Baiklah mari kita kembali beberapa saat sebelum kehidupanku yang serba biasa ini tiba-tiba berubah.
Jika disingkat Aku adalah seorang pemuda Tokyo, tapi Aku bukanlah penduduk asli.
Aku adalah siswa pindahan dari indonesia, Aku pindah ke Tokyo karena pekerjaan orang tua.
Bukan diriku sombong namun wajahku sedikit tampan, dan prestasi akademik ku cukup tinggi.
Aku selalu berperilaku sopan dan berpakaian secara sederhana. Tentu saja Aku tidak memiliki pacar sekarang.
Beberapa hari yang lalu Aku baru saja menyelesaikan ujian masuk universitas, hasilnya belum keluar tapi Aku seharusnya melakukan ujian dengan cukup baik. Nilaiku seharusnya cukup untuk masuk ke universitas yang terkenal.
Untuk merayakan kelulusanku dari SMA, aku pergi ke China dengan pesawat, kemudian menaiki kereta untuk pergi ke Losuo City sendirian.
Saat kereta yang Aku tumpangi tiba di Xuni City, dua pasangan penumpang suami-istri baru dan dua orang gadis naik ke kereta, kedua gadis itu jika dilihat dari wajahnya mereka pasti bukan orang China.
Posisi dudukku sekarang berada di bagian kanan gerbong dan berada di bangku dekat jendela, salah satu dari kedua gadis itu berhenti dan duduk di kursi seberang sedangkan lainnya duduk di kursi kosong di sebelah kiriku.
Tentu saja tanpa ditanya pun kedua gadis ini pasti sama sekali tidak tertarik denganku, mereka duduk di sebelahku pasti hanya karena nomer tiket kursi mereka di dekatku.
Kedua gadis itu sepertinya juga tidak saling kenal, karena ketika mereka duduk di kereta, mereka sama sekali tidak berbicara.
Gadis yang duduk di depanku memiliki wajah yang dingin, tetapi fitur wajahnya sangat imut seperti boneka, kulitnya putih, rambutnya pirang dan mengenakan gaun gothic hitam yang sering muncul di anime.
Aku cukup sering menonton anime. Namun, melihat orang asli memakai pakaian ini di dunia nyata cukup membuatku tertarik. Aku penasaran apakah dia sedang bercosplay, namun sepertinya tidak.
Sedangkan gadis di sebelah kiriku memancarkan aura feminim yang kuat. Hanya dengan melihatnya membuat orang merasa bahwa mereka telah jatuh cinta.
Ditambah dengan tempramen yang terlihat tenang dan anggun, kemudian rambutnya yang putih halus, membuat Aku ingin mengajaknya berbicara.
Dia mengenakan gaun one-piece putih, sangat kontras dengan gadis di depanku.
Aku ingin menyapa mereka. Namun, sebelum Aku mencoba menyapa kedua gadis itu, gadis di sebelah kiriku berbicara langsung ke gadis di seberangku sambil mengabaikan kehadiranku.
"Hai, nama Saya Naila, bisakah Saya berkenalan dengan Anda?"
"Saya tidak tertarik."
Gadis di seberang tampak dingin, mengabaikan gadis itu dan melihat pemandangan di luar jendela.
Naila hanya sedikit terkejut, lalu dengan sopan bertanya kepada saya.
"Hai, Saya Naila, bisakah kita berkenalan?"
"Baik, perkenalkan nama ku Hajime, salam kenal." Dihadapan gadis cantik, Aku sedikit gugup, dan wajahku sedikit memerah.
Mari kita sedikit penjelasan mengapa namaku seperti orang Jepang. Sepertinya kedua orang tua saya adalah otaku berat hingga menamai anak-anaknya dengan nama orang jepang.
"Hagime?"
Pemahaman bahasa Naila tidak terlalu buruk, dia hanya mengucapkan namaku sedikit salah, apakah karena Bahasa Mandarin dan Jepang termasuk dalam satu kategori, Aku tidak tahu.
"Sedikit salah, ini Ha-ji-me." Aku menjelaskannya lagi dengan sedikit jeda.
"Oh, Hajime." Setelah saya koreksi, Naila akhirnya mengucapkannya dengan benar.
"Bahasa ternyata cukup susah ya." Naila mengangguk dan tersenyum.
"Aku merasa jika bahasa inggris lebih susah."
"глупый человек." (Pria Bodoh)
Gadis di seberang mendadak berbicara, gadis itu tidak berbicara dengan Bahasa China atau Jepang, namun juga bukan Inggris.
Aku yang merasa cukup menguasai banyak bahasa tidak tahu bahasa yang gadis itu gunakan, dari nada bicaranya mungkin bahasa Rusia. Jadi, Aku tetap tidak mengerti arti ucapan gadis itu.
"Apakah Kamu tahu apa yang Dia katakan?" Saya mencoba bertanya pada Naila.
"Saya juga tidak mengerti."
Naila juga tidak mengerti, tetapi udara di sekitar menjadi sedikit tidak nyaman, Aku merasakan sedikit jengkel dan kesal dari mata mereka.
