Dira'S Spy (Mata-mata Dira)
"Om serius kan om?"
"Sangat sangat serius. Bagaimana kamu mau menerima pekerjaan ini?"
...-...
...-...
Dipagi yang cerah terlihat seorang gadis berhijab berwarna biru navy senada dengan kemeja kebesaran dan celana berwarna hitam, sedang berjalan sambil tertunduk lesu di tepi jalan entah kemana arah tujuannya.Dia adalah Adira Azkadina seorang gadis berumur 16 tahun yang biasa di panggil Dira.
"Haa sekarang gue harus cari kerja di mana lagi? Bisa-bisanya gue di pecat padahal baru sehari kerja," ucapnya lirih sambil sesekali menendang batu kecil yang di laluinya.
"Padahal gue kerja bagus-bagus aja deh kemarin, gue cuma ga sengaja baku hantam dengan pelanggan doang. Itupun dia yang salah," ia mengangguk-anggukkan kepalanya yakin sambil mengingat kembali kejadian yang dialaminya kemarin.
Dimana Dira sempat adu jotos dengan seorang pelanggan laki-laki di tempat kerjanya. Bagaimana tidak lelaki itu ingin memegang pantat Dira, tentu saja ia tidak terima tapi bosnya malah lebih percaya dengan lelaki itu dibandingkan dirinya.
Dira menghela nafasnya pasrah dan mengangkat kepalanya, "Ya Allah kuatkan lah hamba dalam menghadapi ujian yang Engkau berikan, hamba tau Engkau memberikan hamba ujian ini karena hamba mampu melaluinya."
Dira menenangkan senyumnya dan kemudian melanjutkan perjalanannya untuk mencari pekerjaan baru tentunya.
Namun baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba kepalanya ditutup menggunakan kain hitam oleh seseorang dan dia dimasukkan ke dalam mobil Avanza berwarna hitam.
"WOI APA NI WOI LEPASIN GUE WOI!" teriak Dira meronta-ronta, tapi dia sudah tidak bisa kemana-mana lagi karena ia sudah terduduk didalam mobil bagian tengah dan dihimpit oleh dua orang yang memegangnya.
"DIAM!" sergah salah seorang yang memegangi Dira, tapi bukannya diam ia malah semakin meronta-ronta berusaha untuk melepaskan dirinya.
"APAAN NYURUH-NYURUH GUE DIAM. LEPASIN GAK! GUE SARAPAN PATAI TADI PAGI, NAPAS GUE BAU PETAI WOI! GUE MAU PINGSAN NYIUMNYA!" ucap Dira panjang lebar yang membuat dua orang di sampingnya saling bertatapan dengan heran.
Dira terus meronta dan berusaha melepaskan dirinya namun hal itu hanya sia-sia, pergerakannya di tahan oleh dua orang itu. Di tambah lagi pandangannya yang tertutup membuatnya sulit untuk melawan.
"YA ALLAH LEPASIN WOI!" pekik Dira mulai kelelahan.
Beberapa saat kemudian Dira sudah tidak meronta lagi, ya dia pingsan.
"Lah pingsan?" tanya orang yang duduk di sebelah kiri Dira.
"Iya pingsan dia," lanjutnya lagi setelah memastikan keadaan gadis yang telah di culik nya itu.
"Dia pingsan gara-gara nyium bau napas sendiri?" tanya orang yang duduk di sebelah kanan Dira meyakinkan.
Untuk beberapa saat mereka saling bertatapan.
"Seperti nya iya," ucap mereka serempak.
...🧕🏻🧕🏻🧕🏻...
Dira membuka matanya perlahan dan mengedip-ngedipkannya beberapa kali berusaha menormalkan penglihatannya. Dan yang pertama kali di lihatnya adalah seorang pria paruh baya, sedang duduk santai di sofa yang menghadap ke arahnya dengan dua orang lelaki berpakaian serba hitam berdiri di samping kiri dan kanannya.
Dan Dira sekarang juga sedang terduduk di atas sofa dengan keadaan tangan dan kakinya di ikat. Pria itu tersenyum ramah kearah Dira yang masih berusaha untuk menyadarkan diri.
"Halo nak," sapa pria itu masih dengan senyuman yang membuat dirinya terlihat sangat tampan di usia yang sudah tua.
