...-DSP-...
Pukul 22:10 WIB
Dira sudah selesai mengerjakan beberapa pr nya, sisanya tentu saja dia akan melanjutkannya besok tugas sebanyak itu mana sanggup Dira menyelesaikannya dengan cepat, lagi pula dia diberi waktu dua minggu untuk menyelesaikannya.
Dan sekarang Dira sedang rebahan di kasur, ia tidak langsung tidur. Dira memilih memainkan handphonenya sebentar, dan sekarang dia sedang membuka aplikasi Instagram melihat-lihat mungkin ada sesuatu yang menarik.
"Wih,"ucap Dira saat melihat salah satu postingan temannya. Ia kembali mengscrol kebawah untuk memihat postingan lian.
"Wihh,"
"Wihh"
"Wiihhhh,"
Setelah sekian banyak wih yang dikatakan Dira akhirnya ia memilih mengetikkan nama Sheila di pencarian, ia ingin mencari tahu lebih banyak lagi tentang gadis itu.
Dira memperhatikan satu persatu akun yang bernama Sheila, "Sheila on seven bukan bukan,"
"Nah ni Sheila Tanisha," seru Dira senang yang kemudian menekan profil akun bernama Sheila Tanisha dengan foto profil hanya warna hitam.
"Nah bener ni akun Sheila," ucap Dira yakin setelah melihat satu foto yang melihatkan Sheila dan satu orang gadis sedang tersenyum.
"Wah MashaAllah ini sih cantiknya bukan kaleng-kaleng," seru Dira takjub melihat kecantikan Sheila dan gadis disampingnya.
Dira terus melihat postingan Sheila yang kebanyakan hanya fotonya bersama gadis yang sama, ya mungkin mereka sahabat fikir Dira.
Setelah beberapa lama Dira melihat jam di handphonenya yang menunjukkan pukul 22:30 WIB, "Wih udh mau jam sebelas aja ni, perasaan baru lima menit deh gue rebahan. Apakah ini mejik?"
Karena sudah larut malam Dira memilih menghentikan aktivitasnya bermain hp dan tidur, tentunya tidak lupa membaca doa.
Pukul 06:25 WIB
Dira sudah duduk cantik di dalam kelasnya yang masih terbilang sepi hanya ada beberapa murid yang baru datang. Karena jam masuk masih lama Dira memilih keluar kelas mana tau ada yang menarik sekalian cari teman baru.
Saat berjalan-jalan santai di lorong sekolah Dira tidak sengaja berpapasan dengan Bellen dan Kirana, Bellen terus menatap Dira sambil mengerutkan keningnya.
Sedangkan Dira tidak perduli dan terus berjalan sampai suara Bellen menghentikannya.
"Dira?"
Dira menghentikan langkahnya, "Iya?"
"Lo Dira kan?"
"Iya,"
"Dira adek kelas gue waktu SMP itu kan?" tanya Bellen lagi sambil tersenyum.
"Iya kak hehe," jawab Dira.
"Owalah ternyata lo sekolah disini juga ga nyadar gue, di kelas mana?"
"X IPA 2 kak,"
"Oh sekelas dengan Sheila dong, kok kita ga pernah ngeliat lo?" Tanya Kirana.
"Gue baru masuk sekolah kemarin kak,"
"Owalah pantesan," ucap Bellen dan Kirana berbarengan.
Bellen memegang tangan Dira, "Kalau ada yang mau lo tanyain tentang sekolah tanya aja ke kita oke,"
Dira tersenyum, "Oke kak, hm kalau gitu gue ke kelas duluan ya,"
"Iya,"
Dira tersenyum senang saat melihat Sheila yang sudah berada di bangkunya, inilah kesempatan Dira untuk berbicara dengan Sheila.
"Assalamualaikum Sheila," ucap Dira yang membuat Sheila sedikit terkejut karena kedatangan Dira yang tiba-tiba, tapi bukan hanya Sheila seisi kelas juga tiba-tiba menatap Dira.