"Hmph!" Neberapa saat kemudian, gadis itu menoleh ke jendela lagi dan mengabaikan kami.
Saya dan Naila hanya bisa diam dengan bingung.
Setelah itu, gadis di seberang sama sekali tidak berbicara.
Aku kemudian berbicara beberapa topik acak dengan Naila. karena Aku kehabisan topik, kami beristirahat dan bersandar di kursi.
Kereta bergerak maju perlahan dan akhirnya mencapai Tanggul Pass saat senja mendekat.
"Perhatian penumpang, kereta akan segera mencapai ke Tanggul Pass. Jika Anda merasa tidak nyaman, segera memberitahu petugas kereta segera." Pengarahan dari radio kereta.
"Tanggul Pass ya." Aku sedikit gugup.
Setelah mendengar dari ibuku, sepertinya Tanggul Pass terkenal dengan ketinggiannya yang membuat beberapa orang yang takut ketinggian akan segera muntah dengan hebat.
Untung kereta melewati Tanggul Pass dengan lancar. Banyak penumpang lain yang bahkan menggunakan tangki oksigen dan berdoa sekuat tenaga saat melewatinya.
"Para penumpang yang tercinta, kereta telah berhasil melewati Tanggul Pass dengan aman. sekarang Kami akan memasuki daerah daratan tinggi."
"Karena ketinggiannya, tolong hindari membuat gerakan berlebih untuk mencegah dari mual dan pusing.''
"Huh~ akhirnya aman." Naila menghela nafas.
"Kami akan memasuki daratan tinggi, Hajime," tambah Naila.
"Ya, tadi itu cukup menakutkan."
Aku juga sedikit lega, lalu Aku melihat daerah pegunungan di kejauhan.
[Hmm~, bintik hitam apa itu?]
Aku menatap titik hitam dengan seksama, tiba-tiba perasaan buruk datang kepadaku.
Bintik itu semakin besar. Aku dengan cepat mengambil teropong di tas dan melihat ke titik itu.
[Apa itu?] Aku untuk sesaat tidak mengenali nya.
[Tunggu..!]
Tidak salah lagi karena Aku sering bermain Game FPS, Aku sangat mengenal benda itu.
[Sial...! Roket atau misil, tidak itu bukanlah yang penting sekarang, mengapa ada hal itu di sini!]
Aku terkejut berkeringat dingin, Naila yang menyadari jika ada yang salah mengambil teropongku.
"Semua menunduk, RPG datang!!" Naila berteriak, yang membuat terkejut diriku dan gadis di seberang.
Sebelum dapat bereaksi, ledakan besar meledakan seluruh kereta.
Kereta terjatuh dari jembatan dan terjun bebas ke sungai di bawah jembatan.
Dampaknya yang besar membuat Aku kehilangan kesadaranku dalam sekejap, aku tidak tahu apa yang terjadi setelah itu.
Setelah beberapa waktu berlalu, Aku bangun dari pingsan, diriku terbangun di sebuah gua gelap.
Sepertinya Aku terseret arus dan terbawa ke gua ini, karena ada aliran sungai di dekat tempat diriku terbangun.
Daripada itu tubuhku terasa sakit sekali, untung sepertinya tidak ada tulang yang retak atau patah, tetapi tetap saja itu terasa sangat menyakitkan.
"Apa-apaan tadi? Bagaimana bisa ada hal itu? Dimana keretanya? Dimana penumpang yang lain?" Otak ku penuh dengan pertanyaan dan hatiku merasa tidak nyaman.
"Sial...! Tidak mungkin itu dari militer China. Apakah roket yang hilang kendali? Jika mungkin benar, tidak mungkin militer China akan membiarkannya."
Nama-nama negara besar, organisasi terkenal, sindikat jahat semua muncul dalam sekejap di benak ku, namun aku segera menyingkirkannya.
Tidak mungkin mereka akan menyerang warga sipil, Aku tidak bisa memikirkan manfaat dari menyerang warga sipil.
Jika bukan sindikat yang benar-benar gila mereka tidak akan melakukannya.
Tanggul Pass berada dalam pedalaman China. Tidak mungkin membawa hal seperti itu ke tempat ini, jika memang mungkin, mereka pasti akan menargetkan bangunan penting atau sejenisnya. Tidak ada nilai dalam sebuah kereta umum sipil.
"Apa jangan-jangan ada orang penting di kereta itu?"
Namun, sebelum Aku dapat memikirkan langkah selanjutnya, sakit kepala besar tiba-tiba menyerang otak. Kepalaku kembali lemas dan akhirnya Aku pingsan untuk yang kedua kalinya.
Beberapa waktu telah berlalu.
Ketika bangun lagi, Aku menemukan bahwa diriku terikat pada sebuah altar besar berbentuk segitiga. Posisiku terikat mirip dengan posisi orang yang disalib.
Kaki dan tanganku terikat dengan rantai yang masing-masing rantai terhubung dengan sebuah pilar.
Saat menoleh, Aku menemukan Naila dan gadis Gothic juga terikat. posisi kami saling membelakangi dan membentuk segitiga.
Di sekitar altar berbaris sekelompok orang berbaju hitam putih.
