bergerak dan akhirnya membentuk semacam tato yang mengikat tubuh kami, kemudian rasa sakit mengalir ke otak kami seperti tertusuk jarum.
Sarafku terasa robek, seperti ribuan jarum menusuk setiap bagian kulitmu dengan bersamaan, dan terus berulang-ulang.
Aku berteriak tak terkendali melampiaskan rasa sakit ini. Naila dan gadis Gothic juga tidak berbeda, mereka tidak terlihat anggun sama seperti sebelumnya. Mereka berteriak sepertiku lagi dan lagi.
Kami terus berteriak, rasa sakit tak tertahankan ini berlangsung beberapa menit.
Saat kami akhirnya berpikir bahwa semua ini akan berakhir. Rasa sakit lebih hebat datang lagi pada kami.
Ketakutan, kegembiraan, kebencian yang luar biasa secara bersamaan menghantam ingatanku, bersama dengan ingatan yang tidak dikenal.
Rasa sakit ini berbeda dengan rasa sakit fisik sebelumnya.
Jika rasa sakit fisik dapat ditahan dengan tekad. Rasa sakit secara mental ini akan terus berlanjut bahkan jika kita pingsan.
Seolah ribuan jarum menusuk kedalam otak bersamaan, kemudian otak anda ditekan dengan mesin press hingga jarum itu patah dan menjadi pecahan jarum yang meleleh ke setiap saraf otak.
Tanpa disadari Aku sudah tidak dapat berteriak seperti sebelumnya. Hanya terdiam lemas tergantung pada rantai. Keadaan Naila dan gadis Gothic sama seperti saya.
Aku tidak tahu waktu tepatnya rasa sakit itu akhirnya berhenti, yang Aku tahu rasa sakit itu berlangsung lebih lama dari yang pertama, mungkin sekitar 1 jam, Aku cukup yakin jika aku tidak di rantai, Aku akan bunuh diri sejak awal.
Rasa sakit semacam ini pasti sudah melampaui batas tubuh manusia. Aku merasa jiwaku akan gila dalam beberapa detik karena tidak dapat menanggung rasa sakit ini.
Namun, setiap kali Aku merasa akan menyerah dan jatuh dalam kegilaan kekuatan misterius terus menerus menahan jiwaku untuk tetap bertahan.
Setelah rasa sakit itu hilang dalam sekejap seperti tidak meninggalkan apapun, Aku yang tiba-tiba merasa kosong, akhirnya jatuh pingsan bersamaan dengan kedua gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Ya
keinget waifu gwj🗿🤙
2022-11-09
1
Dealire
karya ini menarik, aku akan membacanya.
2022-09-09
1
Del-lKaiser
dimasukin arwah kah?
2022-07-05
1