Bab 2 DSP

"Sangat sangat serius. Bagaimana kamu mau menerima pekerjaan ini?" Tanya Arzan lagi.

Dira tampak berfikir beberapa saat, apakah ia harus menerima pekerjaan ini.

"Emang tugas saya apa om?" tanya Dira penasaran.

"Tugas kamu mudah, kamu hanya perlu menjadi teman putri saya dan melaporkan kepada saya apa saja hal yang dia alami selama di sekolah," jelas Arzan.

Dira mengernyitkan dahinya bingung, "Bukannya om bisa langsung tanya ke putri om ya? Dan juga om bisa memerintahkan anak buah om untuk mengawasinya?" tanya Dira lagi yang membuat Arzan hampir kesal karena gadis di depannya ini terlalu banyak bertanya.

"Itu permasalahannya, saya dan putri saya seperti orang asing di rumah. Kami hanya berbicara seperlunya saja, semenjak ibunya meninggal saya tidak pernah ada waktu untuk putri saya dan hanya sibuk bekerja. Dan sekarang dia seperti memberi tembok pembatas antara saya dan dia jadi sulit untuk saya mengetahui apa yang terjadi dengannya," Dira masih diam mendengarkan penjelasan orang asing dihadapannya itu untuk menunggu kelanjutan penjelasannya.

"Dan akhir-akhir ini dia terlihat sedikit aneh. Dia lebih sering mengurung dirinya dikamar bahkan makan pun dia dikamar, dan saat saya menanyakan apa yang terjadi dia malah marah kepada saya. Saya juga sempat menyuruh seorang bodyguard untuk menjaganya di sekolah dan dia marah lagi kepada saya," jelas Arzan panjang lebar, terlihat sekali bahwa ia sangat frustasi sekarang.

Dira mengangguk-anggukkan kepalanya, "Hhm. Jadi?"

"Jadi saya membutuhkan kamu untuk mengawasi putri saya," balas Arzan.

"Kenapa harus saya om?"

Arzan berfikir sejenak, memikirkan apa alasannya memilih Dira, "Saya tidak tahu. Kemarin saat saya tidak sengaja melihat kamu bertengkar dengan seorang pelanggan, tiba-tiba saya tertarik untuk bekerja sama dengan kamu."

Dira terbelalak mendengar penjelasan Arzan, ternyata pria ini menyaksikan pertengkarannya kemarin.

"Hah? Jadi kemarin om ada ngelihat saya baku hantam dengan pelanggan om?"tanya Dira tidak percaya.

"Iya, makanya setelah itu saya menyuruh anak buah saya mengikuti kamu dan membawa kamu kesini," jawab Arzan santai, ia menyesap kopi yang sudah di siapkan anak buahnya.

"Tapi ga harus di culik juga kali om," cibir Dira kesal.

"Haha itu agar ceritanya sedikit seru dan menegangkan," ucap Arzan tertawa melihat ekspresi Dira.

Dira memutar bola matanya malas, "Suka-suka om lah."

Baru kali ini Dira bertemu orang aneh seperti Arzan. Bisa-bisanya mengajak orang bekerja sama tapi harus di culik dulu. Aneh bukan?

Arzan menghentikan tawanya dan kembali serius, "Jadi bagaimana? Kamu mau menerima pekerjaan yang saya tawarkan?"

Dira terdiam untuk beberapa saat dan kemudian tersenyum, "Saya tanya ibu saya dulu boleh om?"

"Ya baiklah."

...🧕🏻🧕🏻🧕🏻...

Seminggu kemudian

Akhirnya Dira mau menerima tawaran yang diberikan oleh Arzan dan ibu Dira juga setuju sekaligus senang karena putrinya bisa melanjutkan sekolah lagi.

Semua data-data dan perlengkapan Dira untuk sekolah juga sudah selesai diurus oleh Arzan tidak perlu waktu lama untuk nya mengurus hal itu. Dan sekarang Dira sedang menyiapkan perlengkapan sekolahnya untuk besok, ia sudah tidak sabar menanti hari esok.

"Hhm ada yang kurang gak ya?" Monolog Dira sudah berulang kali ia memastikan barang-barang yang disiapkan nya.

"Oke sudah," ucap Dira senang. Tak lama netra nya menatap satu foto di atas meja. Kemarin Arzan memberikannya kepada Dira, itu adalah foto putrinya.

Dira mengambil foto itu dan menatapnya lekat, "Hmm Sheila Tanisha, MashaAllah cantik hehe."