Kami bertiga merasa panik, mereka mengingatkanku pada kultus gila yang sering muncul di buku sejarah. Mereka juga membawa belati aneh di tangan.
Sialan...! Apa-apaan mereka? kultus sesat?
Aku ingin berteriak dan menangis sekarang namun, itu tidak terjadi, kepalaku penuh dengan ketakutan sekarang hingga tidak bisa bicara apapun, keringat dingin terus keluar.
Aku menyesali perbuatanku, mengapa Aku harus terlibat dengan semua hal ini saat dalam perjalanan menuju Tibet.
Aku sangat takut dengan orang-orang gila ini, bahkan Aku sudah menyerah untuk bergerak, aku teringat mungkin inilah hal yang dirasakan orang di film horror saat mereka bertemu hantu.
Naila dan gadis Gothic juga tidak bergerak. Aku melihat beberapa bekas luka sayat di tubuh mereka. Itu pasti perbuatan orang-orang gila itu.
Aku melihat Naila dengan wajah yang terlihat seperti menanyakan, [Apa yang harus kita lakukan?]
Naila menatapku dengan sedih seperti berkata, [Menunggu kematian,] yang membuatku semakin putus asa.
Orang-orang gila ini sepertinya sedang menunggu sesuatu karena mereka tidak segera melakukan sesuatu pada kami.
Waktu berlalu dengan terasa sangat lama, karena tidak bisa melakukan apapun, Aku mencoba menghitung detik.
Mungkin sekarang sudah berlalu sekitar 1 jam. Selama menghitung Aku banyak mengenang di dalam hati.
Orang tua, adik laki-laki, dan adik perempuanku terlintas di kenanganku. Meskipun kami hidup biasa saja sejak kecil, Aku merasa nyaman dan puas akan hal itu.
Benar satu-satunya hal membuat diriku menyesal adalah hingga akhir hidup, Aku belum mempunyai pacar dan akhirnya akan mati sebagai seorang jomblo.
Tidak, Aku tidak mau.
"Hei... Naila, apakah Kamu mempunyai pacar?"
"Seharusnya tidak."
Naila menjawabku tanpa melihat kearahku, dia masih menatap orang-orang gila itu.
"Kalau begitu bisakah Kamu menjadi pacarku?" Aku tersenyum sedih dan pasrah.
"Oke.''
Dia menjawab dengan singkat, pandangannya juga masih tidak tertuju padaku. Dia hanya menyetujuinya dengan santai.
[Ha~ha~] Aku tertawa pasrah, [Setidaknya Aku memiliki pacar sebelum mati.]
Aku menghibur diriku sendiri di dalam hati, tetapi aku masih ingin meneteskan air mata dengan enggan, [Sialan takdir...!]
Kemudian cahaya bulan purnama menyinari kami bertiga, dan tanpa diberitahu Aku menyadari bahwa waktu kami sudah habis.
[Bahkan jika mati, Aku tidak akan jadi pengecut.]
Aku mencoba sekuat tenaga menahan untuk menangis seperti orang bodoh. Karena mati dengan cara itu benar-benar memalukan.
Orang-orang gila itu, tiba-tiba mereka bergerak dengan bersamaan, dan disaat kami menutup mata karena berpikir bahwa kami akan tertusuk dan mati, kami tidak tertusuk.
Saat kami membuka mata, yang kami lihat bukanlah mereka yang mencoba membunuh kami namun, mereka yang mencoba bunuh diri.
Orang-orang gila itu bergerak benar-benar seperti orang gila.
Orang di barisan depan sedang melantunkan beberapa mantra atau kutukan lalu menusuk lehernya dengan belati hingga menembus kebelakang.
Kemudian diikuti orang di belakangnya secara bergantian, tanpa rasa takut mereka bunuh diri, dalam hitungan detik hanya tersisa kami bertiga yang hidup.
Hal aneh kemudian terjadi, darah orang-orang gila itu perlahan-lahan bergerak mendekati altar dan menuju kami melewati tekstur aneh di atas altar.
Darah itu bergerak dan akhirnya membentuk semacam tato yang mengikat tubuh kami, kemudian rasa sakit mengalir ke otak kami seperti tertusuk jarum.
Sarafku terasa robek, seperti ribuan jarum menusuk setiap bagian kulitmu dengan bersamaan, dan terus berulang-ulang.
Aku berteriak tak terkendali melampiaskan rasa sakit ini. Naila dan gadis Gothic juga tidak berbeda, mereka tidak terlihat anggun sama seperti sebelumnya. Mereka berteriak sepertiku lagi dan lagi.
Kami terus berteriak, rasa sakit tak tertahankan ini berlangsung beberapa menit.
Saat kami akhirnya berpikir bahwa semua ini akan berakhir. Rasa sakit lebih hebat datang lagi pada kami.
Ketakutan, kegembiraan, kebencian yang luar biasa secara bersamaan menghantam ingatanku, bersama dengan ingatan yang tidak dikenal.
Rasa sakit ini berbeda dengan rasa sakit fisik sebelumnya.