Dira yang merasa diperhatikan merasa sedikit tidak nyaman apakah ada sesuatu yang salah dengannya.
"Ini kenapa pada merhatiin gue, ada upilkah?"batin Dira bertanya-tanya.
Karena malas untuk menerka-nerka Dira memilih mengabaikan tatapan aneh teman-teman kelasnya, lebih baik dia fokus kepada Sheila.
Dira tersenyum lebar kearah Sheila yang membuat gadis yang ditatapnya sedikit bergidik ngeri.
"Ada apa Dira?"tanya Sheila bingung karena sedari tadi Dira hanya menatapnya.
Senyuman Dira semakin lebar, "Lo mau gak jadi teman gue, bukan bukan lebih tepatnya jadi sahabat gue?"
"HAH?"
Bukan, bukan itu bukan Sheila melainkan teman-teman kelasnya yang tiba-tiba saja berteriak ketika mendengar perkataan Dira, hal ini membuat Dira semakin bingung dikarenakannya.
"Kenapa sih mereka?"lirih Dira.
"Ga," satu kata yang membuat Dira tersadar akan kebingungannya ya Sheila menolak ajakan pertemanannya.
"Kenapa?"
Belum sempat Dira mendapatkan jawaban bel sekolah lebih dulu berbunyi, ya sebenarnya Dira terlalu cepat sih untuk mengajak Sheila untuk berteman, Dira saja baru masuk sekolah selama dua hari. Dira sih tidak sabaran, tapi tenang ia akan terus mencoba jika tidak misinya akan gagal.
...🧕🏻🧕🏻🧕🏻...
Lima menit menuju jam istirahat murid-murid masih fokus mendengarkan penjelasan guru didepan, hanya Dira yang sedari tadi gelisah dan terus-terusan melihat jam dinding di atas papan tulis.
"Ni perut ga tau sabar bener dah, bunyi-bunyi mulu dari tadi," lirih Dira sambil memegangi perutnya yang sedari tadi sudah meminta jatah.
Dira berusaha untuk mendengarkan penjelasan gurunya didepan, "Fokus Dira fokus, fokus fokus trulala,"
Kringgggg
Mendengar suara bell sekolah sontak Dira langsung berdiri, "ALHAMDULILLAH YA ALLAH,"
Semua mata tertuju kepada Dira yang tiba-tiba berteriak menatap aneh gadis itu.
"Kamu kenapa Dira?" Tanya bu Sri selaku guru bahasa Inggris.
Dira memperhatikan teman-temannya yang masih memperhatikannya, "Eh gapapa bu hehe,"
"Pintar banget lo Dira, malu-maluin aja,"batin Dira.
"Yasudah Minggu depan kita akan ulangan harian jangan lupa belajar, silahkan istirahat!"
"Baaiiikk buuuuk,"
Setelah kepergian Bu Sri teman-teman Dira kembali menatap Dira dengan berbagai tatapan mereka saling diam sampai satu suara mengalihkan perhatian mereka.
"Pantesan lo mau temenan dengan si pembawa sial ternyata sama-sama freak," ucap salah satu siswi bernama Santi yang duduk di bangku paling depan tepatnya disebelah Sheila
"Lo mau temenan dengan si pembawa sial itu? Nanti lo kena sial juga," ucap murid yang lain.
"Eh tapikan mereka sama-sama freak," tambah yang lain.
Tiba-tiba Fiola berdiri menatap teman-temannya tidak suka, "Kalian semua kenapa sih? udah jangan didengerin Sheil, Dir,"
"Lo kenapa sih Fiola ngebela tu cewek terus?" Ujar salah satu temannya sewot.
"Karena yang kalian lakukan itu salah!"Fiola menatap tajam teman-temannya.