"Siapa anda? Kenapa saya di ikat seperti ini?" tanya Dira setelah kesadarannya sudah kembali normal sambil berusaha untuk melepaskan ikatan di tangan dan kakinya.
"Hei tenang-tenang!" ucap pria itu berusaha menenangkan Dira yang sudah teriak-teriak minta tolong.
"APAAN TENANG-TENANG. LEPASIN WOI!" pekik Dira meronta-ronta. Jika dia terus-terusan berteriak seperti itu, sebentar lagi tenggorokannya pasti akan sakit.
"Kami tidak bermaksud jahat," jelas pria itu.
"Tidak bermaksud jahat gimana, saya diculik begini," ucap Dira tidak terima.
"Makanya kamu tenang dulu dan dengarkan penjelasan saya," ucap pria itu dan untungnya Dira mulai tenang.
Pria itu mengubah posisi duduknya berniat untuk melanjutkan perkataannya, "Ekhem jadi gini," ia menjeda ucapannya beberapa saat, "saya membutuhkan kamu untuk melakukan satu pekerjaan penting."
Mendengar penjelasan orang di depannya Dira mengernyitkan dahinya bingung. Melihat gadis di depannya kebingungan pria itu melanjutkan penjelasannya.
"Gini gini, siapa namamu?" tanya pria itu.
Tidak langsung menjawab Dira terdiam beberapa saat dia masih bingung dengan situasi yang dialaminya. Kenapa ia bisa di culik seperti ini. Ya Allah tolong Dira Ya Allah.
"Saya tidak akan apa-apakan kamu, nama kamu siapa?" ucap pria itu meyakinkan.
"Adira Azkadina, panggil aja Dira," jawab Dira setelah diam beberapa saat.
"Perkenalkan nama saya Arzan Arbecio," ucap pria itu yang membuat Dira membatin karena menurutnya dia sama sekali tidak menanyakan hal itu.
"Baik Dira umur mu berapa belas? sekolah di SMA mana?" tanya Arzan lagi.
"Kek mau ngelamar kerjaan aja gue di tanya-tanya begini," batin Dira.
"Umur saya 16 tahun om dan saya tidak sekolah," jawab Dira.
Arzan mengernyit, "Kenapa kamu tidak sekolah?"
"No money om, makanya om lepasin saya sekarang! Saya mau cari kerja dan ngumpulin uang biar bisa lanjut sekolah," ujar Dira panjang lebar.
Mendengar penjelasan Dira seketika Arzan langsung tersenyum lebar yang membuat Dira bergidik ngeri.
"Kamu sedang mencari pekerjaan? Kebetulan sekali saya ingin memberikan kamu pekerjaan," ucap Arzan yang membuat Dira mengkerutkan keningnya.
"Kerjaan apaan? Halal gak? Kalau gak halal saya gak mau om," tanya Dira beruntun, takutnya ini pekerjaan gelap yang terlarang kan. Tentu saja Dira tidak mau.
"Ini sangat-sangat halal sudah terjamin kehalalan nya," balas Arzan sambil menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa.
"Ada cap halal nya om? Cap kaki tiga atau badak om? Mama tau sendiri gak om?" tanya Dira lagi yang membuat senyuman di wajah Arzan seketika hilang, ternyata gadis di depannya ini cukup aneh dan menyebalkan.
"Intinya kerjaan ini halal untuk kamu kerjakan, kamu hanya perlu bersekolah di SMA yang sama dengan putri saya," jelas Arzan yang membuat Dira terkejut.
"Hah? Saya sekolah om?"tanya Dira memastikan.
"Iya dan semua biayanya akan saya tanggung," untuk kesekian kalinya Dira kembali terkejut.
"Om serius kan om? Saya bisa sekolah lagi?" tanya Dira berbinar-binar jika hal ini benar dia akan sangat senang bisa melanjutkan sekolahnya.
"Sangat sangat serius. Bagaimana kamu mau menerima pekerjaan ini?" tanya Arzan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
chocky
pelanggan biadab
2024-01-03
2
Achazia_
Ngawasin putrinya ya
2023-06-29
1
Achazia_
Kasian bat
2023-06-29
1