Jika rasa sakit fisik dapat ditahan dengan tekad. Rasa sakit secara mental ini akan terus berlanjut bahkan jika kita pingsan.
Seolah ribuan jarum menusuk kedalam otak bersamaan, kemudian otak anda ditekan dengan mesin press hingga jarum itu patah dan menjadi pecahan jarum yang meleleh ke setiap saraf otak.
Tanpa disadari Aku sudah tidak dapat berteriak seperti sebelumnya. Hanya terdiam lemas tergantung pada rantai. Keadaan Naila dan gadis Gothic sama seperti saya.
Aku tidak tahu waktu tepatnya rasa sakit itu akhirnya berhenti, yang Aku tahu rasa sakit itu berlangsung lebih lama dari yang pertama, mungkin sekitar 1 jam, Aku cukup yakin jika aku tidak di rantai, Aku akan bunuh diri sejak awal.
Rasa sakit semacam ini pasti sudah melampaui batas tubuh manusia. Aku merasa jiwaku akan gila dalam beberapa detik karena tidak dapat menanggung rasa sakit ini.
Namun, setiap kali Aku merasa akan menyerah dan jatuh dalam kegilaan kekuatan misterius terus menerus menahan jiwaku untuk tetap bertahan.
Setelah rasa sakit itu hilang dalam sekejap seperti tidak meninggalkan apapun, Aku yang tiba-tiba merasa kosong, akhirnya jatuh pingsan bersamaan dengan kedua gadis itu.
Kami tertidur sangat lelap tanpa bermimpi, tanpa bergerak dan tentu tanpa insomnia. Saya terbangun saat sinar matahari terbit menyinari kami.
Aku tidak tahu sejak kapan rantai yang mengikat saya bahkan sudah terlepas dengan sendirinya. Aku mencoba untuk berdiri kemudian sedikit merentangkan kaki saya yang sangat sakit.
Aku mencoba menggali ingatanku sebelumnya, dan sebuah gambar muncul di ingatan milikku, tidak hanya itu beberapa hal lain yang tidak dapat dipercaya muncul satu persatu di ingatanku.
Ada kenangan tentang para gadis, Naila dan Gothic di ingatanku.
Gadis gothic itu bernama Linea, seorang keturunan bangsawan Tsar Rusia.
Setelah kekalahan tentara putih Tsar, kakek Linea melarikan diri ke timur laut dan berakhir di Tiongkok China.
Meskipun keturunan Rusia, Linea lahir di Tiongkok.
Linea sudah dikirim ke sekolah bangsawan di Norwegia sejak kecil sehingga bahasa Tiongkoknya mendekati nol, namun mahir dalam segala bahasa eropa.
Linea tidak memiliki banyak teman karena sifatnya yang dingin, bahkan kerabatnya mencoba menjauh darinya.
Yang membuat kepribadiannya semakin dingin. Baru baru ini dia tertarik dengan budaya jerman yang muncul di anime.
Naila adalah seorang orang Swedia. Nenek Naila awalnya tinggal di Jerman tepat saat terjadinya pembantaian Nazi.
Nenek Naila yang tidak ingin terlibat konflik melarikan diri dan menetap di Shanhai China.
Keluarga Naila jika disingkat adalah pembisnis handal, dan dengan cepat menjadi keluarga terkaya di China.
Naila dikirim ke inggris untuk belajar sejak usia 5 tahun. Jadi meski bisa bahasa Mandarin dia tidak terlalu lancar.
Naila memiliki kepribadian yang ceria, lembut dan anggun, sehingga dia memiliki banyak teman, terutama perempuan cantik, dan memiliki beberapa hubungan tidak benar.
[Tunggu! Tunggu dulu, Naila dia adalah lesbian, jika dalam bahasa jepang dia penikmat yuri.]
Aku terus membaca ingatan Naila tampa berhenti seolah tertarik oleh tersambar arus listrik, karena banyak kenangan bergairah mengalir ke dalam pikiranku dan, Aku tidak sanggup menekan tombol rem di otakku.
Naila dia tidak hanya Lily namun juga raja harem. Hampir setiap tipe gadis ada dalam haremnya. Loli, onee-san, senpai, kouhai, tsundere, deredere, kuudere jatuh di tangan raja harem Naila dan sangat terobsesi padanya.
Pikiranku yang dibajiri ingatan konten Naila dengan para gadis-gadis di berbagai posisi dan tempat, membuat mimisan bocor dari hidungku, pemandangan seperti ini terlalu menggairahkan bagiku.
[Aku sempat berpikir jika Linea adalah gadis yang aneh, ternyata ada yang lebih aneh.]
Ketika diriku terus menelusuri ingatan keduanya. Mereka berdua terbangun bersamaan.
Keduanya jelas juga memperhatikan sesuatu yang aneh dalam ingatan mereka dan mereka diam tenggelam dalam ingatan.
[Tunggu, jika sekarang Aku memiliki ingatan tentang keduanya, bagaimana dengan ingatanku? Jangan-jangan!]
Aku ingin menghentikan mereka dan mengatakan berhenti.