"Ga usah terlalu baik deh, lo itu ga pantes temenan sama cewek pembawa sial,"
Fiola tidak bisa berkata-kata lagi, jika dia melanjutkan berdebat dengan teman-temannya hal itu tidak akan selesai-selesai.
Sedangkan Dira mengerutkan keningnya bingung ia tidak mempermasalahkan jika dia disebut gadis aneh, tapi apa yang sebenarnya terjadi kenapa mereka mengatakan bahwa Sheila adalah gadis pembawa sial.
Dira menghampiri Santi yang masih tertawa puas karena telah mencaci dirinya dan Sheila, "Maksud lo apa bilang Sheila pembawa sial?"
"Lo gak tau, dia ini cewek pembawa sial gara-gara dia Fay koma di rumah sakit," jawab Santi menunjuk Sheila yang semakin tertunduk, sedangkan Dira tentu saja dia terkejut dengan apa yang didengarnya barusan.
"Fay?"
"Iya Fay itu.. WOii PMS MAU KEMANA LO?"
Sebelum Santi menyelesaikan ucapannya Sheila langsung pergi berlari keluar kelas hal ini membuat Dira semakin bingung.
"Pms?"
"Pembawa sial hahaha,"
Dari pada mendengarkan omongan bodoh teman-teman kelasnya Dira memilih mengejar Sheila, gadis itu pasti sangat sedih sekarang.
"Sheila, Sheil tunggu gue!" Dira semakin mempercepat langkahnya dan berhasil menghampiri Sheila.
Dira meraih tangan Sheila dan menghentikan langkahnya, "Sheil.." belum selesai Dira berbicara sudah dihentikan dengan kata-kata Sheila yang membuatnya terkejut.
"Jangan sok perduli dengan gue, nanti lo bisa kena sial," Sheila melepaskan tangannya dari genggaman Dira dan berjalan pergi.
Dira hanya bisa terdiam menatap kepergian Sheila, ia fikir pekerjaannya ini sangat mudah ternyata lumayan sulit untuk mendekati Sheila. Dira harus lebih berusaha lagi, lagi pula dia baru kenal dua hari wajar saja Sheila seperti itu dan Dira juga harus mencari tahu siapa Fay itu.
"Dira," seketika Dira tersadar dari lamunannya saat Fiola menyentuh pundaknya.
Dira membalikkan badannya menghadap Fiola yang sudah tersenyum kearahnya "Eh Fiola, kenapa?"
"Ke kantin kuy!"
Dira kembali menatap Sheila yang sudah berjalan jauh, "Tapi Sheila,"
"Biarin dia nenangin diri dulu, Sheila lebih suka sendiri. Kalau lo nyamperin dia yang ada nanti dia marah," jelas Fiola yang langsung menarik tangan Dira untuk kekantin, "Ya udah kita kekantin yuk!"
Dira hanya mengikuti Fiola dengan pasrah, "Ya udah."
Di perjalanan kekantin tiba-tiba Dira teringat sesuatu, "Oh iya Fio, Fay itu siapa ya?"
Fiola tiba-tiba berhenti dan menatap Dira sebentar, "Lebih baik lo gak usah tau dan jangan cari tau, itu lebih baik buat lo!" setelah menjawab pertanyaan Dira, Fiola kembali menarik tangan Dira dan berjalan kekantin.
Dira hanya terdiam mendengar jawaban Fiola, itu sebuah larangan kah? atau sebuah peringatan? Ini semakin membuat Dira bingung. Seperti ada sesuatu yang ditutupi dan hal itu bersangkutan dengan Sheila, jika bersangkutan dengan Sheila tentu saja Dira harus mencari tahu karena itulah tugas yang diberikan oleh om Arzan.
...-DSP-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Herdianti Putri
ga boleh gitu
2023-06-08
0
Herdianti Putri
langsung ditolak
2023-06-08
1
white
Larangan adalah perintah
2023-06-07
1