Sedari tadi Dira selalu memuji putri Arzan, ya gadis itu memang sangat cantik di foto yang Dira lihat dan Dira yakin jika dilihat langsung pasti akan lebih cantik.

"Tunggu gue ya calon teman!" Dira meletakkan foto itu di dalam tasnya dan memilih tidur karena hari sudah larut malam dan dia tidak ingin terlambat dihari pertama sekolahnya.

...🧕🏻🧕🏻🧕🏻...

Dira sekarang sudah berdiri didepan sekolah barunya yaitu SMA Cahaya, dengan tatapan takjub dia memperhatikan sekolah yang sedari dulu sangat diimpikannya. Dira tidak menyangka akhirnya dia bisa masuk ke sekolah favoritnya, sekolah yang mustahil untuk dimasuki oleh anak miskin seperti dirinya.

"Wahhh MashaAllah, sekolahnya bagus dan besar banget," seru Dira takjub sambil melangkah memasuki sma Cahaya.

Sekarang tujuannya adalah pergi ke ruang guru sebelum itu dia harus bertanya terlebih dahulu karena sekolah ini cukup besar Dira pasti bisa tersesat.

Dan sekarang disinilah Dira berjalan di koridor mengikuti seorang guru wanita yang bernama Peron, menuju ke kelas barunya dan Dira sudah pasti tahu bahwa dia akan satu kelas dengan Sheila. Yaitu kelas X Ipa 2.

Saat sudah didepan kelas, dengan ragu Dira melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas, dia merasa sangat gugup sekarang ditambah suasana kelas yang tadinya ramai sekarang menjadi sunyi karena kehadirannya. Sekarang semua mata tertuju kearah Dira, hal ini membuatnya semakin gugup.

"Baiklah anak-anak hari ini kita kedatangan teman baru," ucap bu Peron membuka suara yang membuat murid-murid dikelas berbisik-bisik entah apalah yang mereka bisikan.

"Silahkan kamu perkenalkan nama kamu!" lanjut Bu Peron.

Dira mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk. Berusaha memberanikan diri untuk menatap murid-murid yang akan menjadi temannya kelak.

"Perkenalkan nama saya Adira Azkadina kalian bisa panggil saya Dira," ucap Dira sambil tersenyum, tiba-tiba matanya tertuju kepada gadis yang duduk di bagian depan paling kanan, menatap Dira tanpa ekspresi dia adalah Sheila.

"Ohhh," balas mereka serempak dan kembali ke aktifitas mereka masing-masing, ya mereka tidak terlalu perduli dengan kehadiran murid baru.

"Baiklah Dira kamu boleh duduk di bangku kosong di sebelah sana," suruh Bu Peron menunjuk meja kosong paling belakang sebelah kanan, hanya meja itu yang tidak ada pemiliknya. Ya Dira tidak mempermasalahkan hal itu mau didepan, tengah ataupun belakang yang penting ada tempat duduk.

"Iya. Baik Bu," Dira berjalan melewati Sheila, Dira menatap Sheila dan melemparkan senyum ke gadis itu, tapi berbeda dengan Sheila dia malah membuang muka.

"Kalian jangan ribut, tunggu gurunya datang!" titah Bu Peron dan berlalu pergi meninggalkan kelas.

"Iyaaa buuu!" seru mereka serempak.

Dira sudah mendudukkan dirinya di kursi, sebelum seorang siswi berambut pendek yang duduk tepat didepan meja Dira, membalikkan tubuhnya sambil menatap Dira dengan senyuman di wajahnya.

"Hai Dira," sapanya ramah.

Dira tersenyum ramah, "Hai."

"Perkenalkan nama gue Fiola."

Dira mengangguk-anggukkan kepalanya masih dengan senyuman di wajahnya, "Oh, salam kenal ya."

"Iya, kalau ada yang mau lo tanyain bilang aja ke gue oke!" ucap Fiola sambil mengacungkan jempolnya.

"Oke," Dira juga membalas mengacungkan jempolnya seraya tersenyum senang.

Setelah berapa lama berbincang akhirnya guru masuk ke dalam kelas dan Dira memulai pelajaran barunya.

Terpopuler

Comments

Herdianti Putri

Herdianti Putri

sebuah tawaran tak terduga

2023-06-07

0

L❄V🌙

L❄V🌙

Duh, kalo gini ceritanya aku juga mau dong om ditawari pekerjaan

2023-06-03

1

°Fitoria © Mallis°~

°Fitoria © Mallis°~

Kok gue curiga Sheila dibully

2023-05-21

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!