Siapa di dunia yang lahir dan hidup tanpa memiliki sejarah kelam, dan bagiku beberapa aspek yang cukup sering Aku lakukan di kamar mandi.
“Bagaimana ingatan orang lain bisa ada dalam pikiranku?” Kami bertiga bersuara secara bersamaan.
[Saya tidak menyangka jika ini akan terjadi.]
Ekspresi diriku dan Naila berubah, jelas dia terkejut akan suara yang terdengar bukan milik kami, sama sepertiku,
[Telepati? Apakah itu benar-benar telepati?] Aku mencoba berbicara dalam pikiranku.
Kali ini Aku melihat Naila dan Linea terkejut menatap diriku dengan aneh.
Kami bertiga gemetar pada saat yang sama karena memikirkan satu hal yang sama
[Berbagi ingatan!]
Kami berbicara dalam pikiran pada saat yang bersamaaan.
Fenomena ini lebih aneh dari telepati, ini adalah berbagi ingatan.
Ingatan jangka pendek manusia merekam pikiran di otak, dan ketika kami berbagi ingatan, ingatan jangka pendek ini secara akurat akan tersampaikan ke pihak lain, yang membuat kami mengira jika kami memiliki telepati.
[Tidak. Apa yang Kamu lakukan?]
Suara putus asa dari Linea bocor ke diriku dan Naila. Linea segera panik berusaha untuk menamparku.
[Aku tidak melakukan apapun.] dan berusaha menghindari tamparan dari Linea
[Jangan lihat ingatanku!!]
Ingatan manusia adalah hal yang paling pribadi bagi seseorang, dan memperlihatkan ingatannya kepada orang lain terasa lebih memalukan daripada telanjang sambil berlari di jalanan.
[Dilarang untuk melihat ingatan siapa pun.]
Kami menyetujui hal ini untuk menjaga rahasia kami. Namun, tidak ada gunanya.
Sudah sifat manusia untuk ingin mengetahui privasi orang lain. Ini berakhir dengan zonk ingatan terus mengalir dengan sendirinya walaupun kami sudah sekuat tenaga menahan keinginan.
Hal yang paling memalukan adalah saat berbagi ingatan, kita mengetahui perasaan psikologis pihak lain.
Aliran kenangan ini tidak menunjukan tanda-tanda berhenti, membuat kita hanya bisa diam di tempat menerima kenangan yang bukan milik kita.
Akhirnya saya sedikit terbiasa, jika hanya kenangan yang sepele, tapi setelah beberapa saat kenangan berikutnya langsung membalikkan pikiran saya sebelumnya.
Linea adalah gadis yang dingin, tetapi dalam beberapa adegan mengejutkan muncul di ingatannya.
Adegan itu Linea sedang mandi, lalu merasa semakin panas, ya, aku mengerti apa yang dirasakan Linea saat itu.
Kemudian dia meraba dadanya dengan tangan kiri dan merentangkan tangan kanan di antara kedua kakinya.
Dalam adegan seperti itu berdampak kepada tubuh saya, sebagai seorang pria dengan fungsi normal dan keinginan normal, tubuhku pasti bereaksi dan dengan terburu-buru menutupi bagian pria di bawahku.
[Aku tidak menyangka jika anak perempuan benar-benar melakukan hal itu.] Suaraku mencapai Linea.
Wajah Linea merona dan dia mencoba menutupinya dengan kedua tangan, bahkan jika Linea sadar bahwa itu normal bagi gadis remaja, dia tetap merasa malu.
Naila tidak jauh lebih baik dariku. Dia mencoba menutupi bagian pribadinya, karena malu akan Aku dan Linea memperhatikan reaksinya.
Wajah Kami semakin panas dan pikiran Kami semakin bergairah.
Meskipun Aku dan Linea saling menghibur kecuali Naila yang memiliki reaksi berbeda, itu masih sangat memalukan.
Kami kemudian mimisan dalam jumlah besar bersamaan.
Hal terburuk tentang berbagi ingatan adalah saat diriku merasa kesenangan, reaksi fisikku juga akan terbagi pada keduanya, dan reaksi yang sama dari mereka semua akan terbagi ke diriku.
Ketiga reaksi itu akan saling menguat dan membuat umpan balik yang semakin merangsang.
Di bawah pengaruh ini, reaksi fisiologis kami mencapai titik kritis, dan jika ini berlanjut, Aku tidak bisa menjamin bahwa kami dapat mengendalikan kewarasan kami.
[Sialan…! Kami harus bertahan.]
Aku dengan keras mendorong pikiran mereka untuk tetap waras.
[Sa—Saya sudah tidak bisa menahan lagi.] Linea hampir menangis.
Kemudian rasa nyaman datang dari ingatan Linea, secara paksa membuat diriku kembali waras.
Aku sedikit lega, tapi bagi Naila tidak seperti saya, ingatan Linea sama seperti melempar minyak ke dalam api. Kemudian rasa nyaman datang dari Naila.
Tanpa diberitahu pun Aku mengerti apa yang salah dengan mereka.
[Aku bertahan, hah~ Aku adalah yang terkuat. Ha~ha~ha.]
Aku tidak bisa menahan senyum di hatiku, dan berhasil melewati masalah.
Naila dan Linea mencari celah saat diriku berbangga diri. Fakta bahwa itu terjadi di depan seorang laki-laki terlalu memalukan.
Dan yang paling penting mereka tidak terima dengan fakta Aku yang berhasil hingga akhir, hal yang tidak dapat mereka tanggung.
Jika semua sama mereka baik-baik saja tetapi saya bertahan, dan mereka malu dan merasa tidak terima.
[Lalu, Kita akan melakukan seperti ini.]
Suara tidak menyenangkan ini terdengar olehku, mereka mencoba membuat masalah untukku.
Naila dan Linea saling memandang dan mengarahkan kebencian ke arahku
Keduanya segera meraih dada mereka pada saat yang bersamaan. Kegembiraan luar biasa melanda pikiranku, Aku bahkan tidak dapat lari dari ini.
Selama mereka tidak berhenti, Aku hanya bisa menahannya. Bahkan dengan sedikit paksaan, Aku mencoba untuk menenangkan diri.
Benar berpikir baiklah, [Ayo kita hitung bilangan phi, sial itu tidak membantu.] Stimulus itu terus menerus di hantarkan melalui ingatan.
Lalu mereka meningkatkan kekuatan mereka, dan stimulasi semakin intens.
[Sialan, Kalian berdua, ha~ha~ha~, lihat saja Kalian berdua Aku akan menahan semua ini hingga akhir.]
Aku menatap mereka dengan amarah untuk mengalihkan stimulus milikku, lalu memejamkan mata menikmati perasaan senang dalam kesakitan dan berharap bahwa ini akan segera selesai.
Setelah beberapa menit berlalu, mereka akhirnya berhenti karena kehabisan stamina.
[Lihat Aku, Aku berhasil bertahan hingga akhir, hahahaha, hah~ Aku lelah, Zzzzzz...]
Aku sempat tertawa sebentar sebelum akhirnya Aku terbaring tidur diam tidak bergerak.
Note: (sejarah, kejadian, nama dalam cerita berikut, tidak semua adalah fiksi. apabila ada sejarah asli yang salah maafkan saya.)
Bau darah dan bangkai mulai menyebar ke udara, membuat syaraf kami terasa tercekik.
[Apa yang sebenarnya terjadi pada kita?]
[Saya juga ingin tahu, lalu bagaimana dengan orang-orang ini?]
[Untuk sekarang mari Kita keluar dulu.]
Kami bertiga menyetujui hal itu, pertama turun dari altar dan berjalan menuju satu-satunya jalan keluar melangkahi tumpukan mayat yang berserakan.
Aku merasa cukup aneh, bahkan dengan mayat menumpuk sebanyak ini di dekat altar, Aku tidak merasakan hal khusus. Jika Aku yang dulu pasti akan ketakutan melihat semua ini.
[Apakah ini karena Aku berbagi ingatan?]
[Hah~ apakah Kamu masih belum tahu siapa Saya?] Linea menertawaiku diam-diam.
Aku belum memeriksa semua ingatan Naila dan Linea, jadi mungkin ada beberapa rahasia yang tidak aku ketahui.
Setelah Aku tahu dia menertawaiku Aku segera menjelajahi ingatan Linea lebih dalam.
[Aku tidak akan tahu jika Aku tidak memeriksanya.]
Aku terkejut setelah mengetahui kebenaran. Linea adalah seorang pembunuh kelas atas dengan codename: Raven. Dia telah membunuh banyak orang dengan kedua tangannya.
Dia juga seorang hacker handal yang berulang kali menggunakan virus komputer untuk membunuh dan merampok rekening orang.
Dia memiliki banyak kasus kejahatan yang belum terselesaikan dan dilabeli sebagai “kecelakaan”.
[Jika dilihat dari pola pikirmu.]
Aku menatap tajam ke arahnya, karena takut jika dia akan pergi membunuhku.
[Jangan khawatir, untuk sekarang Saya tidak akan membunuhmu hingga kebenaran terungkap.]
[Jadi Kau akan membunuhku jika semua ini telah selesai.]
[Tentu saja.]
Linea menjawabku dan memberikan tatapan kearah dengan rasa haus darah.
Untuk berjaga-jaga Aku juga menelusuri kembali ingatan Naila, dan dia juga memiliki kebenaran tidak kalah dari Linea. Naila adalah remaja jenius dalam ahli biologi ilmu kedokteran.
Dia telah banyak melakukan eksperimen gelap dan bahkan bekerja sama dengan sindikat gelap international untuk menghasilkan senjata biologis. Dia bahkan masih dicari oleh berbagai negara.
[Mereka benar-benar gila, tunggu kalau begitu hanya Aku yang biasa saja.]
Benar jika dibandingkan dengan mereka berdua, riwayat hidup saya benar-benar biasa.
Aku lahir di keluarga biasa dengan orang tua yang normal, memiliki saudara biasa, masuk sekolah dasar biasa, lalu ke sekolah menengah pertama biasa dan berakhir dengan sekolah menengah atas biasa, tanpa pencapaian dan penghargaan yang berarti, dapat dikatakan seluruh hidup saya adalah biasa saja.
[Kehidupanmu adalah sampah.]
Linea memeriksa ingatanku, dan menatapku dengan pandangan menghina.
[Ugh....]
Aku tidak dapat membantahnya sama sekali, dibandingkan dengan mereka, lagi pula Aku hanyalah orang normal.
Naila sama sekali tidak tertarik dengan kehidupan biasaku, lagi pula, dia hanya tertarik pada gadis-gadis cantik.
Kami berjalan lurus dan mencapai sebuah aula di ujung lorong.
Ada meja aneh di tengah-tengah aula, dan terdapat sebuah buku di tengah meja tersebut.
Buku tersebut memiliki banyak ornamen seperti kulit domba, bulu gagak, permata dan beberapa relief aneh.
Saat kami mendekat, kami semua terkejut dengan apa yang tertulis di buku tersebut. Di buku itu tertulis.
[Kisah Jalan Surga.]
[Kisah Para Rasul.]
[Kisah Para Nabi.]
Judul buku itu berbeda-berbeda saat kami membacanya. Meski berbeda semua isinya sama, yaitu sebuah ramalan nasib umat manusia.
[Hajime, pergi dan buka buku itu.] Linea mendorongku.
[Ha! mengapa Aku yang membukanya, bukalah sendiri…! apakah kau tidak tahu jika rasa ingin tahu membunuh kucing.] Aku membalas dengan kesal.
[Lagipula Kamu akan mati, setelah membuka buku itu jadi mengapa tidak sekalian saja.]
Dia menjelaskan padaku jika Aku akan segera mati, Aku lalu beradu argumen dengan Linea.
[Hmm~]
Naila melihat kepada kami yang sedang bertengkar, lalu mengalihkan pandangannya ke buku itu dan memejamkan mata.
[Mungkin saja.]
Sementara perkelahianku masih berlanjut, Naila melakukan beberapa gerakan aneh, lalu berdoa, dan akhirnya mengambil buku itu dan mencoba membalik halaman pertama buku itu.
[Apa yang Kau lakukan, cepat letakan itu kembali!!]
Aku dan Linea mencoba menghentikannya, namun Naila tetap membalik halaman pertama.
Melalui ingatan Naila, kami juga melihat isi halaman pertama
[Ditulis pada tahun 65 M, penulis: petrus. ]
Kami bertiga menghela nafas. Bagi saya sendiri itu cukup mengejutkan, namun Hal itu tidak terlalu berdampak padaku. Berbeda denganku Linea dan Naila sudah gemetaran tanpa henti.
Petrus adalah seorang tokoh dalam “Alkitab” dia adalah salah satu dari 12 rasul Yesus yang berarti dia telah diajar oleh Yesus Kristus.
Dalam arti tertentu, buku ini adalah ramalan yang telah disahkan oleh tuhan, yang berarti bahwa segala sesuatu yang tertulis dalam buku ini adalah ramalan nyata tentang masa depan umat manusia. Fakta-fakta yang tidak tergoyahkan.
Naila dengan gemetar terus membaca hingga bawah, isi dari jilid pertama ini masih bisa kita terima, jilid ini pada dasarnya menjelaskan isi khotbah Yesus dan penyaliban di dalam Alkitab.
Tapi tidak dengan jilid kedua. Di awal jilid kedua, berisi tentang kejatuhan Kekaisaran Romawi dan kebangkitan Jerman, dan di bagian tengah berisi penyatuan peradaban Arab akhirnya hingga dinasti tang didirikan.
Isi yang tertulis dalam ramalan ini hampir persis dengan sejarah yang sebenarnya.
Buku ini ditulis pada tahun 65 M. Jika dihitung hingga kemunculan dinasti tang itu sekitar 600 tahun kemudian.
Bukannya aku meremehkan namun, apakah benar mungkin Petrus yang hidup pada tahun 65 M dapat mengetahui sejarah 600 tahun kedepan.
Bahan buku kulit domba tidak dapat dipalsukan, jika dihitung buku itu sudah berumur hampir 2000 tahun.
Kami bahkan lebih terkejut pada buku ini yang sama sekali tidak hancur.
Jilid ketiga berisi tentang jatuhnya Dinasti Tang, pembelahan Arab, kebangkitan Gereja Katolik Eropa, dan munculnya monarki feodal.
Tidak ada yang aneh dalam jilid ini, seperti biasa semua sejarah itu hampir sama dengan aslinya.
Lanjut ke jilid keempat, berisi tentang pembantaian arab oleh crusaider, dan kemudian cambuk tuhan muncul, mongolia bangkit, menyapu seluruh benua Eurasia.
Mulai dari sini gulungan kulit domba juga penuh dengan warna merah darah, kami semua hanya bisa terdiam, seolah olah kami melihat adegan tentara mongol membantai peradaban besar, hingga utara Tsar Rusia.
Pembawa kematian tidak hanya berasal dari tentara mongol, tetapi juga Black Death.
Wabah Black Death ini membunuh sepertiga dari penduduk Eropa, dan prestise Tahta Suci sangat berkurang.
Jilid kelima adalah Reinansce Barat, pelayaran Zheng He dari Timur ke Samudera Barat, rekonstruksi peradaban.
Jilid keenam berisi dimulainya revolusi industri pertama di barat dan budak kulit hitam yang tak terhitung jumlahnya dimakamkan di Samudera Atlantik.
Jilid ketujuh adalah pecahnya konflik antara Timur dan Barat, dan Timur terpaksa membuka jalur perdagangan untuk bergabung dengan perdagangan dunia.
Jilid kedelapan berisi Revolusi Industri Kedua berakhir dan Perang Dunia Pertama pecah. Dibangun kembali setelah perang dan genjatan senjata selama 20 tahun.
Perang Dunia Kedua pecah dan banyak peradaban yang berubah menjadi reruntuhan, setelah perang, pola bipolar terbentuk. Uni Soviet hancur dan USA menjadi pusat sistem global.
Membaca semua ini, kami mulai tidak berani untuk membaca lebih dalam lagi, jika sebelumnya hanyalah sejarah, maka kali ini adalah masa depan.
Manusia pada dasarnya takut akan masa depan, dan tidak satupun dari kita yang siap menerima sejarah yang tragis.
Apa yang mungkin terjadi ke depan? Perang nuklir, Perang Biologis, Invasi Alien, Hari Kiamat? Hanya dengan memikirkan kemungkinan-kemungkinan ini, hati kami merasa semakin takut.
Walau kami ragu-ragu, kami masih memberanikan diri membuka jilid berikutnya.
Namun, jilid berikutnya sama sekali tidak menceritakan tentang dunia, melainkan kisah setelah kereta api ke Losuo jatuh saat melewati Tanggul Pass.
[Apa…! Bukankah ini cerita Kita.]
Kami bertiga merasakan hal yang sama, buku ini meramalkan kisah kita, apapun yang terjadi menakutkan bagi saya.
[Mari kita berhenti disini.] Aku menyarankan itu.
Namun mereka berdua mengabaikan saya. Naila adalah seorang Yahudi dan Linea adalah Kristen Ortodoks.
Kesucian buku ini telah membuat mereka tenggelam, dan rasa takut tidak dapat menghentikan mereka membacanya.
Di jilid kesembilan, seorang pria dan dua wanita sedang naik kereta api melalui Tanggul Pass. Sebuah kultus misterius meledakan kereta api itu dengan roket.
Ketiganya jatuh ke sungai dan dibawa ke altar misterius melalui arus bawah tanah.
Kedua gadis itu adalah yang pertama kali ditangkap, dan kemudian mencoba melarikan diri dengan berbagai cara.
Namun, orang-orang ini telah mengetahui gerakan mereka dan melalui ramalan dan menangkap mereka lagi. Akhirnya lokasi pria itu juga tertangkap.
Sekelompok orang berpakaian hitam putih itu melakukan bunuh diri di sekitar altar saat sinar bulan purnama muncul, ingatan mereka saling terhubung dan memberi mereka kekuatan yang berbeda.
Karena ingatan mereka bersama, ketiganya menikmati pengalaman yang tidak mungkin dilakukan oleh orang biasa. Ketiganya kemudian datang ke buku ramalan dan membaca buku itu.
[Cukup, sampai disini saja membacanya!]
Aku merasa ramalan itu sangat berbahaya, dan mencoba menghentikan mereka.
Namun, Linea segera menendang perutku dan membuat diriku terlempar jauh ke belakang.
Aku memegang perutku yang sakit dan menatap Linea dengan marah, mereka juga menekan perut mereka karena rasa sakit dari berbagi ingatan.
Naila kemudian mencoba membuka bagian belakang buku, tetapi isinya tidak jelas dan kami tidak bisa membacanya.
Naila melanjutkan untuk membalik beberapa halaman, dan langsung menuju akhir jilid. Sebuah baris kalimat kemudian muncul.
[Tiga orang yang sebelumnya terpisah, bersatu menjadi satu, dan bersama-sama menyaksikan masa depan umat manusia.]
Naila mencoba untuk terus membalik ke halaman selanjutnya, tetapi tidak peduli sekuat apapun dia mencoba, dia tidak dapat membukanya.
Naila menutup buku itu dengan kesal, dan berusaha menghancurkan meja itu.
“Saya tidak bisa menerimanya. Kenapa Saya harus menjadi satu denganmu? Saya jelas memiliki banyak gadis yang baik. Bahkan ditambah Linea, bagaimana Saya bisa menjadi milikmu”
“Sejak kapan Saya menjadi milikmu!” Linea berkomentar dengan pernyataan Naila
[Hah~ kan Aku sudah bilang untuk berhenti, apakah anda tau prinsip kucing Schrodinger? Jika kotak belum dibuka, masih ada peluang, dan sekali anda membukanya, semuanya berakhir.]
Aku juga menjawab dengan kesal sambil tiduran. Aku akui bahwa aku menyukai gadis-gadis cantik, tetapi Aku tidak dapat menerima bahwa Aku harus menghabiskan hidupku dengan dua gadis yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan diriku tanpa alasan jelas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!